NIM : 2011212018
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Dr. Syafril. M.Si.
Judul Bab : Kutipan
A. Pendahuluan
Ketika teknologi semakin mudah diakses oleh siapapun, memberikan dampak
positif dan negatif bagi dunia penulisan. Positifnya adalah informasi apapun dapat
disampaikan dan diterima secara cepat dan meluas, sedangkan negatifnya adalah
kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi membuka ruang bagi praktik plagiat. Sebab,
siapapun dapat dengan mudahnya mengambil informasi yang disediakan dengan menyalin
dan menempel (copy dan paste) pada karangannya. Praktik plagiat yang ada saat ini, bisa
jadi diakibatkan oleh minimnya pengetahuan penulis melakukan pengutipan dengan
benar. Sehingga praktik plagiat tidak terjadi pada karangan Anda. Selain itu, masalah yang
sering terjadi adalah ketika karangan hanya berisi kutipan dari beberapa pendapat yang
dijadikan acuan. Meski secara eksplisit disampaikan bahwa teks yang ditulis tersebut
merupakan kutipan dari berbagai sumber, namun yang mengkhawatirkan karya tersebut
tidak jauh berbeda seperti karya seorang anak sekolah dasar yang diminta gurunya untuk
tugas membuat kliping dari majalah ataupun koran. Hal ini disebabkan kutipan tersebut
tidak diikuti oleh interpretasi penulis terhadap kutipan, atau dalam kata lain, penulis tidak
mengomentari, menanggapi, atau menyinkronkan gagasan yang terdapat dalam kutipan
dengan idenya sendiri. Dari fenomena di atas, pada dasarnya kutipan sebetulnya adalah
upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat ahli di
bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan para
ahli. OIeh karena itu, Keraf (1994:179) mendefinisikan kutipan sebagai pinjaman kalimat
atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik
yang terdapat dalam buku ataupun majalah.
B. Pembahasan
Jenis Kutipan
Keraf (1994: 179) menggolongkan kutipan menladi dua jenis, kutipan langsung
dan kutipan tak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil
secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Adapun
kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya saja. Hal
ini yang juga disampaikan oleh Suwarna (2012: 82). Dari sini dapat disampaikan bahwa
kutipan langsung dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan
cara mengutipnya, kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan
rujukan, sedangkan kutipan tidak langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti
sarinya saja.
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak lebih
dari 4 baris, maka kutipan terintegarasi dengan teks, kutipan diawali dan diakhiri oleh
tanda kutip jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau
1,5 spasi. Hal yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi dan terakhir
mencantumkan sumber referensi. Adapun kutipan yang lebih dari empat baris maka
kutipan dipisahkan dari teks utama, kutipan tidak diawali dengan tanda kutip dan kutipan
ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi. Jika dalam teks sumber terjadi
kesalahan, maka cara menyiasati agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai mana yang
salah, maka hal itu dapat ditandai dengan menggunakan simbol buka kurung siku dengan
berisi tulisan slcl. Untuk menghilangkan bagian yang tidak perlu, maka yang harus
dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang akan
dihilangkan.
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini
bisa dilihat dari teknis penulisannya terintegarasi dengan teks utama, tidak diapit oleh
tanda kutip, teks kutipan sesuai dengan teks utama. jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun
jika 1,5 atau2 spasi dan terakhir Mencantumkan sumber kutipan.
Kiat-Kiat Mengutip
Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat ahli
mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan cara
pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual antara sumber rujukan
dengan penulis, Berikut akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan diantaranya:
a. Menerangkan Kutipan
Penulis dituntut untuk membahas kembali kutipan yang telah yang ia kutip dengan
pandangannya atau dengan mengkaitkan antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya.
Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam
memperkuat gagasan ini, kutipan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga kutipan
tersebut seakan-akan menjadi dalil pembenaran atas pendapat penulis.
C. Kesimpulan