BRONCHO PNEUMONIA
OLEH :
NIM 1814401105
TINGKAT II REGULER 3
1. PENGERTIAN
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi didalam bronchi dan meluas di parenkim paru yang berdekatan
disekitarnya.
Bronchopneumoni disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang
paru- paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain.
Bronchopneumonia/ pneumonia lobaris merupakan radang paru yang
menyebabkan bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat oleh
eksudat yang berbentuk bercak- bercak., kemudian menjadi bagian yang
terkonsulidasi atau membentuk gabungan dan meluas ke parenkim paru.
Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran
pernafasan atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang
melemahkan daya tahan tubuh.
2. ETIOLOGI
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan
sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernapasan
yang terdiri atas : refleks glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan
sillia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dari sekresi humoral
setempat.
Broncopneumonia dapat disebabkan oleh:
Bakteri= streptococcus, straphylococcus, influenmza
Virus= legionella pneumonia, virus influenza
Jamur= aspergilus, candida albicons
Aspirasi makanan, sekresi oropharing/isi lambung ke dalam paru
Kongesti paru kronik
Flora normal, hidrokarbon.
4. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme
(jamur, bakter, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti
hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi
( masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnmya
mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini
akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis
dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi
peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbulah gejala
demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret
semakin menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin
sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama
kelamaan secret akan sampai ke alveolus paru dan mengganggu system
pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi
saluran cerna saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora
normal dalam usus menjadi agen pathogen sehingga timbulmasalahGItract.
PATHWAY :
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.Pemeriksaan Laboratorium
1) Leukosit meningkat 15.000-40.000/mm3
2) Laju endap darah meningkat 100mm
3) ASTO meningkat pada infeksi streptococcus.
4) GDA menunjukkan hipoksemia tanpa hiperkapnea atau retensi CO2
5) Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urin
ringan karena peningkatan suhu tubuh.
B. Pemeriksaan Radiologi
1) Terlihat bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.
6. PENATALAKSANAAN
a. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
b. Terapi oksigen (O2)
c. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian
bronkodilator.
d. Istirahat yang cukup
e. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin
4x 500 mg/ hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.
7. KOMPLIKASI
a. Atelektasis :Pengembangan paru yang tidak sempurna.
b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
c. Abses paru :pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis :peradangan pada endokardium.
f. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.
8. PENCEGAHAN PADA ANAK
a. Hindari anak dari paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian
yang berpotensi penularan.
b. Hindari kontak anak dengan penderita ISPA
c. Membiasakan pemberian ASI
9. d. Segera berobat jika terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai
suara sesak dan sesak pada anak.
e. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadapa hameophilus influenza.
3. INTERVENSI
Diagnosa 1
Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (…
x…) diharapkan jalan nafas pasien efektif dengan criteria hasil : jalan nafas
paten, tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak sesak, RR normal (35-
40x/menit), tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada pernafasan
cuping hidung
INTERVENSI RASIONAL
- Observasi TTV terutama- Member informasi tentang pola
respiratory rate pernafasan pasien, tekanan darah,
nadi, suhu pasien.
- Auskultasi area dada atau paru,- Crekcels, ronkhi dan mengi dapat
catat hasil pemeriksaan terdengar saat inspirasi dan ekspirasi
pada tempat konsolidasi sputum
- Latih pasien batuk efektif dan- Memudahkan bersihan jalan nafas
nafas dalam dan ekspansi maksimum paru
- Anjurkan pasien minum air hangat- Air hangat dapat memudahkan
Kolaborasi : pengeluaran secret
- Bantu mengawasi efek
- Memudahkan pengenceran dan
pengobatan nebulizer dan fisioterapi pembuangan secret
nafas lainnya
- Berikan obat sesuai indikasi,
- Proses medikamentosa dan
seperti mukolitik, ekspektoran, membantu mengurangi bronkospasme
bronkodilator, analgesic
- Berikan O2 lembab sesuai indikasi- Mengurangi distress respirasi
Diagnosa 2
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan (..x..) diharapkan ventilasi
pasien tidak terganggu dengan KH : GDA dalam rentang normal ( PO2 =
80 – 100 mmHg, PCO2 = 35 – 45 mmHg, pH = 7,35 – 7,45, SaO2 = 95 –
99 %), tidak ada sianosis, pasien tidak sesak dan rileks.
Intervensi Rasional
- Kaji frekuensi, kedalaman,- Memberi informasi tentang
kemudahan bernapas pasien. pernapasan pasien.
- Observasi warna kulit,- Kebiruan menunjukkan sianosis.
membran mukosa bibir.
Diagnosa 3
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...)
diharapkan suhu pasien turun atau normal (36,5 – 37,5°C) dengan KH:
pasien tidak gelisah, pasien tidak menggigil, akral teraba hangat, warna
kulit tidak ada kemerahan.
Intervensi Rasional
- Kaji suhu tubuh pasien - Data untuk menentukan intervensi
Diagnosa 4
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...)
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien adekuat dengan KH: nafsu makan
pasien meningkat, BB pasien ideal, mual muntal berkurang, turgor kulit
elastis, pasien tidak lemas
Intervensi Rasional
- Kaji penyebab mual muntah- Untuk menentukan intervensi
pasien selanjutnya
- Mulut yang bersih
- Berikan perawatan mulut meningkatkan nafsu makan
- Sputum dapat menyebabkan bau
- Bantu pasien membuang atau mulut yang nantinya dapat
mengeluarkan sputum sesering menurunkan nafsu makan
mungkin
- Membantu meningkatkan nafsu
- Anjurkan untuk menyajikan makan
makanan dalam keadaan hangat
Diagnosa 5:
Tujuan dan K.H : setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…)
diharapkan toleransi pasien terhadap aktifitas meningkat dengan KH : pasien
mampu berpartisipasi dalam kegiatan sehari – hari sesuai kemampuan tanpa
bantuan, pasien mampu mempraktekkan teknik, penghematan energy, TTV
stabil (S = 36,5°C – 37,5°C, N = 75 – 100x/menit, RR = 35 -40 x/ menit)
Intervensi Rasional
- Evaluasi tingkat kelemahan dan - Sebagai informsdi dalam menentukan
toleransi pasien dalam melakukan intervensi selanjutnya
kegiatan
- Berikan lingkungan yang tenang - Menghemat energy untuk aktifitas
dan periode istirahat tanpa ganguan dan penyembuhan
- Bantu pasien dalam melakukan - Oksigen yang meningkat akibat
aktifitas sesuai dengan kebutuhannya aktifitas
Kolaborasi :
- Berikan oksigen tambahan - Mengadekuatkan persediaan oksigen
Diagnosa 6
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (…x…)
diharapkan volume cairan tubuh pasien seimbang dengan KH : membrane
mukosa pasien lembab, turgor kulit baik, pengisian capiler cepat / < 3detik,
input dan output seimbang, pasien tidak muntah. Pasien tidak diare, TTV
normal (S = 36,5°C – 37,5°C, N = 75 – 100x/menit, RR = 35 -40 x/ menit)
Intervensi Rasioanl
- Observasi TTV @ 2- 4 jam, kaji- Peningkatan suhu menunjukkan
turgor kulit. peningkatan metabolic
Diagnosa 7
Tujuan dan KH : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi dengan KH: klien bebas dari tanda dan gejala
infeksi, menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi, jumlah
leukosit dalam batas normal, menunjukkan perilaku hidup sehat
Intervensi Rasioanl
- Kaji suhu badan 8 jam - Mendeteksi adanya tanda dari
- Monitor tanda dan gejala infeksi infeksi
sistemik dan lokal - Mempermudah untuk penanganan
- Inspeksi kulit dan membran jika infeksi terjadi
mukosa terhadap kemerahan, panas - Panas, kemerahan merupakan
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dari infeksi
tanda dan gejala infeksi - Dengan melibatkan keluarga tanda
Kolaborasi infeksi lebih cepat diketahui
- Berikan terapi antibiotik
- Antibiotik efektif untuk mencegah
penyebaran bakteri
4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah di
buat sebelumnya.
5. EVALUASI
Evaluasi tentang semua tindakan atau terapi yang telah
dilakukan oleh perawat kepada pasien, apakah pasien mengalami
kemajuan tentang kesehatannya atau justru mengalami kemunduran.
Selain iu evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui rencana
keperawatan selanjutnnya.
6. DOKUMENTASI
Semua tindakan keperawatan dariproses keperawatan semua
didokumentasikan, dicatat didokumentasikan sebagai bukti untuk
untuk pasien dan tanggung jawab sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA