Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

PADA Tn.S DENGAN HIPERTENSI

DI RUANG DAHLIA RSUD KOTA SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

KATON KAUTSARO KOPUL


202012036
RSUD SURAKARTA

PROGAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut


Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi
merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala
khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk
beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent
killer (Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit
hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan diri
ke pelayanan kesehatan. Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi
adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual,
muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016).
Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor
risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas,
alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit
ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).
Klasifikasi tekanan darah Normal: <120 dan <80
Pre-hipertensi:120-139 atau 80-89

Hipertensi stadium 1:140-159 atau 90-99


Hipertensi stadium II:<160 atau 100
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka.angka yang
pertama menyatakan teknan sistolik yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh
darah ketika darah mengalir saat memompa drah keluar dari jantung.angka kedua
disebut diastolic yaitu angka yang menunjukan besarnya tekanan yang dialami dinding
pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali kedalam jantung.

Tekanan sistolik diukur ketikajantung berkontraksi,sedangkan tekanan


diastolic diukur ketika jantung mengendur relaksasi.kedua angka ini sama pentingnya
dalam mengindikasi kesehatan kita,namun dalam praktiknya ,terutama orang tua yang
sudah memasuki usia diatas 40 tahun,yang lebih riskan adalah jika angka distoliknya
tinggi yaitu diatas 90 mmHg (adib,2012).

B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi hipertensi
primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada hipertensi jenis ini tidak
diketahui penyebabnya. Selain itu terdapat pula hipertensi sekunder akibat adanya
suatu penyakit atau kelainan yang mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit
parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronism, dan sebagainya.(Endang
Triyanto,2014)

Menurut Amalia H amriuddin 2014, faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi


antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.
a. Usia Usia mempengaruhi faktor resiko terkena Hipertensi dengan
kejadian paling tinggi pada usia 30 – 40 th. Kejadian 2X lebih besar pada
orang kulit hitam, dengan 3X lebih besar pada laki-laki kulit hitam, dan
5X lebih besar untuk wanita kulit hitam.
b. Jenis kelamin Komplikasi hipertensi meningkat pada seseorang
dengan jenis kelamin laki-laki.
c. Riwayat keluarga Riwayat keluarga dengan hipertensi memberikan
resiko terkena hipertensi sebanyak 75%.
d. Obesitas Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia
pertengahan resiko hipertensi meningkat.
e. Serum lipid Meningkatnya triglycerida atau kolesterol meninggi
resiko dari hipertensi.
f. Diet Meningkatnya resiko dengan diet sodium tinggi, resiko meninggi
pada masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi kalori.
g. Merokok Resiko terkena hipertensi dihubungkan dengan jumlah
rokok dan lamanya merokok.

C. Pathofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darahterletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermulajaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar darikolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusatvasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui systemsaraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskanasetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluhdarah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi responpembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangatsensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa haltersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsangpembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi.

Medulla adrenal mensekresiepinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks


adrenal mensekresi kortisoldan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluhdarah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran
ke ginjal, menyebabkanpelepasan rennin.Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubahmenjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsangsekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini
menyebabkan retensi natriumdan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intra vaskuler.Semuafaktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi
untuk pertimbangangerontology.

Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh periferbertanggung


jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannyamenurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah.Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung ( volume sekuncup ) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer. (Sukarmo,2016)

D. Pathways

(Sukarno,2016)
E. Komplikasi
Tekanan darah tinggo(Hipertensi) bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain
di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani hipertensi dapat menyebabkan komplikasi
seperti :
- Penyakit jantung
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Retinopati (Kerusakan retina)
- Penyakit pembuluh darah tepi
- Gangguan syaraf
- Sindrom metabolik
- Aneurisma otak
- Demensi saskuler
(Mubarak,2015)
F. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan
kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap
karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal
dan filtrasi glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain (Nurarif A.H & Kusuma H.,2016)

Tanda dan Gejala Tanda dan gelala hipertensi yaitu ;


- Sakit kepala, Epitaksis,
- Rasa berat di tengkuk,
- Mata berkunang – kunang, Mual, muntah,
- Kelemahan / letih, Sesak nafas, Kenaikan tekanan darah dari normal,
- Penurunan kekuatan genggaman tangan ,
- Pandangan mata kabur/tidak jelas. ( Aziza, Lucky, 2017
G. Penatalaksanaan Medis Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi meliputi modifikasi gaya hidup namun terapi antihipertensi
dapat langsung dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta dan hipertensi
derajat 2. Penggunaan antihipertensi harus tetap disertai dengan modifikasi gaya
hidup.4
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah: 9
Target tekanan darah 60 tahun < 6 g/hari. Beberapa hal lain yang disarankan adalah
target aktivitas fisik minimal 30 menit/hari dilakukan paling tidak 3 hari dalam
seminggu serta pembatasan konsumsi alkohol.

Terapi farmakologi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah hingga mencapai tujuan
terapi pengobatan. Berdasarkan JNC VIII pilihan antihipertensi didasarkan pada ada
atau tidaknya usia, ras, serta ada atau tidaknya gagal ginjal kronik. Apabila terapi
antihipertensi sudah dimulai, pasien harus rutin kontrol dan mendapat pengaturan dosis
setiap bulan hingga target tekanan darah tercapai. Perlu dilakukan pemantauan tekanan
darah, LFG dan elektrolit.
Jenis obat antihipertensi:
1. Diuretik Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya tekanan darah.
Contoh obat-obatan ini adalah: Bendroflumethiazide, chlorthizlidone,
hydrochlorothiazide, dan indapamide.
2. ACE-Inhibitor Kerja obat golongan ini menghambat pembentukan zat angiotensin
II (zat yang dapat meningkatkan tekanan darah). Efek samping yang sering timbul
adalah 10 batuk kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh obat yang tergolong
jenis ini adalah Catopril, enalapril, dan lisinopril.
3. Calsium channel blocker Golongan obat ini berkerja menurunkan menurunkan daya
pompa jantung dengan menghambat kontraksi otot jantung (kontraktilitas). Contoh
obatyang tergolong jenis obat ini adalah amlodipine, diltiazem dan nitrendipine.
4. ARB Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan
yang termasuk golongan ini adalah eprosartan, candesartan, dan losartan.
5. Beta blocker Mekanisme obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronchial.
H. Penatalaksaan Keperawatan
 Identifikasi skala nyeri
 Berikan teknik non farmakologi
 Kaji TTV
 Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
 Mempertahankann tirah baring selama fase akut
 . Pantau tanda – tanda vital
 Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, Misal ;
kompres dingin pada dahi, beri pijatan di leher atau punggung d. Ajarkan teknik
relaksasi
 Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan
sakit kepala Misal ; mengejan saat buang air besar, batuk panjang, membungkuk
 Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi analgetik

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
 Pemeriksaan penunjang seperti:
a) Darah rutin hemoglobin:untuk mengkaji hubungan dari sel sel tehadap volume
cairan dan dapat dapat mengindikasikan factor resiko:anemia
b) Blood unit nitrogen memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal
c) Kalsium serum:hiplokemia dapat mengindikasikan adanya aldostren utama menjadi
efek deruatik
d) Kolstrol dan trigliserid serum yaitu peningkatan kadar dapat mengidentifikasi
pencetus untuk adanya plak ateromatosa
e) Urinalisa
f) Steroid urin
g) Ekg
h) Foto dada
 Pemeriksan lanjutan tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama:
a) IVP:dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit perenkim
ginjal,batu ginjal/ureter.
b) CT scan:mengkaji adanya tumor cerebral
c) IUP:mengidentifikasi penyebab hipertensi
d) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi:spinal tab,CAT scan
J. Asuhan Keperawatan Menurut Teori
a) Aktivitas/istirahat
Gejala :kelemahan,letih,nafas pendek,gaya hidup monoton
Tanda:frekuensi jantung meningkat,perubahan irama jantung takipnea
b) Sirkulasi
Gejala:riwayat hipertensi,ateroskerosis,penyakit jantung koroner/penyakit serbavaskuler.
Tanda:kenaikan TD,nadi denyutan jelas,frekuensi/irama takikardai,bunyi jantung
murmur,ekstermitas,perubahan warna kulit.suhu dingin
c) Integritas ego
Gejala:riwayat perubahan kepribadian,ansietas,depresi,euphoria,marah
Tanda:letupan suasana hati,gelisah,factor stress multiple
d) Eliminasi
Gejala:gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e) Makanan atau cairan
Gejala:makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam,lemak dan
kolestrol,mual, munth.
Tanda:BB normal,edema,konjungvena,peningkatan JVP.
f) Neusensori
Gejala:keluhan pusing/pening,sakit kepala,kelemahan pada sisi tubuh,gangguan
pengeliatan kabur
Tanda:perubahan orientasi,pola nafas,isi bicara efek,roses piker atau memori,respon
monitorik penurunan kekuatan genggaman,prosespikir atau memori.
g) Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala:nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala okspital berat,nyeri abdomen.

h) Pernapasan
Gejala:dispenea yang berkaitan dengan aktifitas,takpinea,ortopnea,dispnea
Tanda:penggunaaan otot aksesoris,bunyi nafas tambahan sianosis
i) Keamanan
Gejala:gangguan koordinasi,cara jalan
Tanda:episode parestesia unilateral transien
j) Pembelajaran/penyuluhan
Gejala: factor resiko keluarga hiperteni,penyakit jantun g,penyakit serebralvasculer.
Diagnosa Keperawatan
- Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
- .Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dengan intake yang tidak adekuat

- Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vasculer serebral

- Defisit pengetahuan mengenai penyakit yang diderita berhubungan dengan kurang


terpapar informasi
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
- Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan,afterload, vasokonstruksi, iskemia miokardia, hipertrofi/rigiditas
(kekuatan) ventrikuler.
- Ketidakseimbangan Nutrisi lebih dari Kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebihan.
Asuhan Keperawatan Menurut Teori
1. Nyeri akut berhubungan dengan Resusitensi pembuluh darah otak
Tujuan : Nyeri kepala hilang
Intervensi :

a. Identifikasi skala nyeri


b.Berikan teknik non farmakologi
c.Kaji TTV
d.Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi.
Tujuan : jantung membaik
KH ; Melaporkan penurunan jantung dapat teratasi
Intervensi :

a. Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung

b.Posisikan pasien Semi-fowler atau fowler dengan kaki bawah atau posisi
nyaman

c. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap

d.Kolaborasi pemberian antiaritmia


3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Tujuan : pasien dapat mengetahui penyakit yang di derita dan
perawatannya
KH ; paham pentingnya penyakit, mampu melaksanakan prosedur
Intervensi:
a. Observasi tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi
b. Jelaskan patofisiologi penyakit dengan cara yang tepat
c. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
d.Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya
K. Sumber Pustaka
Heni Puji W. & Yuni Kusmiyati.2017. Anatomi Fisiologi.: Pusat Pendidikan
Kesehatan Republik Indonesia
Elfiza Rona. 2011. Anatomi Kardiovaskuler: Salemba Medika
Aprilawati riza. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn.H Dengan Hipertensi : Media
Kesehatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-
ISI-DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3f252a705ddbef7abf69a6a9ec
69b2fd.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/3/Chapter1.pdf
http://eprints.undip.ac.id/56210/3/RONA_ELFIZA_22010113140159_LAP.KTI_BA
B_II.pdf
http://eprints.ums.ac.id/21288/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2130/1/KTI%20NI%20NYOMAN%20PARWATI.
pdf
LAPORAN KASUS
l. PENGKAJIAN
Pengkajian tanggal : Sabtu, 18 Juni 2022
a) Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Ngemplak rt: 2/5, Donohudan, Ngemplak, Boyolali
Pekerjaan : Swasta
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.L
Hubungan dengan pasien : Istri
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ngemplak rt: 2/5, Donohudan, Ngemplak, Boyolali
Dx Medis : Hipertensi
c) Keluhan Utama
Hipertensi
d) Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri dibagian perut dan kepala pusing
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan mempunyai DM dan jantung
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keluarga.
e) Pola kebiasaan sehari hari
1. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan selama satu minggu merasakan nyeri perut
dan kepala terasa pusing
Setelah sakit : pasien mengatakan rutin minum obat sesuai anjuran dokter
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari habis 1 porsi, minum air
putih setelah makan, pada pagi hari 1 gelas teh hangat.
Setelah sakit : pasien mengatakan makan 2x sehari habis 1 porsi, minum air
putih setelah makan. Pasien juga mengatakan lebih sering
mengkonsumsi air putih.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 2x sehari pada pagi dan sore hari
dengan konsistensi warna kuning pekat, bau khas, tidak
terdapar darah. BAK 3x sehari dengan konsistensi warna
kuning jernih, bau khas.
Setelah sakit : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada pagi hari dengan
konsistensi warna kuning pekat, bau khas, tidak terdapat darah.
BAK 4x sehari dengan konsistensi warna kuning pekat, bau
urin seperti obat.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan pada siang hari tidur ± 2 jam dari jam 13.00-
15.00 WIB dan pada malam hari ± 8 jam mulai dari jam 21.00-
05.00 biasa jam 3 terbangun untuk sholat tahajud.
Setelah sakit : Pasien mengatakan waktu tidur berkurang, tidur mulai pukul
22.00-05.00
5. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara
mandiri tanpa bantuan orang lain
Setelah sakit : pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
namun untuk aktivitas yang berat dibantu oleh orang lain
6. Pola Kognitif
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum mengetahui penyakit yang
dideritanya pasien tidak tahu cara penanganan yang tepat.
Setelah sakit : pasien mengatakan ingin mengetahui informasi tentang
panyakitnya dan cara penanganan yang tepat.
7. Pola hubungan dan peran
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berperan sebagai kepala rumah
tanggadan hubungannya dengan masyarakat sekitar baik
Sesudah sakit : Pasien mengatakan tidak dapat berperan sebagai kepala
rumahtangga dan kurang berhubungan baik dengan masyarakat.
8. Pola seksual dan reproduksi
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki dan tidak ada gangguan pada alat
reproduksi
9. Pola koping dan toleransi
Pasien mengatakan apabila mempunyai masalah selalu dimusyawarahkan
dengan suami dan anak anaknya
10. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit : pasien mengatakan beragama islam dan selalu menjalankan
sholat 5 waktu
Setelah sakit : pasien mengatakan selama sakit tidak bisa melakukan ibadah 5
waktu.

f) Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum :
Kesadaran : CM (Compos metis)
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah: 236/146 mmHg

Suhu : 36°C
Nadi : 107x/menit
Respirasi : 23x/menit

3. BB/TB
berat badan : 70 kg
tinggi badan : 160 cm
g) Pemeriksaan sistematis : head to toe
1. Kepala : bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
2. Rambut : banyak teedapat rambut warna putih (uban)
3. Mata : konjungtiva normal, idak ada edema
4. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan pada tulang hidung
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Mulut : tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, tidak ada
pembesaran tonsil.
7. Dada : bentuk simetris, suara jantung regular, suara paru vesikular.
8. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan
9. Kulit : Bersih, turgor kulit <2 detik
10. thorak :
Inspeksi : Bentuk simetris, bergerak dengan mudah saat respirasi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : perkusi diatas permukaan paru dalam keadaan normal
Aukultasi : Bronchial
11. Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Aukultasi : Bising Usus 22x/menit
Palpasi : ada nyeri tekan

Perkusi : Timpani
12. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis, pulsasi pada dinding thoraks lemah
Palpasi : dinding thoraks teraba
Perkusi : Tidak ada pembesaran disekeliling jantung
Aukultasi : Terdengar lup
13. Ekstermitas :
Atas : tidak ada odema, terpasang infus RL 20 Tpm
Bawah : tidak ada odema
h. Pemeriksaan penunjang : hasil lab

Nama pemerikasaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hematologi

Darah Lengkap

Hemoglobin L 12,8 gr/dl 10.8 – 15.6

Leukosit H 10.88 10^3/mm^3 4.50 – 13.50

Eritosit 4.69 Juta/mm^3 3.80 – 5.80

Trombosit 311 Ribu/mm^3 184 – 488

Hematokrit L 38 % 33.0 – 45.0

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 0 % 0–1

Eosinofil 1 %
1–4
Limfosit L 10 % 20 – 40
2– 8
Monosit 4 %

Neutrofil Batang 2 % 2-6

Neutrofil segmen H 82 %
50-70
MCH 27.3 Pg
22.0-34.0
MCHC 34.0 g/dL

MCV 80.4 fL 82.0-36.0


< 3.13
Rasio N/L H 7.45
i. Terapi Obat

Golongan Obat Fungsi

RL : 20 tpm Untuk menggantikan cairan dalam tubuh


yang hilang saat mengalami luka, cedera,
atau menjalani operasi

Cefritriaxon : 2 gr / 24 jam Untuk mengatasi penyakit akibat infeksi


bakteri

Ranitidin : 1 A/12jam Untuk mengobati gejala atau penyakit yang


berkaitan dengan produksi asam lambung
berlebih

Ketorolac : 1 A/8 jam Untuk meredakan nyeri sedang hingga berat

Furosemid : 1 A/12 jam Untuk mengatasi penumpukan cairan di


dalam tubuh atau edema
2. Analisa data
No HARI/TANGGAL/ DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
JAM

1. Sabtu, 18 Juni 2022 Ds : Nyeri Akut Resusitensi


Pembuluh darah
09.00 WIB - pasien mengeluh
otak
pusingkepala

- pasien mengatakan
nyeri perut

Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : Seperti ditusuk-tusuk
dan cekot – cekot

R : Bagian perut

S : Skala nyeri 5

T : hilang timbul

DO :
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
2. Sabtu,18 Juni 2022 DS : Resiko penurunan Vasokontriksi
- Pasien mengatakan curah jantung
09.30
batuk selama 3 hari
- Pasien mengatakan
lemas

DO :
- Pasien tampak lelah dan
tampak pucat
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C

RR : 23 x/mnt

3. Sabtu, 18 Juni 2022 Ds : Defisit pengetahuan Kurang terpapar


10.00
-Pasien mengatakan kurang informasi
tau penyakit hipertensi
- pasien mengatakan tidur
tidak pulas

Do :
-Pasien tampak bertanya
-tanya tentang penyakit
hipertensi
-Pasien tampak pucat
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan Resusitensi pembuluh darah otak
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
4. RENCANA KEPERAWATAN
N HARI/TG DIAGNOS TUJUAN DAN INTERVEN RASIONAL NAM
o L A KRITERIA SI A
HASIL
/JAM
1. Sabtu , 18 O : 1. untuk Katon
Nyeri akut Setelah dilakukan
Juni 2022 identifikasi mengetahui
b.d tindakan selama
lokasi, lokasi,
10.00 Resusitensi 3x7jam diharapkan
karakteristik, karakteristik,
pembuluh tingkat nyeri
durasi, durasi,
darah otak berkurang dengan
frekuensi, frekuensi,
kriteria hasil :
kualitas, kualitas, dan
1. keluhan nyeri intensitas intensitas nyeri
menurun nyeri
2. Untuk
N : Berikan
2. pasien meringis mengurangi
teknik non
kesakitan menurun rasa nyeri
farmakologi
yang timbul
3. gelisah menurun.
E : Ajarkan kembali
teknik non
3. Untuk
farmakologi
mengajarka
K: n tehnik
yang dapat
Kolaborasika
mengurangi
n dengan
nyeri
dokter
pemberian 4. Pemberian
obat analgetic
dapat
mengurangi
nyeri
2. Sabtu, 18 Penurunan Setelah dilakukan O : 1. untuk Katon
Juni 2022
curah tindakan identifikasi mengetahui
11.00
jantung keperawatan tanda dan tanda dan
selama 3x7 jam gejala gejala primer
diharapkan primer penuruan
perubahan penurunan curah jantung.
frekuensi jantung curah
menurun. Dengan jantung.
kriteria hasil : N: 2. untuk
1. lelah menurun posisikan meningkatkan
2. batuk pasien semi- dorongan pada
berkurang fowler diafragma
3. pucat menurun. dengan kaki sehingga
ke bawah meningkatkan
atau posisi ekspansi dada
nyaman dan ventilasi
paru.
E: 3. untuk
Anjurkan melatih pasien
beraktivitas beraktivitas
secara ketika sudah
bertahap. sembuh
K : kolaborasi 4. untuk
pemberian menormalka
antiaritmia. n ritme
(jika perlu) jantung
3. Sabtu, 18 Defisit Setelah dilakukan O : 1. Mengetahui Katon
Juni 2022
12.30 pengetahua tindakan Observasi seberapa
n b.d keperawatan tingkat paham pasien
kurang selama 3x7 pengetahuan dengan
terpapar jam tenta penyakitnya
informasi Pasien mengerti ng penyakit
2. Supaya
apa itu penyakit hipertensi
pasien
hipertensi.
T: Jelaskan paham akan
dengan Kriterial Patofisiolo pentingnya
Hail : gi penyakit penyakit
dengan
1. Pasien paham Hipertensi
cara yang
akan pentingnya
tepa 3.Mengetahui
penyakit
berapa persen
hipertensi E : Berikan
pasien paham
penilaian
2. Pasien mampu Melakukan
tentang
melaksanakan tindakan
tingkat
prosedur yang selanjutnya
pengetahua
dijelaskan secara
n pasien
benar
mengenai
3. pasien mampu proses
menjelaskan penyakit
kembali apa yang
K
di jelaskan :kolaborasi
perawata dengan
pasien bisatidur dokter
dengan nyenyak untuk
tindakan
selanjutnya
5. IMPLEMENTASI
No Hari/tgl/jam DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON Paraf
1. Sabtu, 18 Nyeri akut Mengidentifikasi Skala S: Katon
Juni 2022 Nyeri
07.00 berhubungan - Pasien
dengan mengatakan
resusitensi pusing kepala
pembuluh - Pasien
darah otak mengatakan
nyeri perut
O:

Sifat Nyeri :
P
:penyakit
hipertensi
Q : Seperti
ditusuk-tusuk
dan cekot –
cekot

R : Bagian
perut

S : Skala nyeri 5

T : hilang timbul
07.30 Berikan teknik non S:Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa nyeri . belum tau cara
teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
O : Pasien
tampak terbaring
di tempat tidur
menahan nyeri
perut.
08.00 Mengajarkan teknik non S:Pasien Katon
farmakologi mengatakan
belum
megetahui
teknik non
farmakologi
O : pasien
tampak bingung
08.30 Berkolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat
O : analgetic
masuk melalui
IV
Sabtu, 18 Penurunan Identifikasi tanda dan S : Pasien Katon
Juni 2022
09.00 Curah gejala primer mengatakan
Jantung b.d penurunan curah pusing kepala
Vasokontriksi jantung. O : pasien tampak
lemas dan pucat

09.30 posisikan pasien S: Pasien Katon


semi-fowler dengan mengatakan
kaki ke bawah atau nyaman dengan
posisi nyaman semi- fowler
O : pasien tampak
rileks
10.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien Katon
secara bertahap. mengatakan sulit
beraktivitas
O : pasien tampak
berbaring di
tempat tidur
10.30 kolaborasi pemberian S : Pasien Katon
antiaritmia. (jika mengatakan
perlu) bersedia diberikan
obat
O : memasukkan
obat melalui IV
Sabtu, 18 Defisit Mengobservasi S:Pasien Katon
Juni 2022
11.00 pengetahuan tingkat pengetahuan mengatakan
berhubungan tentang penyakit tidak tau apa itu
dengan kurang hipertensi hipertensi
terpapar O : Pasien
informasi tampak bingung
dengan
penyakitnya
11.30 Menjelaskan S:Pasien Katon
Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang belum paham
tepat. yang dijelaskan
perawat.
O : pasien
tampak belum
paham yang
dijelaskan
perawat

12.00 Berikan penilaian S:Pasien Katon


tentang tingkat mengatakan
pengetahuan pasien belum tau
tentang
hipertensi
O: pasien tampak
bingung ketika
diberikan
penjelasan
12.30 kolaborasi dengan S : Pasien Katon
dokter untuk tindakan mengatakan
selanjutnya mau diberikan
tindakan
selanjutnya oleh
dokter
O : Pasien
mengataka
n mau
diberikan
tindakan
selanjutnya
2. Minggu, Nyeri Akut b.d Mengidentifikasi S: Katon
19 Juni
2022 resusitansi Skala Nyeri - Pasien
07.00 pembuluh mengatakan
darah otak pusing kepala
sudah mulai
hilang
- Pasien
mengatakan
nyeri perut
kadang masih
terasa
O:

Sifat Nyeri :

P : penyakit
hipertensi

Q : Seperti
cekot – cekot

R : Bagian
perut

S : Skala nyeri 4

T : hilang timbul
07.30 Berikan teknik non S : Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa sudah mulai
nyeri . paham cara
teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
O : Pasien
tampak
melakukan
teknik non
farmakologi.
08.00 Mengajarkan teknik S:Pasien Katon
non farmakologi mengatakan
mulai paham
megetahui teknik
non farmakologi
O: pasien tampak
mulai paham
08.30 Berkolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat
O : analgetic
masuk melalui
IV
Minggu, Penurunan Identifikasi tanda dan S : Pasien Katon
19 Juni
2022 curah jantung gejala primer mengatakan
09.00 b.d penurunan curah pusing kepala
vasokontriksi jantung. hilang timbul
O : pasien tampak
lemas dan pucat
mulai berkurang
09.30 posisikan pasien S: Pasien Katon
semi-fowler dengan mengatakan
kaki ke bawah atau nyaman dengan
posisi nyaman semi- fowler
O : pasien tampak
rileks
10.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien Katon
secara bertahap. mengatakan mulai
mencoba
beraktivitas
O : pasien tampak
beraktivitas duduk
dan berlatih
aktivitas
10.30 kolaborasi pemberian S : Pasien Katon
antiaritmia. (jika mengatakan
perlu) bersedia diberikan
obat
O : memasukkan
obat melalui IV
Minggu, Defisit Mengobservasi S : Pasien Katon
19 Juni
2022 pengetahuan tingkat pengetahuan mengatakan
11.00 berhubungan tentang penyakit paham apa itu
dengan hipertensi hipertensi
kurang O : Pasien
terpapar tampak
informasi memahami
dengan
penyakitnya
11.30 Menjelaskan S:Pasien Katon
Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang memahamiyang
tepat. dijelaskan
perawat.
O : pasien
tampak mulai
memahami
yang dijelaskan
perawat

12.30 Berikan penilaian S : Pasien Katon


tentang tingkat mengatakan
pengetahuan pasien mulai paham
tentang
hipertensi
O : pasien
tampak antusias
ketika diberikan
penjelasan
13.00 kolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter untuk tindakan mengatakan mau
selanjutnya diberikan
tindakan
selanjutnya oleh
dokter
O : Pasien
mengatakan
mau diberikan
tindakan
selanjutnya
3. Senin, 20 Nyeri Akut Mengidentifikasi S: Katon
Juni 2022
07.00 b.d Skala Nyeri - Pasien
Resusitansi mengatakan
pembuluh pusing kepala
darah otak sudah hilang
- Pasien
mengatakan
nyeri perut
sudah tidak
terasa.
O:

Sifat Nyeri :

P : penyakit
hipertensi

Q : Seperti
cekot – cekot

R : Bagian
perut

S : Skala nyeri 2

T:-
07.30 Berikan teknik non S : Pasien Katon
farmakologi untuk mengatakan
mengurangi rasa sudah paham
nyeri . nonfarmakologi
untuk
mengurangi
rasanyeri.
O : Pasien
tampak
melakukan
teknik non
farmakologi.
08.00 Mengajarkan teknik S : Pasien Katon
non farmakologi mengatakan
paham
megetahui
teknik non
farmakologi

O : pasien
tampak paham
teknik non
farmakologi
08.30 Berkolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter pemberian obat mengatakan
bersedia
diberikan obat
O : analgetic
masuk melalui
IV
Senin, 20 Penurunan Identifikasi tanda dan S : Pasien Katon
Juni 2022
09.00 curah jantung gejala primer mengatakan
b.d penurunan curah pusing kepala
Vasokontriksi jantung. hilang
O : pasien tampak
lebih sehat
09.30 posisikan pasien S: Pasien Katon
semi-fowler dengan mengatakan
kaki ke bawah atau nyaman dengan
posisi nyaman semi- fowler
O : pasien tampak
rileks
10.00 Anjurkan beraktivitas S : pasien Katon
secara bertahap. mengatakan sudah
beraktivitas
O : pasien tampak
beraktivitas
10.30 kolaborasi pemberian S : Pasien Katon
antiaritmia. (jika mengatakan
perlu) bersedia diberikan
obat
O : memasukkan
obat melalui IV
Senin, 20 Defisit Mengobservasi S : Pasien Katon
Juni 2022
11.00 pengetahuan tingkat pengetahuan mengatakan
berhubungan tentang penyakit paham apa itu
dengan hipertensi hipertensi
kurang
O : Pasien
terpapar
tampak
informasi
memahami
dengan
penyakitnya
11.30 Menjelaskan S:Pasien Katon
Patofisiologi penyakit mengatakan
dengan cara yang memahamiyang
tepat. dijelaskan
perawat.
O : pasien
tampak
memahami
yang dijelaskan
perawat

12.00 Berikan penilaian S:Pasien Katon


tentang tingkat mengatakan
pengetahuan pasien paham tentang
hipertensi
O : pasien
tampak antusias
ketika diberikan
penjelasan
12.30 kolaborasi dengan S:Pasien Katon
dokter untuk tindakan mengatakan mau
selanjutnya diberikan
tindakan
selanjutnya oleh
dokter
O:Pasien
mengatakan mau
diberikan
tindakan
selanjutnya
6. EVALUASI FORMATIF
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI NAMA
1. Sabtu, 18 Juni Nyeri akut S: Katon
2022 07.00 - pasien mengatakan
berhubungan
pusing kepala
dengan
- pasien mengatakan nyeri
Re susita nsi
perut
pembuluh
Sifat Nyeri :
dara h ota k
P : penyakit hipertensi

Q : Seperti ditusuk-tusuk
dan cekot – cekot

R : bagian perut

S : Skala nyeri 5

T : hilang timbul

O:

TTV:

TD:232/146 mmHg

S : 36°C

N : 107x/menit

R : 23x/menit

- konjungtiva anemis
- mukosa bibir kering
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4
dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
09.00 Penurunan curah S: Katon
jantung - Pasien mengatakan batuk
berhubungan selama 3 hari
dengan - Pasien mengatakan lemas
vasokontriksi O:
- Pasien tampak lelah dan
tampak pucat
- TTV:
TD : 236/146 mmhg
N : 107 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4
lanjutkan
P: Masalah belum teratasi
12.00 Defisit S: Katon
pengetahuan - Pasien mengatakan tidak
berhubungan tau apa itu hipertensi
dengan kurang - Pasien mengatakan
terpapar belum paham yang
informasi dijelaskan perawat
O:

- Pasien tampak bingung


dengan penyakitnya
- pasien tampak belum
paham yang dijelaskan
perawat
A : Intervensi 1, 2, dan
3,4dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
2. Minggu, 19 Juni Nyeri akut S: Katon
2022 - pasien mengatakan
berhubungan
07.00 pusing kepala sudah
dengan resusitansi
berkurang
pembuluh darah
- pasien mengatakan nyeri
otak
perut mulai berkurang
Sifat Nyeri :

P : penyakit hipertensi

Q : cekot – cekot

R : bagian perut

S : Skala nyeri 4

T : hilang timbul
O:

TTV:

TD:180/100 mmHg

S : 36°C

N : 100x/menit

R : 23x/menit

- konjungtiva anemis
- mukosa bibir kering
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4
dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
09.00 Penurunan curah S: Katon
jantung - Pasien mengatakan batuk
berhubungan sudah mulai berkurang
dengan - Pasien mengatakan lemas
vasokontriksi sudah berkurang
O:
- Pasien tampak lebih sehat
- TTV:
TD : 180/100 mmhg
N : 100 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4
lanjutkan
P: Masalah belum teratasi
12.00 Defisit S: Katon
pengetahuan - Pasien mengatakan
berhubungan sedang memahami
dengan kurang penyakit hipertensi
terpapar - Pasien mengatakanmulai
informasi paham yang dijelaskan
perawat
O:

- Pasien tampak
memahami dengan
penyakitnya
- pasien tampak mulai
paham yang dijelaskan
perawat
A : Intervensi 1, 2, dan
3,4dilanjutkan
P : Masalah belum teratasi
7. EVALUASI SUMATIF
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI
1. Senin, 20 Juni Nyeri akut S:
2022 07.00 - pasien mengatakan pusing kepala sudah
berhubungan
hilang
dengan
- pasien mengatakan nyeri perut sudah
resusitansi
tidak terasa
pembuluh darah
Sifat Nyeri :
otak
P : penyakit hipertensi

Q : cekot – cekot

R : bagian perut

S : Skala nyeri 0

T : hilang timbul

O:

TTV:

TD:120/80 mmHg

S : 36°C

N : 800x/menit

R : 23x/menit

A : Intervensi 1, 2, dan 3,4dihentikan


P : Masalah teratasi
09.00 Penurunan S:
curah jantung - Pasien mengatakan sudah tidak batuk
berhubungan - Pasien mengatakan sudah tidak lemas
dengan O:
vasokontriksi - Pasien tampak lebih sehat
- TTV:
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/mnt
S : 36 C
RR : 23 x/mnt
A : Intervensi 1,2,3,dan 4 dihentikan
P: Masalah teratasi
12.00 Defisit S:
- Pasien mengatakan sudah memahami
pengetahuan
penyakit hipertensi
berhubungan
- Pasien mengatakan paham yang
dengan kurang
dijelaskan perawat
terpapar
O:
informasi - Pasien tampak memahami dengan
penyakitnya
- pasien tampak paham yang dijelaskan
perawat
A : Intervensi 1, 2, dan 3,4dihentikan
P : Masalah teratasi

Anda mungkin juga menyukai