Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA UTAMA

OBSERVASI FEBRIS
A. DEFINISI
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus
anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan,
karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan
antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas
yang hilang. Dalam keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi
peningkatan suhu dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah: (Nurarif & Kusuma, 2013)
- Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan mengigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan
juga demam hektik.
- Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
- Demam intermiten
Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam dalamsatu hari. Bila
demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari
terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
- Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam
yang etrus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
- Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode
bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.
B. ETIOLOGI
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau
sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut: (Muscari, 2001)
- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas dan
bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan
pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,
bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,
keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
(Nurarif & Kusuma, 2013)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
b. Kimia darah
c. Imunorologi
d. Urinalis
e. Mikrobiologi
f. Radiologi
g. Biologi molekuler
E. PATHWAY

Infeksi zat asing


masuk ke dalam tubuh

Merangsang
sistem
pertahanan
Dari dalam tubuh
(pirogen
endogen)

Melapaskan
pirogen

Dari luar tubuh


(pirogen
eksogen)

Reaksi
menaikkan
suhu tubuh

Dirangsang pelepasan
asam arakidonat &
produksi prostaglandin
meningkat

febri
hipertermi
Pembuluh di arteri
s
sempit &sekresi
kelenjar keringat
terhambat Kekurangan volume
Oksigen ke otak
cairan
menurun
Kejang
demam

Membawa pesan
ke hipotalamus
Metabolisme basal
meningkat
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
TIK meningkat
Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Secara fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala setiap
4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut atau
mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik keatas
atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang
yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena
oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak
akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat
seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
2. Obat-obatan antipiretik

Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di


hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set poin hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
di atas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi (Suriadi dan
Yuliani, R., 2001)
H.Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah :
1) Aktivitas atau istirahat
Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan, malaise, kelelahan, merasa
gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.
2) Sirkulasi
Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane mukosa kotor,
turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien febris.
3) Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti menolak dan depresi
juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego pasien.
4) Eliminasi
Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang bervariasi dari lunak sampai
bau atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya bising
usus, tidak ada peristaltik dan ada haemoroid.
5) Makanan dan cairan

Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan dan tidak toleran
terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan
hingga inflamasi rongga mulut.
6) Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri dan bau badan.
7) Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri yang dapat
berpindah.
8) Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan peningkatan suhu tubuh dengan
kemungkinan muncul lesi kulit.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipovolemia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
nafsu makan yang menurun.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan prognosis
berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.

J. ANALISA DATA
Diagnosa yang muncul:
Dx Keperawatan & data Batasan Karakteristik
fokus
Hipertermia (0007)
Ds: Ibu klien mengatakan

1. konvulsi
2. kulit kemerahan
3. peningkatan suhu tubuh

anaknya panas
Do:

Fator yang berhubungan

4.
5.
6.
7.

di atas normal
kejang
takikardi
takipnea
kulit terasa hangat

1.
2.
3.
4.

anastesia
penurunan respirasi
dehidrasi
pemajanan
lingkugan

yang panas
5. penyakit
6. pemakaian

pakaian

a.

Suhu tubuh klien lebih

b.
c.

dari 370C
Kulit terasa hangat
Kulit
terlihat

dengan suhu lingkungan


7. peningkatan
laju

d.
e.
f.

kemerahan
Kejang
Takikardi
takipnea

metabolism
8. medikasi
9. trauma
10.
aktivitas berlebihan

yang

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang

dari

kebutuhan

1.
2.
3.
4.

Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20 % atau

tubuh (00002)
lebih
Ds
a. Ibu klien mengatakan
anaknya susah makan
b. Ibu Klien mengatakan
anaknya

mengalami

muntah
Do
a. Klien tampak lemas dan
tak memiliki stamina

dibawah

berat

badan ideal
5. Kerapuhan kapiler
6. Diare
7. Kehilangan
rambut
berlebihan
8. Bising usus hiperaktif
9. Kurang makanan
10. Kurang informasi
11. Kurang minat pada
makanan
12. Penurunan beratbadan

tidak

sesuai

1. Factor biologis
2. Factor ekonomi
3. Ketidakmampuan untuk
mengabsorbsi nutrien
4. Ketdakmampuan untuk
mencerna makanan
5. Ketidakmampuan
menelan makanan
6. Factor psikologis

b. Berat

badan

klien

mengalami penurunan
c. Klien
terlihat
tidak
memilki nafsu makan
d. Membran mukosa klien
pucat
e. Adanya sariawan
f. Klien
tampak
menghindari makanan

dengan

asupan

makanan adekuat
13. Kesalahan konsepsi
14. Kesalahan informasi
15. Membrane
mukosa
pucat
16. Ketidakmampuan
memakan makanan
17. Tonus otot menurun
18. Mengeluh
gangguan
sensasi rasa
19. Mengeluh

asupan

makanan berkurang
20.Cepat kenyang setelah
makan
21. Sariawan rongga mulut
Ketidakefektifan

perfusi

jaringan perifer (00204)


Ds:
a. Ibu klien mengatakan
anaknya lemas
Do:
a.
b.
c.

Kulit menjadi kering


Capillary refill >3 detik
Terjadi peurunan nadi

K. RENCANA KEPERAWATAN
NO

DIAGNOSA

TUJUAN

INTERVENSI

.
1.

KEPERAWATAN
Hipertermia(00007)

NOC:

NIC:

1. Hidration
2. Adherence behavior
3. Immune status
4. Risk control
5. Risk detection

Temperature

regulation

(pengaturansuhu)
1. Monitor suhu minimal tiapdua jam
2. Rencanakan
monitoring

Kriteriahasil:
1. Keseimbanganantarapro
duksipanas, panas yang
diterima,
dankehilanganpanas
2. Seimbangantaraproduks
ipanas,

panas

suhusecarakontinyu
3. Monitor

tekanandarah,

nadidanrespiratory rate
4. Monitor warnadansuhukulit
5. Monitor

tanda-

tandahipertermidanhipotermi
6. Tingkatkan intake cairandannutrisi
7. Selimutipasienuntukmencegahhilang

yang
nyakehangatantubuh
8. Ajarkanpada

diterima,
dankehilanganpanassela
ma

28

haripertamakehidupan
3. Keseimbanganasambas

orang

tuapasiencaramencegahkeletihanaki
batpanas
9. Diskusikantentangpentingnyapengat
uransuhudankemungkinanefek

abayibarulahir
negative darikedinginan
4. Temperature stabil : 36,5 10.Beritahutentangindikasiterjadinyakel
37,5C
5. Tidakadakejang
6. Tidakadaperubahanwarn
akulit
7. Pengendalianrisiko:
hipertermia
8. Pengendalianrisiko:

etihandanpenanganann emergency
yang diperlukan
11. Ajarkanindikasidarihipotermiadanpe
nanganan yang diperlukan yang
diperlukan
12.Berikan anti piretikjikadiperlukan

hipotermia
9. Pengendalianrisiko:
proses menular
10.
Pengendalianrisiko:
paparansinarmatahari
2.

Ketidakseimbangan

NOC:

NIC

nutrisi

kurang

kebutuhan
(00002)

dari 1. Nutritional status


Weight Management (1260)
2. Nutritional status: Food
tubuh
1. Binahubungandengankeluargaklien
and fluid intake
2. Jelaskankeluargaklienmengenaipent
3. Nutritional
status:
ingnyapemberianmakanan,
nutrient intake
4. Weight control
penambahanberatbadandankehilaga
Kriteria Hasil:
1. Adanya
berat

nberatbadan
3. Jelaskankelurgakliententangkondisi
peningkatan

badan

sesuai

beratbadanklien
4. Jelaskanresikodarikekuranganberat

dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai

badan
5. Berikanmotivasikeluargaklienuntukm

dengan tinggi badan


3. Mampu mengidentifikasi

eningkatkanberatbadanklien
6. Pantauporsimakanklien
7. Anjurkanklienmakanteratur

kebutuhan nutrisi
4. Tidak
ada
tanda
malnutrisi
5. Menunjukan
peningkatan

fungsi

pengecapan

dari

menelan
6. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
3.

Ketidakefektifan

NOC:

NIC:

perfusi

jaringan 1. Circulation Status


2. Tussue
Perfusion
perifer (00204)
Cerebral

Peripheral Sensation Management


:
1. Monitor

adanya

daerah

tertentu

Kriteria Hasil:
yang

hanya

peka

terhadap

Mendemonstrasikan status
sirkulasi
dengan:

yang

ditandai

panas/dingin/tajam/tumpul
2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan
keluarga

1. Tekanan

systole

dan

diastole dalam rentang


yang diharapakan
2. Tidak ada ortostatik
hipertensi
3. Tidak ada tanda-tanda

untukmengobservasi kulit jika ada


lesi atau laserasi
4. Gunakan sarung

tangan

untuk

protekai
5. Kolaborasi pemberian analgetik
6. Batasi gerakan pada kepala, leher
dan punggung

peningkatan intrakranial

DAFTAR PUSTAKA

Corwin. 2000. Hand Book Of Pathofisiologi. Jakarta:EGC


Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com diakses
tanggal 12 Januari 2015.
Muscari, Mary E. 2001. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : Prima
Medika.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Robert, 2007, Penyakit Penyakit Tropis, Artikel diakses dari www.who_peditric.com
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php. diakses
tanggal 12 Januari 2015.
Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press, Surabaya.
Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai