Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES OKSIGENASI
(VENTILASI, DIFUSI GAS, TRANSPORTASI GAS)

Disusun untuk memenuhi tugas :


Mata Kuliah : Keperawatan Dasar I (KD I)
Dosen Pengampu : Ida Ariani, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An

Disusun oleh :
1. Amanda Sharley Anggraeni (108120032)
2. Gita Cahyaningtias (108120033)
3. Widia Ningrum (108120037)
4. Abdul Rahman Zaki (108120041)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 1B


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nya
penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Oksigenasi (Ventilasi,
Disfusi Gas, Transportasi Gas)” tepat pada waktunya. Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tuga Bu Ida Ariani, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An pada mata
kuliah Keperawatan Dasar I (KD I). Secara umum, makalah ini membahas tentang
Proses Oksigenasi (Ventilasi, Disfusi Gas, Transportasi Gas) .

Dalam penyusunan makalah ini, banyak tantangan dan hambatan


yang dialami. Akan tetapi, dengan bantuan berbagai pihak, tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran akan kami terima dengan terbuka. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Cilacap, 25 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Andina & Yuni (2017), Kebutuhan oksigen diperlukan untuk


proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolism
tubuh. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti pada
seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan
terjadi kematian.
Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena jika
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan
pada jaringan otak dan apabila hal itu berlangsung lama akan
menimbulkan kematian. System yang berperan dalam proses pemenuhan
kebutuhan adalah system pernapaan, persarafan, dan kardiovaskuler.
Pada manusia, proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan
cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan, memulihkan dan
memperbaiki organ pernapasan agar berpungsi secara normal serta
membebaskan saluran pernapasandari sumbatan yang menghalangi
masuknya oksigen. Mengingat oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia,
maka dalam lingkup keperawatan, perawat harus paham dengan
manifestasi tingkat pemenuhan kebutuhan oksigen pada kliennya, serta
mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan tersebut. Itulah sebabnya, perawat perlu memahami secara
mendalam konsep oksigenasi pada manusia.
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisiska).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Oksigenasi

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di


gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ atau sel. Oksigen (O2) adalah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh
serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka
akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal. Oksigen memegang peranan penting dalam
semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan
menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau
bahkan dapat menimbulkan kematian.

.2 Proses oksigenasi
Proses oksigenasi melibatkan sistem pernafasan dan kardiovaskuler.
Prosesnya terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.Proses ventilasi di pengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan
paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah,
demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin
tinggi. Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari sekitar 500 ml.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastic serta
persyarafan yang utuh. Otot pernafasan inspirasi utama adalah. Diafragma
di persyarafi oleh saraf frenik, yang keluar dari medulla spenalis pada
vertebraservikal keempat Udara yang masuk dan keluar terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan
atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725
mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke
alveoli. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan
recoil. Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang.
sedangkan recoil adalah kemampua CO2 atau kontraksi menyempitnya
paru. Kepatenan Ventilasi tergantung pada faktor :
a. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas
akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-
paru.
b. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
c. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
d. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal
interkosa, internal interkosa, otot abdominal.
2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler
paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli.Proses pertukaran ini dipengaruhi
oleh beberapa paktor, yaiti luasnya permukaan paru, tebal membran
respirasi / permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial( keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan).Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai
mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis,
masuk dalam darah secara difusi).
3. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kaviler.Transfortasi gas dapat
dipengaruhi olehy beberapa factor, yaitu curah jantung (kardiak output),
kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.
2.3 Sistem tubuh yang berperan dalam oksigenasi

a. Sistem pernafasan
Proses oksigenasi dimulai dari pengambilan oksigen di atmosfer,
kemudian oksigen masuk melalui organ pernafasan bagian atas seperti hidung
dan mulut, faring, laring, dan selanjutnya masuk ke organ pernapasan bagian
bawah seperti trakea, bronkus utama, bronkus sekunder, bronkus tersier
(segmental), terminal bronkiolus, dan selanjutnya masuk ke alveoli. Selain
untuk jalan masuknya udara ke organ pernapasan bagian bawah, organ
pernapasan bagian atas juga berfungsi untuk pertukaran gas, proteksi terhadap
benda asing yang akan masuk ke pernapasan bagian bawah, menghangatkan,
filtrasi, dan melembapkan gas. Sementara itu, fungsi organ pernapasan bagian
bawah, selain sebagai tempat untuk masuknyan oksigen, berperan juga dalam
proses difusi gas.
1) Respirasi
Respirasi adalah proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida baik
yang terjadi di paru-paru, maupun di jaringan. Proses respirasi dibagi
menjadi dua, yaitu:
a) Respirasi eksternal
Merupakan proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida di
paru-paru dan kapiler pulmonal dengan lingkungan luar.
b) Respirasi eksternal
Merupakan proses pernafasan oksigen dalam sel yang terjadi di
mitokondria untuk metabolisme dan produksi karbon dioksida.
2) Mekanisme pernapasan
Pernapasan atau ventilasi pulmonal merupakan proses pemindahan udara
dari dan ke paru-paru. Proses bernapas terdiri atas dua fase, yaitu: inspirasi
(periode ketika aliran udara luar masuk ke paru-paru) dan ekspirasi
(periode ketika udara meninggalkan paru-paru keluar atmosfer).
3) Inspirasi
Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli di bawah tekanan atmosfer. Otot
yang paling penting dalam inspirasi adalah diafragma, bentuknya
melengkung dan melekat pada iga paling bawah dan otot interkosta
eksterna.
4) Ekspirasi
Selama pernapasan biasa, ekspirasi merupakan proses pasif, tidak ada
kontraksi otot-otot aktif. Pada akhir inspirai, otot-otot respirasi relaksasi,
membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume paru.
Ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari tekanan volume
atmosfer.
5) Otot-otot pernapasan
Perubahan volume paru-paru terjadi karena kontraksi otot-otot skeletal,
khususnya otot-otot sela iga dan difragma yang merupakan pembatas
rongga toraks dan rongga abdomen.
6) Pertukaran dan transpor gas pernapasan
Pertukaran gas terjadi antara udara luar dengan darah dalam membran
respiratori. Pernapasan adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida
pada alveolus, tingkat kapiler (pernapasan eksternal), dan sel dalam
jaringan (pernapasan internal).
a) Ventilasi, pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru. Ada tiga
kekuatan yang berperan dalam ventilasi, yaitu:
 Compliance atau kemampuan untuk meregang merupakan sifat
dapat diregangkannya paru-paru dan dinding dada, hal ini terkait
dengan volume dan tekanan paru-paru.
 Tekanan surfaktan. Perubahan tekanan permukaan alveolus
mempengaruhi kemampuan compliance paru. Tekanan surfaktan
disebabkan oleh adanya cairan pada lapisan alveolus yang
dihasilkan oleh tipe II.
 Otot-otot pernapasan. Ventilasi sangat membutuhkan otot-otot
pernapasan untuk mengembangkan rongga toraks.
b) Difusi, proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dari alveolus ke
kapiler pulmonal melalui membran, dari area dengan konsentrasi
tinggi ke area dengan konsentrasi rendah.
c) Perfusi paru, pergerakan aliran darah melalui sirkulasi pulmonal.
Darah dipompakan masuk ke paru-paru melalui ventrikel kanan
kemudian masuk ke arteri pulmonal. Arteri pulmonal kemudian
bercabang dua (kanan dan kiri) selanjutnya masuk ke kapiler paru
untuk terjadi pertukaran gas.
d) Volume dan kapasitas paru, pengukuran volume dan kapasitas paru
menunjukan adekuatnya pertukaran gas dan fungsi paru.
e) Pengendalian dan pengaturan pernapasan dilakukan oleh sistem
persarafan, mekanisme kimia, dan mekanisme nonkimia.
b. Sistem Hematologi
Sel darah yang sangat berperan dalam oksigenasi adalah sel darah merah,
karena di dalamnya terdapat hemoglobin yang mampu mengikat oksigen.
1) Transpor oksigen
Setelah didifusi dari kapiler pulmonal, oksigen dibawa ke seluruh
tubuh melalui sistem sirkulasi sistemik. Setiap 100 ml darah yang
meninggalkan kapiler alveolus membawa 20 ml oksigen. Molekul
oksigen dibawa darah melalui dua jalur yaitu melalui ikatan dengan
hemoglobin (Hb) sekitar 97% dan larut melalui plasma sekitar 3%. 18
Hemoglobin merupakan molekul yang mengandung empat subunit
protein globular dan unit heme. Setiap molekul Hb dapat mengikat
empat molekul oksigen dan membentuk ikatan oksi-hemoglobin (Hb
O2). Setiap sel darah merah mempunyai kira-kira 280 juta hemoglobin
sehingga kemampuan sel darah merah untuk membawa oksigen sangat
besar. Presentase hemoglobin yang mengandung oksigen disebut
saturasi hemoglobin.
2) Transpor karbon dioksida
Hasil metabolisme aerob pada jaringan perifer. Normalnya sekitar 200
karbon dioksida diproduksi setiap menit.

2.4 Faktor yang mempengaruhi oksigenasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen antara lain fisiologi,


perkembangan, perilaku, dan lingkungan.
a. Faktor fisiologi

1) Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia


2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas, penyakit asma
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor
O2 terganggu seperti pada hipertensi, syok, dan dehidrasi
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dan penyakit hipertiroid
5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskuloskeletal yang abnormal, serta penyakit
kronis seperti TB paru
b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut
3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paruparu
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru
menurun.
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi: seperti gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang
2) Latihan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen karena meningkatnya
metabolisme
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi (alkohol dan obat-obatan)
5) Kecemasaan
2.5 Tipe kekurangan oksigen dalam tubuh

Menurut Tarwoto & Wartonah (2015), masalah keperawatan masalah


kebutuhan oksigen terdiri dari:

a. Hipoksemia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi


oksigen dalam darah arteri. Pada keadaan hipoksemia tubuh, akan
melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan pernapasan,
meningkatkan stroke volume, vasodilatasi pembuluh darah, dan
peningkatan nadi.
b. Hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak
adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi
oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada
tingkat seluler. Hipoksia dapat terjadi setelah 4-6 menit ventilasi berhenti
spontan. Hipoksia tejadi diakibatkan oleh menurunnya hemoglobin,
berkurangnya konsentrasi oksigen, ketidakmampuan jaringan mengikat
oksigen, menurunnya difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah,
menurunnya perfusi jaringan, kerusakan atau gangguan ventilasi.
c. Perubahan pola nafas Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan pada
orang dewasa sekitar 12-20X/menit, dengan irama teratur serta inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi. Pernapasan normal disebut eupnea.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/273/4/Bab%202%20yuiiiiii.pdf

Anda mungkin juga menyukai