DISUSUN OLEH:
MK : BAHASA INDONESIA
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Frase
2.2 Pembentukan Dan Penggunaan Frase
2.3 Ciri-Ciri Frase
2.4 Jenis-Jenis Frase
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia ialah sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa
resmi Republik Indonesia Kata “Indonesia” berasal dari dua kata bahasa Yunani,
yaitu Indos yang berarti “India” dan nesos yang berarti “pulau”. Jadi kata
Indonesia berarti kepulauan India, atau kepulauan yang berada di wilayah India.
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945.
PEMBAHASAN
Frase adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan,
dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat(subjek, predikat, objek, atau
keterangan). Contohnya, dalam kalimat “presiden suharto sudah meresmikan jalan
tol itu kemaren pagi”, yang menjadi subjeknya adalah frase presiden suharto; yang
menjadi predikatnya adalah frase sudah meresmikan; yang menjadi objeknya
adalah frase jalan tol baru itu; dan yang menjadi keteranganya adalah frase
kemarin pagi.
1. FRASE
Frase setara
Frase yang kedudukan kedua unsurnya sama derajatnya, yang satu tidak
tergantung dengan yang lain, sehingga keduanya dapat menggantikan kedudukan
frase itu di dalam kalimat. Misalnya frase ayah ibu di dalam kalimat: Ternyata
ayah ibu sudah tidak ada. Frase ayah ibu dapat di ganti kedudukanya dalam
kalimat dalam kalimat itu oleh kata ayah saja atau ibu saja, sehingga menjadi:
Ternyata ayah sudah tidak ada. Ternyata ibu sudah tidak ada.
Frase bertingkat
Frase yang kedudukan kedua unsurnya tidak sama, usur yang satu
kedudukanya sangat penting sehingga tidak dapat di tinggalkan; sedangkan unsur
yang lain kedudukanya hanya merupakan penjelas saja atau tambahan saja.,
sehingga dapat di tinggalkan. Contohnya frase sudah mendirikan dalam kalimat:
Mereka sudah mendirikan koperasi. Kata mendirikan merupakan unsur penting di
dalam frase itu sehingga kedudukanya tidak dapat di tinggalkan. Karena kalau
ditinggalkan: Mereka sudah koperasi Kalimat menjadi tidak dapat di terima.
Sebalikya, kata sudah karena merupakan unsur penjelas saja, kedudukanya dapat
ditinggalkan. Kalau dikatakan: Mereka mendirikan koperasi. Kalimatnya masih
bisa diterima.
Frase terpadu
Frase yang kedudukan kedua unsurnya tidak dapat ditinggalkan sama sekali.
Kalau salah satu unsurnya di tinggalakan, maka kalimatnya tidak dapat diterima.
Contohnya frase dari pasar dalam kalimat: Ibu baru pulang dari pasar. Kata dari
atau kata pasar tidak dapat ditinggalkan, karena kalau di tinggalkan maka
kalimatnya tidak dapat di terima. Contoh:
Dilihat dari fungsi dan jenisnya di bedakan adanya empat macam frase, yaitu:
Contoh:
Lazimnya menjadi unsur predikat di dalam kalimat. Makna yang di dapat sebagai
hasil penggabungan kedua kata itu menjadi sebuah frase kerja,
contohnya:
-Kepastian atau kemungkinan.
Contohnya:
-Indah sekali
-Kuat sekali
-Pandai skali
Mempunyai struktur unsur pertama berupa kata penghubung dan unsur kedua
merupakan kata keterangan atau kata-kata lain.
Contohnya:
-Dengan hati-hati
-Sambil tersenyum
Jadi, sudah di sebutkan di muka bahwa frase dapat menggantikan kata sebagai
unsur yang membentuk kalimat. Frase benda dapat menjadi unsur subjek atau
objek, frase kerja menjadi unsur predikat, frase sifat dapat menjadi unsur predikat,
dan frase proposisi dan frase keterangan menjadi unsur keterangan.
1. Frase Endosentris
Frasa Endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga
dalam suatu fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang
dapat menggantikan fungsi tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat.
Dengan kata lain frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki unsur pusat.
Contohnya;
(S) (P)
(S) (P)
2. Frase Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan
ditandai dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata
‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan
keadaan. Frasa verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya
menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.
Contoh :
Berlari kencang.
Sedang menjemur.
Belajar beladiri.
Pergi berlibur.
Membantu teman.
Menjenguk pamannya.
3. Frase Adjektiva
Contoh :
4. Frase Numeralia
Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata
numeralia atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.
Frasa numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata
uang, dan lain sebagainya.
Contoh :
Dua ekor.
Enam milyar.
5. Frase Preposisi
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata
depan sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang
bukan klausa, yang berdiri sebagai petanda.
Contoh:
Di teras.
Di depan rumah.
Dari sekolah.
Untuk saya.
Ke stasiun.
6. Frase Konjungsi
Contoh:
Terus diam.
Ketika belajar.
Masa lampau.
Kemarin malam.
Akhir minggu.
Tadi sore.
Tengah malam.
Kemarin siang.
Besok petang.
Terus berlari.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Frase Eksosntris dan Endosentris
Frase Eksosentris :
Eksosentris Direktif (frase preposisi)
Frase posposisI
Frase preposposisi
Frase Endosentris :
Endosentris Koordinatif
Endosentris Atributif
Endosentris Apositif
2. Frase Berdasarkan Persamaan Distribusi
Frase Nominal
Frase Verbal
Frase Bilangan
Frase Keterangan
Frase Depan
3.2 SARAN
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih lengkap tentang
pembahasan sintaksis, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku
sintaksis dari berbagai pengarang, karena di dialam makalah ini penulis hanya
membahasa tentang frase.Di sini penulis menyadari bahwa dalam penulis makalah
ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempuraan penulisan makalah- makalah selanjutnya sangat sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://hsnhaba.blogspot.com/2010/01/lafal-bahasa-indonesia.html diakses pada
tanggal 12 September 2020.
http://albanypoetrm.blogspot.com/2008/10/lafal-bahasa-indonesia-baku.html
diakses pada tanggal 12 Sepetember 2020