PENDAHULUAN
1
retensi mucus. Peningkatan retensi mucus ini menyebabkan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas.
1.3. Tujuan.
2
3. Mahasiswa mampu menentukan intervensi pada klien dengan
bronchopneumonia.
BAB II
BRONCHOPNEUMONIA
2.1. Pengertian.
2.2. Etiologi.
3
(klebsiella pneumoni), mycobacterium tubercolosis.
4
2.3. Patofisiologi.
Terganggu
Bronchopneumonia
(panas tinggi, gelisah, dyspneu, takipneu, nafas dangkal cuping hidung, batuk kering kemudian produktif)
Infeksi paru
O2 Menurun sesak
5
2.4. Manifestasi Klinis.
Nafas bunyi.
Sakit kepala.
Nyeri otot.
Anoereksia.
Kesulitan menelan.
Thorax foto.
Terdapat bercak – bercak infiltrate pada satu atau beberapa lobus, jika
pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau
beberapa lobus.
6
2.6. Penatalaksanaan.
1. Istirahat cukup.
3. Antibiotic.
4. Oksigen.
5. Fisioterapi dada.
2.7. Komplikasi.
1. Atelektasisi.
2. Empisema.
3. Abses paru.
4. Infeksi sistemik
5. Endokarditis
6. Meningitis.
A. Definisi.
7
Ketidakmampuan untuk membersihkan secret atau obstruksi saluran
pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih.
Fisiologi :
Ansietas.
Posisi tubuh.
Hiperventilasi.
Imaturitas neurologist.
Nyeri.
8
1. Dispenia.
2. Batuk.
4. Cyanosis.
5. Sputum.
9
Sputum adalah suatu sekresi yang lekat berasal dari batang
tracheobronchial, mulut pharynx, hidung, sinus pada reaksi
paru – paru terhadap setiap iritan yang kambuh secara kontan.
6. Frekuensi pernafasan.
D. Karakteristik.
1. Subyektif :
2. Obyektif :
1. Mayor :
2. Minor :
E. Intervensi.
10
a. Pengelolaan jalan nafas.
b. Pemantauan pernafasan
2.9.1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan :
b. Pemeriksaan fisik :
c. Pemeriksaan penunjang :
11
1. Laborat : leukositosis.
d. Factor psikologis :
3. Mekanisme koping.
12
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoereksia.
2.9.3. Intervensi.
Tujuan :
Criteria hasil :
Intervensi :
13
R/ nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum.
Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas
yang alami.
Tujuan :
Criteria hasil :
Intervensi :
14
2) Observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
catat adanya sianosis.
15
R/ Ansietas adalah manifestasi masalah psikologi
sesuai dengan respon fisiologi terhadap hipoksia.
Tujuan :
Criteria hasil :
Intervensi :
16
terjasi sebagai akibat menelan udara / menunjukkan
pengaruh toksin bakteri pada saluran GI.
Tujuan :
Criteria hasil :
Intervensi :
17
3) Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam
sebelum makan.
Tujuan :
Criteria hasil :
Intervensi :
18
1) Evaluasi klien terhdap aktivitas, catat laporan dispnea,
peningkatan kelemahan, perubahan tanda vital selama
dan setelah aktivitas.
Tujuan :
19
Pengetahuan orang tua bertambah.
Criteria hasil :
Intervensi :
20
5) Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotic
selama periode yang dianjurkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Klien.
Nama : An. S
Umur : 4 tahun
21
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Alamat : Surabaya
Kultur : China
Agama : Budha
Pendidikan : TK A
Klien batuk.
BB : 2800 gr
PB : 48 Cm
AS : 8 – 9
22
Klien panas selama 5 hari, batuk, pilek, sputum berlebihan.
Alergi
Kecelakaan :
Imunisasi :
Tidak terkaji.
Yang mengasuh.
23
Klien diasuh oleh ibu dibantu oleh baby sitter
Lingkungan rumah.
24
4. Jam makan :
5. Minum susu :
Pola tidur :
Aktivitas bermain :
Personal hygiene :
BAB :
25
BAK :
Frekuensi : 6 – 8x / hari
24 jam
c. TB / BB : 95 cm / 17 kg.
e. Mata.
f. Hidung.
Klien pilek dan ibu mengatakan kalau batuk sputum tidak bisa
keluar.
26
Isnpeksi : dada simetris, tidak ada bekas luka, nafas cepat,
dangkal.
Auskultasi : ronchi +
i. Pemeriksaan jantung.
j. Pemeriksan abdomen.
k. Pemeriksaan genetalia.
l. Anus.
m. Pinggang.
n. Maskuloskeletal.
o. Integamen.
27
Inspeksi : kulit bersih, kuku bersih.
p. Neurologi.
a. Adaptasi social :
b. Motorik halus :
c. Motorik kasar :
d. Bahasa :
XII. Kesimpulan.
Data subyektif :
28
Ibu klien mengatakan anaknya batuk, nafas cepat, sputum sulit keluar,
anaknya malas makan, nafsu makan menurun, dan mual.
Data obyektif :
Batuk, pilek, nafas cepat dan dangkal, ronchi +/+, wheezing -/-, hasil
thorax bronchopneumonia, anak makan ¼ porsi, susu habis separo porsi,
(150cc) konjungtiva merah muda, anak malas beraktifitas, S : 36,5 ° C N :
120x / menit Rr : 32x / menit, HB : 10,9 BB : 15 kg.
29
ANALISA DATA
UMUR : 4 Thn
Kemungkinan
Tgl Jam Pengelompokan Data Masalah
Penyebab
30
DIAGNOSA KEPERAWATAN
UMUR : 4 Thn.
31
32
33
34
35
36
37
TINDAKAN KEPERAWATAN
Umur : 4 Thn
08.30 Memberi munim air hangat pada klien dan puyer batuk.
38
09.25 Melakukan fisiotherapi dada.
39
TINDAKAN KEPERAWATAN
Umur : 4 Thn.
40
Respon : klien habis 150 cc.
41
EVALUASI
Umur : 4 Thn.
NO
TGL JAM EVALUASI T.T
DX
P : rencana 1, 3, 8, dihentikan.
Rencana 2, 4, 5, 6, 7, dilanjutkan.
P : rencana 1, 3, 9 dihentikan
Rencana : 2, 4, 5, 6, 7, 8 dilanjutkan
42
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 4 Thn.
NO
TGL JAM EVALUASI T.T
DX
8/9/10 I 07.30 S : ibu klien mengatakan batuk sudah ada dahak yang
keluar tapi hanya sedikit.
P :Rencana 2, 4, 5, 6, 7, dilanjutkan.
43
09.30 : memberikan tx cap batuk
P : Rencana : 2, 4, 5, 6, 7, 8 dilanjutkan
44
Masalah teratasi sebagian.
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 4 Thn.
NO
TGL JAM EVALUASI T.T
DX
10/8/10 I 07.30 S : ibu klien mengatakan batuk dan dahaj terkadang bisa
keluar.
45
II 07.40 S : ibu mengatakan klien pagi ini menghabiskan ½ porsi
makanannya dan minum susu 200 cc.
P : rencana 2, 4, 5, 6, 7, 8 dilanjutkan
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari data pengkajian di atas masalah yang ada pada teori adalah tidak
efektifnya bersihan jalan nafas, gangguan pertukaran gas, deficit volume cairan,
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleran aktifitas,
kurangnya pengetahuan orang tua.
Pada masalah ketidak efektifan jalan nafas, secara teori intervensi yang
diberikan adalah : kaji frekuensi / kedalaman pernafasan, gerakan dada, auskultasi
area paru, catat adanya bunyi nafas, ajari klien teknik batuk efektif dan latihan
47
nafas, beri cairan hangat, fisioterapi dada, nebulizer, brio bat : mukolitik,
ekspektoran, bronchodilator, analgesic.
Jika penulis observasi ada beberapa kesenjangan yang ada pada intervensi
secara teori dan kasus nyata. Tapi kesenjangan tersebut bukanlah masalah utama,
karena tujuan intervensi secara teori dan kenyataan adalah sama yaitu jalan nafas
jadi efektif. Lagipula pelaksanaan intervensi pada kasus nyata penulis sesuaikan
dengan situasi dan kondisi pada klien yang notabane masih berusia 4 tahun.
48
BAB V
5.1. KESIMPULAN.
49
sedangkan pada masalah kedua adalah : klien lebih periang, mau minum susu
dan makan, masalah teratasi sebagian, kemudian semua kegiatan yang
dilakukan didokumentasikan oleh penulis. Dari hasil tersebut penulis
mengambil kesimpulan bahwa tindakan yang dilakukan penulis mengatasi
masalah keperawatan sebagian. Meskipun demikian kondisi klien
menunjukkan kemajuan yang berarti.
5.2. SARAN.
50
DAFTAR PUSTAKA
51