Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. A DENGAN PNEUMONIA

DI RUANG ANGGREK RSUD SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

NAMA : KATON KAUTSARO KOPUL

NIM : 202012036

TEMPAT PRAKTIK : RSUD SURAKARTA

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP FISIOLOGIS
Pneumonia menyerang tidak memandang usia, umum terjadi pada anak
maupun bayi, bahkan dapat terjadi pada semua usia. Menurut (Sudarti, 2010)
munculnya penyakit ini ditandai dengan batuk, nafas cepat dan sesak. Untuk ukuran
anak yang dianggap mengalami gangguan napas : Untuk anak balita usia 2 bulan
sampai 1 tahun tarikan nafas tiap menitnya mencapai 50 kali atau lebih, sedangan
untuk anak balita usia 1 tahun sampai 5 tahun tarikan napas tiap menit 40 kali atau
lebih. Penyakit ini saat berbahaya karena menyangkut organ vital.
B. DEFINISI

Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena


eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia
adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan
kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin, 2008). Pneumonia
adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah
peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi dapat juga
mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).

C. KARAKTERISTIK

Menurut Kaswandani.N (2017). Banyak orang tua yang tidak mengenali gejala
atau tanda pneumonia pada bayi. Hal ini menyebabkan penyakit ini sering kali
terlambat ditangani. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala pneumonia pada bayi:

1. Demam tinggi.

2. Sesak napas atau bayi tampak kesulitan saat bernapas.

3. Hidung bayi kembang kempis saat bernapas.

4. Napas bayi berbunyi.

5. Batuk pilek.

6. Bayi tidak mau menyusu atau makan.

7. Nyeri dada atau perut.


8. Bayi tampak gelisah dan lemas.

9. Bibir dan kuku tampak membiru.

10. Bayi yang terserang pneumonia akibat infeksi virus terkadang juga bisa mengalami
muntah dan diare.

D. FAKTOR PENYEBAB

Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh


bermacammacam etiologi seperti:

a. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.

b. Virus: virus influenza, dll

c. Micoplasma pneumonia

d. Jamur: candida albicans

e. Benda asing

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun,
trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak
sempurna (Ngastiyah, 2015

E. TAHAPAN-TAHAPAN
Penyakit pneumonia adalah Kuman yang masuk kedalam jaringan paru
melalui saluran pernapasan bagian atas menuju ke bronkhiolus serta alveolus. Setelah
kuman masuk kemundian dapat menimbulkan reaksi peradangan dan dapat
menghasilkan cairan edema yang kaya akan protein. 9 Kuman pnemokokus dapat
menyebar dari alveoli ke seluruh segmen dan lobus. Leukosit dan eritrosit juga
mengalami peningkatan, sehingga alveoli menjadi penuh dengan cairan edema yang
berisi eritrosit, leokosit dan fibrin sehingga menyebabkan kapiler alveoli melebar,
paru menjadi tidak berisi udara. Pada tingkatan yang lebih lanjut, aliran darah
mengalami penurunan sehingga mengakibatkan alveoli penuh dengan leukosit dan
eritrosit menjadi lebih sedikit. Setelah itu paru tampak berubah warna menjadi abu
kekuningan. Perlahan sel darah merah yang masuk ke alveoli mengalami kematian
dan banyak terdapat eksudat pada bagian alveolus yang kemudian mengakibatkan
membran dari alveolus akan mengalami nekrosis yang dapat menyebabkan gangguan
proses difusi osmosis oksigen dan dapat berdampak pada menurunnya jumlah oksigen
yang bawa oleh darah. Secara klinis penderita mengalami pucat dan sianosis,
terjadinya penumpukan cairan purulent pada alveolus yang mengakibatkan
peningkatan tekanan pada bagian paru dan dapat mengalami penurunan kemampuan
mengambil oksigen dari luar dan menyebabkan berkurangnya kapasitas paru.
Sehingga penderita akan bernapas menggunakan otot bantu pernapasan yang dapat
menimbulkan retraksi dinding dada (Ulfa , 2019).
F. PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara


subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa dan
data objektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015),
pengkajian yang harus dilakukan adalah:

a. Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,

b. Riwayat sakit dan kesehatan

1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.

2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak produktif,


tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mukus
purulen kekuning-kuningan, kehijauhiajuan, kecokelatan atau kemerahan, dan
serring kali berbau busuk. Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi
dan menggigil (onset mungkin tiba-tiba dan berbahaya). Adanya keluhan nyeri
dada pleuritits, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri
kepala.

3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit


seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya faktor predisposisi.

4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang


menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni
seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap
beberapa oba, makanan, udara, debu.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas

2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen

3) Tanda-tand vital:

- TD: biasanya normal

- Nadi: takikardi

- RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal

- Suhu: hipertermi

4) Kepala: tidak ada kelainan

Mata: konjungtiva nisa anemis

5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung Paru:

- Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan otot
bantu napas

- Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang
terkena.

- Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani

- Auskultasi: bisa terdengar ronchi.

6) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan

7) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan


H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada


anak dengan masalah pneumonia:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus


berlebihan yang ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang berlebihan,
dispnea,sianosis, suara nafas tambahan (ronchi).

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan


yang ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan
cuping hidung.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan Asupan diet kurang yang ditandai dengan ketidakmampuan menelan
makanan,membran mukosa pucat, penurunan berat badan selama dalam perawatan

I. INTERVENSI
Menurut Nurarif (2015) yaitu :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus berlebihan yang
ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang berlebihan. Intervensi :
O : a. monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b. monitor sputum
N : a. berikan oksigen jika perlu
b. lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
E : anjurkan asupancairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
K : kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspekteron, mukolitik, jika perlu
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan yang
ditandai dengan dispena Intervensi :
O : a. monitor saturasi oksigen
b. monitor adanya sumbatan jalan napas
N : atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
E : a. jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. informasikan hasil pemantauan, jika perlu
K:-
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Asupan diet kurang. Intervensi :
O : a. monitor berat badan
b. identifikasi status nutrrisi
N : memberikan ASI
E : ajarkan dieit yang diprogramkan
K : kolaborasi pemasangan infus
J. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan, Salemba Medika, Jakarta.
Nurarif A.H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc ed 1. Jogjakarta : Penerbit Mediaction
Nugroho T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam
cetakan 1. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 30 – 05 - 2022
Identitas pasien
a. Identitas Pasien
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 11 Februari 2020
Umur : 2 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Bojong RT 003 RW 004 Krendowahono Gondangrejo
Karanganyar
Suku : Jawa
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bojong RT 003 RW 004 Krendowahono Gondangrejo
Karanganyar
Hubungan dengan Pasien : Ayah
B. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan pasien batuk sejak kemarin siang.
C. Riwayat Kesehatan sekarang
Pasien masuk ke IGD RSUD Ibu Fatmawati Surakarta pada hari Senin 30 Mei 2022
pukul 15.20 WIB dengan keluhan utama yaitu batuk sejak kemarin siang, disertai
napas yang terlihat lebih cepat dan badan terasa panas sejak 1 hari yang lalu, badan
tampak lemas dan sesak nafas.
D. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan pasien pada saat umur 1 tahun pernah dirawat di Rumah Sakit
karena penyakit epilespsi.
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada penyakit menular atau turun menurun dari keluarga
sebelumnya.

F. Pengkajian dengan 11 Pola Fungsional Gordon


1. Pola Persepsi dan Tata laksana Kesehatan
Orang tua pasien mengatakan jika ada anaknya yang sakit harus segera diobati
sampai sembuh
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan klien makan bubur ataupun sayur
dengan 3 kali sehari pagi, siang, sore selalu habis
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan pasien susah makan. Makannya sedikit-sedikit
tetapi dalam 1 porsi selalu habis.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien BAB 1-2 kali sehari, dengan
wama feses kuning, dengan konsistensi lunak, warna urine kuning jernih dan
berbau amoniac.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan pasien BAB dan BAK popok, feses
kekuningan, dengan konsistensi cair, warna urine kuning pekat dan berbau
amoniac.
4. Pola aktifitas dan kebersihan diri
Kebersihan pribadi
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien mandi 2 kali sehari, di saat pagi
dan sore hari.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan pasien belum mandi sejak di RS
Aktivitas
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien aktif tertawa dan bercanda
dengan ibu dan ayahnya dan aktif bermain bersama teman-
temannya
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan pasien beraktivitas seperti biasanya,
kalau badannya panas dan menggigil pasien tidak melakukan
aktivitas apapun kecuali tiduran.
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien tidur dengan
teratur yaitu 11-15 jam setiap hari
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur
nyenyak yaitu 6-7 jam selalu terbangun dan menangis.
6. Pola Kognisi dan Persepsi Sensori
Pasien dapat mengikuti dapat mengikuti intruksi dari perawat dan orang tua.
7. Pola Konsep diri
Peran diri : pasien mengatakan sudah tidak nyaman dan tidak bisa bersekolah dan
tertinggal pelajarannya
8. Pola Peran-berhubungan
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan dalam masyarakat baik
9. Pola Seksual dan Seksualitas
Pasien berjenis kelamin laki-laki dan berusia 2 tahun
10. Pola Hubungan dan Peran
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan dalam masyarakat baik
11. Pola Nilai dan Keyakinan
Keluarga pasien mengatakan beragama islam.

G. Pemeriksaan fisik pada anak


 Tanda-tanda vital
 Keadaan umum : sedang
 Kesadaran : CM
 Tekanan darah : - mmhg
 Nadi : 136 x/mnt
 Respiratory : 40 x/mnt
 Suhu : 37,5 oC
 BB : 12,5 kg

 Haed to toe
a. Kepala
1) Bentuk dan ukuran kepala: Normal, tidak terdapat nyeri
2) Pertumbuhan rambut : Normal
3) Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
b. Muka
1) Mata
- Kebersihan : Bersih
- Fungsi penglihatan : Baik
- Konjungtiva : Warna merah muda, tidak anemis
- Sclera : Berwarna putih, tidak iterik
- Pupil : Isokor
- Diameter : 3mm | 3mm
- Reflek terhadap cahaya : Baik, pupil isokor
- Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada
2) Hidung
- Fungsi Penciuman : Baik
- Secret : Tidak ada
- Nyeri Sinus : Tidak ada
- Polip : Tidak ada
- Napas Cuping Hidung: Tidak ada
3) Mulut
- Kemampuan Berbicara : Baik
- Keadaan Bibir : Lembab
- Selaput Mukosa : Lembab
- Warna Lidah : Agak putih
- Keadaan Gigi : Baik
- Bau Nafas : Tidak ada
- Dahak : Tidak ada
4) Gigi
- Kebersihan : Tidak terdapat karang gigi
- Masalah : Tidak ada
5) Telinga
- Fungsi Pendengaran : Baik
- Bentuk : Simetris antara kiri dan kanan
- Kebersihan : Bersih
- Serumen : Tidak ada
- Nyeri Telinga : Tidak ada
c. Leher
- Bentuk : Normal
- Pembesaran Tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
- Nyeri Waktu Menelan : Tidak ada
d. Dada (Thorax)
1) Paru – Paru
- Inspeksi : Dada tampak simetris, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
2) Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
- Perkusi : Batas Jantung Normal
- Auskultasi : S1 dan S2 Reguler
3) Abdomen
- Inspeksi : Simetris, tidak ada edema
- Auskultasi : Bising usus 12×/menit
- Perkusi : Timpani
- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
4) Ekstremitas
a) Atas
- Kekuatan otot kanan dan kiri :5|5
- ROM kanan dan kiri : Normal
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Pergerakan sendi bahu : Normal
- Perabaan Akral : Hangat
- Pitting Edema : Tidak ada
b) Bawah
- Kekuatan otot kanan dan kiri :5|5
- ROM kanan dan kiri : Normal
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Varises : Tidak ada
- Perabaan Akral : Hangat
- Pitting Edema : Tidak ada
5) Integumen : Turgor kulit baik, tidak ada edema, tidak terdapat luka
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang : hasil lab

Nama Hasil Satuan Nilai Rujukan


pemerikasaan

Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin 14.1 gr/dl 10.8 – 15.6

Leukosit 15.84 10^3/mm^3 4.50 – 13.50

Eritosit 5.66 Juta/mm^3 3.80 – 5.80

Trombosit 425 Ribu/mm^3 184 – 488

Hematokrit 40 % 33.0 – 45.0

Hitung Jenis
Leukosit
0 % 0–1
Basofil
1 % 1–4
Eosinofil
29 % 20 – 40
Limfosit
6 % 2– 8
Monosit
2 % 2-6
Neutrofil Batang
H 81 % 50-70
Neutrofil segmen
27.9 Pg 22.0-34.0
MCH
H 36.7 g/dL 82.0-36.0
MCHC
76.2 fL < 3.13
MCV
H 8.10
Rasio N/L
Analisis data :

No Hari/tanggal/jam Data fokus Problem Etiologi


1. Senin, 30-05- DS: Bersihan Penumpukan
2022 1. Ibu pasien mengatakan Jalan Nafas Secret
07.00 pasien batuk nggrok-nggrok, Tidak Efektif
dahak sulit keluar sejak
kemarin siang
2. Ibu pasien mengatakan
pasien bernapas dengan
lebih cepat
3. Ibu pasien mengatakan
badan terasa panas sejak 1
hari yang lalu
DO:
1. Pasien terlihat pucat
2. Pasien terlihat lemah dan
batuk
3. TTV :
Tekanan Darah: -
Nadi: 136x/menit
SpO2: 94%
Suhu: 37 C
RR: 40x/menit

2.. Senin, 30-05- DS: Pola Nafas Hambatan


2022 1. Ibu pasien mengatakan Tidak Efektif Upaya Nafas
07.00 badan pasien tampak lemas
2. Ibu pasien mengatakan
pasien sesak nafas
DO:
Pasien nampak gelisah
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Penumpukan Secret
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya napas.
Intervensi Keperawatan
No Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi keperawatan Rasional Ttd
(Hari/ keperaw dan
Tgl/ atan kriteria
Jam) hasil
1. Senin, Bersihan Setelah O: - Agar Katon
30-05- Jalan dilakukan 1. Identifikasi mengetahui
2022 Nafas tindakan kemampuan batuk frekuensi
07.00 Tidak keperawat 2. Monitor tanda dan sputum di jalan
Efektif an selama gejala infeksi nafas
b.d 3 x 7 jam saluran napas - Agar
Penumpu diharapka 3. Monitor input dan mengetahui
kan n bersihan output cairan (mis. terjadinya
Secret jalan nafas jumlah dan penumpukan
meningkat karakteristik) sputum
dengan - Agar intake
kriteria nutrisi dan
hasil: cairan dalam
a. Batuk rentang normal
N:
efektif
1. Atur posisi semi- - Agar pernafasan
menin
fowler atau fowler pasien dapat
gkat
b. Produk maksimal
2. Pasang perlak dan
si - Agar sputum
bengkok di
sputu yang keluar
pangkuan pasien
m dapat keluar ke
menur tempat yang
un tepat dan tidak
c. Dispne mengotori
a tempat baring
3. Buang sekret pada
menur - Agar pasien
tempat sputum
un nyaman dengan
d. Frekue adanya tempat
nsi pembuangan
napas E: secret
memb 1. Jelaskan tujuan dan

aik prosedur batuk - Agar pasien


Pola napas efektif penanganan
membaik 2. Anjurkan tarik batuk efektif
napas dalam melalui
hidung selama - Agar pasien

empat detik, ditahan dapat

selama dua detik melakukan

kemudian keluarkan secara mandiri

dari mulut dengan batuk efektif

bibir mencucu
(dibulatkan) selama
delapan detik.
3. Anjurkan
mengulangi tarik
napas dalam hingga
tiga kali

K:
Kolaborasi pemberian - Agar

mukoliltik atau mengurangi

ekspektoran jika perlu. secret dalam


jalan nafas
2. Senin, Pola Setelah O: Katon
Nafas - Untuk
30-05- dilakukan 1. Monitor pola napas
Tidak
2022 Efektif tindakan (frekuensi, mengetahui pola
b.d nafas dan
07:00 keperawat kedalaman, usaha
Hambata
n Upaya an selama napas) frekuensi nafas
Nafas pasien
3x7 jam 2. Monitor bunyi
diharapka napas tambahan
n pola (mis. gurgling,
nafas mengi, wheezing,
membaik ronkhi kering)
dengan 3. Monitor sputum
kriteria (jumlah, warna,
hasil : aroma)
a. Ventil N:
- Untuk
asi 1. Posisikan semi
memperlancar
semeni fowler atau fowler
jalan nafas
t 2. Berikan minum
pasien
menin hangat
gkat 3. Lakukan fisoterapi
b. Dispne dada, jika perlu
a 4. Berikan oksigen,
menur jika perlu
un
c. Pengg E: - Untuk
unaan 1. Anjurkan asupan memberitahu
otot cairan 2000ml/hari, keluarga pasien
bantu jika tidak tentang asupan
napas kontraindikasi cairan dan batuk
menur 2. Ajarkan teknik efektif
un batuk efektif
d. Frekue
nsi Kolaborasi - Untuk

napas Kolaborasi pemberian membantu

memb bronkodilator, mengurangi

aik ekspektoran, mukolitik, secret pada jalan

e. Kedala jika perlu nafas

man
napas
memb
aik
Implementasi Keperawatan
Hari 1
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi respon Ttd
(Hari/ keperawatan keperawatan
Tgl/Jam)
1. Senin, 30- Bersihan 1. Mengukur status S : Katon
05-2022 Jalan Nafas oksigen pasien. - Ibu pasien mengatakan
07.30 Tidak Efektif 2. Memonitor pola klien terlihat sesak napas
b.d napas (frekuensi, - Pernafasan cepat,
Penumpukan kedalaman, usaha dangkal, dan batuk
Secret napas) nggrok-nggrok
O:
- Irama napas tidak teratur
- TTV:
TD: -
RR: 40x/menit
SpO2: 98%
09.00 Nadi: 136x/menit
Melakukan kolaborasi
Suhu: 37℃
pemberian obat
S:
Dexametason 2 mg ini
- Ibu pasien mengatakan
tidak ada alergi setelah
injeksi dan sesek
berkurang
O:
- Tidak ada reaksi alergi
11.00
Memberikan terapi obat/penolakan obat
nebulizer (ventolin) S:
- Ibu pasien setuju dan
bersedia untuk dilakukan
terapi nebulizer
O:
- Pasien menangis selama
diuap, setelah diuap ibu
mengatakan anaknya
lebih nyaman bernafas,
tidak gelisah dan batuk
berkurang
2. Senin, 30- Pola nafas 1. Mengukur status S: Katon
05-2022 tidak efektif oksigen pasien - Ibu pasien mengatakan
12.30 b.d hambatan 2. Memonitor pola klien terlihat sesak napas
upaya napas napas (frekuensi, dan batuk nggrok-nggrok
kedalaman, usaha - Pernafasan cepat dan
napas) dangkal
O:
- Irama napas tidak teratur
- TTV:
TD: -
RR: 40x/menit
SpO2: 98%
Nadi: 136x/menit
13.30 Suhu: 37℃
Mengobservasi keadaan
S:
umum dan
- Ibu pasien mengatakan
memposisikan semi-
sesak nafas sedikit
fowler atau fowler
menurun saat berada di
posisi yang telah
diajarkan
O:
- Pasien terlihat lebih
nyaman dan tenang

Hari 2
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi respon Ttd
(Hari/ keperawatan keperawatan
Tgl/Jam)
1. Selasa, 31- Bersihan - Menganjurkan S: Katon
05-2022 Jalan Nafas latihan batuk - Ibu pasien mengatakan
07.30 Tidak Efektif efektif, dan monitor sesak napas semakin
b.d adanya retensi berkurang
penumpukan sputum. - Ibu pasien mengatakan
secret klien lebih baik dari hari
sebelumnya
O:
- TTV
TD: -
N: 127x/menit
S: 36℃
RR: 40x/menit
08.00 1. Mengatur posisi SpO2: 99%

pasien untuk S:
memaksimalkan - Menganjurkan ibu untuk

ventilasi memangku anaknya dan

2. Memberikan terapi mengatur posisi anak

nebulizer (ventolin) menjadi semi fowler,


anak terlihat tenang
O:
- Anak menangis selama
diuap, setelah diuap ibu
pasien mengatakan
anaknya lebih nyaman
09.00 bernafas dan tidak gelisah
Melakukan kolaborasi
pemberian obat S:
- Tamoliv 100mg ini - Ibu pasien mengatakan
tidak ada alergi setelah
injeksi dan panas
menurun
O:
- Tidak ada reaksi alergi
10.00 obat/penolakan obat
1. Menghitung
frekuensi nafas dan S:
melihat irama nafas -
2. Mengukur suhu O:
tubuh dan - Irama nafas cepat dan
menghitung RR dan dangkal pola nafas mulai
nadi anak teratur
3. Mengukur status S: 36,6C
oksigen N: 127x/menit

11.00 RR: 40x/menit


SpO2: 98%
Melakukan kolaborasi
dalam pemberian S:
inhalasi nebulizer - Ibu pasien mengatakan
bersedia melakukan
nebulizer
O:
12.00 - Ventolin 1 ampul/4-6jam
telah diberikan
1. Memberikan
pendidikan
DS:
kesehatan tentang
-
penyakit yang
DO:
diderita pasien
- Ibu pasien tampak
2. Memberikan
memahami penjelasan
support dan
dari perawat
dukungan kepada
- Ibu pasien tampak tenang
keluarga
2. Selasa, 31- Pola nafas Mengkaji tingkat DS: Katon
05-2022 tidak efektif gelisah Ibu klien gelisah anaknya
12.30 b.d hambatan sesak terus menerus
upaya napas DO:
- TTV
TD: -
N: 127x/menit
S: 36℃
RR: 40x/menit
SpO2: 99%
13.00 Melakukan kolaborasi
S:
dalam pemberian
- Ibu pasien mengatakan
inhalasi nebulizer
bersedia melakukan
nebulizer
O:
- Ventolin 1 ampul/4-6jam
13.30 - Menghitung telah diberikan

frekuensi nafas dan S:


melihat irama nafas -
- Mengukur suhu O:
tubuh dan - Irama nafas cepat dan
menghitung RR dan dangkal pola nafas tidak

nadi anak teratur

- Mengukur status S: 36,6C

oksigen N: 102x/menit
RR: 36x/menit
SpO2: 98%

Hari 3
No Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi respon Ttd
(Hari/ keperawatan keperawatan
Tgl/Jam)
1. Rabu, 01- Bersihan Mengkaji bersihan jalan S: Katon
06-2022 Jalan Nafas nafas, - Ibu pasien mengatakan
07.30 Tidak Efektif kedalaman, dan sudah tidak ada sesak
b.d frekuensi nafas napas lagi
penumpukan O:
secret - Pasien tampak batuk
produktif dan secret
berkurang

09.00 Melakukan kolaborasi S:


dalam pemberian - Ibu pasien setuju dan
ihalasi nebulizer bersedia untuk dilakukan
terapi nebulizer
O:
- Pasien menangis selama
diuap, setelah diuap ibu
mengatakan anaknya
lebih nyaman bernafas
10.00 1. Memantau reflek dan tidak gelisah

batuk S:

2. Mengauskultasi - Ibu pasien mengatakan

bunyi nafas batuk sudah berkurang

3. Mengukur TTV O:
- Adanya reflek batuk
- Suara nafas vesikuler
- TTV:
TD: -
SpO2: 98%
RR: 28 x/menit
N: 100 x/menit,
S: 36,5℃
2. Rabu,01- Pola nafas Mengkaji bersihan jalan S: Katon
06-2022 tidak efektif nafas, - Ibu pasien mengatakan
12.00 b.d hambatan kedalaman, dan sudah tidak ada sesak
upaya napas frekuensi nafas napas lagi
O:
- Pasien tampak batuk
produktif

Melakukan kolaborasi
dalam pemberian S:
ihalasi nebulizer - Ibu pasien setuju dan
bersedia untuk dilakukan
terapi nebulizer
O:
- Pasien menangis selama
diuap, setelah diuap ibu
mengatakan anaknya
lebih nyaman bernafas
4. Memantau reflek
dan tidak gelisah
batuk
S:
5. Mengauskultasi
- Ibu pasien mengatakan
bunyi nafas
batuk sudah berkurang
Mengukur TTV
O:
- Adanya reflek batuk
- Suara nafas vesikuler
- TTV:
TD: -
SpO2: 98%
RR: 28 x/menit
N: 100 x/menit,
S: 36,5℃

Evaluasi Formatif
No Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) Keperawatan
1. Senin, 30-05- Bersihan Jalan Nafas S: Katon
2022 Tidak Efektif b.d Ibu pasien mengatakan klien
07.00 penumpukan secret terlihat sesak napas,
pernafasan cepat dan juga
dangkal
O:
- Irama napas tidak teratur
- TTV :
TD: -
RR: 40x/menit
SpO2: 98%
Nadi: 136x/menit
Suhu: 37℃

A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
1. Mengobservasi
2. Menghitung frekuensi
nafas dan melihat irama
nafas
3. Menganjurkan latihan
batuk efektif, dan monitor
adanya retensi sputum
Mengkolaborasi pemebrian
nebulizer dan obat

2. Senin, 30-05- Pola nafas tidak S: Katon


2022 efektif b.d hambatan Ibu pasien mengatakan klien
07.00 upaya napas terlihat sesak napas,
pernafasan cepat dan juga
dangkal
O:
- Irama napas tidak teratur
- TTV :
TD: -
RR: 40x/menit
SpO2: 98%
Nadi: 136x/menit
Suhu: 37℃
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
4. Mengobservasi
5. Menghitung frekuensi
nafas dan melihat irama
nafas
6. Menganjurkan latihan
batuk efektif, dan monitor
adanya retensi sputum
Mengkolaborasi pemebrian
nebulizer dan obat
3. Selasa, 31-05- Bersihan jalan nafas S: Katon
2022 tidak efektif b.d Ibu pasien mengatakan sesak
07.00 penumpukan secret napas semakin berkurang dan
jauh lebih baik dari hari
sebelumnya, setelah diuap ibu
pasien mengatakan anaknya
lebih nyaman bernafas dan
tidak gelisah
O:
- TTV :
TD: -
N: 127x/menit
S: 36℃
RR: 40x/menit
SpO2: 99%
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
1. Mengobservasi
2. Menghitung frekuensi
nafas dan melihat irama
nafas
3. Menganjurkan latihan
batuk efektif, dan monitor
adanya retensi sputum
- Mengkolaborasi
pemebrian nebulizer dan
obat

4. Selasa, 31-05- Pola nafas tidak S: Katon


2022 efektif b.d hambatan Ibu pasien mengatakan sesak
07.00 upaya nafas napas semakin berkurang dan
jauh lebih baik dari hari
sebelumnya, setelah diuap ibu
pasien mengatakan anaknya
lebih nyaman bernafas dan
tidak gelisah
O:
- TTV :
TD: -
N: 127x/menit
S: 36℃
RR: 40x/menit
SpO2: 99%
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
4. Mengobservasi
5. Menghitung frekuensi
nafas dan melihat irama
nafas
6. Menganjurkan latihan
batuk efektif, dan monitor
adanya retensi sputum
Mengkolaborasi pemebrian
nebulizer dan obat

Evaluasi Sumatif
No Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) Keperawatan
1. Rabu, 01-06- Bersihan jalan nafas S: Katon
2022 tidak efektif b.d Ibu pasien mengatakan bahwa
07.00 penumpukan secret klien sudah tidak merasakan
batuk dan sesak napas lagi,
O:
- TTV :
TD: -
SpO2: 98%
RR: 28 x/menit
N: 100 x/menit,
S: 36,5℃
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi

2. Rabu, 01-06- Pola nafas tidak S:Ibu pasien mengatakan bahwa Katon
2022 efektif b.d Hambatan klien sudah tidak merasakan
07.00 upaya nafas batuk dan sesak napas lagi,
O:
- TTV :
TD: -
SpO2: 98%
RR: 28 x/menit
N: 100 x/menit,
S: 36,5℃
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai