Oleh :
MAULANA RISKY SETYAWAN
NIM. 40220018
PEMBIMBING PEMBIMBING
DEPARTEMEN KEPERAWATAN DEPARTEMEN KEPERAWATAN
DASAR PROFESI NERS DASAR PROFESI NERS
Sheylla Septina, S. Kep, Ns, M. Kep Sri Wahyuni, S. Kep, Ns, M. Kep
A. PENGERTIAN
mengembalikan
fisioterapi tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas,
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat
berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun
vibrasi.
pengaruh gaya gravitasi. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada
sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada
malam hari. Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau
paru. Vibrasi merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada.
postural drainase terapis biasanya secara umum memilih cara perkusi atau
B. TUJUAN TINDAKAN
C. KLASIFIKASI
1. Perkusi/clapping
2. Vibrasi
Vibrasi merupakan tindakan memberi kompresi dan getaran
3. Postural drainase
kedalam.
D. ETIOLOGI
(virus, bekteri, jamur) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti
2008).
pneumonia diantaranya:
1. Bakteri
meningkatnya umur.
tension pneumotoraks.
2. Virus
sistomegalik.
3. Aspirasi
4. Pneumonia hipostatik
Penyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama, missal pada anak
5. Jamur
gastrointestinal.
abdomen.
5. Infeksi ekstrapulmonal.
C. Patofisiologi
semakain sempit dan pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul di
menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat
membuat flora normal dalam usus menjadi agen pathogen sehingga timbul
masalah GI tract.
Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
dalam saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain
respiratorius dan sekret lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
terutama dari IgA. Sekresi enzim – enzim dari sel-sel yang melapisi
trakeo-bronkial yang bekerja sebagai anti mikroba yang non spesifik. Bila
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan
dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan.
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai
bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh
warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada
stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak
akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu
selama 48 jam.
diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,
warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
mengalami kongesti.
4. Stadium IV (7–11hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi
D. PERSIAPAN :
Alat :
2. stetoskop
3. tisu
5. bantal
1. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada pasien, dan menjawab
5. anjurka pasien minum air hangat dengan tujuan mengencerkan sekret dan memudahkan
untuk dikeluarkan
E. PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
Perkusi
3. menepuk - nepukka cupping hand pada posisi yang ditentukkan secara berirama,
sementara tangan, dada, dan bahu pasien tetap dalam keadaan rileks
4. lakukan gerakkan cupping had 1-2 menit pada pasien dengan tingkat sekret ringan 3-5
menit untuk sekret berat, tindakan ini di ulang selama beberapa kali.
5. anjurkan pasien menarik napas dalam secara perlahan - lahan lalu lakukan vibrasi.
Vibrasi
1. letakkan tangan perawat mendatar menapak di atas dinding dada pasie, di mana vibrasi
diinginkan. Letakkan tangan bersisian dengan jari - jari merapat atau satu tangan
2. anjurkan pada pasien untuk mengambil napas dalam, kemudian keluarkan secara
3. saat pasien ekspirasi, vibrasikan tangan dengan kontraksi dan relaksasi lengan dan bahu
Drainase Postural
1. Mintalah pasien bernafas dalam dan batuk efektif setelah 3-4 kali vibrasi untuk
mengeluarkan sekret
2. teknik batuk efektif : Pasien dianjurkan napas dalam (inspirasi melalui hidung, ekspirasi
melalui mulut) sebanyak 3 kali, kemudian pada napas ke 3 di tahan selama 10 hitungan
6. ulangi perkusi, vibrasi, dan postural drainase sampai area yang tersumbat telah
7. Auskultasi paru
8. Jika tidak ada suara abnormal, posisikan pasien pada posisi semula dan berikan minuman
9. Jika masih ada suara abnormal, berikan posisi istirahat atau pasien tidur dalam posisi
postural drainase.
10. Rapikan pasien
F. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Perawat Perkusi harus dilakukan hati-hati pada
keadaan
5. Emboli paru
7. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah terjadi
G. EVALUASI :
2. evaluasi status pernafasan pasien (irama, frekueni, kedalaman, suara nafas tambahan, dan
lain - lain)
3. Pastikan tindakan pada saat penepukkan tidak terdengar gema. jika pasien tidak merasa
nyaman atau bahkan nyeri, maka terjadi kesalahan dalam perkusi. Biasanya kesalahan
2) Jelaskan tentang posisi dan teknik perkusi,vibrasi,postural drainase dan batuk efektif.
3) Fisioterapi dada dilakukan di rumah untuk klien dengan PPOM, bronkiekstatis, dan
fibrosis kistik
5) Jelaskan bahwa postural drainase dilakukan sebelum makan atau menjelang tidur.
dan menjaga kelembaban udara yang adekuat untuk mencegah kekentalan sekresi.
sputum.
I. DOKUMENTASI :
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Indikasi
1. Asma Bronkialis
4. Mengeluarkan dahak
D. Kontraindikasi
1. Hipertensi
2. Takikardia
3. Riwayat alergi
4. Trakeostomi
E. Prosedur Pelaksanaan
No Langkah/Kegiatan
Medical Consent
1 Sapalah penderita atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda,
- Main unit
- Air hose (selang)
- Obat-obatan
- Aquabides
- Tissue
Main unit
Air hose (selang)
Masker
Obat bronkodilator
4 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akan digunakan (sumber tegangan,
baik, persiapan obat)
Persiapan Penderita
5 Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu.
7 Mempersilakan penderita untuk duduk, setengah duduk atau berbaring
menempatkan masker secara tepat sesuai bentuk dan mengenakan tali pengikat).
jenis alat, pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus menekan tombol
dan air hose
20 Menjelaskan kepada penderita bahwa pemakaian nebulizer telah selesai dan
perbaikan/mengurangi keluhan.
22 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kit serta obat-obatan yang telah
dipakai
23 Cuci tangan setelah melakukan tindakan
24 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Perawat ICU Tingkat Dasar, Lab Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR RSUD
gambar
Untuk paru paru kanan dan kiri bagian atas sisi belakang
anak diposisikan duduk dengan memeluk guling/ bantal membentuk sudut 45 derajat seperti pada
contoh gambar
anak diposisikan tidur tengkurap beralaskan bantal atau guling seperti gambar disamping
Anak diposisikan tidur tengkura dengan sedikit dimiringkan kerah kanan atau kiri dimana paru
Sedangkan untuk melakukan postural drainage untuk paru bagian bawah anak diposisikan
kepala berada di bawah dan dilakukan secara hati hati agar tidak ada keluhan yang menyertai.
Percusion/Vibrasi/Tapotemen
Merupakan tepukan yang ritmis dan cepat pada area dada yang ditujukan untuk menggetarkan
dahak yang ada didalam paru agar dahak lebih cepat mengalir ke saluran paru yang lebih besar.
bahkan anak bisa tertidur saat di lakukan tepukan ini, telapak tangan diposisikan seperti mangkuk
agar tidak sakit/panas dikulit( seperti tampak pada gamabar),jumlah tepukan yang disarankan
adalah 25 kali tiap 10 detik. Dilakukan selama 3 sampai 5 menit perbagian paru yang akan
dikeluarkan dahaknya. Tepukan diberikan pada punggung anak atau dada depan bersamaan dengan
2. Riwayat penyakit
termasuk renitis dan batuk, serta suhu tubuh lebih rendah dari
pneumonia bakteri
disertai wheezing.
4. Pengkajian fisik
5. Data fokus
a. Pernafasan
kering.
L. Prioritas Masalah
sputum
2. Pola nafas tidak efektif b.d. hiperventilasi
munta
M. Intervensi Keperawatan
produksi sputum
Intervensi :
NIC :
NIC
kapiler
Intervensi :
NIC
kriteria hasil :
adekuat Intervensi :
NIK
krek
aktivitas
mual muntah
Intervensi :
NIC
mencegah konstipasi
ahli gizi)
cavitas oral.
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien :An. L
Umur :6 Bulan
Jenis Kelamin :Laki-laki
Suku/ Bangsa :Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status Perkawinan :-
Alamat :-
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : IBU. P
Umur : 20
Pekerjaan : MAHASISWA
Pendidikan : S1
Jenis Kelamin : P
Agama : ISLAM
Alamat : JL.A YANI KM 46 GG. ANGGREK
Hubungan dengan pasien : IBU PASIEN
KULIT
Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
Turgor kulit baik kurang jelek
Lesi ada tidak
Oedema ya tidak
Peradangan ya tidak
PENGLIHATAN
Bola mata simetris tidak
Pergerakan bola mata normal tidak
Refleks pupil terhadap cahaya normal tidak
Kornea bening tidak
Konjungtiva anemis tidak
Sclera ikterik tidak
Pupil isokor anisokor
ketajaman pengelihatan normal tidak
PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Bentuk simetris tidak
Fungsi penciuman baik tidak
Peradangan ada tidak
Polip ada tidak
Perdarahan ya √ tidak
PENDENGARAN/TELINGA
Bentuk daun telinga simetris tidak
Letak simetris tidak
Peradangan ada tidak
Fungsi pendengaran baik tidak
Serumen ada tidak
Cairan ada tidak
Perdarahan ya tidak
MULUT
Mulut bersih kotor berbau
Bibir pucat cyanosis merah
Mukosa bibir lembab kering stomatitis
Gigi bersih tidak
Gusi berdarah ya tidak
Tonsil radang tidak
Lidah tremor ya tidak
Fungsi pengecapan baik tidak
LEHER
Benjolan/massa ada tidak
Kekakuan ya tidak
Nyeri tekan ya tidak
Kedudukan trachea normal tidak
Gangguan bicara ada tidak
DADA/PERNAFASAN
PARU
Inspeksi
Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif Kering Darah
Sekret : dahak Konsistensi :......................
Warna :putih tidak bercampur darah Bau :..................................
Irama nafas teratur tidak teratur
Pola Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bentuk dada Simetris Asimetris
Bentuk thorax Normal chest Pigeon chest Funnel chest Barrel
chest
Retraksi Intercosta ya tidak
Retraksi Suprasternal ya tidak
Pernafsn cuping hidung ya tidak
Alat bantu napas ya tidak
Jenis................... Flow..............lpm
Palpasi : didapati fremitus taktilhemitotoraks kanan saa dengan kiri
Perkusi
Area paru : didapati sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
Suara nafas :
Area Vesikuler Bersih Halus Kasar
Area Brochial Bersih Halus Kasar
Area Bronkovesikuler Bersih Halus Kasar
Suara tambahan :
Crakles Rochi Wheezing Pleural Friction rub
JANTUNG
Inspeksi
Ictus Cordis ( + / - ), pelebaran................. cm
Palpasi
Pulsasi pada dinding thorax teraba ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
Perkusi
Batas – batas jantung normal adalah :
Batas atas :..................ics 2..............( N = ICS II )
Batas bawah :...................ics 5.............( N = ICS V )
Batas Kiri :...................ics 5.............( N = ICS V Mid clavikula Sinistra )
Batas Kanan :...................ics 4.............( N = ICS IV Mid sternalis Dextra )
Auskultasi
BJ I terdengar ( tunggal/ganda ), (Keras/lemah ), (reguler/irreguler )
BJ II terdengar ( tunggal/ganda ), Keras/lemah ), (reguler/irreguler )
Bunyi jantung tambahan :
BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm ( + / - ), Murmur ( + / - )
Keluhan lain terkait dengan jantung :
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
b. Irama jantung reguler ireguler
S1/S2 tunggal ya tidak
c. CRT :............<2.detik
d. Akral hangat panas dingin kering
basah
e. JVP normal meningkat menurun
f. Clubbing Finger ya tidak
ABDOMEN
Bentuk simetris tidak
Abdomen tegang kembung ascites
Nyeri tekan ya tidak
Peristaltik usus : ..........................x/menit
Oedem ya tidak
REPRODUKSI
Radang pada genitalia eksterna ya tidak
Lesi ya tidak
Siklus menstruasi teratur tidak
Pengeluaran cairan ya tidak
EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
Pembatasan gerak ya tidak
Varises ada tidak
Tromboplebitis ada tidak
Nyeri ya tidak
Kemerahan ya tidak
Kelemahan tungkai/tidak ya tidak
Kekuatan otot
Oedem
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Eliminasi
BAB / BAK
1 Jumlah / Pagi :1 Pagi :1
Waktu Siang :1 Siang :1
Malam :1 Malam :1
2 Warna Khas Khas
3 Bau Khas Khas
4 Konsistensi
5 Masalah
eliminasi
6 Cara
mengatasi
masalah
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan hukuman lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah
tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi kooperatif
tidak kooperatif
curiga
d. Gangguan konsep diri ya tidak
Masalah Keperawatan :...........................................................................
B. Kimia Darah
Ureum :..........................( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin :..........................( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGTO :..........................( N : 2 – 17 )
SGPT :..........................( N : 3 – 19 )
BUN :..........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein :..........................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa aelektrolit
Natrium :..........................( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :..........................( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :..........................( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium :..........................( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
Berikut jurnal terkait terhadap bersihan jalan nafas tidak efektif dengan
judul jurnal Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Sebagai Penatalaksanaan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien TB Paru Di RSUD
Kota Kendari
http://www.myjurnal.poltekkes-
kdi.ac.id/index.php/HIJP/article/download/87/49
2 Ketidak seimbangan NOC :butuhan nutrisi terpenuhi 1) Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan,
nutrisi kurang dari Kriteria hasil: evaluasi BB.
kebutuhan tubuh b/d Menunjukan peningkatan 2) Avskultasi bunyi usus.
ketidakmampuan BB 3) Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
Menunjukan perilaku / 4) Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan
menelan makanan
perubahan pada hidup 5) Berikan makan porsi kecil tapi sering.
untuk meningkatka n 6) Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
dan / mempertahan kan 7) Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
berat yang ideal 8) Timbang BB sesuai induikasi.
9) Kaji pemeriksaan laboratorium, ex: alb.serum
http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/126
3 Intoleransi aktifitas b/d NOC : Meningkatkan energi 1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
ketidakseimbangan antara yang menunjang melakukan 2) Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
suplai dan kebutuhan aktivitas 3) Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
oksigen Mampu melakukan 4) Monitor pola tidur dan lamanya istirahat
aktifitas secara mandiri
Mampu Berikut jurnal terkait terhadap Intoleransi aktifitas dengan judul
menyeimbangkan jurnal perubahan aktivitas self management pada klien
aktivitas dan istirahat penyakit paru obstruksi kronik (ppok) pangkalpinang
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI/article/view/27
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Mansjoer, Arif, dkk. (2008). Kapita Selekta Kedokteran (Edisi 3). Jakarta : Media Aesculap
Anggraini,(2016) Perubahan Aktivitas Self Management Pada Klien Penyakit Paru Obstruksi
Kronik (Ppok) Pangkalpinang.Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia