Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS

Oleh :

Deni Bagus Panuntun (108120024)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP

2022
A. Pengertian
Demam atau febris ialah suatu pengeluaran panas yang tidak
mampu mengontrol kecepatan pengeluaran dan kelebihan produksi panas
yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu dalam batas normal. Demam
yang diakibatkan karena infeksi berkisar antara 29-52% sedangkan demam
yang disebabkan karena keganasan sekitar 11-12%, keganasan lainya
disebabkan adanya dehidrasi yang sedang hingga berat sehinga dapat
menyebabkan kerusakan neurologi. Suhu tubuh dapat dikatakan normal
apabila suhu 36,5 °C –37,5 °C, febris 37 °C -40 °C dan febris > 40 °C.
demam disebabkan oleh agen mikrobiologi yang dapat dikenali
dan demam menghilang sesudah masa yang pendek. Demam merupakan
suatu keaadan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak
merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termogulasi) di
hipotalamus penyakit –penyakit yang ditandai dengan adanya demam
dapat menyerang system tubuh. Selain itu demam mungkin berperan
dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik
dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi.
Sebagian besar kondisi febris disebabkan oleh virus, dan
anak sembuh tampa terapi spesisfik. Namun infeksi bakteri serius seperti
meningitis, sepsis, osteomilitis, srtritis spesis, infeksi traktus urinarius,
pneumonia, endokarditis, gastroenteritis dapat mula –mula muncul
sebagai demam tampa tanda yang menunjuk pada suatu lokasi.
Tantangan bagi klinis adalah melakukan penatalaksanaan adekuat semua
anak dengan infeksi bakteri serius, tanpa melakukan pengobatan
berlebihan terhadap mayoritas luas anak yang menderita infeksi
virus.
Jadi dapat disimpulkan febris keaadaan dimana seseorang yang
mengalami atau beresiko kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih dari
batas normal suhu tubuh yaitu < 37,5 °C, dan demam juga dapat
berperan penting terhadap peningkatan perkembangan imunitas dalam
membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi, demam dapat
terjadi karena berbagai prosesinfeksi dan non infeksi yang berinteraksi
dengan hospes.

B. Anatomi dan fisiologi

Fungsi dari hipotalamus antara lain adalah:


a. Mengontrol suhu tubuh
b. Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin
c. Mengontrol asupan makanan
d. Mengontrol sekresi hormon-hormon hipofisis anterior
e. Menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior
f. Mengontrol kontraksi uterus pengeluaran susu
g. Pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, kemudian
mempengaruhi semua otot polos, otot jantung, sel eksokrin
h. Berperan dalam pola perilaku dan emosi.
Peran hipotalamus adalah pengaturan hipotalamus terhadap nafsu
makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area : area “makan”
lateral di anyaman nucleus berkas prosensefalon medial pada
pertemuan dengan serabut polidohipotalamik, serta “pusat rasa
kenyang:’ medial di nucleus vebtromedial.

C. Etiologi dan patofisiologi


- Etiologi :
Demam biasanya disebabkan oleh infeksi selain itu uga disebabkan
oleh keadaantoksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian
obat. Gangguan prada pusatregulasi suhu dapat menyebabkan temperatur
seperti pada stroke, peredaran otak, ataugangguan sentral lainnya
(Soeparman,2002 ).
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapatberhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan.
penyakit metabolik maupunpenyakit lain (Julia, 2003).
- Patofisiologi :
Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup
ampuh terhadapintbksi dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu
peluang kerja yang optimal untuksistem pertahanan tubuh. Demam teriadi
karena pelepasan pirogen dari dalam leukosityang sebelumnya terangsang
oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan peningkatan
metabolisrne suhu tubuh yang tinggi.
Hal ini dapat mengakibatkan gejalaseperti keringat dingin, ansietas,
panas mengakibatkan hipertenni. dehidrasi, bahkan dapatmengakibatkan
mual muntah sehingga memicu resiko kekurangan volume cairan,
dankurangnya pengetahuan keluarga terhadap proses penyakit

D. Manifestasiklinis
Tanda dan gejala febris :
1. Pasien banyak berkeringat dan menggigil
2. Gelisah
3. Rasa lelah
4. Tidak nafsu makan
5. Tenggorokan sakit
6. Batuk
7. Dehidrasi
8. Peningkatan suhu tubuh

E. Pathway
F. Faktor –faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system febris
- Infeksi salurann pernafasan
- Tumbuh gigi
- Tuberkulosis
- Penyakit autonium
- Kanker

G. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system febris

H. Komplikasi
1. Dehidrasi : demam penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : Serangan dalam 24 jam pertama demam dan
umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayan otak.
Menurut Corwin (2000) komplikasi febris diantaranya:
-Takikardi
-Insufisiensi jantung
-Insufisiensi pulmonal
-Kejang demam

I. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
a. Tes Urine
Pemeriksaan ini untuk memastikan gangguan yang membuat seseorang
mengalami demam dan juga memantau kondisi kesehatan seseorang.
b. Tes Darah
Pemeriksaan lab lainnya untuk mendiagnosis gangguan yang
menimbulkan demam adalah dengan tes darah. Tes ini mempunyai fungsi
untuk mengetahui jumlah komponen dari darah pada seseorang. Jika
penilaian dari tes ini di luar angka normal, berarti terdapat masalah yang
lebih besar sehingga tubuh mengalami demam.
c. Tes Panel Metabolisme
Tes panel metabolisme juga merupakan salah satu pemeriksaan lab yang
dilakukan untuk mendiagnosis penyakit demam yang terjadi. Hal ini
memiliki fungsi untuk mengetahui kondisi tubuh terkait dengan
metabolisme, seperti ginjal dan hati. Beberapa pemeriksaan yang terkait
dengan hal ini adalah kadar gula, protein, kalsium, elektrolit, ginjal, dan
hati.
J. Masalah keperawatan
a. Hipertermia , berhubungan dengan suhu tubuh meningkat diatas rentang
normal tubuh
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif, berhubungan dengan mempertahankan
jalan napas tetap paten
K. Penatalaksana
1. Medis
- Nebulizer
- Ttv
- Kompres air hangat
- kesadaran
2. Keperawatan
- Memberikan rasa aman dan nyaman
- Memberikan tindakan nebulizer kepada pasien untuk mengencerkan lendir
atau dahak
- Memberikan obat ibuprofen untuk menurunkan demam

II. RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN

A. Pengkajian
B. Diagnosis keperwatan
1. Diagnosis 1 : Hipertermia (D.0130)
a. Definisi
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
b. Batasan karakteristik
- Dehidrasi
- Kejang
- Suhu tubuh diatas nilai normal
- Kulit terasa hangat
c. Faktor yang berhubungan
- Dehidrasi
2. Bersihan jalan napas tidak evektif (D.0149)
a. Definisi
Mempertahankan jalan napas tepat paten
b. Batasan karakteristik
- Batuk tidak efektif
- Ortopnea
- Frekuensi napas berubah
c. Faktor yang berhubungan
- Batuk
C. PERENCAAN

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
SDKI : SLKI : SIKI :

Hipertermia (D.0130) Termoregulasi Regulasi temperatur


(L.14134) (I.14578)
Definisi : suhu tubuh Definisi : pengaturan Definisi :
meningkat diatas suhu tubuh agar tetap mempertahankan suhu
rentang normal berada pada rentang tubuh dalam rentang
normal. normal.
Faktor resiko :
Kriteria hasil : Observasi
- Dehidrasi
- Menggigil - Identifikasi
- Trauma
- Kulit merah penyebab
- Stroke
- Akrosianosis hipertermia (mis.
- Proses infeksi
- Konsumsi Dehidrasi, terpapar
oksigen ling.panas,
Kondisi klinis terkait :
- Piloerensi penggunaan
- Hipertiroid
- Fasokontriksi incubator)
- Prematuritas
perifer - Monitor suhu
- Kutis memorata tubuh
- Pucat - Monitor kadar
- Takikardi elektrolit
- Takipnea - Monitor haluaran
- Bradikardi urine
- Dasar kuku - Monitor
sianolik komplikasi akibat
- Hipoksia hipertermia
- Suhu tubuh Terapeutik
- Suhu kulit - Sediakan
- Kadar glukosa lingkungan yang
darah dingin
- Pengisian kapiler - Longgarkan atau
- Ventilasi lepaskan pakaian
- Tekanan darah - Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap
hari atau lebih
sering jika
mengalami
hyperhidrosis
(keringat berlebih)
- Lakukan
pendinginan
ekternal
- Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu

Diagnosa Tujuan kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil

SDKI : SLKI : SIKI :


Bersihan jalan Bersihan jalan Menejemen jalan napas
napas tidak evekif napas (I.01011)
(D.0149) ( L.01001)
Definisi : Definisi : obstruksi Definisi : mengidentifikasi dan

mempertahankan jalan napas untuk mengelola kepatenan jalan napas


jalan napas tetap mempertahankan Observasi :
paten jalan napas tetap - Monitor pola napas
Faktor Resiko : paten ( frekuensi,usaha napas)
- Batuk tidak Kriteria hasil : - Monitor bunyi napas tambahan
efetiktif - Ortopnea Teraupetik :
- Dispnea - Gelisah - Berikan minuman hangat
- Ortopnea - Frekuensi - Lakukan penghisapan lendir
Kondisi pasien napas kurang dari 15 detik
terkait : - Pola napas - Lakukan hiperoksigenasi
- Batuk sebelum penghisapan
endotrakeal
Edukasi :
- Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukol
itik jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Firebiologi W. (2007). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Arruzz Media
Depkes, R. (2010), Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Elizabeth, C. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran.
EGC.

Anda mungkin juga menyukai