Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INSES DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

NAMA : RITA WULANDARI (10210135)

DOSEN PENGAMPU : TETRI RAHMAWAT, SST., M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN AGUNG HUSADA KAYUAGUNG


KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kayua gung , 18 Oktober 2021


Penyusun

Rita Wulandari.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang .................................................................................................1


B. Tujuan Penulisan ..............................................................................................2
C. Rumusan Masalah ............................................................................................2

BAB II Pembahasan

1.1 Pengertian Inses .....................................................................................................3


1.2 Faktor Pemicu Inses ..............................................................................................3
1.3 Pencegahan Inses ...................................................................................................4
1.4 Penanggulangan Inses ............................................................................................4

BAB III Penutup

A. Kesmpulan .......................................................................................................7
B. Saran ................................................................................................................7

Daftar Pustaka ..............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inses merupakan suatu kegiatan seksual (seperti membelai dan koitus) antara
anggota keluarga atau sepupu yang ada hubungan darah (ayah-anak gadisnya,ibu
puteranya,antara saudara kandung,orang tua angkat-anak angkat).
Biasanya yang menjadi korban inses ini adalah wanita yang sering dilaporkan
tipe inses ialah antara ayah-anak gadisnya. Inses antara saudara kandung lebih sedikit
dilaporkan, namun mungkin jumlahnya lama banyak. Inses antara ibu puteranya
paling jarang ditemukan. Keluarga yang setatus sosial ekonominya rendah mungkin
lebih sulit menutupi adanya inses dalam keluarga dibandingkan dengan keluarga yang
tingkat sosial ekonominya tinggi.
Inses homoseksual (ayah-puteranya dan ibu-anak gadisnya) amat jarang pada
kasus tersebut ayahnya tidak tentu hoomoseksual, dan mungkin mengadakan
hubungan dengan puteranya juga dengan anak gadisnya.
Hampir pada semua masyarakat, inses orang tua anak merupakan satu tabu
dan menunjukkan satu keretakan dalam prilaku sosial dan moral. Tabu yang dianut
masyarakat tentang inses merupakan satu lindungan bilogik terhadap tercetusnya sifat
gen potologik yang resesip. Namun demikian, dalam masyarakat tertentu perkawinan
antara saudara kandung dapat dibenarkan.
Gambaran klinis yang terkait dengan pelaku inses ialah penyalahgunaan
alkohol, sosiopati, tindak kekerasan, tempat yang penuh sesak dengan anggota
keluarga,kesepian di daerah perdesaan yang tidak memungkinkan hubungan dengan
orang diluar keluarga, meningkatkan geseran fisik antara anggota keluarga,
perkawinan ulang (remarriage), defisiensi intelek dan gangguan jiwa yang berat.
Biasanya ayah yang bersifat inses itu amat berkuasa, secara potensial cenderung
kekerasan, dan ditakuti, sedangkan sang ibu sangat fasip, atau cacat dan tidak mampu
menginterpensi. Hubungan kedua orang tua itu sering di tandai oleh ketidak sesuaian
seksual.

1
B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “Inses Dalam


Kehidupan Sosial Budaya” sebagai berikut:

1.Sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar materi “Inses Dalam
Kehidupan Sosial Budaya”.

2. Mengetahui bagaimana cara pencegahan terjadinya inses.

3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan sosial budaya.

4. Sebagai pemberi motivasi agar tidak terjadinya inses dalam kehidupan


sosial budaya.

C. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah faktor pemicu inses...?

2. Bagaimana cara mencegah terjadinya inses...?

3. Bagaimana cara penanggulangan inses...?

4. Apakah dampak inses...?

5. Dampak apakah yang terjadi terhadap fisik yang disebabkan oleh inses...?

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Inses

Inses berasal dari kata bahasa latin Cestus yang berarti murni.Jadi incestus
berarti tidak murni. Inses adalah hubungnan badan atau ikatan pertalian darah atau
istilah genetiknya In Breeding.

Inses menunjukkan pada hubungan seksusal antara pria dan wanita yang
masih bersaudara atau berkerabatan,antara ayah dan puterinya,antara kakek dan
cucunya,antara ibu dengan anak lelakinya. Dalam hal ini hubungan seksual sendiri
ada yang bersifat sukarela dan ada yang bersifat paksaan.

Biasanya,menurut hukum masyarakat,perkawinan ini kurang direstui. Inses


antara bansawan dengan alasan demi kekuasaan politis atau kekayaan ekonomi.

1.2 Faktor Pemicu Inses


Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadi inses :
1. Faktor usia : Pikiran anaka-anak terbatas dan memiliki ketakutan
2. Jenis kelamin : Perempuan dan laki-laki kedudukannya tidak setara,laki-laki
lebih berkuasa .
3. Faktor ekonomi : Tidak memiliki cukup uang untuk bermain diluar
lingkungan mereka,sehingga mempersempit ruang lingkup pergaulan mereka.
4. Bermain lama-lama dalam satu kamar sehingga lama kelamaan nafsu biologis
mereka akan merangsang.
5. Kurangnya pengetahuan tentang seks.

3
6. Budaya Patriarkhi, maksudnya laki-laki memiliki rasa kepemilikan terhadap
anak, keluarganya hingga dia merasa berhak melakukan apapun, apalagi
misalnya dia merasa sebagai satu-satunya pencari nafkah keluarga,tentu saja
ini biasa gender dan ini memang masuk dalam akar budaya Patriarkhi.
1.3 Pencegahan Inses
1.4 Faktor-faktor yang dapat mencegah terjadinya inses :
1. Ikutserta Instansi resmi yang menangani masalah perlindungan terhadap anak
(legal child protective agencies) sedini mungkin untuk menangkal tekanan
yang dialami sang anak (korban).
2. Evaluasi anggota keluarga itu untuk penyakit psikiatrik primer yang
memerlukan terapi. Evaluasi juga pada saudara kandung untuk kemungkinan
perlakuan salah atau penganiayaan.
3. Terapi keluarga juga dapat digunakan untuk menyusun kembali keluarga
yang Pecah.
4. Ajarkan sang anak secara jelas dan mudah bahwa alat kelamin mereka adalah
milik mereka sendiri dan tidak boleh disentuh orang lain, termasuk anggota
keluarganya.
5. Memberikan Pendidikan Seks sejak dini
Kita harus memberitahu masalah ini dengan lebih profesional dan tidak bisa
tiba-tiba kita memberitahukan kelainan-kelainan tersebut, sebab kita
seharusnya juga bisa menerangkan hal yang lain, karena ini adalah bagian
lain dari penerangan kesehatan reprodusi dimana hak semua orang untuk
mendapat informasi seluas-luasnya serta yang baik dan benar. Hanya sampai
sekarang mengenai pendidikan sendiri masih kontroversi, karena bicara
kesehatan reproduksi ada kaitannya dengan pendidikan seks. Pendidikan seks
oleh sebagian masyarakat masih dianggap mengajarkan hubungan seks
kepada anak-anak masyarakatnya mungkin juga tidak mengerti.
6. Memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang agama.
7. Mengisi waktu luang dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat.

4
8. Memberikan penyuluhan tentang bahaya inses.
1.4 Penanggulangan Inses
1. Dampak Psikologis
Inses dapat menimbulkan tekanan psikologis
 Masalah kontruksi sosial tentang keluarga, misalnya masyarakat
mengenal ayah dan anak sebagai satu kesatuan keluarga. Tetapi
jika terjadi kasus inses dimana ayah telah menghamilli anak
perempuannya, maka bila lahir anak dari anak perempuan tersebut
maka status ayah itu menjadi ganda, ayah sekaligus kakek.
 Kasus pemerkosaan inses
Contoh
- Perkosaan dari ayah kepada anak perempuannya
- Anak laki-laki kepada ibunya. Dalam hal ini mungkin terjadi
didasarkan kelainan anak yang terlalu mencintai ibunya. Dalam
ilmu psikologi disebut dengan istilah Oedipus Compleks, yaitu
anak yang sangat memuja ibu sebagai perempuan yang lain dan
bukan sebagai ibunya.

2. Dampak Terhadap Fisik


Dari segi medis tidak setiap pernikahan inses akan melahirkan
keturunan yang memiliki kelainan atau gangguan kesehatan, jadi bisa saja
gengen yang diturunkan baik dan melahirkan anak yang normal. Apabila
terjadi kelahiran, anak perempuan lebih rentan terhadap penyakit genetik yang
diturunkan orang tuanya.

Inses memiliki alasan lebih besar yang patut dipertimbangkan dari


kesehatan medis. Banyak penyakit genetik yang berpeluang muncul lebih
besar, contoh :
a. Skizoprenia : Kromosom yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.

5
b. Leukodystrophie : Atau kelainan pada bagian saraf yang disebut milin, ada
bagian dari jaringan penunjang pada otak yang mengalami gangguan yang
menyebabkan proses pembentukan enzim terganggu.
c. Albino : Kelainan pada pigmen kulit.
d. Idiot : Keterlambatan mental serta perkembangan otak yang lemah.
e. Kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat ibu mengandung
dan adanya rasa penolakan secara emosional dari ibu.
f. Hemofillia : Penyakit sel darah merah yang pecah yang mengakibatkan anak
harus terus menerus mendapatkan transfusi.
g. Talasemia : Penyakit keturunan dengan gejala utama pucat (anemia), perut
tampak membesar karena membengkakan limpa dan hati, dan kalau tidak
diobati dengan baik akan terjadi perubahan bentuk tulang muka dan warna
kulit jadi menghitam.
Penyebabnya, kekurangan salah satu zat pembentuk homoglobin (Hb)
sehingga pembentuk Hb berkurang.
“Kalau kelainannya pada gen globin alfa disebut Talasemia alfa, sedangkan
kelainan pada gen globin beta menyebabkan talasemia beta. Di Indonesia
kasus yang sering di temui adalah Talasemia beta.
8. Hipertensi dan Diabetes Melitus. Disebabkan kelainan karena multifaktor.
Artinya, selain faktor gen juga karena faktor lingkungan.

Bagi yang menikah, disarankan satu atau dua bulan sebelum menikah,
pasangan tersebut melakukan pemeriksaan penyaring, yaitu pemeriksaan darah yang
mencakup darah tepi lengkap dan analisis Hb.

6
7
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Inses merupakan hubungan seksual antara pria dan wanita yang masih
bersaudara atau berkerabat, antara ayah dan puterinya , antara kakek dan
cucunya,antara ibu dengan anak lelakinya. Dalam hal ini hubungan seksual sendiri
ada yang bersifat sukarela dan ada yang bersifat paksaan. Inses terjadi karena faktor
usia,faktor ekonomi,bermain lama-lama dakam satu kamar,kurangnya pengetahuan
tentang seks, dan laki-laki merasa sebagai satu-satunya pencari nafkah keluarga. Inses
dapat berdampak terhadap psikologis dan terhadap fisik, dampak terhadap fisik bisa
saja memiliki kelainan atau gangguan kesehatan atau melahirkan anak yang normal.

B.Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,segala kritik dan saran dari pembaca akan
penyusun terima dengan lapang dada untuk perbaikan penyusunan yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai