Disusun Oleh :
COVER
MAKALAH...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................................3
B. Tujuan.................................................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan.........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................5
1.Pengertian Oksigenasi.....................................................................................................5
2.Fisiologi Oksigenasi........................................................................................................5
3.Etiologi.............................................................................................................................7
4.Patofisiologi.....................................................................................................................7
5.Manifestasi Klinik............................................................................................................7
B. Asuhan Keperawatan..........................................................................................................8
2. Penetapan Diagnosis.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oksigen (O2) memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali
bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem
respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Tidak adanya oksigen akan
menyebabkan tubuh mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian
Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang sangat utama dan sangat
vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan
keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan
bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan
kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan pernafasan pasien dengan segera
untuk mengatasi masalah.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang sistemastis dan lengkap pada
pasien dengan kebutuhan oksigenasi.
3
2. Tujuan khusus
Setelah menyusun laporan pendahuluan diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memahami lebih dalam tentang konsep dasar gangguan oksigenasi pada pasien
b. Melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan oksigenasi
c. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan dasar analisa data hasil
pengkajian pasien dengan gangguan oksigenasi
d. Melakukan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan oksigenasi
pasien
D. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai laporan pendahuluan praktik
kerja industri ini, penulis menyusun secara sistematis dalam bab-bab dengan rincian sebagai
berikut :
BABI :Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, waktu, dan tempat pengambilan
kasus, dan sistematikapenulisan.
BAB II :Tinjauan teori
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Fisiologi oksigen
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
5
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi,
difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO²
dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari
alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga
alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan
CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
6
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
3. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2015), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang
dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular,
kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-
alveoli.
4. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
5. Manifestasi Klinik
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan
bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas
kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak
efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2015).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
7
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGD abnormal, sianosis, warna
kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika
bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2015).
Selain itu tanda dan gejala gangguan oksigenasi yaitu :
a. Suara napas tidak normal
b. Perubahan jumlah pernafasan
c. Batuk disertai dahak
d. Penggunaan otot tambahan pernafasan
e. Dispnea
f. Penurunan haluaran urin
g. Penurunan ekspansi paru
h. Takhipnea
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian fokus oksigenasi
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan oksigenasi meliputi riwayat
keperawatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik.
a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan pada status oksigenasi meliputi hal-hal sebagai berikut, yaitu :
1) Masalah pada pernapasan (dulu dan sekarang)
2) Adanya batuk, sputum dan nyeri
3) Adanya infeksi kronis dari hidung, sakit pada sinus, otitis media, nyeri
ditenggorokan,kenaikan suhu tubuh hingga sekitar 38,50 C, sakit kepala, lemas,
sakit perut hingga muntah-muntah (pada anak-anak), faring berwarna merah dan
terdapat edema.
4) Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi, misalnya riwayat hipertensi,
penyakit jantung, atau penyakit CVA (cerebro vascular accident), kebiasaan
merokok, berusia lanjut, obesitas, diet tinggi lemak, dan kolestrol tinggi.
5) Riwayat penggunaan medikasi.
6) Stresor yang dialami.
8
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada masalah kebutuhan oksigenasi meliputi empat teknik,
yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui
antara lain adanya pembengkakan, pola napas yang tidak normal, suara perkusi paru
yang tidak normal, atau suara napas yang tidak normal.
c. Pemeriksaa Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami
masalah oksigenasi adalah sebagai berikut :
1) Penilaian ventilasi dan oksigenasi: contohnya uji fungsi paru, pemeriksaan gas
darah arteri, oksimetri, dan pemeriksaan darah lengkap.
2) Tes struksut sistem pernapasan: contohnya rongen dada, bronkoskopi (pemeriksaan
bronkus dengan bronkoskop), dan scan paru.
3) Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan: contohnya kultur trakea,
sputum, uji kulit, dan torakentesis.
2. Penetapan diagnosis
Menurut Nanda (2015-2017) diagnosis keperawatan untuk klien dengan kebutuhan
oksigenasi adalah :
a. Ketidakefektifan pola napas
Definisi : inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat.
Batasan karakteristik :
1) Bradipnea
2) Dispnea
3) Fase ekspirasi memanjang
4) Ortopnea
5) Penggunaan otot bantu pernapasan
6) Penggunaan posisi tiga-titik
7) Peningkatan diameter anterior-posterior
8) Penurunan kapasitas vital
9) Penurunan tekanan ekspirasi
9
10) Penurunan tekan inspirasi
11) Penurunan ventilasi semenit
12) Pernapasan bibir
13) Pernapasan cuping hidung
14) Perubahan eksjursi dada
15) Pola napas abnormal (mis., irama, frekuensi, kedalaman)
16) Takipnea
Faktor yang berhubungan :
1) Ansietas
2) Cedera medula spinal;is
3) Deformitas dinding dada
4) Deformitas tulang
5) Disfungsi neuromuskular
6) Gangguan muskuloskeletal
7) Gangguan neurologis (mis., elektro ensefalogram (EEG) positif, trauma kepala,
gangguan kejang)
8) Hiperventilasi
9) Imaturitas neurologis
10) Keletihan
11) Keletihan otot pernpsan
12) Nyeri
13) Obesitas
14) Posisitubuh yang menghambat ekspani paru
15) Sindrom hipoventilasi
10
3) Kesulitan verbalisasi
4) Ortopnea
5) Penurunan bunyi napas
6) Perubahan frekuensi napas
7) Perubahan pola napas
8) Sinosis
9) Sputum dalam jumlah yang berlebihan
10) Suara napas tambahan
11) Tidak ada batuk
Fisiologis
1) Asam
2) Disfungsi neuro muskular
3) Infeksi
4) Jalan napas alergik
11
c. Gangguan pertukaran gas
Definisi : kelebihan atau defisit oksigen dan/ataueliminasi dioksida pada membran
alveolar-kapiler
Batasan karakteristik :
1) Diaforesis
2) Dispnea
3) Gangguan penglihatan
4) Gas darah arterio abnormal
5) Gelisah
6) Hiperkpnia
7) Hipoksemia
8) Hipoksia
9) Iritabilitas
10) Konfusi
11) Napas cuping hidung
12) Penurunan karbon dioksida
13) pH arteri abnormal
14) pola pernapaan abnormal (mis., kecepatan, irama, kedalaman)
15) sakit kepal saatbangun
16) sianosis
17) somnolen
18) takikardia
19) warna kulit abnormal (mis., pucat, kehiaman)
12
2. Penetapan Diagnosis
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien sesuai dengan prioritas:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekresi yang tertahan,
mucus dalam jumlah berlebihan.
2. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-pervusi
RENCANA KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI
1 Bersihan jalan nafas 01001 Bersihan jalan nafas 01006 Latihan batuk efektif
tidak efektif (0149) Definisi : Definisi :
definisi : Kemampuan membersihkan Melatih pasien yang tidak
ketidakmampuan sekret atau obstruksi jalan nafas memiliki kemampuan batuk
membersihkan sekret untuk mempertahankan jalan secara efektif untuk
atau obstruksi jalan nafas tetap paten. membersihkan laring, trakea,
nafas untuk Setelah di lakukan tindakan dan bronkiolus dari sekret
mempertahankan jalan keperawatan selama....x....jam atau benda asing di jalan
nafas tetap paten bersihan jalan nafas dapat nafas
membaik. Dengan kriteria hasil Intervensi yang di berikan :
1. Batuk efektif dari skala 1 Observasi :
(menurun) yang akan di 1. Identifikasi
tingkatkan menjadi skala kemampuan batuk
4 (cukup meningkat ) 2. monitor adanya
2. Produksi sputum dari retensi sputum
skala 1 ( meningkat) yang 3. Monitor tanda dan
akan di tingkatkan gejala infeksi saluran
menjadi skala 4 ( cukup nafas
menurun) Terapeutik
3. Wheezing dari skala 1 1. Atur posisi semi-
(memburuk) yang akan di Fowler atau Fowler
tingkatkan mejadi skala 4 2. Pasang perlak dan
(cukup membaik) bengkok di pangkuan
13
4. Frekuensi nafas dari skala pasien
1 (memburuk) yang akan 3. Buang sekret pada
di tingkatkan mejadi skala tempat sputum
4 (cukup membaik) Edukasi :
5. Pola nafas dari skala 1 1. Jelaskan tujuan dan
(memburuk) yang akan prosedur batuk
ditingkatkan menjadi efektif
skala 4 (cukup membaik) 2. Anjurkan tarik nafas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari mulut,
dengan bibir mecucu
(dibulatka) selama 8
detik
3. Anjurkan ulangi tarik
nafas dalam hingga 3
kali
4. Anjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik napas
dalam yang ke 3
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika
perlu
2 Gangguan pertukaran Pertukaran gas (L.01003) 01026 Terapi oksigen
gas Definisi : Oksigenasi dan/atau Definisi :
( 0003) eliminasi karbondioksida pada Memberikan tambahan
14
Definisi : membrane alveolus kapiler dalam oksigen untuk mecegah dan
Kelebihan atau batas normal. mengatasi kondisi
kekurangan oksigen Setelah di lakukan tindakan kekurangan oksigen
dan/ atau keperawatan selama ....X....jam Intervensi yang di berikan :
karbondioksida pada pertukaran gas dapat membaik. Observasi :
membran alveolus- Dengan kriteria hasil 1. Monitor kecepatan
kapiler 1. Pola nafas dari skala 1 aliran oksigen
(memburuk) yang akan 2. Monitor posisi alat
ditingkatkan menjadi terapi oksigen
skala 4 (cukup membaik) 3. Monitor efektifitas
2. Dispnea dari skala 1 terapi oksigen (mis,
(meningkat) yang akan oksimetri, analisa gas
diturunkan menjadi skala darah) jika perlu
4(cukup menurun) 4. Monitor kemampuan
3. Bunyi napas tambahan melepas oksigen saat
dari skala 1 (meningkat) makan
yang akan diturunkan 5. Monitor integritas
menjadi skala 4(cukup mukosa hidung
menurun) akibat pemasangan
4. Takikardia dari skala 1 oksigen
(memburuk) yang akan Terapeutik
ditingkatkan menjadi 1. Bersihkan sekret
skala 4(membaik) pada mulut, hidung
dan trakea, jika perlu
2. Pertahankan
kepatenan jalan napas
3. Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
4. Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
15
mobilisasi pasien
Edukasi
1. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengunakan oksigen
di rumah
Kolaborasi :
1. Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
2. Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas
dan/atau tidur
1. Implementasi
Melakukan tindakan asuhan keperawatan yang sesuai intervensi yang telah disusun.
2. Evaluasi
DX 1 : Menunjukkan adanya kemampuan dalam
DX2:
- Menunjukkan pola napas efektif dengan frekuensi dan kedalaman napas yang normal.
- Tidak ada gejala distres pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
16
Brunner& Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta: EGC
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta : EGC
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
17