Anda di halaman 1dari 6

Pengertian, Tujuan, Dan Manfaat Menulis

Pengertian Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh siswa
di sekolah. Melalui keterampilan menulis, siswa dituntut untuk kreatif dan aktif dalam berpikir
dan beraktivitas sebanyak mungkin menuangkan ide-ide yang dimilikinya ke dalam bahasa
tulis.

Menurut Akhadiah, S. dkk. (1988:2), menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penilaian.
Ini berarti dalam melakukan kegiatan menulis ada beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan,
tahap penulisan, dan tahap revisi. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa menulis merupakan
kegiatan yang mempunyai tahapan.

Sementara itu, menurut Syamsudin (1991:2), dalam arti sederhana menulis itu mencoret-coret
dengan alat tulis, dan dalam arti sesungguhnya menulis adalah salah satu jenis keterampilan
berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa menulis merupakan salah satu cara dalam melakukan
komunikasi dengan orang lain tanpa harus saling berhadapan.

Kuswari (2009:28) mengungkapkan menulis merupakan kegiatan yang mengasyikan bahkan


menulis bisa disebutkan sebagai kegiatan kreatif yang akan mengantarkan siswa menjadi orang
yang sukses di bidang karya tulis. Maksud dari pengertian di atas bahwa dengan mempunyai
kemampuan menulis dapat membuat sukses apabila dalam tulisan tersebut mempunyai manfaat
untuk dibaca.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1219) terdapat pengertian menulis yaitu
melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis
merupakan kegiatan yang bisa melahirkan kreativitas seseorang. Dengan demikian, tulisan
mempunyai kekuatan yang sangat besar.

Tarigan (2005:15) menjelaskan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu. Dalam hal ini, menulis merupakan kegiatan menuangkan bahasa lisan
atau isyarat menjadi bahasa tulis (grafik) sehingga orang menjadi paham maksud dari apa yang
disampaikannya.

Begitu pula menurut Wiyanto (2006:1), menulis adalah mengubah bunyi yang dapat didengar
menjadi tanda-tanda yang dilihat, kemudian kegiatan menulis mengungkapkan gagasan secara
tertulis. Sebuah bunyi yang terdengar, kemudian diolah oleh pikiran, sehingga bunyi tersebut
dapat dijelaskan kembali dalam bentuk tulisan.
Alwasilah (2007:5) menyatakan bahwa menulis justru diawali dengan penggunaan bahasa
secara ekspresif dan imajinatif seperti lewat catatan harian. Artinya, keterampilan menulis
dapat diperoleh dari kebiasaan menulis. Membiasakan menulis berarti melatih diri
menggunakan kosakata dan bahasa kemudian merangkainya, sehingga tercipta kalimat yang
baik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa menulis adalah keterampilan


berbahasa yang dimiliki dan digunakan manusia sebagai alat komunikasi secara tidak langsung
yang memiliki tahapan dalam proses penulisannya dan menjadikan seseorang mendapat
kesuksesan dalam membuat tulisan, proses melukiskan lambang-lambang yang dapat dipahami
dan melahirkan pikiran atau gagasan dengan penggunaan bahasa secara ekspresif berdasarkan
kreativitas (seperti mengarang, membuat surat).

Tujuan Menulis
Tujuan menulis dapat mewujudkan tujuan yang tidak sederhana. Menurut Tarigan (1994:23),
tujuan menulis (the writer’s intention) adalah respons atau jawaban yang diharapkan oleh
penulis dari pembaca. Berdasarkan batasan tersebut, maka tujuan menulis meliputi hal-hal
berikut:
1. tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajarkan disebut wacana
informasi (informative discourse);
2. tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif
(persuasive discourse);
3. tulisan yang bertujuan menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan
estetik disebut tulisan literer (wacana kesusastraan atau literary discourse);
4. tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat dan berapi-api disebut
wacana ekspresif (ekspressive diacourse)”.
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan seseorang menulis yaitu untuk
memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan sebagai ungkapan perasaan melalui sebauah
tulisan.

Selanjutnya, Hugo Hartig dalam Tarigan (1994:24) mengemukakan tujuan menulis sebagai
berikut:
1. assigment purpose (tujuan penugasan), yaitu menulis yang dilakukan untuk tujuan
menyelesaikan tugas, bukan atas kemauan sendiri;
2. altrustic purpose (tujuan altruistik), bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya
itu;
3. persuasive purpose (tujuan persuasif), yaitu tulisan yang bertujuan meyakinkan para
pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan;
4. informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), yaitu tulisan yang
bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca;
5. self-ekpresive (tujuan pernyataan diri), yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan
atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca;
6. creative purpose (tujuan kreatif), yaitu tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai
artistic, nilai-nilai kesenian;
7. problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), yaitu keinginan penlis untuk
memecahkan masalah dengan menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan sebdiri agar dapat dimengerti dan diterima
oleh para pembaca.

Penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya kegiatan menulis dapat memberikan keuntungan
bagi penulisnya, di antaranya:
1. dapat mengenali kemampuan dan potensi diri sampai di mana pengetahuan yang
dimiliki;
2. dapat mengembangkan berbagai gagasan yang menuntut kemampuan penalaran;
3. dapat memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang
berhubungan;
4. dapat mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara
tersurat;
5. dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara objektif.
Dengan demikian, tujuan menulis dapat mengenali potensi yang ada dalam diri dengan cara
mengembangkan berbagai gagasan yang menuntut penalaran yang disusun secara sistematik.
Menulis juga dapat menambah wawsan mengenai fakta-fakta yang berhubungan serta menilai
gagasan sendiri secara objektif.

Manfaat Menulis
Menulis memiliki peran yang sangat penting bagi manusia yang selalu dituntut untuk
bersosialisasi dengan orang lain, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas menulis.
Komaidi (2007:12) menyebutkan beberapa manfaat dari aktivitas menulis sebagai berikut.
1. Kalau kita ingin menulis pasti menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih
kepekaan dalam melihat realitas di sekitar. Kepekaan dalam melihat suatu realitas
lingkungan itulah yang kadang tidak dimiliki oleh orang yang bukan penulis.
2. Dengan kegiatan menulis mendorong kita untuk mencari referensi seperti buku,
majalah, Koran, jurnal dan sejenisnya. Dengan membaca referensi-referensi tersebut
tentu kita akan semakin bertambah wawasan dan pengetahuan kita tentang apa yang
akan kita tulis.
3. Dengan aktivitas menulis, kita terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita
secara runtut, sistematis dan logis.
4. Dengan menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stres kita.
Segala uneg-uneg, rasa senang, atau sedih bisa ditumpahkan lewat tulisan di mana
dalam tulisan orang bisa bebas menulis tanpa diganggu atau diketahui oleh orang lain.
5. Dengan menulis di mana hasil tulisan kita dimuat oleh media massa atau diterbitkan
oleh suatu penerbit kita akan mendapatkan kepuasan batin karena tulisannya dianggap
bermanfaat bagi orang lain, selain itu juga memperoleh honorarium (penghargaan)
yang membantu kita secara ekonomi.
6. Dengan menulis dimana tulisan kita dibaca oleh banyak orang (mungkin puluhan,
ratusan, ribuan, bahkan jutaan) membuat sang penulis semakin popular dan dikenal oleh
publik pembaca.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa manfaat menulis adalah menimbulkan rasa ingin tahu,
mencari referensi, aktivitas menulis, mengurangi tingkat ketegangan dan stres, dan bermanfaat
bagi orang lain.

Hal serupa diungkapkan Hernowo (2005:81), manfaat menulis sebagai berikut.


1. Mengatasi ihwal ketidaktahuan.
2. Mengelola kepercayaan yang mengekang dan tidak tepat.
3. Mengendalikan rasa takut.
4. Memperbaiki perasaan kurang menghargai diri sendidri.
5. Mengusir rasa gengsi.

Manfaat menulis yang diungkapkan Hernowo di atas yaitu mengatasi ketidaktahuan,


maksudnya manfaat dari sering menulis sebagai penulis akan mengetahui letak kesalahan dari
tulisan yang telah penulis tulis, mengelola kepercayaan yang mengekang dan tidak tepat,
mengendalikan rasa takut, memperbaiki perasaan kurang menghargai perasaan diri sendiri dan
mengusir rasa gengsi.

Hal yang berbeda diungkapkan Pennebaker dalam Hernowo (2005:54), manfaat menulis
sebagai berikut.
1. Menulis menjernihkan pikiran.
2. Menulis mengatasi trauma.
3. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru.
4. Menulis membantu memecahkan masalah.
5. Menulis dengan bebas membantu ketika terpaksa harus menulis.

Manfaat menulis menurut Pennebeker adalah dengan seringnya menulis akan membuat pikiran
jernih, mengatasi trauma dituangkan ke dalam tulisan, dengan menulis dapat membantu
mendapatkan dan mengingat informasi baru, memecahkan masalah melalui sebuah tulisan
karena semua yang ada dalam pikiran dituangkan ke dalam tulisan, dan terakhir manfaat
menulis secara bebas dapat membantu ketika terpaksa harus menulis.

Semi (2007:4) berpendapat bahwa manfaat menulis dapat menimbulkan rasa ingin tahu
(curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar lingkungan itulah yang
kadang tidak dimiliki oleh orang yang bukan penulis. Seseorang dalam menulis memiliki rasa
ingin tahu dan melatih kepekaannya terhadap lingkungan sekitar.

Pendapat lain dikemukakan oleh Laksana (2007:10), manfaat menulis dapat menambah
wawasan, melatih diri untuk berpikir lebih baik dan memelihara akal sehat, manfaat menulis
dapat memberikan kekuatan lisan dan kemahiran menulis dengan gerakan lidah dan penanya.
Manfaat menulis menambah wawasan kita untuk berpikir lebih baik dan memelihara akal sehat.

Menurut Syamsudin (2005:3), manfaat menulis dapat membuat kegiatan yang produktif dan
ekspresif sehingga tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata dapat bermanfaat bagi penulis.
Manfaat menulis dapat memberikan pendapat, ide, dan pikiran melalui hasil tulisan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis memiliki manfaat yang
sangat luas. Selain dapat mengenali kemampuan dan potensi diri, menulis merupakan cara
menyampaikan pesan berupa pengetahuan, pikiran, perasaan, dan pengalaman kita kepada
orang lain.

Syarat-syarat Menulis
Keterampilan dasar dalam menulis, diperlukan pemahaman tentang hakikat kegiatan menulis
yang harus dipunyai dan harus dilalui sebelum dan selama menulis. Tulisan yang baik adalah
tulisan yang berisi gagasan atau topik yang mampu menambah pemahaman dan pengetahuan
pembaca. Menurut Semi, (2007:42), syarat untuk menghasilkan tulisan yang baik dalam
menulis sebaiknya menguasai tiga keterampilan dasar, yaitu.

1) Keterampilan Berbahasa
Menulis merupakan suatu kegiatan memindahkan bahasa lisan ke dalam bentuk tulisan dengan
menggunakan lambang-lambang grafem. Oleh sebab itu, tidak mungkin orang akan lancar
menulis apabila tidak memiliki keterampilan berbahasa tulis. Keterampilan berbahasa tulis,
pada dasarnya sama dengan keterampilan dengan berbahasa lisan karena sama-sama berbentuk
pencurahan gagasan dengan menggunakan lambang bahasa. Keterampilan menggunakan
bahasa tulis yang dimaksud adalah pemakaian semua unsur bahasa, yaitu: ejaan, kata,
ungkapan, kalimat, dan pengembangan paragraf. Semua unsur bahasa ini hendaknya digunakan
dengan tepat dan efektif, yang selalu disesuaikan dengan tujuan, isi dan latar belakang
pembaca.

2) Keterampilan Penyajian
Keterampilan penyajian adalah keterampilan menyusun gagasan sehingga kelihatan semuanya
kompak dan rapi antara yang satu bagian dengan bagian yang lain memperlihatkan kaitan atau
hubungan yang harmonis. Pada umumnya penyajian tulisan dapat dibagi dua, yaitu cara
deduktif dan cara induktif. Cara deduktif artinya penyajian yang dimulai dari penyampaian
gagasan pokok kemudian ulasan dan penjelasan. Sebaliknya, penyajian secara induktif
merupakan penyajian yang dimulai dari uraian atau penjelasan kemudian disampaiakan dengan
cara yang baik. Cara penyajian tulisan sangat penting dikuasai. Setiap jenis tulisan harus
disampaikan dengan cara yang tepat menurut aturan yang berlaku umum.

3) Keterampilan Perwajahan
Keterampilan perwajahan adalah keterampilan menata bentuk fisik sebuah tulisan sehingga
sebuah tulisan tersebut elihatan rapih dan indah dipandang mata. Dalam keterampilan
perwajahan yang harus diketahui ialah, (1) penataan tifografi, seperti pemakaian huruf yang
ukurannya lebih besar, huruf miring, kalimat yang digarisbawahi, dan menata tata muka kulit
depan; (2) bagaimana memilih format, ukuran, dan jenis kertas yang tepat. Kedua hal tersebut
sangatlah penting. Dalam menentukan bentuk fisik tulisan yang baik dapat dilakukan dengan
cara melihat atau berpedoman kepada karya tulis seseorang.

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam kegiatan menulis sebaiknya
menguasai keterampilan dasar yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan
keterampilan perwajahan.

* http://g-m-b.blogspot.com/2016/11/pengertian-tujuan-dan-manfaat-menulis.html

Anda mungkin juga menyukai