Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. A DENGAN FEBRIS

DI RUANG ANGGREK RSUD SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

NAMA : KATON KAUTSARO KOPUL

NIM : 202012036

TEMPAT PRAKTIK : RSUD Surakarta

PROGAM SETUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP FISIOLOGIS
Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya
telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi.
Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer
sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu
badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang
juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat
penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien (Ngastiyah.
2005).

Jadi, febris adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal yang
terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi

B. DEFINISI

Febris (panas) dapat didefenisikan keadaan ketika individual mengalami atau


berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh terus menurus lebih dari 37,8 °C peroral
atau 37,9°C perrectal karena faktor eksternal (Tamsuri. 2016).

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38 OC (100,4 OF).
Suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 OC-38 OC (97 OF-
100,4 OF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian menurun
hingga pada tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18
tahun pada anak laki-laki. (Robert, 2017)

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C. Demam
merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu penyakit dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda yang
menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki suhu
400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang lesu
dan letargik dengan suhu 390C. (Muscari, 2011)
C. KARAKTERISTIK

Menurut Nurarif & Kusuma (2013) adapun Karakteristik Febris yaitu :

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)


2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

D. FAKTOR PENYEBAB

Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan riwayat
penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit, dan
evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama
demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam. (aplikasi
nanda)

Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau sebaliknya
dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:

- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas dan
bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi
vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada
bayi.
- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,
bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,
keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi. (Muscari, 2011)
E. TAHAPAN-TAHAPAN
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal yang
terkontrol .Keadaan demam diatur oleh sistem pengaturan suhu tubuh sebagaimana
tubuh mempertahankan temperature normal pada lingkungan yang dingin hanya pada
keadaan demam. Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan,
oleh karena aliran darah makin cepat sehingga makanan dan oksigenasi makin lancar.
Namun kalau suhu terlalu tinggi (di atas 38,5ºC) pasien mulai merasa tidak nyaman,
aliran darah cepat, jumlah darah untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru)
bertambah, sehingga volume darah ke ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung
kaki/tangan teraba dingin. Demam yang tinggi memacu metabolisme yang sangat
cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi napas lebih cepat. Dehidrasi
terjadi akibat penguapan kulit dan paru dan disertai dengan ketidakseimbangan
elektrolit, yang mendorong suhu makin tinggi (Lestari, 2016).

Masalah/gangguan yang timbul pada kebutuhan dasar manusia


a. Stupor
Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
b. Letargi
Letargi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kesadaran dan pemusatan
perhatian serta kesiagaan. Kondisi ini juga seringkali dipakai untuk
menggambarkan saat seseorang tertidur lelap, dapat dibangunkan sebentar namun
kesadaran yang ada tidak penuh, dan berakhir dengan tertidur kembali.
c. Kejang
Kejang adalah kondisi dimana otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali.
Seluruh gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik
melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terjadi
keabnormalan, otot-otot tubuh akan berkonntraksi dan bergerak tanpa terkendali.
d. Koma
Koma adalah situasi darurat medis ketika seseorang mengalami keadaan tidak
sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh
menurunnya aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi seperti
cedera otak parah, keracunan alkohol, atau infeksi (Hidayat, 2014).
F. PENGKAJIAN

a. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah :
1) Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
2) Aktivitas atau istirahat
Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan, malaise,
kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.
3) Sirkulasi
Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane mukosa
kotor, turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien
febris.
4) Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti
menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego
pasien.
5) Eliminasi
Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang bervariasi dari
lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat batu ginjal
dengan tanda menurunnya bising usus, tidak ada peristaltik dan ada
haemoroid.
6) Makanan dan cairan
Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan dan
tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa penurunan
lemak sub kutan, kelemahan hingga inflamasi rongga mulut.
7) Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri dan
bau badan.
8) Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri
yang dapat berpindah.
9) Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan peningkatan
suhu tubuh dengan kemungkinan muncul lesi kulit.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut SDKI (2016), didapatkan Diagnosa Keperawana sebagai berikut

1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.


2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipovolemia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
nafsu makan yang menurun.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan
prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak
adekuat.
I. INTERVENSI
Menurut SDKI (2016), Intervensi keperawatan yaitu
1. - Monitor suhu minimal tiapdua jam
- Rencanakan monitoring suhu secarakontinyu
- Monitor tekanandarah, nadidanrespiratory rate
- Monitor warnadansuhukulit
- Monitor tandatandahipertermidanhipotermi
- Tingkatkan intake cairandannutrisi
- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
- Ajarkanpada orang tua pasien caramencegah keletihan akibat panas
- Diskusikan tentang pentingnya pengat uran suhu dan kemungkinan efek
negative dari kedinginan
- Beritahu tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency
yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari hipotermia dan penanganan yang diperlukan yang
diperlukan
- Berikan anti piretik jika diperlukan
2. - Bina hubungan dengan keluarga klien
- Jelaskan keluarga klien mengenai pentingnya pemberian makanan,
penambahan berat badan dan kehilagan berat badan
- Jelaskan kelurga klien tentang kondisi berat badan klien
- Jelaskan resiko dari kekurangan berat badan
- Berikan motivasi keluarga klien untuk meningkatkan berat badan klien
- Pantau porsi makan klien
- Anjurkan klien makan teratur
3. - Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
- Monitor adanya paretese
- Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi
- Gunakan sarung tangan untuk protekai
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung

J. DAFTAR PUSTAKA
Muscari, Mary E. 2011. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
SDKI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : Prima Medika.
Robert, 2017, Penyakit – Penyakit Tropis, Artikel diakses dari
www.who_peditric.com

Suriadi dan Yuliani, R., 2011, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto,
Jakarta.
Tamsuri. Anas. (2016). Tanda – tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta: EGC.
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 27 – 05 - 2022
Identitas pasien
1) Pasien
Nama : An. A
Umur : 7 thn
Alamat : Donohudan, Gebang, Purworejo
Agama : Islam
Pekerjaan : TK-B
Suku bangsa : Indonesia
DX Medis : Febris
2) Penanggung Jawab
Nama : Ny. W
Umur : 40 thn
Alamat : Donohudan, Gebang, Purworejo
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku bangsa : Indonesia

B. Keluhan Utama
Demam
C. Riwayat Kesehatan sekarang
Keluarga pasien mengatakan demam 3 hari yang lalu, mual, pusing, diare dan
badannya lemas. Sudah berobat tepi belum membaik.
D. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan belum pernah mengalami sakit seperti ini
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
F. Pengkajian dengan 11 Pola Fungsional Gordon
1. Pola Persepsi dan Tata laksana Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bila ada yang sakit harus segera dibawa berobat
sampai sembuh

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis makanan nasi,
sayur, lauk, buah, air putih dalam sekali makan 1 porsi makanan habis dan dalam
sehari jumlah kalori 2000 kalori.
Saat sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis makanan bubur
kasar, lauk, sayur, senek, teh, dan air putih. dalam sekali makan hanya
mengabiskan setengah porsi dengan keluhan mual dan pusing.

3. Pola eliminasi
Eliminasi BAK
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan BAK 6-8x sehari dengan pancaran
kuat jumlah yang dikeluarkan kurang lebih 250cc sekali BAK aroma Amoniak,
warna kuning pucat, setelah mengeluarkan BAK perasaan lega, jumlah totdal
produksi urin kurang lebih 1500-2000/hari.
Saat sakit : keluarga pasien mengatakan BAK sehari 10-15x dengan pancara
lemah jumlah urin yang keluar kurang lebih 100cc sekali BAK dengan bau
Amoniak berwarna kuning pucat perasaan setelah BAK lega jadi dalam sehari
bisa mengeluarkan urine kurang lebih 1000-1500cc/hari
Eliminasi BAB
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan BAB 1x/hari dengan tekstur lunak
berbentuk dengan bau khas berwarna kuning kecoklatan.
Saat sakit : keluarga pasien mengatakan BAB 3-4x dalam sehari dengan tekstur
cair, sedikit ada ampas, bau busuk, berwarna kuning, tidak ada darah.
4. Pola aktifitas dan kebersihan diri
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan kegiatan sehari-hari sekolah untuk
waktu senggang bermain, mandi mandiri, berpakaian dibantu sebagian, berhias
dibantu sebagian, makan dan minum mandiri.
Saat sakit : keluarga pasien mengatakan saat di RS kegiatan diatas tempat tidur,
waktu senggang dengan bermain, mandi dibantu, berpakaian dibantu, berhias
dibantu, makan dan minum dibantu.
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan jam tidur anak kurang lebih 10 jam
dan perasaan waktu bangun tidur nyaman.
Saat sakit : keluarga pasien mengatakan jam tidur anak 4 jam, gangguan tidur
sering terbangun, dan perasaan waktu bangun masih terasa mengantuk.
6. Pola Kognisi dan Persepsi Sensori
Pasien dapat mengikuti dapat mengikuti intruksi dari perawat dan orang tua.
7. Pola Konsep diri
Peran diri : pasien mengatakan sudah 3 hari dirumah sakit dan tidak bisa
bersekolah dan tertinggal pelajarannya
8. Pola Peran-berhubungan
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan dalam masyarakat baik
9. Pola Seksual dan Seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan dan berusia 7 tahun, pasien mengatakan
belum menginjak masa menstruasi.
10. Pola Hubungan dan Peran
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan dalam masyarakat baik
11. Pola Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam dan dalam bimbingan beribadah.

G. Pemeriksaan fisik pada anak


 Tanda-tanda vital
 Keadaan umum : sedang
 Kesadaran : CM
 Tekanan darah : - mmhg
 Nadi : 168 x/mnt
 Respiratory : 30x/mnt
 Suhu : 38 oC
 BB : 16 kg
 Haed to toe
 Rambut : Rambut bersih, distribusi rambut baik ,kulit kepala
bersih,warna rambut hitam ,tidak ada lesi.
 Wajah : Bentuk wajah simetris ,tidak ada lesi dan luka.
 Mata :Bentuk mata simetris,alis simetris, konjungtiva anemis,
sclera putih,pupil isokor,reflek terhadap cahaya baik
 Hidung : tidak ada pembekakan, lubang hidung simetris, tidak
ada nyeri takan.
 Mulut : tidak ada kelainan bentuk bibir ,warna bibir pucat.
 Telinga : bentuk simestris, tidak ada serumen,tidak ada
pembengkakan, pendengaran baik.
 Tengkuk : tidak ada kelainan.
 Paru-paru :
1. inspeksi : bentuk dada simestris, tidak ada retraksi, tidak
kesulitan bernafas.
2. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Perkusi : suara sonor
4. Auskultasi: vasikular
 Abdomen :
1. Inspeksi :tidak ada lesi,warna kulit sawo matang.
2. Auskultasi :bising usus 16x /menit
3. Perkusi :tympani
4. Palpasi :ada nyeri tekan.
 Genetalia : bersih, tidak ada peradangan dan lesi.
 Ekstremitas :akral hangat,warna kulit sawo matang,tidak ada lesi,
capillary refill 1 detik.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang : hasil lab

Nama Hasil Satuan Nilai Rujukan


pemerikasaan

Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin 13,6 gr/dl 10.8 – 15.6
Leukosit 6,95 10^3/mm^3 4.50 – 13.50
Eritosit 4.87 Juta/mm^3 3.80 – 5.80
Trombosit 276 Ribu/mm^3 184 – 488
Hematokrit 37 % 33.0 – 45.0
Hitung Jenis
Leukosit
Basofil 0 % 0–1

Eosinofil 1 % 1–4

Limfosit L 10 % 20 – 40

Monosit 6 % 2– 8

Neutrofil Batang 2 % 2-6

Neutrofil segmen H 81 % 50-70

MCH 27.9 Pg 22.0-34.0

MCHC H 36.7 g/dL 82.0-36.0

MCV 76.2 fL < 3.13

Rasio N/L H 8.10

Analisis data :

No Hari/tanggal/jam Data fokus Problem Etiologi


1. Jumat, 27-05- Ds : Hipertermi Proses
2022 Pasien mengatakan demam infeksi
07.00 sudah 3 hari yang lalu
Do :
TTV
 Keadaan umum : sedang
 Kesadaran : CM
 Tekanan darah : - mmhg
 Nadi : 168x/mnt
 RR : 30x/mnt
 Suhu : 38 oC

2.. Jumat, 27-05- DS : Gangguan Hambatan


2022 - pasien mengatakan susah tidur Pola Tidur Lingkungan
07.00 - Pasien mengatakan ketika tidur
tidak nyenyak
DO: pasien terlihat lemas
- Keadaan umum sedang
- TD: - mmHg
- Nadi : 168 x/menit
- RR: 30 x/menit
- Suhu : 38°C
Sp02 : 98%

Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi b.d proses infeksi
2. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan
Intervensi Keperawatan
No Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi keperawatan Rasional Ttd
(Hari/ keperaw dan
Tgl/ atan kriteria
Jam) hasil
1. Jumat, Hiperter Setelah O: - Agar Katon
27-05- mi b.d dilakukan - Monitor suhu mengetahui
2022 proses tindakan tubuh berapa suhu
07.00 infeksi keperawat N: tubuh pasien
an selama - Tingkatkan - Agar
3 x 7 jam intake cairan mengetahui
diharapka dan nutrisi apakah dalam
n - Libatkan rentang normal
hipertermi keluarga saat atau tidak
teratasi memberikan - Agar intake
dengan kompres nutrisi dan
kriteria - Berikan pakaian cairan dalam
hasil : yang tipis rentang normal
-suhu E: - Agar keluarga
dalam - Edukasi untuk bisa melakukan
rentang sering minum kompres sendiri
normal - Berikan edukasi - Agar dapat
tentang menyerap
pentingnya kringat dan
pemberian membuat pasien
cairan nyaman
K: - Agar tidak
- Kolaborasi dehidrasi
DPJP
2.. Jumat, Ganggua Setelah O: Identifikasi pola - Untuk mengetahui
n pola
27-05- dilakukan aktivitas dan tidur kondisi dan pola
tidur b.d
2022 hambata tindakan aktivitas tidur pasien
n N: Lakukan prosedur - untuk memberikan
07:00 keperawat
lingkung
an an selama untuk meningkatkan kenyamanan pada
3x7 jam kenyamanan pasien
diharapka E: Ajarkan relaksasi - untuk memberikan
n otot autogenic atau cara edukasi kepada pasien
gangguan nonfarmakologi lainnya dan keluarga terkait
pola tidur teknik rileksasi non
teratasi farmakologis
dengan K: Kolaborasikan - untuk memantau pola

kriteria dengan keluarga untuk tidur pada pasien


hasil : memantau pola tidur dengan pengawasan
1. pola pasien keluarga
tidur
pasien
kembali
membaik
2. klien
Nampak
tidak
lemas
Implementasi Keperawatan
Hari 1
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi respon Ttd
(Hari/ keperawatan keperawatan
Tgl/Jam)
1. Jumat, 27- Hipertermi Memonitor suhu tubuh S : pasien mengatakan Katon
05-2022 b.d proses badannya panas
07.30 infeksi O : suhu tubuh pasien 38 oC

08.00 S : pasien mangatakan sudah


Meningkatkan intake minum banyak air putih
cairan dan nutrisi O : pasien tampak minum air
putih

Melibatkan keluarga
S : keluarga pasien
08.30 saat memberikan
menagtakan sudah
kompres
mengompres anaknya dengan
air hangat saat demam
O : pasien tampak dikompres
oleh keluarganya

Memberikan pakaian
09.00 S : pasien mengatakan lebih
yang tipis
enak dengan pakean tipis
O : pasien tampak tidak
kepanasan
Memberikan edukasi
09.30 tentang pentingnya S : pasien mengatakan sudah
pemberian cairan mengerti tentang pentingnya
minum saat sakit
O : pasien tampak paham
Mengkolaborasi DPJP
10.00 S : pasien bersedia diberikan
obat
O : obat masuk lewat oral
imunos
2. Jumat, 27- Gangguan Mengidentifikasi pola S : Pasien mengatakan sulit Katon
05-2022 Pola Tidur aktivitas dan tidur tidur.
12.00 b.d O : Pasien tampak lemah dan
Hambatan kurang nyaman
12.30 Lingkungan Melakukan prosedur S: Pasien mengatakan sering
untuk meningkatkan susah tidur karena kondisi
kenyamanan tubuh yang sedang sakit
O: pasien tampak lemas
karena kurang tidur
13.00 Mengajarkan relaksasi
S: Pasien mengatakan sering
otot autogenic atau cara
cemas karena kondisinya
nonfarmakologi lainnya
kurang nyaman untuk tidur
O: Pasien Nampak mau
diajarkan teknik rileksasi non
13.30 farmakologis
Mengkolaborasikan
S: Pasien mengatakan
dengan keluarga untuk
keluarga selalu memantau
memantau pola tidur
pola tidurnya
pasien
O: pasien tampak dalam
pantauan keluarga

Hari 2
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi respon Ttd
(Hari/ keperawatan keperawatan
Tgl/Jam)
1. Sabtu, 28- Hipertermi Memonitor suhu tubuh S : pasien mengatakan Katon
05-2022 b.d proses badannya masih panas
07.30 infeksi O : suhu tubuh pasien 38 oC
08.00 Meningkatkan intake S : pasien mangatakan sudah
cairan dan nutrisi minum air putih
O : pasien tampak minum air
putih belum maksimal

08.30 Melibatkan keluarga S : keluarga pasien


saat memberikan mengatakan sudah
kompres mengompres anaknya dengan
air hangat
O : pasien tampak dikompres
oleh keluarganya

09.00 Memberikan pakaian


S : pasien mengatakan lebih
yang tipis
enak dengan pakean tipis
O : pasien tampak tidak
kepanasan
09.30
Memberikan edukasi
S : pasien mengatakan sudah
tentang pentingnya
mengerti tentang pentingnya
pemberian cairan
minum saat sakit
O : pasien tampak paham
10.00
Mengkolaborasi DPJP
S : pasien dan keluarga pasien
tampak mengerti tentang
dokter yang berjaga
O : pasien dan keluarga
pasien tampak paham
2. Sabtu, 28- Gangguan Mengidentifikasi pola S : Pasien mengatakan tidur Katon
05-2022 Pola Tidur aktivitas dan tidur tapi terbangun.
12.00 b.d O : Pasien tampak kurang
Hambatan nyaman
12.30 Lingkungan Melakukan prosedur S: Pasien mengatakan kadang
untuk meningkatkan susah tidur karena kondisi
kenyamanan tubuh yang sakit
O: pasien tampak capek
karena kurang tidur
13.00 Mengajarkan relaksasi S: Pasien mengatakan sering
otot autogenic atau cara kesulitan terlelap karena
nonfarmakologi lainnya kondisinya kurang nyaman

untuk tidur
O: Pasien Nampak mau

13.30 diajarkan teknik rileksasi non


Mengkolaborasikan
farmakologis
dengan keluarga untuk
S: Pasien mengatakan
memantau pola tidur
keluarga selalu memantau
pasien
pola tidurnya
O: pasien tampak dalam
pantauan keluarga

Hari 3
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi respon Ttd
(Hari/ keperawatan keperawatan
Tgl/Jam)
1. Minggu, Hipertermi Memonitor suhu tubuh S : pasien mengatakan Katon
29-05- b.d proses badannya sudah tidak panas.
2022 infeksi O : suhu tubuh pasien 36,3 oC
07.30
08.00 Meningkatkan intake S : pasien mangatakan sudah
cairan dan nutrisi banyak minum air putih
O : pasien tampak minum air
putih

08.30 Melibatkan keluarga


S : keluarga pasien
saat memberikan
mengatakan pasien sudah
kompres tidak panas
O : cek suhu pasien sudah
36,3 C

S : pasien mengatakan sudah


09.00 Memberikan pakaian nyaman dengan pakaian
yang tipis kesehariannya
O : pasien tampak senang

S : pasien mengatakan sudah


09.30 Memberikan edukasi
mengerti tentang pentingnya
tentang pentingnya
minum air putih
pemberian cairan
O : pasien paham

10.00 S : pasien dan keluarga pasien


Mengkolaborasi DPJP
tampak mengerti tentang
dokter yang berjaga
O : pasien dan keluarga
pasien tampak paham
2. Minggu, Gangguan Mengidentifikasi pola S : Pasien mengatakan sudah
29-05- Pola Tidur aktivitas dan tidur tidur terlelap
2022 b.d O : Pasien tampak nyaman
12.00 Hambatan
Lingkungan Melakukan prosedur S: Pasien mengatakan tidur
12.30 untuk meningkatkan dengan kondisi tubuh yang
kenyamanan sehat
O: pasien tampak lebih bugar
karena tidur yang cukup
Mengajarkan relaksasi S: Pasien mengatakan tidur
13.00 otot autogenic atau cara terlelap karena kondisinya
nonfarmakologi lainnya sudah nyaman
O: Pasien Nampak mau
diajarkan teknik rileksasi non
Mengkolaborasikan farmakologi
13.30 dengan keluarga untuk S: Pasien mengatakan
memantau pola tidur keluarga selalu memantau
pasien pola tidurnya
O: pasien tampak dalam
pantauan keluarga

Evaluasi Formatif
No Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) Keperawatan
1. Jumat, 27-05- Hipertermi b.d S : pasien mengatakan demam Katon
2022 proses infeksi O:
07.00 TTV
 Keadaan umum : sedang
 Kesadaran : CM
 Tekanan darah : - mmhg
 Nadi : 168 x/mnt
 RR : 30x/mnt
 Suhu : 38 oC

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Berikan kompres hangat


- Anjurkan minum banyak
air putih

2. Jumat, 27-05- Gangguan Pola S: Pasien mengatakan sulit tidur, Katon


2022 Tidur b.d Hambatan lemas lelah dan kondisi tidak vit
07.00 Lingkungan O: pasien Nampak lelah dan
lemas pucat karena kurang tidur
A: gangguan pola tidur
P:
- Kolaborasi dengan keluarga
pantau kondisi pasien
- Intervensi dilanjutkan
3. Sabtu, 28-05- Hipertermi b.d S : pasien mengatakan badannya Katon
2022 proses infeksi sedikit panas
07.00 O:
TTV
 Keadaan umum : sedang
 Kesadaran : CM
 Tekanan darah : - mmhg
 Nadi : 168 x/mnt
 RR : 30x/mnt
 Suhu : 38 oC

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Berikan kompres hangat


- Anjurkan minum banyak
air

4. Sabtu, 28-05- Gangguan Pola S: Pasien mengatakan pola tidur Katon


2022 Tidur b.d Hambatan cukup membaik setelah dipantau
07.00 Lingkungan keluarga
O : Pasien Nampak lebih baik
namun masih pucat
A: Gangguan pola tidur
P : Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Sumatif
No Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) Keperawatan
1. Minggu, 29- Hipertermi b.d S : pasien mengatakan sudah Katon
05-2022 proses infeksi tidak demam
07.00 O:
TTV
 Keadaan umum : sedang
 Kesadaran : Normal
 Tekanan darah : - mmhg
 Nadi : 80 x/mnt
 RR : 20x/mnt
 Suhu : 36,4 oC

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

2. Minggu, 29- Gangguan Pola S : pasien mengatakan sudah Katon


05-2022 Tidur b.d Hambatan bisa tidur nyenyak
07.00 Lingkungan O: Keadaan umum baik,
TD: - mmHg,
Nadi : 80 x/menit,
RR: 20 x/menit,
Suhu : 36,4 °C,
Sp02 : 100%
A : gangguan pola tidur teratasi
P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai