3) Pemberian oksigen
4) Fisioterapi dada
5) Pengisapan lendir
2. NUTRISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk
aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi berfungsi
untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh
sebagai tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur
kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman
terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada
masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang
gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka
kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah
Recommended Daily Allowance (RDA).
a. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan
untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit.
b. Fungsi Nutrisi
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Nutrisi berfungsi :
1) Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktifitas tubuh
2) Untuk membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh
3) Untuk mengatur berbagai kimia di dalam tubuh.
4) Untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh
5) Untuk mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga
6) Untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit
c. Status Nutrisi
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor
penting dalam menentukan status nutrisi. Energi adalah kekuatan untuk kerja.
Manusia membutuhkan energi untuk terus-menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran atau
Pemasukan Energi = Total Pengeluaran Energi (Panas + kerja + energi simpanan).
1) Pemasukan Energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang
dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan
karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kalori
juga disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1
K atau sama dengan 1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang
merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
2) Pengeluaran Energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fosfat seperti Adenosin Triphosfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate (BMR)
dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi tiap hari ditentukan dengan rumus = (BMR
+ 24) + (0.1 X Konsumsi kkal setiap hari + energi untuk aktivitas ).
Energi untuk aktivitas misalnya : Istirahat = 30 kal/jam , duduk = 40 kal/jam,
Berdiri = 60 kal/jam, Menjahit = 70 kal/jam, Mencuci piring = 130 s/d 176
kal/jam, Melukis 400 kal/jam.
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan
terjadi keseimbangan negatif (-) sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini
akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jiak pemasukan lebih
banyak dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan positif (+),
kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat
badan.
3) Basal Metabolisme Rate
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :
a) Usia
b) Jenis Kelamin
c) Tinggi dan Berat Badan
d) Kelainan endokrin
e) Suhu Lingkungan
f) Keadaan Sakit
g) Karakteristik Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
- Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan
tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan
sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight)
dan obesitas.
Cara menghitung berat badan ideal Body Mass Index, mengacu pada
rumus untuk menghitung berat badan ideal menurut Body Mass Index
Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT) merupakan
penghitungan berat badan ideal yang didasarkan pada rumus:
Berat Badan( Kg)
IMT (BMI )=
Tinggi badan(m)2
Apabila indeks tersebut sudah didapat dari perhitungan diatas,
langkah selanjutnya adalah dengan mencocokkan kriteria berat badan
anda berdasarkan kriteria kriteria IMT/BMI menurut versi WHO
(World Health Organisation):
BMI < 18.5 berarti badan kurang ideal, perlu lebih banyak
olahraga dan makan makanan padat kalori dari jenis complex
carbohidrat.
BMI 18.5 – 22.9 berarti berat badan kamu ideal, tetap jaga pola
makan dan olahraga secukupnya.
BMI 23 – 24.9 bearti berat badanmasih tergolong normal-ideal
mendekati obesitas, perlu memperbaiki pola makan dan
perbanyak olahraga.
BMI 25 – 29.9 berarti di ambang batas obesitas, kondisi bahaya, segera ubah kebiasaan makan dan
kembali ke gaya hidup sehat.
2) Penghitungan energi
a) Cara Menentukan AMB
AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan tinggi badan. Ada
beberapa cara menentukan AMB, yaitu :
- Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919)
Laki – Laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
Keterangan : BB : berat badan dalam kg
TB : tinggi badan dalam cm
U : umur dalam tahun
- Cara cepat (2 cara)
Laki – laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam
Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam
Laki – laki = 30 kkal x kg BB
Perempuan = 25 kkal x kg BB
- Cara FAO/WHO/UNU
Cara ini memperhatikan umur, gender, dan berat badan (lihat tabel di
bawah ini) :
AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
0–3 60,9 B *) - 54 61,0 B – 51
3 – 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10 – 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596
5. PERSONAL HYGIENE
a. Konsep Dasar
Asal kata dari Yunani artinya kebersihan perseorangan, tindakan menjaga
kebersihan seseorang. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
7. PEMBERIAN OBAT
a. NAMA OBAT
1) Nama KIMIA = memberi gambaran pasti komposisi obat
Contoh asetil salisilat dikenal sebagai aspirin
2) Nama GENERIK = diberikan oleh pabrik pertama kali diproduksi sebelum
mendapat izin dari FDA
Contoh Aspirin
3) Nama dagang, merk, pabrik = nama yang digunakan pabrik untuk memasarkan
obat. Ex aspirin dikenal dengan nama dagang Bufferin
b. KLASIFIKASI
1) Analgetik
2) Anti piretik
3) Anti inflamasi
4) Anti biotik
Adakalanya sebuah obat dapat memiliki klasifikasi lebih dari satu, ex aspirin
(analgetik, antipiretik, anti inflamasi)
Setiap golongan obat memiliki implikasi keperawatan untuk pemberian dan
pemantauan yang tepat.
Ex. golongan diuretik memberikan implikasi keperawatan :
1) Memantau input dan output cairan
2) Menimbang BB tiap hari
3) Mengkaji adanya edema
4) Memantau kadar elektrolit serum
c. BENTUK OBAT
1) KAPLET = dosis padat, bentuk spt kapsul dan bersalut, shg mudah ditelan
2) KAPSUL = dosis padat, bentuk bubuk, cairan atau minyak, dibungkus
selongsong gelatin
3) ELIKSIR = cairan jernih berisi air/alkohol, ditambah pemanis
4) EKSTRAK = bentuk pekat
5) GLISERIT = dikombinasi dengan gliserin + 50%, untuk penggunaan luar
6) LINIMENT = obat gosok, dioles di kulit
7) SALEP = semisolid (Agak padat)
8) PASTA = semisolid, lebih kental, kaku, diabsorbsi kulit lebih lambat dari pada
salep
9) LARUTAN = cairan (per oral, parenteral)
10) SUPOSITORIA = dosis padat dicampur gelatin, bentuk peluru, meleleh saat
mencapai suhu tubuh
11) SUSPENSI = partikel obat yang dibelah sampai halus dan larut dalam media
cair
12) SYRUP = obat larut dalam gula pekat, mengandung perasa membuat terasa
lebih enak
13) TABLET = dosis bubuk dikompresi dalam cakram atau silinder yang keras
d. SIFAT KERJA OBAT
FARMAKOKINETIK = ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh, mencapai
tempat kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh.
e. RUTE PEMBERIAN OBAT
1) RUTE ORAL
a) Pemberian per oral = paling mudah dan paling umum digunakan.
Diberikan via mulut dan ditelan.
Tujuan pemberian :
- Untuk memudahkan dalam pemberian
- Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping
dari obat tersebut dapat segera diatasi
- Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
- Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan
b) Pemberian sub lingual = memberikan obat dengan cara meletakkan obat
di bawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah,
langsung larut (nitrogliserin)
Tujuan pemberian :
- Mencegah efek lokal dan sistemik
- Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan
secara oral
- Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
c) Pemberian BUKAL = menempatkan obat padat di antara gusi dengan
membran mukosa pipi sampai obat larut, tidak dikunyah / ditelan
Tujuan pemberian :
- Mencegah efek lokal dan sistemik
- Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan
secara oral
- Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
2) RUTE PARENTERAL
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan
menggunakan spuit.
Tujuan :
a) Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara
yang lain
b) Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
c) Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
d) Memberikan zat imunologi
Klasifikasi :
a) SC = sub kutan = injeksi ke dalam jaringan tepat di bawah lapisan dermis
kulit
Injeksi subcutaneous adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan menggunakan
spuit
Tujuan : Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan dibawah
kulit untuk diabsorbsi.
Tempat Injeksi
- Lengan bagian atas luar
- Paha depan
- Daerah abdomen
- Area scapula pada punggung bagian atas
- Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas
4) LARUTAN
= Suatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain yang
diketahui (g/mL, g/L, mg/mL)
a) Larutan 10% = 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 mL larutan.
b) Larutan 1 : 1000 = larutan yang mengandung 1 g zat padat dalam 1000
mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000 mL cairan lain.
k. PENGARUH KERJA OBAT PADA LANSIA
1) SALURAN CERNA
a) Elastisitas hilang pada mukosa mulut, sehingga menjadi kering dan
pecah-pecah
b) Intervensi =
- Sering kumur dengan air hangat
- Dental fross
- Sikat gigi dan gusi dengan lembut
2) ESOFAGUS
a) Bersihan esofagus lambat krn kontraksi melemah dan sfingter esogafus
bawah tidak bisa relaksasi
b) Intervensi =
- Posisi klien tegak
- Berikan cairan segelas bersama obat
- Gerus tablet, campur dengan air
3) GASTER
a) Penurunan keasaman lambung dan peristaltik
b) Intervensi = minta klien minum 1 gelas penuh air dan meminum obat
dengan kudapan tidak berlemak untuk mengurangi ggn lambung
4) USUS BESAR
a) Tonus otot kolon menurun, refleks defekasi menghilang, aliran darah di
usus menurun
b) Intervensi =
- Beri asupan cairan dalam jumlah normal
- Anjurkan klien makan pembentuk feses
5) INTEGUMEN dan VASKULARISASI
a) Penurunan ketebalan lipatan kulit
b) Elastisitas kulit dan vaskularisasi menurun
c) Intervensi =
- Hindari penggunaan vena di tangan sebagai tempat suntikan IV
- Tekan tempat injeksi setelah penyuntikan
- Observasi perdarahan di tempat injeksi
6) HEPAR
a) Penurunan ukuran hati
b) Menurunnya aliran darah hati
c) Intervensi =
- Pantau tanda kerusakan hati (ikterus, pruritis, urine gelap)
- Tanyakan dosis untuk klien yang menderita penyakit hati
7) GINJAL
a) Filtrasi glomerolus menurun, fungsi tubulus dan aliran ginjal menurun
b) Intervensi =
- Cegah retensi urine, pantau kateter
- Pantau tanda kerusakan ginjal (keluaran menurun, sulit berkemih)
4) Disinfeksi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme
penyebab penyakit pada benda – benda mati atau instrumen.
5) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Suatu proses yang menghilangkan mikro organisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau
penggunaan desinfektan kimia.
6) Mencuci dan membilas
Suatu proses yang secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran, darah, dan
bagian tubuh lain yang tampak pada objek mati dan membuang sejumlah besar
mikro organisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit
atau menangani benda tersebut (proses ini terdiri dari pencucian dengan sabun
atau deterjen dan air, pembilasan dengan air bersih dan pengeringan secara
seksama).
7) Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri
pada benda-benda mati atau instrumen.
f. Tindakan-Tindakan Pencegahan Infeksi
Meliputi :
1) Cuci tangan
Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan
darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di
mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara
sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
gastrointestinal.
b) Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
1) Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang
dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam
setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
a) IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme
diffusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu
tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
b) Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada
kulit.
c) Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
10. AMBULASI
Ambulasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi
dimulai dari bangun, dan duduk di sisi tempat tidur hingga pasien turun dari tempat
tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan.
Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis
(thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,
mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi (Hinchliff,
1999; Craven dan Hirnle, 2009).
Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien
membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi
pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 1989).
Menurut Kozier dan Erb (1987), factor yang mempengaruhi ambulasi adalah kondisi
kesehatan pasien, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan serta gaya hidup dan pengetahuan.
a. Pengertian
Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang di rawat di rumah
sakit dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien. Hal ini
harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien (Berger
dan Williams, 1992).
Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari
latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien
menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam
Asmandi, 2008) ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan
tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska operasi dimulai dari
duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat
sesuai dengan kondisi pasien.
b. Tujuan
1) Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
2) Memenuhi kebutuhan ambulasi
3) Mempertahankan kenyamanan
4) Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
5) Mempertahankan control diri pasien
6) Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
c. Tindakan - Tindakan Ambulasi
1) Duduk diatas tempat tidur
2) Turun dan berdiri dari tempat tidur
3) Bantu berjalan
4) Memindahkan pasien dari tempat tidu ke branchard
d. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Ambulasi
1) Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen
untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam
keseimbangan pasien. Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand
2) Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang
yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi
tongkat berkaki panjang lurus (single stight-legged) dan tongkat berkaki segi
empat (quad cane).
3) Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang
kokoh digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang
kuat dan mampu menopang tubuh.
C. KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL
1. HAK-HAK KLIEN
a. Hak Klien/Pasien
Hak pasien adalah kekuasaan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang
atausuatu badan hokum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat
sesuatu atau hak-hak pribadi yang di miliki manusia sebagai pasien, meliputi:
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yangbermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi
4) Pasien berhak memilih asuhan perawatan/standar profesi perawat
5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan
nya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
klinis dan pendapat etis nya tanpa campur tangan dari pihak luar
7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang di derita nya,
sepengetahuan dokter yang merawat
8) Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi penyakit yang diderita,
tindakan medik yang hendak dilakukan, kemungkinan penyakit sebagai akibat
tindakan-tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi
lainnya, prognosanya dan perkiraan biaya perawatannya
10) Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab nya sendiri setelah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya
12) Pasien yang berada dalam keadaan kritis berhak didampingi oleh keluarganya
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai Agama/Kepercayaan yang di
anutnya, selama itu tidak mengganggu pasien lainnya
14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit
15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
atas dirinya
16) Pasien berhak menerima dan menolak bimbingan moril atau spritual
b. Kewajiban Pasien
Kewajiban pasien adalah sesuatu yang harus diperbuat atau harus dilakukan
seseorang atau suatu badan hukum, meliputi :
1) Pasien dan keluarga nya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter yang merawat
4) Pasien atau keluarga yang bertanggung jawab terhadapnya berkewajiban untuk
menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan
selama perawatan.