Anda di halaman 1dari 21

OKSIGENASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan
Pokok Bahasan: Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

Disusun oleh :
Nama : Tiah
NIM : 120119011

Pembimbing:
Uswatun Kasanah

KDPK_Oksigenasi Page 3
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikan makalah ini, tentang mengenai
“Oksigenasi ” yang disajikan secara sistematis dan jelas.

Tujuan penyusuan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan. Dalam penyusuanan makalah ini kami menyadari
masih banyak kekurangan atau ketidak sempurnaan. Mudah-mudahan dengan adanya
makalah ini, dalam menambah ilmu pengetahuan pembaca. Kami meyadari adanya
kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kepada
pembaca kami mohon maaf bila dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan
atau kesalahan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan selanjutnya.

Pati, Maret 2020,

Penulis

KDPK_Oksigenasi Page 4
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................3
KATA PPENGANTAR.......................................................................................4
DAFTAR ISI......................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................6
A. Latar Belakang.........................................................................................6
B. Rumusan Masalah...................................................................................6
C. Tujuan......................................................................................................6
D. Manfaat....................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................7
A. Definisi pernafasan..................................................................................7
B. Anatomi Fisiologi pernafasan...................................................................8
C. Mekanisme pernafasan............................................................................9
D. Etiologi pada gangguan pernafasan.........................................................10
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................10
A. Sistem tubuh dan peranannya terhadap oksigenasi.................................11
B. Proses Oksigenasi...................................................................................12
C. Faktor Oksigenasi...................................................................................13
D. Gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan oksigenasi.......14
E. Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga medis ataupun bidan...............15
BAB IV PENUTUP.............................................................................................21
A. Kesimpulan .............................................................................................20
B. Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................22

KDPK_Oksigenasi Page 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang


digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan
aktifitas berbagai organ sel tubuh. Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi
tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang
menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.

Pernapasan (atau ventilasi) adalah proses menggerakkan udara masuk dan


keluar dari paru-paru untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan lingkungan internal
tubuh, terutama dengan memasukkan oksigen dan membuang karbon dioksida.

Fungsi organ pernapasan, selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, juga
menyaring, melembapkan dan menghangatkan udara yang masuk ke dalam tubuh.
Lebih jauh lagi, sistem pernapasan juga berperan dalam memelihara dan
menyeimbangkan kondisi di dalam tubuh agar tetap stabil. Dalam istilah medis
kemampuan menyeimbangkan kondisi ini disebut homeostasis. Ketika terjadi gangguan
pernapasan akibat penyakit atau kondisi medis tertentu, fungsi berbagai jaringan dan
organ tubuh akan terganggu dan menimbulkan gangguan kesehatan yang berbahaya.

Dari latar belakang diatas maka penulis dapat melakukan pembahasan tentanng
oksigenasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kerja sistem tubuh dan peranannya terhadap oksigenasi?

KDPK_Oksigenasi Page 6
2. Bagaimana proses oksigenasi?
3. Apa faktor oksigenasi?
4. Apa saja Gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan oksigenasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pernafasan
2. Untuk mengetahui anatomi Fisiologi Pernafasan
3. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan
4. Untuk mengetahui etiologi dalam gangguan pernapasan
5. Untuk mengetahui sistem tubuh dan peranannya terhadap oksigenasi
6. Untuk mengetahui proses oksigenasi.
7. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
8. Untuk mengetahui gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan
oksigenasi
9. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga medis ataupun bidan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi pernafasan
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui anatomi Fisiologi Pernafasan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pernapasan
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi dalam gangguan pernapasan
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui sistem tubuh dan peranannya terhadap
oksigenasi
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses oksigenasi.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
oksigen
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui gangguan kesehatan yang berkaitan dengan
kebutuhan oksigenasi
9. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga medis
ataupun bidan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

KDPK_Oksigenasi Page 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pernafasan

Saluran pernapasan atau traktus respiratorius (respiratory tract) adalah bagian


tubuh manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan tampat pertukaran gas yang
diperlukan untuk proses pernapasan.

Pernapasan (atau ventilasi) adalah proses menggerakkan udara masuk dan


keluar dari paru-paru untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan lingkungan internal
tubuh, terutama dengan memasukkan oksigen dan membuang karbon dioksida ( WHO,
2010 ).

Pengendalian kimiawi pada pernafasan dengan tujuan akhir pernafasan adalah


untuk mempertahankan konsentrasi O2, CO2 dan ion hidrogen yang sesuai dalam
jaringan. Aktivitas pernafasan sangat responsif terhadap perubahan masing-masing
substansi tersebut. Kelebihan CO2 atau kelebihan ion hodrogen dalam darah terutama
bekerja langsung pada pusat pernafasan , menyebabkan kekuatan sinyal motorik
inspirasi dan ekspirasi ke otot-otot pernafasan sangat meningkat. (Guyton and Hall,edisi
ke-13 unit VII)

B. Anatomi Fisiologi Pernafasan

Saluran pernafasan manusia diawali dari hidung, faring, laring, epiglotis, trakea,
bronkus, bronkiolus, paru-paru, alveolus.

Saluran pernapasan pada manusia dibagi atas 2 yaitu :

1. Saluran pernapasan atas

KDPK_Oksigenasi Page 8
Saluran pernapasanini terdiri dari empat bagian yaitu hidung, fring, laring,
epiglotis. Saluran ini berguna sebagai mekanisme filter, penghangatan, pengaturan
kelembapan udara yang masuk.
a. Hidung merupakan bagian tubuh dimana proses oksigen mengandung kelenjar
sebaseus yang tertutup oleh rambut. Nares antherior bermuara kerongga hidung
dimana bagian ini dilapisi selaput lendir dan mempunyai pembuluh darah. Ketika
udara masuk melalui hidung, rambut kasar akan menyaring udara untuk
kemudian dihangatkan dan dilepaskan. Selain sebagai bagian penting saluran
pernapasan manusia, hidung juga mempunyai fungsi penting untuk membunuh
kuman yang masuk ketika udara dihirup.
b. Faring merupakan bagian saluran pernapasan yang berbentuk pipa berotot dan
terletak dibelakang rongga hidung dan mulut, dasar tengkorak sampai dengan
esofagus. Faring mempunyai sebagai pembatas dan persimpangan jalan
pernapasan dan jalan makan. Faring dibedakan menjadi tiga bagian berdasarkan
letaknya, yaitu nasofaring yang berada dibelakang hidung, orofaring dibelakang
mulut, langiofaring yang berada dibelakang laring.
c. Laring adalah bagian saluran pernapasan yang berfungsi pembentukan suara.
Laring terdiri dari bagian tulang rawan yang terkait ligamen yang bersambung
digaris tengah bersama membran denan dua lamina.
d. Epiglotis adalah bagian saluran pernapasan yang berfungsi untuk menutup laring
saat terjadi proses menelan makanan atau minum.
2. Saluran pernapasan bawah
Saluran pernapasan ini terdiri dari empat bagian dimana saluran ini
diperlukan untuk mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.
a. Trakea merupakan saluran pernapasan yang terletak setelah laring sepanjang
kurang lebih 9 cm yang tersususn dari 16 – 20 lingkaran seprti cicicn. Trakea
berlapis selaput lendir dan mempunyai epitelium bersilia yang berfungsi untuk
mengeluarkan debu atau benda asing yang dapar mengganggu kesehatan
tubuh.
b. Bronkus merupakan saluran pernapasan yang terletak setelah trakea dan
mempunyai dua cabang yaitu bronkus kanan dan kiri. Bronkus kanan berbentuk
lebih pendek dan lebar dari pada bronkus kiri dan mempunyai tiga lobus atas,
tengah, dan bawah. Sebaliknya, bronkus kiri berbentuk lebih panjang dari pada
bronkus kanan dan hanya mempunyai dua lobus atas dan bawah.
c. Bronkiolus merupakan saluran pernapasan yang bercabang yang terletak
setelahbronkus.

KDPK_Oksigenasi Page 9
d. Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan yang terletak
dalam rongga toraks tertinggi tulang selangkasampai dengan diafragma. Paru-
paru mempunyai jaringan elastis dan berpori. Paru-paru terbagi menjadi dua
bagian yaitu paru-paru kanan dan kiri. Dibagian paru-paru tengah terdapat
bagian penting tubuh yang lain yaitu jantung. Bagian puncak paru-paru adalah
apeks. Seperti halnya bronkus, paru-paru juga terdiri dari beberapa lobus yang
berlapis pleura. Pleura memilki cairan yang disebut surfaktan yang berfungsi
untuk melindungi paru-paru dari benda asing.

C. Mekanisme pernapasan
Mekanisme pernapasan yang pertama adalah inspirasi. Inspirasi terjadi ketika
udara dihirup melalui rongga hidung dan masuk ke dalam tubuh. Inspirasi juga sering
disebut dengan inhalasi. Ketika kita melakukan inspirasi, diafragma dan otot dada
membesar , paru-paru mengembang dan udar masuk ke paru-paru mengembang, dan
udara masuk keparu-paru karena kita memasukkan udara kedalam tubuh.
Mekanisme Ekspirasi atau disebut juga juga dengan ekshalasi melepaskan
karbondioksida dari dalam tubuh ke luar. Ketika melakukan ekshalasi, diafragma dan
otot dada berelaksasi. Volume rongga dad kembali normal karena udara telah keluar
dari paru-paru.

D. Etiologi dalam gangguan pernapasan


1. Asbestosis
2. Asma
3. Bronkientasis
4. Penyakit batuk rejan
5. Bronkitis
6. Faringitis
7. Influenza
8. ISPA
9. Difteri

E. Sistem tubuh dan peranannya terhadap oksigenasi

Setiap mahluk hidup memerlukan oksigen terlebih untuk kebutuhan pernapasan.


Sistem pernapasan yang baik dapat menunjukkan tingkat pertahanan hidup yang baik.

KDPK_Oksigenasi Page 10
Dalam hubungannya dengan homeostatis, seseorang dapat dikatakan dalam keadaan
atau kondisi homeostatis apabila kebutuhan akan oksigen mereka terpenuhi dengan
baik. Oksigenasi dapat didefinisikan sebagai proses pertukaran udara dari luar kedalam
bentuk O2 dan meneluarkan CO2 dari tubuh melalui pernapasan. Sistem pernapasan
terdiri dari saluran pernapasan atas dan bawah.

F. Proses oksigenasi

Terdapat tiga tahapan pada proses pemenuhan kebuhanan oksigenasi yaitu


ventilasi, difusi, transplantasi.

1. Ventilasi
Proses ventilasi adalah peristiwa keluar masuknya oksigen dari atmosfer
kedalam alveoli atau sebaliknya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
ventilasi, di antaranya adalah sbb :
a. onsentrasioksigen diatmosfer
Semakain tinggi suatu tempat nsemakin rendah tekanan udara ditempat tersebut
dan sebalikya.
b. Kondisi jalan napas
Jalan napas yang baik akan memudahkan proses oksigenasi. Kondisi jalan
napas yang baik dipengaruhi oleh makus siliaris yang berguna utuk menhn virus
dan menangkal benda asing yang mengundang interveron. Kondisi jalan napas
yang baik juga dipengaruhi oleh reflek batuk dan muntah.
c. Kemampuan toraks dan alveoli paru-paru melakukan kembang kempis atau
ekspansi.

Kemampuan paru-paru untuk mengembang disebut denan complience,


sedang kemampuan paru-paru untuk melakukan kontraksi atau menegeluarkan
CO2, disebut denan recoil. Complience dan recoil harus berfungsi semua untuk
dapat bernapas dengan baik karena apabila complience baik tetapi recoil terganggu,
maka pengeluaran CO2 tidak dapat berjalan secara maksimal. Hal-hal yang
mempengaruhi complience adalah surfaktan dan sisa udara. Surfaktan berfungsi
dalam menurunkan tegangan permukaan dan diproduksi saat sel alveoli meregang
dan disekresi saat udara dihirup dalam proses pernapasan. Faktor lainnya yakni sisa
udara berfungsi agar tidak terjadi kolaps dan gangguan toraks. Dalam proses
fentilasi , pertukaran antara O2 dan CO2 terjadi secara terus menerus. CO2
diperlukan untuk merangsang pusat pernapasan. Perangsangan pusat pernapasan
yang baik terjadi apabila peningkatan CO2 dalam batas 60 mmHg sedagkan apabila

KDPK_Oksigenasi Page 11
peningkatan CO2 kurang dari 80 mmHg menyebabkan depresi paru saat bernapas
(Uliyah dan Hidayat,2015)

2. Difusi
Proses difusi merupakan pertukaran O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2
dari kapiler ke alveoli. Proses ini terjadi akibat gerakan molekul secara acak. Dalam
proses pernapasan kecepatan gerak molekul dalam udara sangatlah penting. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi proses difusi yaitu :
a. Luas permukaan paru-paru
Kegiatan fisik seperti olahraga dapat menyebabkan berkurangnya luas
permukaan paru-paru.
b. Tebalnya membran respirasi atau permeabilitas
Membran ini meliputi epitel alveoli dan intersial. Jika membran makin tebal ,
proses difusi juga akan semakin sulit.
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi
Jika tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O2 dalam
vena pulmonalis, maka tekanan dan konsentrasi O2 akan berbeda.
d. Kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb atau bisa disebut afinitas
gas.
3. Transportasi
Disebut transportasi gas sebab O2 kapiler didistribusikan kejaringan tubuh dn
CO2 jaringan tbuh kekapiler. Pada proses ini , terbentuk oksihemoglobn sebesar
97% karena oksigen terikat dengan Hbdankemudai larut dalam plasma sebesar 3%
sedangkan CO2 yang terikat denan Hb membentuk karbonhemoglobin sebesar 30%
yang kemudian larut dalam plasma 5%dan sebagian menjadi HCO2 dalam darah
65%. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi transportasi gas, yaitu:
1. Curah jantung , dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup
2. Pembuluh darah , jika pembuluh darah menyempit maka proses transportasi
dapat terganggu
3. Aktivitas fisik berat dapat menghambat transportasi oksigen.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.


1. Saraf otonom
Kemampuan dilatasi dan kontriksi dapat dipengaruhi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis dari saraf otonom. Proses ini terjadi karena ujung saraf mengeluarkan
neurotrasmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang dapat mempengaruhi
bronkhodilatasi dan parasimpatis mengeluarkan asetikolin yang mempengaruhi

KDPK_Oksigenasi Page 12
bronkhonstriksi). Hal yang terjadi sebab adanya reseptor dan adrenergik dan
reseptor koligergik pada saluran pernapasan. Berikut bagan pengaruh saraf otonom
terhadap oksienasi.
2. Hormonal dan obat
Pelebaran saluran pernapasan dapat disebabkan oleh semua hormon dan
obat-obatan yang bersifat parasimpatis seperti sulfas antropin sedangkan obat-
obatan yang dapat menyempitkan saluran pernapasan seperti ekstrak belladona dan
obat adrenergik tipe beta.
3. Alergi pada saluran pernapasan
Bersin dan batuk adalah gejala-gejala yang menndakan bahwa seseorang
alergi terhadap sesuatu.
4. Faktor perkembangan
Usia perkembangan anak dapat menjadi faktor oksigenasi sebab kebutuhan
oksigen dalam organ akan bergantung pada usia.
5. Faktor lingkungan
Kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungan seperti suhu, alergi,
dan ketinggian dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi orang tersebut.
6. Faktor perilaku
Beberapa perilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi antara lain:
a. Makanan yang dikonsumsi karena akan memengaruhi jumlah nutrisi
b. Aktivitas fisik
c. Kebiasaan seperti rokok, pembuluh darah perokok akan mengalami
penyempitan.

H. Gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan oksigenasi


1. Hipoksia
Merupakan gangguan karena oksigen yang masuk dalam tubuh tidak cukup
akibat difesiensi oksigen ditingkat sel. Hipoksia dapat terjadi karena kadar Hb dan
difusi O2 dari alveolus kedalam darah dan perfusi jarinan darah menurun. Gangguan
ventilasi juga dapat menghambat proses oksigenasi karena konsentrasi oksigenasi
menurun. Hipoksia ditandai dengan membirunya kulit.
2. Perubahan pola pernapasan
a. Takipnea adalah pernapasan yang terjadi sebnyak 24 kali semenit dan
disebabkan adanya emboli dalam paru-paru atau paru-paru berada dalam
keadaan etelektasis.

KDPK_Oksigenasi Page 13
b. Bradipnea adalah pernapasan dengan frekuensi merendah kurang lebih sebnayk
10 kali semenit dan disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial yang
disertai narkotik dan sedatif.
c. Hiperventilasi terjadi jika jumlah oksigen dalam paru-paru meningkat disebabkan
oleh proses metabolisme yang tinggi.
d. Kussmaul adalah pernapasan yang cepat dan dangkal yang biasa dialami oleh
seseorang yang berada dalam keadaan asidosis metabolik.
e. Hipoventilasi adalah tidak cukupnya jumlah oksigen dalam paru-paru yang
ditandai dengan nyeri kepala, menurun kesadaran, disorientasi, tau tidak
keseimbnagan elektrolik karena etelektasis, kelumpuhan otot-otot pernapasan,
depresi pusat pernapasan, peningkatan tahanan jalan udara, penurunan jalan
tahanan jaringan paru-paru dan torak, serta penurunan complience paru-paru
toraks.
f. Dispnea adalah sesak dan berat napas yang dapat disebabkan oleh bebebrapa
faktor seperti kadar gas dalam darah dan jaringan yang berubah, aktivitas fisik
yang melebihi batas normal, dan teknanan psikologi.
g. Ortopnea adalah gangguan pernapsasan yang kerap dialami oleh seseorang
yang mengalami kongesif paru-paru.
h. Cheyne stokes adalah pola pernapasan dengan amplitudo naik, turun kemudian
berhenti, dan dimulai dengan pola atau siklus selanjutnya secara teratur.
i. Biot adalah pola pernapasan yang hampir mirip dengan cheyne stoke hanya saja
amplitudonya tidak teratur.
j. Pernapasan paradoksial adalah gangguan pernpasan yang dialami oleh
seseorang yang mengalami ateleksis.
k. Stridor adalah gangguan pernapasan yang ditandai dengan suara yang keluar
saat sedang bernapas disebabkan oleh peyempitan saluran pernapasan.
3. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas terjadi sebab seeorang tidak mampu untuk batuk
secara efektif diakibatkan oleh sekret yang berlebihan atau kental. Ada beberapa hal
yang menyebabkan obstruksi jalan napas diantara adalah infeksi, immobilitas, statis
sekresi dan penyakit saraf seperti cerebro uascular accident, efek samping obat
sedatif, dan lain-lain. Seseorang dengan obstruksi jalan napas akan menunjukkan
dari tanda klinis seperti:
a. Tidak batuk atau batuktidak efektif
b. Sekret dijalan napas tidak dapat dikeluarkan
c. Adanya sumbatan saluran pernapasan sehingga bersuara saat bernapas
d. Ketidak normalan jumlah, irama, kedalaman napas.

KDPK_Oksigenasi Page 14
4. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas terjadi karena menurunnya O2 dan CO2
diakibatkan oleh mengentalnya sekret dan immobilissi karena sistem saraf, depresi
susunan saraf pusat, dan radang paru-paru.

I. Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga medis ataupun bidan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi.
1. Memposisikan pasien dengan tepat.
a. Pursed Lip Breathing
Pursed lip breathing melalui mulut adalah cara sederhana untuk
mengendalikan sesak napas. Kamu mungkin asing mendengar pursed lip
breathing, tetapi cara ini pasti sudah pernah kamu lakukan. Pursed lip breathing
adalah teknik pernapasan ketika kamu menarik napas melalui hidung kemudian
menghembuskannya melalui bibir yang sempit. Tindakan ini membantu
memperlambat laju pernapasan yang membuat setiap napas lebih dalam dan
lebih efektif.

b. Duduk dengan Badan Condong Ke Depan


Beristirahat sambil duduk dapat membantu merilekskan tubuh dan membuat
pernapasan lebih mudah. Cobalah untuk duduk di kursi dengan kaki menyentuh
lantai, kemudian condongkan dada sedikit ke depan. Letakkan siku di atas lutut
dengan lembut atau pegang dagu dengan tangan. Ingat, pastikan agar otot leher
dan bahu tetap rileks.

KDPK_Oksigenasi Page 15
c. Duduk dengan Menyenderkan Kepala Ke Meja
Jika terdapat meja di sekitar kursi, kamu bisa mendapatkan posisi duduk
yang sedikit jauh lebih nyaman untuk mengatur napas. Duduk di kursi dengan
kaki menyentuh lantai dan menghadap ke meja. Kemudian condongkan dada
sedikit ke depan dan letakkan tangan di atas meja.

d. Berdiri dengan Menyenderkan Punggung


Apabila kursi dan meja tidak tersedia, kamu tetap bisa merilekskan tubuh dan
mengatur pernapasan dengan berdiri. Berdirilah di dekat dinding dan senderkan
punggung dan pinggul ke dinding. Pisahkan kedua kaki selebar bahu dan
letakkan kedua tangan di paha. Setelah bahu rileks, condongkan tubuh sedikit
ke depan, dan gantungkan lengan di depan.

KDPK_Oksigenasi Page 16
e. Semi fowler
Hasil penelitian pemberian semi fowler mengurangi sesak nafas sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim (2004) bahwa pemberian posisi semi
fowler dapat mengurangi sesak nafas pada pasien asma. Dijelaskan oleh
Wilkison (Supadi,dkk 2008:98) bahwa posisi semi fowler dimana kepala dan
tubuh dinaikkan 45o membuat oksigen didalam paru-paru semakin meningkat
sehingga memperingan kesukaran nafas. Penurunan sesak nafas tersebut
didukung juga dengan sikap pasien yang kooperatif, patuh saat diberikan posisi
semi fowler sehingga pasien dapat bernafas.

2. Pemberian oksigen melaului nasal kanul


Tujuannya: untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien dan mengantisipasi
terjadinya hipoksia pada pasien.
Indikasi: Gagal nafas, Gangguan jantung (gagal jantung), Kelumpuhan alat
pernafasan, Perubahan pola napas., Keadaan gawat (misalnya : koma), Trauma
paru, Metabolisme yang meningkat : luka bakar, Post operasi, Keracunan karbon
monoksida (Sunarsih,2009).

KDPK_Oksigenasi Page 17
Kontra indikasi: Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif
Menahun, Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah,
Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul
(Sunarsih,2009).
Alat dan bahan: Kanul nasal, Selang oksigen, Humidifier, Cairan steril,
Tabung oksigen deng Flowmeter, Jelly, Bengkok, Plester, Gunting.
Prosedur kerja:
TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat di dekat pasien dengan benar
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam
2. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4. Menjaga privacy
TAHAP KERJA
1. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoksia dan sekret pada jalan napas
2. Menyambungkan kanula keselang dan ke sumber oksigen
3. Memberikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada program medis
dan pastikan berfungsi dengan baik
a. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten
b. Ada gelembung udara pada humidifier
c. Terasa oksigen keluar dari kanula
4. Meletakkan ujung kanula pada lubang hidung pasien
5. Mengatur pita elastik atau selang plastik ke kepala atau kebawah dagu sampai
kanula pas dan nyaman
6. Memberikan plaster pada kanula dikedua sisi wajah
7. Memeriksakan kanula setiap 8 jam
8. Mempertahankan batas air pada botol humidifier pada setiap waktu
9. Memeriksa pada jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi setiap 8
jam
10. Mengkaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly untuk
melembabkan membran mukosa jikadiperlukan.
TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien

KDPK_Oksigenasi Page 18
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan/rekam medic

3. Pemberian oksigen melalui masker oksigen


Tujuan: Meningkatkan ekspansi dada, Memperbaiki status oksigenasi klien dan
memenuhi kekurangan oksigen, Membantu kelancaran metabolism, Mencegah
hipoksia, Menurunkan kerja jantung, Sebagai tindakan pengobatan, Menurunkan
kerja paru –paru pada klien dengan dyspnea.
Indikasi: Gagal nafas, Gangguan jantung (gagal jantung), Kelumpuhan alat
pernafasan, Perubahan pola napas., Keadaan gawat (misalnya : koma), Trauma
paru, Metabolisme yang meningkat : luka bakar, Post operasi, Keracunan karbon
monoksida (Sunarsih,2009).
Kontra indikasi: Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif
Menahun, Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah,
Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul
(Sunarsih,2009).
Alat dan bahan: Face mask, sesuai dengan kebutuhan dan ukuran pasien,
Selang oksigen, Humidifer, Cairan steril, Tabung oksigen dengan Flowmeter, Jelly,
Pita/tali elastik.
Prosedur kerja:
TAHAP PRA INTERASI
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat di dekat pasien dengan benar
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam
2. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

KDPK_Oksigenasi Page 19
4. Menjaga privacy pasien
TAHAP KERJA
1. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoksia dan sekret pada jalan napas
2. Menyambungkan masker keselang dan ke sumber oksigen
3. Mengatur pita elastik ke telinga sampai masker terasa pas dan nyaman
4. Memberikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan air
5. Memeriksa masker, aliran oksigen setiap 2 jam atau lebih cepat, tergantung
kondisi dan keadaan umum pasien
6. Mempertahankan batas air pada botol humidifier pada setiap waktu
7. Memeriksa pada jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi setiap 8
jam
8. Mengkaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly untuk
melembabkan membran mukosa jikadiperlukan.
TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan/rekam medik

KDPK_Oksigenasi Page 20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pernapasan (atau ventilasi) adalah proses menggerakkan udara masuk dan


keluar dari paru-paru untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan lingkungan internal
tubuh, terutama dengan memasukkan oksigen dan membuang karbon dioksida ( WHO,
2010 ).

Gangguan pernapasan yaitu Asbestosis , Asma , Bronkientasis , Penyakit batuk


rejan Bronkitis , Faringitis, Influenza, ISPA, Difteri.Proses oksigenasi terdapat tiga
tahapan pada proses pemenuhan kebuhanan oksigenasi yaitu ventilasi, difusi,
transplantasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen yaitu saraf otonom,


hormonal, alergi, perkembangan, lingkungan, perilaku, aktivitas fisik.Gangguan
kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan oksigenasi yaitu Obstruksi jalan napas
terjadi sebab seeorang tidak mampu untuk batuk secara efektif diakibatkan oleh sekret
yang berlebihan atau kental.

KDPK_Oksigenasi Page 21
B. Saran
1. Masyarakat harus menjaga sistem pernapasan dengan cara yang terkecil terlebih
dahulu.
2. Pemerintah memberikan sebuah pelatihan kepada tenaga medis tentang
pemenuhan oksigenasi yang baik dan benar.
3. Para tenaga medis memberika implimentasi dengan sebuah tindakan dan edukasi

DAFTAR PUSTAKA

Sriami, et al. 2016. Keterampilan Dasar Kebidanan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Susanto, Andina Vita, Yuni Fitriana. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia.Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Uliyah, M., et al. 2012. Buku ajar keterampilan Dsar Kebidanan 1: Pendekatan Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Surabaya: Health Book Publishing.

KDPK_Oksigenasi Page 22
KDPK_Oksigenasi Page 23

Anda mungkin juga menyukai