Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

PADA Tn.S DENGAN HIPERTENSI

DI RUANG DAHLIA RSUD KOTA SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

KATON KAUTSARO KOPUL


202012036
RSUD SURAKARTA

PROGAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut


Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg.
Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda
gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat
untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai
silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit
hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan diri
ke pelayanan kesehatan. Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi
adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual,
muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016).
Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor
risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas,
alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit
ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).
Klasifikasi tekanan darah Normal: <120 dan <80

Pre-hipertensi:120-139 atau 80-89


Hipertensi stadium 1:140-159 atau 90-99

Hipertensi stadium II:<160 atau 100

Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka.angka yang


pertama menyatakan teknan sistolik yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh
darah ketika darah mengalir saat memompa drah keluar dari jantung.angka kedua
disebut diastolic yaitu angka yang menunjukan besarnya tekanan yang dialami
dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali kedalam jantung.

Tekanan sistolik diukur ketikajantung berkontraksi,sedangkan tekanan


diastolic diukur ketika jantung mengendur relaksasi.kedua angka ini sama pentingnya
dalam mengindikasi kesehatan kita,namun dalam praktiknya ,terutama orang tua yang
sudah memasuki usia diatas 40 tahun,yang lebih riskan adalah jika angka distoliknya
tinggi yaitu diatas 90 mmHg (adib,2012).

B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi hipertensi
primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada hipertensi jenis ini tidak
diketahui penyebabnya. Selain itu terdapat pula hipertensi sekunder akibat
adanya suatu penyakit atau kelainan yang mendasari, seperti stenosis arteri
renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronism, dan
sebagainya.(Endang Triyanto,2014)

Menurut Amalia H amriuddin 2014, faktor-faktor yang tidak dapat


dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.
Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.
a. Usia Usia mempengaruhi faktor resiko terkena Hipertensi dengan
kejadian paling tinggi pada usia 30 – 40 th. Kejadian 2X lebih besar
pada orang kulit hitam, dengan 3X lebih besar pada laki-laki kulit
hitam, dan 5X lebih besar untuk wanita kulit hitam.
b. Jenis kelamin Komplikasi hipertensi meningkat pada seseorang
dengan jenis kelamin laki-laki.
c. Riwayat keluarga Riwayat keluarga dengan hipertensi memberikan
resiko terkena hipertensi sebanyak 75%.
d. Obesitas Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia
pertengahan resiko hipertensi meningkat.
e. Serum lipid Meningkatnya triglycerida atau kolesterol meninggi
resiko dari hipertensi.
f. Diet Meningkatnya resiko dengan diet sodium tinggi, resiko
meninggi pada masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi
kalori.
g. Merokok Resiko terkena hipertensi dihubungkan dengan jumlah
rokok dan lamanya merokok.

C. Pathofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darahterletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermulajaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar darikolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusatvasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui systemsaraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskanasetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluhdarah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
responpembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi
sangatsensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa haltersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis
merangsangpembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.

Medulla adrenal mensekresiepinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks


adrenal mensekresi kortisoldan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluhdarah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran
ke ginjal, menyebabkanpelepasan rennin.Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubahmenjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor
kuat, yang pada gilirannya merangsangsekresi aldosteron oleh korteks
adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natriumdan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan
volume intra vaskuler.Semuafaktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi
untuk pertimbangangerontology.

Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh periferbertanggung


jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannyamenurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah.Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung ( volume sekuncup ) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer. (Sukarmo,2016)

D. Pathways
E. Komplikasi
Tekanan darah tinggo(Hipertensi) bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain
di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani hipertensi dapat menyebabkan komplikasi
seperti :
- Penyakit jantung
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Retinopati (Kerusakan retina)
- Penyakit pembuluh darah tepi
- Gangguan syaraf
- Sindrom metabolik
- Aneurisma otak
- Demensi saskuler
(Mubarak,2015)
F. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan
kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap
karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal
dan filtrasi glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Nurarif A.H & Kusuma H.,2016)

Tanda dan Gejala Tanda dan gelala hipertensi yaitu ;


- Sakit kepala, Epitaksis,
- Rasa berat di tengkuk,
- Mata berkunang – kunang, Mual, muntah,
- Kelemahan / letih, Sesak nafas, Kenaikan tekanan darah dari normal,
- Penurunan kekuatan genggaman tangan ,
- Pandangan mata kabur/tidak jelas. ( Aziza, Lucky, 2017
G. Penatalaksanaan Medis Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi meliputi modifikasi gaya hidup namun terapi
antihipertensi dapat langsung dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta dan
hipertensi derajat 2. Penggunaan antihipertensi harus tetap disertai dengan modifikasi
gaya hidup.4
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah: 9
Target tekanan darah 60 tahun < 6 g/hari. Beberapa hal lain yang disarankan adalah
target aktivitas fisik minimal 30 menit/hari dilakukan paling tidak 3 hari dalam
seminggu serta pembatasan konsumsi alkohol.

Terapi farmakologi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah hingga mencapai


tujuan terapi pengobatan. Berdasarkan JNC VIII pilihan antihipertensi didasarkan
pada ada atau tidaknya usia, ras, serta ada atau tidaknya gagal ginjal kronik. Apabila
terapi antihipertensi sudah dimulai, pasien harus rutin kontrol dan mendapat
pengaturan dosis setiap bulan hingga target tekanan darah tercapai. Perlu dilakukan
pemantauan tekanan darah, LFG dan elektrolit.
Jenis obat antihipertensi:
1. Diuretik Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya tekanan darah.
Contoh obat-obatan ini adalah: Bendroflumethiazide, chlorthizlidone,
hydrochlorothiazide, dan indapamide.
2. ACE-Inhibitor Kerja obat golongan ini menghambat pembentukan zat angiotensin
II (zat yang dapat meningkatkan tekanan darah). Efek samping yang sering timbul
adalah 10 batuk kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh obat yang
tergolong jenis ini adalah Catopril, enalapril, dan lisinopril.
3. Calsium channel blocker Golongan obat ini berkerja menurunkan menurunkan
daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi otot jantung (kontraktilitas).
Contoh obat yang tergolong jenis obat ini adalah amlodipine, diltiazem dan
nitrendipine.
4. ARB Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-
obatan yang termasuk golongan ini adalah eprosartan, candesartan, dan losartan.
5. Beta blocker Mekanisme obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronchial.
H. Penatalaksaan Keperawatan
 Identifikasi skala nyeri
 Berikan teknik non farmakologi
 Kaji TTV
 Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
 Mempertahankann tirah baring selama fase akut
 . Pantau tanda – tanda vital
 Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, Misal ;
kompres dingin pada dahi, beri pijatan di leher atau punggung d. Ajarkan
teknik relaksasi
 Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan
sakit kepala Misal ; mengejan saat buang air besar, batuk panjang,
membungkuk
 Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi analgetik

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
 Pemeriksaan penunjang seperti:
a) Darah rutin hemoglobin:untuk mengkaji hubungan dari sel sel tehadap volume
cairan dan dapat dapat mengindikasikan factor resiko:anemia
b) Blood unit nitrogen memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal
c) Kalsium serum:hiplokemia dapat mengindikasikan adanya aldostren utama
menjadi efek deruatik
d) Kolstrol dan trigliserid serum yaitu peningkatan kadar dapat mengidentifikasi
pencetus untuk adanya plak ateromatosa
e) Urinalisa
f) Steroid urin
g) Ekg
h) Foto dada
 Pemeriksan lanjutan tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama:
a) IVP:dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit perenkim
ginjal,batu ginjal/ureter.
b) CT scan:mengkaji adanya tumor cerebral
c) IUP:mengidentifikasi penyebab hipertensi
d) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi:spinal tab,CAT scan
J. Asuhan Keperawatan Menurut Teori
a) Aktivitas/istirahat
Gejala :kelemahan,letih,nafas pendek,gaya hidup monoton
Tanda:frekuensi jantung meningkat,perubahan irama jantung takipnea
b) Sirkulasi
Gejala:riwayat hipertensi,ateroskerosis,penyakit jantung koroner/penyakit serbavaskuler.
Tanda:kenaikan TD,nadi denyutan jelas,frekuensi/irama takikardai,bunyi jantung
murmur,ekstermitas,perubahan warna kulit.suhu dingin
c) Integritas ego
Gejala:riwayat perubahan kepribadian,ansietas,depresi,euphoria,marah
Tanda:letupan suasana hati,gelisah,factor stress multiple
d) Eliminasi
Gejala:gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e) Makanan atau cairan
Gejala:makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam,lemak dan
kolestrol,mual, munth.
Tanda:BB normal,edema,konjungvena,peningkatan JVP.
f) Neusensori
Gejala:keluhan pusing/pening,sakit kepala,kelemahan pada sisi tubuh,gangguan
pengeliatan kabur
Tanda:perubahan orientasi,pola nafas,isi bicara efek,roses piker atau memori,respon
monitorik penurunan kekuatan genggaman,prosespikir atau memori.
g) Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala:nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala okspital berat,nyeri abdomen.

h) Pernapasan
Gejala:dispenea yang berkaitan dengan aktifitas,takpinea,ortopnea,dispnea
Tanda:penggunaaan otot aksesoris,bunyi nafas tambahan sianosis
i) Keamanan
Gejala:gangguan koordinasi,cara jalan
Tanda:episode parestesia unilateral transien

j) Pembelajaran/penyuluhan
Gejala: factor resiko keluarga hiperteni,penyakit jantun g,penyakit serebralvasculer.
Diagnosa Keperawatan
- Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
- .Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dengan intake yang tidak adekuat

- Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vasculer serebral

- Defisit pengetahuan mengenai penyakit yang diderita berhubungan dengan kurang


terpapar informasi
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
- Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan,afterload, vasokonstruksi, iskemia miokardia, hipertrofi/rigiditas
(kekuatan) ventrikuler.
- Ketidakseimbangan Nutrisi lebih dari Kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebihan.
Asuhan Keperawatan Menurut Teori
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral Tujuan :
Nyeri kepala hilang
Intervensi :
a. Identifikasi skala nyeri
b.Berikan teknik non farmakologi
c.Kaji TTV
d.Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
Tujuan ; Tidak terjadi kerusakan jaringan
KH ; Melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan hilang atau terkontrol,
Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan
Intervensi ;
a. Mempertahankann tirah baring selama fase akut
b. Pantau tanda – tanda vital
c. Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,
Misal ; kompres dingin pada dahi, beri pijatan di leher atau punggung
d. Ajarkan teknik relaksasi
e. Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala Misal ; mengejan saat buang air besar,
batuk panjang, membungkuk
f. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi analgetik

3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan ; Kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi, peningkatan nafsu
makan, mukosa bibir lembab tidak terjadi penurunan berat badan.
KH ; Nafsu makan dapat meningkat, dapat mengabis kan diit dari
rumah sakit, Timbang berat badan setiap hari
Intervensi:
a. Beri makan dalam porsi sedikit tapi sering
b. Kaji ulang pola makan pasien
c. Motivasi pasien untuk makan
d. Awasi pemasukan diit
e. Beri hygiene oral sebelum dan sesudah makan f. Kolaborasi
dengan tim gizi dalam pemenuhan nutrisi bagi pasien

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


fisik Tujuan ; Dapat melakukan aktivitas secara mandiri
KH ; Hasil aktivitas dapat dilakukan secara optimal, aktivitas dapat
dilakukan sendiri
Intervensi ;
a. Observasi keadaan umum
b. Kaji tingkat aktivitas pasien
c. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas
d. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi
kebutuhab
e, Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap
jika dapat ditoleransi
K. Sumber Pustaka
Heni Puji W. & Yuni Kusmiyati.2017. Anatomi Fisiologi.: Pusat Pendidikan
Kesehatan Republik Indonesia
Elfiza Rona. 2011. Anatomi Kardiovaskuler: Salemba Medika
Aprilawati riza. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn.H Dengan Hipertensi : Media
Kesehatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-
ISI-DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3f252a705ddbef7abf69a6a9ec
69b2fd.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/3/Chapter1.pdf
http://eprints.undip.ac.id/56210/3/RONA_ELFIZA_22010113140159_LAP.KTI_BA
B_II.pdf
http://eprints.ums.ac.id/21288/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2130/1/KTI%20NI%20NYOMAN%20PARWATI.
pdf
LAPORAN KASUS
l. PENGKAJIAN
a) Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Ngemplak rt: 2/5, Donohudan, Ngemplak, Boyolali
Pekerjaan : Swasta
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.L
Hubungan dengan pasien : Istri
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ngemplak rt: 2/5, Donohudan, Ngemplak, Boyolali
Dx Medis : Hipertensi
c) Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri perut , kepala pusing, dan badan lemas
d) Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri dibagian perut dan kepala pusing
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan mempunyai DM dan jantung
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keluarga.
e) Pola kebiasaan sehari hari
1. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan selama satu minggu merasakan nyeri perut
dan kepala terasa pusing
Setelah sakit : pasien mengatakan rutin minum obat sesuai anjuran dokter
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari habis 1 porsi, minum air
putih setelah makan, pada pagi hari 1 gelas teh hangat.
Setelah sakit : pasien mengatakan makan 2x sehari habis 1 porsi, minum air
putih setelah makan. Pasien juga mengatakan lebih sering
mengkonsumsi air putih.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 2x sehari pada pagi dan sore hari
dengan konsistensi warna kuning pekat, bau khas, tidak
terdapar darah. BAK 3x sehari dengan konsistensi warna
kuning jernih, bau khas.
Setelah sakit : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada pagi hari dengan
konsistensi warna kuning pekat, bau khas, tidak terdapat
darah. BAK 4x sehari dengan konsistensi warna kuning pekat,
bau urin seperti obat.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan pada siang hari tidur ± 2 jam dari jam 13.00-
15.00 WIB dan pada malam hari ± 8 jam mulai dari jam 21.00-
05.00 biasa jam 3 terbangun untuk sholat tahajud.
Setelah sakit : Pasien mengatakan waktu tidur berkurang, tidur mulai pukul
22.00-05.00
5. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara
mandiri tanpa bantuan orang lain
Setelah sakit : pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara
mandiri namun untuk aktivitas yang berat dibantu oleh orang
lain
6. Pola Kognitif
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum mengetahui penyakit yang
dideritanya pasien tidak tahu cara penanganan yang tepat.
Setelah sakit : pasien mengatakan ingin mengetahui informasi tentang
panyakitnya dan cara penanganan yang tepat.
7. Pola hubungan dan peran
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berperan sebagai kepala rumah
tangga dan hubungannyadengan masyarakat sekitar baik
Sesudah sakit : Pasien mengatakan tidak dapat berperan sebagai kepala
rumah tangga dan kurang berhubungan baik dengan masyarakat.
8. Pola seksual dan reproduksi
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki dan tidak ada gangguan pada alat
reproduksi
9. Pola koping dan toleransi
Pasien mengatakan apabila mempunyai masalah selalu dimusyawarahkan
dengan suami dan anak anaknya
10. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit : pasien mengatakan beragama islam dan selalu menjalankan
sholat 5 waktu
Setelah sakit : pasien mengatakan selama sakit tidak bisa melakukan ibadah 5
waktu.

f) Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum :
Kesadaran : CM (Compos metis)
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah: 236/146 mmHg

Suhu : 36°C
Nadi : 107x/menit
Respirasi : 23x/menit

3. BB/TB
berat badan : 70 kg
tinggi badan : 160 cm
g) Pemeriksaan sistematis : head to toe
1. Kepala : bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
2. Rambut : banyak teedapat rambut warna putih (uban)
3. Mata : konjungtiva normal, idak ada edema
4. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan pada tulang hidung
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Mulut : tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, tidak
ada pembesaran tonsil.
7. Dada : bentuk simetris, suara jantung regular, suara paru vesikular.
8. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan
9. Kulit : Bersih, turgor kulit <2 detik
10. thorak :
Inspeksi : Bentuk simetris, bergerak dengan mudah saat respirasi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : perkusi diatas permukaan paru dalam keadaan normal
Aukultasi : Bronchial
11. Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Aukultasi : Bising Usus
22x/menit Palpasi : ada nyeri
tekan

Perkusi : Timpani
12. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis, pulsasi pada dinding thoraks
lemah Palpasi : dinding thoraks teraba
Perkusi : Tidak ada pembesaran disekeliling
jantung Aukultasi : Terdengar lup
13. Ekstermitas :
Atas : tidak ada odema, terpasang infus RL 20 Tpm
Bawah : tidak ada odem
2. Analisa data
No HARI/TANGGAL/ DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
JAM

1. Sabtu, 18 Juni 2022 Ds : Nyeri Akut Agen pencedera


fisiologis
09.00 WIB - pasien mengeluh
pusing kepala

- pasien mengatakan
nyeri perut

Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : Seperti ditusuk-tusuk
dan cekot – cekot

R : Bagian perut

S : Skala nyeri 5

T : hilang timbul
2. Sabtu,18 Juni 2022 Ds : Defisit pengetahuan Kurang terpapar
informasi
09.30 -Pasien mengatakan
kurang tau penyakit
hipertensi

- pasien mengatakan tidur


tidak pulas

Do :

-Pasien tampak bertanya


– tanya tentang penyakit
hipertensi

-Pasien tampak pucat

3. Sabtu, 18 Juni 2022 DS : Resiko Penurunan Perubahan


10.00
- Pasien mengatakan Curah Juntang frekuensi
batuk selama 3 hari jantung
- Pasien mengatakan
lemas

DO :
- Pasien tampak lelah dan
tampak pucat
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

c. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi


jantung
4. RENCANA KEPERAWATAN
N HARI/TG DIAGNOS TUJUAN DAN INTERVEN RASIONAL NAM
o L A KRITERIA SI A
HASIL
/JAM
1. Sabtu , 18 O : 1. untuk Katon
Nyeri akut Setelah dilakukan
Juni 2022 identifikasi mengetahui
b.d Agen tindakan selama
lokasi, lokasi,
10.00 Pencedera 3x7jam diharapkan
karakteristik, karakteristik,
Fisiologis tingkat nyeri
durasi, durasi,
berkurang dengan
frekuensi, frekuensi,
kriteria hasil :
kualitas, kualitas, dan
1. keluhan nyeri intensitas intensitas nyeri
menurun nyeri
2. Untuk
N : Berikan
2. pasien meringis mengurangi
teknik non
kesakitan menurun rasa nyeri
farmakologi
yang timbul
3. gelisah menurun.
E : Ajarkan kembali
teknik non
3. Untuk
farmakologi
mengajarka
K: n tehnik
yang dapat
Kolaborasika
mengurangi
n dengan
nyeri
dokter
pemberian 4. Pemberian
obat analgetic
dapat
mengurangi
nyeri
2. Sabtu, 18 Defisit Setelah dilakukan O : 1. Mengetahui Katon
Juni 2022
pengetahua tindakan Observasi seberapa
11.00
n keperawatan tingkat paham pasien
berhubung selama 3x7 pengetahua dengan
an dengan jam n penyakitnya
kurang Pasien mengerti
2. Supaya
terpapar apa itu penyakit tentang
pasien
informasi hipertensi. penyakit
paham akan
hipertensi
dengan Kriterial pentingnya
Hail : T: Jelaskan penyakit
Patofisiolo
1. Pasien paham Hipertensi
gi penyakit
akan pentingnya
dengan 3.Mengetahui
penyakit
cara yang berapa persen
hipertensi
tepa pasien paham
2. Pasien mampu Melakukan
E : Berikan
melaksanakan tindakan
penilaian
prosedur yang selanjutnya
tentang
dijelaskan secara
tingkat
benar
pengetahua
3. pasien mampu n pasien
menjelaskan mengenai
kembali apa yang proses
di jelaskan penyakit
perawata
K
pasien bisa tidur :kolaborasi
dengan nyenyak
dengan
dokter
untuk
tindakan
selanjutnya
3. Sabtu, 18 Resiko Setelah dilakukan O : 1. untuk Katon
Juni 2022
12.30 Penurunan tindakan identifikasi mengetahui
Curah keperawatan tanda dan tanda dan
Jantung b.d selama 3x7 jam gejala gejala primer
Penurunan diharapkan primer penuruan
Frekuensi perubahan penurunan curah jantung.
Jantung frekuensi jantung curah
menurun. Dengan jantung.
kriteria hasil : N: 2. untuk
1. lelah menurun posisikan meningkatkan
2. batuk pasien semi- dorongan pada
berkurang fowler diafragma
3. pucat menurun. dengan kaki sehingga
ke bawah meningkatkan
atau posisi ekspansi dada
nyaman dan ventilasi
paru.
E: 3. untuk
Anjurkan melatih pasien
beraktivitas beraktivitas
secara ketika sudah
bertahap. sembuh
K: 4. untuk
kolaborasi menormalkan
pemberian ritme jantung
antiaritmia.
(jika perlu)
5. IMPLEMENTASI
N HARI/TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON NAMA
o /

JAM

1. Sabtu, 18 Nyeri akut Mengidentifikasi Skala S : Pasien Katon


Juni 2022
berhubungan Nyeri mengatakan
07.00
dengan Agen pusing kepala
Pencedera - Pasien mengatakan
fisiologis nyeri perut

O:
Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : Seperti ditusuk-
tusuk dan cekot –
cekot

R : Bagian perut

S : Skala nyeri 5

T : hilang timbul
07.30 Berikan teknik non S : Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa nyeri . belum tau cara
teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
O : Pasien tampak
terbaring di tempat
tidur menahan nyeri
perut.

08.00 Mengajarkan teknik S : Pasien Katon


non farmakologi mengatakan
belum megetahui
teknik non
farmakologi

O : pasien tampak
bingung

08.30 Berkolaborasi dengan S : Pasien Katon


dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat

O : analgetic masuk
melalui IV
Sabtu, 18 Defisit Mengobservasi tingkat S : Pasien Katon
Juni 2022
pengetahuan pengetahuan tentang mengatakan tidak
09.00
berhubungan penyakit hipertensi tau apa itu
dengan hipertensi
kurang
O : Pasien tampak
terpapar
bingung dengan
informasi
penyakitnya

09.30 Menjelaskan S : Pasien Katon


Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang tepat. belum paham
yang dijelaskan
perawat.
O : pasien tampak
belum paham
yang dijelaskan
perawat

10.00 Berikan penilaian S : Pasien mengatakan Katon


tentang tingkat belum tau tentang
pengetahua n pasien hipertensi
O : pasien tampak
bingung ketika
diberikan
penjelasan

10.30 kolaborasi dengan S : Pasien Katon


dokter untuk tindakan mengatakan mau
selanjutnya diberikan tindakan
selanjutnya oleh
dokter
O : Pasien
mengatakan mau
diberikan
tindakan
selanjutnya
Sabtu, 18 Resiko Identifikasi tanda dan S : Pasien mengatakan Katon
Juni 2022
11.00 Penurunan gejala primer pusing kepala
Curah Jantung penurunan curah O : pasien tampak lemas
b.d Penurunan jantung. dan pucat
Frekuensi
Jantung

11.30 posisikan pasien semi- S: Pasien mengatakan Katon


fowler dengan kaki ke nyaman dengan semi-
bawah atau posisi fowler
nyaman O : pasien tampak rileks

12.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien mengatakan Katon


secara bertahap. sulit beraktivitas
O : pasien tampak
berbaring di tempat
tidur
12.30 kolaborasi pemberian S : Pasien mengatakan Katon
antiaritmia. (jika perlu) bersedia diberikan obat
O : memasukkan obat
melalui IV

Minggu, 19 Nyeri Akut b.d Mengidentifikasi Skala S : Pasien Katon


Juni 2022
07.00 Agen Nyeri mengatakan
pencedera pusing kepala
fisiologis sudah mulai
hilang
- Pasien mengatakan
nyeri perut kadang
masih terasa
O:

Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : Seperti cekot –
cekot
R : Bagian perut

S : Skala nyeri 4

T : hilang timbul
07.30 Berikan teknik non S : Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa nyeri sudah mulai
. paham cara
teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
O : Pasien tampak
melakukan
teknik non
farmakologi.
08.00 Mengajarkan teknik S : Pasien Katon
non farmakologi mengatakan
mulai paham
megetahui teknik
non farmakologi

O : pasien tampak
mulai paham
08.30 Berkolaborasi dengan S : Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat

O : analgetic masuk
melalui IV
Minggu, 19 Defisit Mengobservasi tingkat S : Pasien Katon
Juni 2022
09.00 pengetahuan pengetahuan tentang mengatakan
berhubungan penyakit hipertensi paham apa itu
dengan hipertensi
kurang
O : Pasien tampak
terpapar
informasi
memahami dengan
penyakitnya
09.30 Menjelaskan S : Pasien Katon
Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang tepat. memahami yang
dijelaskan
perawat.
O : pasien tampak
mulai memahami
yang dijelaskan
perawat

10.00 Berikan penilaian S : Pasien mengatakan Katon


tentang tingkat mulai paham
pengetahua n pasien tentang hipertensi
O : pasien tampak
antusias ketika
diberikan
penjelasan
10.30 kolaborasi dengan S : Pasien Katon
dokter untuk tindakan mengatakan mau
selanjutnya diberikan tindakan
selanjutnya oleh
dokter
O : Pasien
mengatakan mau
diberikan
tindakan
selanjutnya
3. Minggu, 19 Resiko Identifikasi tanda dan S : Pasien mengatakan Katon
Juni 2022
11.00 penurunan gejala primer pusing kepala hilang
curah penurunan curah timbul
jantung b.d jantung. O : pasien tampak lemas
penurunan dan pucat mulai
frekuensi berkurang
jantung
11.30 posisikan pasien semi- S: Pasien mengatakan
fowler dengan kaki ke nyaman dengan semi-
bawah atau posisi fowler
nyaman O : pasien tampak rileks

12.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien mengatakan Katon


secara bertahap. mulai mencoba
beraktivitas
O : pasien tampak
beraktivitas duduk dan
berlatih aktivitas
12.30 kolaborasi pemberian S : Pasien mengatakan Katon
antiaritmia. (jika perlu) bersedia diberikan obat
O : memasukkan obat
melalui IV
Senin, 20 Nyeri Akut Mengidentifikasi Skala S: Pasien Katon
Juni 2022
07.00 b.d Agen Nyeri mengatakan
pencedera pusing kepala
fisiologis sudah hilang
- Pasien mengatakan
nyeri perut sudah
tidak terasa.
O:

Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : Seperti cekot –
cekot
R : Bagian perut

S : Skala nyeri 2

T:-
07.30 Berikan teknik non S : Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa nyeri sudah paham
. cara teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
O : Pasien tampak
melakukan
teknik non
farmakologi.
08.00 Mengajarkan teknik S : Pasien Katon
non farmakologi mengatakan
paham megetahui
teknik non
farmakologi

O : pasien tampak
paham teknik non
farmakologi
08.30 Berkolaborasi dengan S : Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat

O : analgetic masuk
melalui IV
Senin, 20 Defisit Mengobservasi tingkat S : Pasien Katon
Juni 2022
09.00 pengetahuan pengetahuan tentang mengatakan
berhubungan penyakit hipertensi paham apa itu
dengan hipertensi
kurang
terpapar
O : Pasien tampak
informasi
memahami dengan
penyakitnya
09.30 Menjelaskan S : Pasien Katon
Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang tepat. memahami yang
dijelaskan
perawat.
O : pasien tampak
memahami yang
dijelaskan
perawat

10.00 Berikan penilaian S : Pasien mengatakan Katon


tentang tingkat paham tentang
pengetahua n pasien hipertensi
O : pasien tampak
antusias ketika
diberikan
penjelasan
10.30 kolaborasi dengan S : Pasien Katon
dokter untuk tindakan mengatakan mau
selanjutnya diberikan tindakan
selanjutnya oleh
dokter
O : Pasien
mengatakan mau
diberikan
tindakan
selanjutnya
Senin, 20 Resiko Identifikasi tanda dan S : Pasien mengatakan Katon
Juni 2022
11.00 penurunan gejala primer pusing kepala hilang
curah penurunan curah O : pasien tampak lebih
jantung b.d jantung. sehat
penurunan
frekuensi
jantung
11.30 posisikan pasien semi- S: Pasien mengatakan Katon
fowler dengan kaki ke nyaman dengan semi-
bawah atau posisi fowler
nyaman O : pasien tampak rileks

12.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien mengatakan Katon


secara bertahap. sudah beraktivitas
O : pasien tampak
beraktivitas
kolaborasi pemberian S : Pasien mengatakan
antiaritmia. (jika perlu) bersedia diberikan obat
O : memasukkan obat
melalui IV
6. EVALUASI FORMATIF
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI NAMA

1. Sabtu, 18 Juni Nyeri akut S : Katon


2022 07.00 pasien mengatakan
berhubungan
pusing kepala
dengan Agen
 pasien mengatakan
Pencedera
nyeri perut
Fisiologis
Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : Seperti ditusuk-tusuk
dan cekot – cekot

R : bagian perut

S : Skala nyeri 5

T : hilang timbul

O:

TTV:

TD:232/146 mmHg

S : 36°C

N : 107x/menit

R : 23x/menit

- konjungtiva anemis

 mukosa bibir
kering
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4
dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
09.00 Defisit pengetahuan S : Katon
berhubungan dengan  Pasien mengatakan
kurang terpapar tidak tau apa itu
informasi hipertensi
 Pasien mengatakan
belum paham yang
dijelaskan perawat
O:

 Pasien tampak
bingung dengan
penyakitnya
 pasien tampak
belum paham yang
dijelaskan perawat
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4
dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
12.00 Resiko penurunan S: Katon
curah jantung b.d - Pasien mengatakan batuk
penurunan frekuensi selama 3 hari
jantung - Pasien mengatakan lemas
O:
- Pasien tampak lelah dan
tampak pucat
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4
lanjutkan
P: Masalah belum teratasi
2. Minggu, 19 Juni Nyeri akut S : Katon
2022 07.00 pasien mengatakan
berhubungan
pusing kepala
dengan Agen
sudah berkurang
Pencedera
 pasien mengatakan
Fisiologis
nyeri perut mulai
berkurang
Sifat Nyeri :
P : penyakit hipertensi

Q : cekot – cekot

R : bagian perut

S : Skala nyeri 4

T : hilang timbul

O:

TTV:

TD:180/100 mmHg

S : 36°C

N : 100x/menit

R : 23x/menit

- konjungtiva anemis

 mukosa bibir
kering
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4
dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
09.00 Defisit pengetahuan S : Katon
berhubungan dengan  Pasien mengatakan
kurang terpapar sedang memahami
informasi penyakit hipertensi
 Pasien mengatakan
mulai paham yang
dijelaskan perawat
O:

 Pasien tampak
memahami dengan
penyakitnya
 pasien tampak
mulai paham yang
dijelaskan perawat
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4
dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
12.00 Resiko penurunan S: Katon
curah jantung b.d - Pasien mengatakan batuk
penurunan frekuensi sudah mulai berkurang
jantung - Pasien mengatakan lemas
sudah berkurang
O:
- Pasien tampak lebih sehat
- TTV:
TD : 180/100 mmhg
N : 100 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4
lanjutkan
P: Masalah belum teratasi
7. EVALUASI SUMATIF
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI

1. Senin, 20 Juni Nyeri akut S:


2022 07.00 pasien mengatakan
berhubungan dengan Agen
pusing kepala sudah
Pencedera Fisiologis
hilang
 pasien mengatakan nyeri
perut sudah tidak terasa
Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : cekot – cekot

R : bagian perut

S : Skala nyeri 0

T : hilang timbul

O:

TTV:

TD:120/80 mmHg

S : 36°C

N : 800x/menit

R : 23x/menit

A : Intervensi 1, 2, dan 3,4


dihentikan
P : Masalah teratasi
Defisit pengetahuan S:
berhubungan dengan kurang  Pasien mengatakan sudah
terpapar informasi memahami penyakit
hipertensi
 Pasien mengatakan
paham yang dijelaskan
perawat
O:

 Pasien tampak
memahami dengan
penyakitnya
 pasien tampak paham
yang dijelaskan perawat
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4
dihentikan
P : Masalah teratasi
Resiko penurunan curah S:
jantung b.d penurunan - Pasien mengatakan sudah tidak
frekuensi jantung batuk
- Pasien mengatakan sudah tidak
lemas
O:
- Pasien tampak lebih sehat
- TTV:
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4
dihentikan
P: Masalah teratasi

Anda mungkin juga menyukai