DI SUSUN OLEH :
ABUYASIDUL BUSTANI
WN10323001
CI LAHAN CI INSITUSI
Ns. Netty Vonny Yanty, S.kep Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H
NIP. 197511302005012008 NIK. 20120901027
DI SUSUN OLEH :
ABUYASIDUL BUSTANI
WN10323001
CI LAHAN CI INSITUSI
Ns. Netty Vonny Yanty, S.kep Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H
NIP. 197511302005012008 NIK. 20120901027
Virus, bakteri,
jamur
Suhu tubuh
Compliance paru Bersihan jalan napas tidak efektif meningkat
meningkat
Hipertermi
Pola napas tidak
Eefektif
6. Pemeriksaan penunjang
Untuk mendiagnosa penyakit secara lebih tepat, maka diperlukan
pemeriksaan penunjang. Foto thoraks sebaiknya dibuat posterior anterior dan
lateral untuk melihat keberadaan konsolidasi rotrokardial sehingga lebih
mudah untuk menentukan lobus yang terkena. Densitasnya bergantung pada
intensitas eksudat dan hampir selalu ada bronchogram pada masa akut,
biasanya tidak ada pengecilan lobus yang terkena sedangkan pada masa
resolusi mungkin ada atelektasis sebab eksudat menyebabkan obstruksi.
Gambaran konsolidasi tidak selalu mengisi seluruh lobus karena mulai dari
perifer gambar kosolidasi hampir selalu berbatasan dengan permukaan pleura
viselaris, maka dari itu dapat mudah dilihat dengan foto lateral
(Muttaqin,2019).
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit pneumonia sebagai berikut:
a. Posisikan klien semi fowler
b. Pemberian O2 yang adekuat
c. Pemberian IV line untuk hidrasi tubuh secara umum
d. Pemberian antibiotik.
Edukasi
8. Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari
Kolaborasi
9. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator.
2. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan Manajemen jalan
tidak efektif asuhan napas
berhubungan dengan keperawatan Observasi
hipersekresi jalan selama 3 x 24 jam, 1. Monitor pola
napas diharapkan napas
bersihan jalan 2. Monitor bunyi
napas meningkat, napas
dengan kriteria 3. Monitor sputum
hasil: teraupetik
1. Batuk efektif 4. Berikan minum
meningkat air hangat
2. Produksi 5. Lakukan
sputum fisioterapi dada
menurun jika perlu
3. Dyspnea 6. Lakukan
menurun penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik
edukasi
7. Ajarkan batuk
efektif
kolaborasi
8. Kolaborasi
pemberian
mukolitik.
3. Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen
berhubungan dengan asuhan keperawatan Hipertermia
proses penyakit. selama 3 x 24 jam Observasi
diharapkan 1. Identifikasi
termoregulasi penyebab
membaik, dengan hipertermia
kriteria hasil: 2. Monitor suhu
1. Menggigil tubuh
menurun. Teraupetik
2. Kulit merah 3. Longgarkan
menurun. atau lepaskan
3. Pucat menurun. pakaian
4. Suhu tubuh 4. Berikan cairan
membaik. oral
5. Suhu kulit
membaik. Edukasi
6. Tekanan darah 5. Anjurkan tirah
membaik. baring
Kolaborasi
6. Kolaborasi
pemberian
cairan intravena,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA