DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Rita Wulandari.
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Kesmpulan .......................................................................................................7
B. Saran ................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inses merupakan suatu kegiatan seksual (seperti membelai dan koitus) antara
anggota keluarga atau sepupu yang ada hubungan darah (ayah-anak gadisnya,ibu
puteranya,antara saudara kandung,orang tua angkat-anak angkat).
Biasanya yang menjadi korban inses ini adalah wanita yang sering dilaporkan
tipe inses ialah antara ayah-anak gadisnya. Inses antara saudara kandung lebih sedikit
dilaporkan, namun mungkin jumlahnya lama banyak. Inses antara ibu puteranya
paling jarang ditemukan. Keluarga yang setatus sosial ekonominya rendah mungkin
lebih sulit menutupi adanya inses dalam keluarga dibandingkan dengan keluarga yang
tingkat sosial ekonominya tinggi.
Inses homoseksual (ayah-puteranya dan ibu-anak gadisnya) amat jarang pada
kasus tersebut ayahnya tidak tentu hoomoseksual, dan mungkin mengadakan
hubungan dengan puteranya juga dengan anak gadisnya.
Hampir pada semua masyarakat, inses orang tua anak merupakan satu tabu
dan menunjukkan satu keretakan dalam prilaku sosial dan moral. Tabu yang dianut
masyarakat tentang inses merupakan satu lindungan bilogik terhadap tercetusnya sifat
gen potologik yang resesip. Namun demikian, dalam masyarakat tertentu perkawinan
antara saudara kandung dapat dibenarkan.
Gambaran klinis yang terkait dengan pelaku inses ialah penyalahgunaan
alkohol, sosiopati, tindak kekerasan, tempat yang penuh sesak dengan anggota
keluarga,kesepian di daerah perdesaan yang tidak memungkinkan hubungan dengan
orang diluar keluarga, meningkatkan geseran fisik antara anggota keluarga,
perkawinan ulang (remarriage), defisiensi intelek dan gangguan jiwa yang berat.
Biasanya ayah yang bersifat inses itu amat berkuasa, secara potensial cenderung
kekerasan, dan ditakuti, sedangkan sang ibu sangat fasip, atau cacat dan tidak mampu
menginterpensi. Hubungan kedua orang tua itu sering di tandai oleh ketidak sesuaian
seksual.
1
B. Tujuan Penulisan
1.Sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar materi “Inses Dalam
Kehidupan Sosial Budaya”.
C. Rumusan Masalah
5. Dampak apakah yang terjadi terhadap fisik yang disebabkan oleh inses...?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Inses berasal dari kata bahasa latin Cestus yang berarti murni.Jadi incestus
berarti tidak murni. Inses adalah hubungnan badan atau ikatan pertalian darah atau
istilah genetiknya In Breeding.
Inses menunjukkan pada hubungan seksusal antara pria dan wanita yang
masih bersaudara atau berkerabatan,antara ayah dan puterinya,antara kakek dan
cucunya,antara ibu dengan anak lelakinya. Dalam hal ini hubungan seksual sendiri
ada yang bersifat sukarela dan ada yang bersifat paksaan.
3
6. Budaya Patriarkhi, maksudnya laki-laki memiliki rasa kepemilikan terhadap
anak, keluarganya hingga dia merasa berhak melakukan apapun, apalagi
misalnya dia merasa sebagai satu-satunya pencari nafkah keluarga,tentu saja
ini biasa gender dan ini memang masuk dalam akar budaya Patriarkhi.
1.3 Pencegahan Inses
1.4 Faktor-faktor yang dapat mencegah terjadinya inses :
1. Ikutserta Instansi resmi yang menangani masalah perlindungan terhadap anak
(legal child protective agencies) sedini mungkin untuk menangkal tekanan
yang dialami sang anak (korban).
2. Evaluasi anggota keluarga itu untuk penyakit psikiatrik primer yang
memerlukan terapi. Evaluasi juga pada saudara kandung untuk kemungkinan
perlakuan salah atau penganiayaan.
3. Terapi keluarga juga dapat digunakan untuk menyusun kembali keluarga
yang Pecah.
4. Ajarkan sang anak secara jelas dan mudah bahwa alat kelamin mereka adalah
milik mereka sendiri dan tidak boleh disentuh orang lain, termasuk anggota
keluarganya.
5. Memberikan Pendidikan Seks sejak dini
Kita harus memberitahu masalah ini dengan lebih profesional dan tidak bisa
tiba-tiba kita memberitahukan kelainan-kelainan tersebut, sebab kita
seharusnya juga bisa menerangkan hal yang lain, karena ini adalah bagian
lain dari penerangan kesehatan reprodusi dimana hak semua orang untuk
mendapat informasi seluas-luasnya serta yang baik dan benar. Hanya sampai
sekarang mengenai pendidikan sendiri masih kontroversi, karena bicara
kesehatan reproduksi ada kaitannya dengan pendidikan seks. Pendidikan seks
oleh sebagian masyarakat masih dianggap mengajarkan hubungan seks
kepada anak-anak masyarakatnya mungkin juga tidak mengerti.
6. Memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang agama.
7. Mengisi waktu luang dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat.
4
8. Memberikan penyuluhan tentang bahaya inses.
1.4 Penanggulangan Inses
1. Dampak Psikologis
Inses dapat menimbulkan tekanan psikologis
Masalah kontruksi sosial tentang keluarga, misalnya masyarakat
mengenal ayah dan anak sebagai satu kesatuan keluarga. Tetapi
jika terjadi kasus inses dimana ayah telah menghamilli anak
perempuannya, maka bila lahir anak dari anak perempuan tersebut
maka status ayah itu menjadi ganda, ayah sekaligus kakek.
Kasus pemerkosaan inses
Contoh
- Perkosaan dari ayah kepada anak perempuannya
- Anak laki-laki kepada ibunya. Dalam hal ini mungkin terjadi
didasarkan kelainan anak yang terlalu mencintai ibunya. Dalam
ilmu psikologi disebut dengan istilah Oedipus Compleks, yaitu
anak yang sangat memuja ibu sebagai perempuan yang lain dan
bukan sebagai ibunya.
5
b. Leukodystrophie : Atau kelainan pada bagian saraf yang disebut milin, ada
bagian dari jaringan penunjang pada otak yang mengalami gangguan yang
menyebabkan proses pembentukan enzim terganggu.
c. Albino : Kelainan pada pigmen kulit.
d. Idiot : Keterlambatan mental serta perkembangan otak yang lemah.
e. Kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat ibu mengandung
dan adanya rasa penolakan secara emosional dari ibu.
f. Hemofillia : Penyakit sel darah merah yang pecah yang mengakibatkan anak
harus terus menerus mendapatkan transfusi.
g. Talasemia : Penyakit keturunan dengan gejala utama pucat (anemia), perut
tampak membesar karena membengkakan limpa dan hati, dan kalau tidak
diobati dengan baik akan terjadi perubahan bentuk tulang muka dan warna
kulit jadi menghitam.
Penyebabnya, kekurangan salah satu zat pembentuk homoglobin (Hb)
sehingga pembentuk Hb berkurang.
“Kalau kelainannya pada gen globin alfa disebut Talasemia alfa, sedangkan
kelainan pada gen globin beta menyebabkan talasemia beta. Di Indonesia
kasus yang sering di temui adalah Talasemia beta.
8. Hipertensi dan Diabetes Melitus. Disebabkan kelainan karena multifaktor.
Artinya, selain faktor gen juga karena faktor lingkungan.
Bagi yang menikah, disarankan satu atau dua bulan sebelum menikah,
pasangan tersebut melakukan pemeriksaan penyaring, yaitu pemeriksaan darah yang
mencakup darah tepi lengkap dan analisis Hb.
6
7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Inses merupakan hubungan seksual antara pria dan wanita yang masih
bersaudara atau berkerabat, antara ayah dan puterinya , antara kakek dan
cucunya,antara ibu dengan anak lelakinya. Dalam hal ini hubungan seksual sendiri
ada yang bersifat sukarela dan ada yang bersifat paksaan. Inses terjadi karena faktor
usia,faktor ekonomi,bermain lama-lama dakam satu kamar,kurangnya pengetahuan
tentang seks, dan laki-laki merasa sebagai satu-satunya pencari nafkah keluarga. Inses
dapat berdampak terhadap psikologis dan terhadap fisik, dampak terhadap fisik bisa
saja memiliki kelainan atau gangguan kesehatan atau melahirkan anak yang normal.
B.Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,segala kritik dan saran dari pembaca akan
penyusun terima dengan lapang dada untuk perbaikan penyusunan yang lebih baik lagi.