PROPOSAL
OLEH
DERI MARDANI
NIM : PO 0320218047
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul:
RSUD Kota Langsa”. Proposal ini merupakan salah satu syarat dalam
terwujudnya Proposal ini, maka dengan penuh keikhlasan penulis sampaikan terima
bimbingan dan dukungan dalam membuat proposal ini dan terima kasih kepada:
Aceh.
Kesehatan Aceh
3. Kasad, SKM, M. Kes selaku Plh. Ketua Program Studi Keperawatan Kota
Langsa.
iii
dalam menyelesaikan penyusuan proposal ini.
dan materil.
Langsa.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PROPOSAL...................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Batasan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................6
D. Manfaat...............................................................................................................7
A. Konsep Dasar......................................................................................................9
1. Pengertian.......................................................................................................9
2. Anatomi Fisiologi.........................................................................................11
3. Etiologi..........................................................................................................16
4. Patofisiologi..................................................................................................17
5. Tanda dan Gejala..........................................................................................19
6. Tindakan Medis............................................................................................20
7. Prosedur Diagnostik......................................................................................22
8. Diet................................................................................................................22
B. Konsep Anak....................................................................................................23
1. Asuhan Bepusat-Keluarga............................................................................23
2. Asuhan/Perawatan Atraumatic......................................................................24
3. Peran Perawat Anak......................................................................................25
4. Hospitalisasi..................................................................................................28
C. Asuhan Keperawatan........................................................................................33
1. Pengkajian.....................................................................................................33
2. Diagnosis Keperawatan................................................................................36
3. Intervensi Keperawatan................................................................................37
4. Implementasi.................................................................................................43
5. Evaluasi.........................................................................................................44
A. Desain Penulisan...............................................................................................46
B. Batasan Istilah...................................................................................................46
C. Lokasi Dan Waktu Penulisan...........................................................................46
D. Pengumpulan Data............................................................................................47
v
E. Analisa Data.....................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................49
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ayah dan ibu. Sekalipun dari hubungan yang tidak sah dalam kacamata hukum. Ia
tetap dinamakan anak, sehingga pada definisi ini tidak dibatasi dengan usia.
belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin. Sedangkan menurut UU
Perlindungan Anak yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum
menurut WHO, batasan usia anak antara lain 0-19 tahun. (Karimah, tanpa
tahun:119)
pada anak, perawat harus memperhatikan dan menerapkan asuhan yang berpusat
pada keluarga (family center care). Family center care adalah unsur yang penting
1
dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota keluarga,
perawat harus memahami bahwa keluarga juga merupakan salah satu faktor yang
kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak. (Wong et al,
kesehatan pada masyarakat. Hal ini menjadi masalah kesehatan pada unit gawat
darurat pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya rasa nyeri tekan pada daerah
Suprayitno, 2019:140).
kronik difus, atau lokal. Karakteristik dari peradangan ini antara lain anoreksia,
rasa penuh atau tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. (Suratun,
2010 dalam Mardalena, tanpa tahun:57). Peradangan lokal pada mukosa lambung
ini akan berkembang bila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri
Tipe paling umum dari gastritis adalah gastritis akut yang biasanya bersifat
benigna dan dapat sembuh sendiri terkait dengan ingesti iritan lambung seperti
2
aspirin, alkohol, kafein, atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tertentu.
Manifestasi gastritis akut dapat berkisar dari asimtomatik sampai nyeri ulu hati
ringan bahkan sampai distres lambung yang hebat, muntah dan perdarahan
perubahan yang bersifat progresif dan ireversibel pada mukosa lambung (Porth &
Matfin, 2009 dalam LeMone dkk, 2018:802). Gastritis kronis lebih sering dialami
oleh lansia, alkoholik kronis, dan perokok. Ketika gejala gastritis kronis muncul,
gejala nya sering kali samar, dari rasa penuh pada area epigastrium setelah makan
hingga rasa nyeri yang melilit, terbakar, menyerupai nyeri ulkus epigastrium dan
pada orang-orang yang mempunyai pola makan tidak teratur dan memakan
gastritis selain nyeri didaerah ulu hati juga menimbulkan gejala mual, muntah,
lemas, kembung, terasa sesak, nafsu makan berkurang, wajah pucat, suhu badan
naik, keluar keringat dingin, pusing, selalu bersendawa dan pada kondisi yang
lebih parah, bisa muntah darah (wijoyo dalam Wahyuni dkk, 2017:150).
hari karena munculnya banyak keluhan seperti rasa sakit di ulu hati, rasa terbakar,
3
mual, muntah, lemas, tidak nafsu makan, dan keluhan-keluhan lainnya. Bila
penyakit ini tidak ditanganin secara optimal dan di biarkan sampai kronis,
gastritis akan berkembang menjadi ulkus peptikus yang pada akhirnya mengalami
pasien memilih makanan yang seimbang sesuai kebutuhan dan jadwal makan
yang teratur, memilih makanan yang lunak, mudah dicerna, makan dalam porsi
yang kecil tapi sering, hindari stres dan tekanan emosi yang berlebihan serta
gastritis di dunia dari beberapa negara yaitu Inggris dengan angka persentase
22%, China dengan angka persentase 31%, Jepang dengan angka persentase
14,5%, Kanada dengan angka persentase 35% dan Perancis dengan angka
persentase 29,5%. Di dunia, kejadian gastritis sekitar 1,8-2,1 juta penduduk dari
setiap tahunnya , kejadian penyakit gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari
penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan
jumlah 30.154 kasus (4,9%). (Takdir Khaerunnisa et al, 2018 dalam Anshari &
Suprayitno, 2019:140).
34,7%. ini disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan kurang sehat. (Profil
B. Batasan Masalah
Masalah pada studi ini di batasi dengan Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Gastritis Di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Langsa.
5
Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Gastritis Di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa
2. Tujuan Khusus
telah dibuat.
laksanakan.
6
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
IPTEK dan dijadikan bahan penulis lebih lanjut sebagai dasar untuk
2. Manfaat praktis
c. Bagi Perawat
gastritis.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
kronik difus, atau lokal. Karakteristik dari peradangan ini antara lain
anoreksia, rasa penuh atau tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah
penuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Mardalena, tanpa tahun:57).
lambung yang bersifat akut, kronis, difus, dan lokal. Dua jenis gastritis yang
sering terjadi adalah superficial akut dan gastritis atrofik kronis (Price &
sel radang di daerah tersebut. Secara umum, gastritis yang merupakan salah
a. Gastritis Akut
9
Mardalena, tanpa tahun:57). Gastritis akut merupakan proses inflamasi
bersifat akut dan biasanya terjadi sepintas pada mukosa lambung. Keadaan
tahun:57).
iskemia dan syok juga dapat menyebabkan gastritis akut. Demikian pula
halnya dengan kemoterapi, uremia, infeksi sistemik, tertelan zat asam atau
b. Gastritis Kronis
lama dan juga dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari
tanpa tahun:58).
(Suratun, 2017:60).
2. Anatomi Fisiologi
a. Lambung
besar dan terdiri dari tiga bagian, yaitu kardia, fundus, dan antrum.
11
Di dalam lambung, makanan bercampur dengan asam dan enzim
tanpa tahun:18).
terdiri dari:
2) Tunika mukosa, terdiri dari tiga lapis otot polos yaitu lapisan
duodenum.
b. Fungsi Lambung
3) Memproduksi rennin.
13
4) Mensintesis dan mensekresi gastrin. Gastrin berperan penting dalam
duodenum.
pengaruh sinyal saraf dan hormonal dari lambung dan duodenum. Hormon
Bila berlanjut terus akan terjadi hunger pangs (nyeri mendadak waktu
lapar yang timbul bila lebih dari 12 jam sampai 24 jam). (Suratun,
2017:12).
pankreas, pelepasan empedu dan sekresi lambung oleh sel chief dan
2) Fase Gastrik
3. Etiologi
suasana lambung menjadi sangat asam. Kondisi asam ini menimbulkan iritasi
16
Penyebab lain adalah konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan
kerusakan gaster. Terapi radiasi, reflek empedu, zat-zat korosif (cuka, lada)
perdarahan. Kondisi yang stresful seperti trauma, luka bakar, kemoterapi dan
tanpa tahun:58).
4. Patofisiologi
klorida ( HCl) dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi
sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstra sel dan
inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh
jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi
atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa
tidak dapat diserap di usus halus padahal vitamin tersebut berperan penting
tanpa tahun:59).
18
Obat-obatan (NISAD, H. phylori Kafein
aspirin, sulfanomida
steroid, digitalis)
Melekat pada epitel Me produksi
lambung bikarbonat (HCO3)
Mengganggu
pembentuka sawat
Menghancurkan Me kemampuan
mukosa lambung
lapisan mukosa proteksi terhadap
lambung asam
Nyeri epigastrium
Me tonus dan Mukosa lambung
peristaltic lambung kehilangan integritas
Me sensori untuk jaringan
makan Refluks isi duodenum
kelambung
Anoreksia
muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien
tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi klinis pada pasien dengan
a. Gastritis Akut
hyperemia dan udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif
b. Gastritis Kronis
vomitus atau keluhan tidak nyaman pada abdomen atas dapat terjadi.
6. Tindakan Medis
Pada klien yang mengalami mual dan muntah anjurkan pasien untuk
perasaan begah dan tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung
Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan tranfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan
merubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan meminimalisasi stres.
(Suratun, 2017:62).
a. Gastritis Akut
4) Jika gastritis terjadi akibat asam kuat atau alkali, encerkan dan
hidroksida.
5) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk
b. Gastritis Kronis
22
2) Helicobacter pylori mungkin diatasi dengan antibiotik dan garam
bismuth.
7. Prosedur Diagnostik
defisiensi B12.
8. Diet
a. Diet Lambung I
23
Diet lambung I diberikan kepada pasien Gastritis Akut, ulkus
diberikan dalam bentuk sering dan merupakan perpindahan dari diet pasca
setiap 3 jam selama 1-12 hari saja karena membosankan serta kurang
energy, zat besi, tiamin, dan vitamin C (Almatsir, 2007 dalam dewi,
2019).
b. Diet Lambung II
I, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus
berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan
ini cukup energi, protein, vitamin C, tetap kurang vitamin (Altmatsir, 2007
B. Konsep Anak
1. Asuhan Bepusat-Keluarga
asuhan yang berpusat pada keluarga (family center care). Family center care
adalah unsur yang penting dalam perawatan anak karena anak merupakan
24
bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh
juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan anak.
asuhan terhadap anak (Wong et al, 2009 dalam Oktiawati et al., 2017:02).
2. Asuhan/Perawatan Atraumatic
a. pengertian
tekanan psikologis dan fisik yang di alami oleh anak-anak dan keluarga
bertujuan sebagai terapi yang bagi anak. Atraumatic care dapat diberikan
rasa bersalah, tidak mampu, kehilangan kontrol, tidak berdaya, dan putus
asa (Wiggins, 1994 dalam Oktiawati et al, 2017:03). Stres psikologis bagi
orang tua dapat mencakup kepedulian terhadap anak mereka, lama tinggal
2017:03).
kegiatan yang berhubungan dengan pasien lain, dan baik rasa urgensi atau
kurangnya urgensi atau perhatian dari staf (Whaley & Wong, 2009 dalam
nyeri serta cedera tubuh (Hockenberry & Wilson, 2007 dalam Oktiawati et
al, 2017:03).
a. Advokasi/Caring Keluarga
26
Tanggung jawab utama sebagai perawat pediatrik adalah
melakukan kerja sama yang baik dengan anggota keluarga yaitu perawat
intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah pada anak. Perawat dalam
yang ada.
rasa kasih sayang dan empati kepada orang lain. Aspek caring dapat
kasih sayang dan peka pada respon anak dan keluarga, dan memberikan
secara langsung atau merujuk pada tempat kesehatan lain yang lebih tepat.
c. Dukungan/Konseling
secara berssama dilakukan oleh perawat dan pasien serta keluarga saat
dengan melakukan kerja sama yang baik dengan anggota keluarga yaitu
4. Hospitalisasi
a. Pengertian
tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan karena suatu alasan
29
Tinggal dirumah sakit bisa sulit bagi anak usia berapa pun.
memiliki keyakinan yang salah tentang apa yang terjadi. (Mendri, tanpa
tahun:19).
perubahan yang cukup besar dalam dua dekade terakhir. Mulai dari bayi
30
Proses hospitalisasi dapat menjadi pengalaman yang
tergantung pada usia, alasan untuk rawat inap mereka, dan temperamen.
tanpa tahun:21).
juga merasa takut pada orang asing yang merawatnya maupun lingkungan
rumah sakit yang terasa asing. Selain itu, ketidaksukaan anak pada
lingkungan rumah sakit juga disebabkan oleh ruangan rumah sakit yang
kepercayaan diri karena dianggap sakit. Biasanya orang disekitar nya akan
tahun:21).
berikut reaksi anak terhadap sakit dan proses hospitalisasi sesuai dengan
Anak pada usia ini dapat menjadi kelompok usia yang paling
yang terbatas dan penggunaan bahasa. Anak pada usia ini juga paling
terpisah dari orang tua mereka. Orang tua bisa membawa boneka
bagian paling penting dari rumah sakit untuk proses hospitalisasi anak.
32
2) Fase 2 Sampai 24 Bulan
menggangu atau sulit dirumah sakit karena ada banyak orang yang
mulai menyadari bahwa ia berada jauh dari keluarga. Anak pada usia
ini sering takut orang asing dan tidak sepenuhnya memahami mengapa
karena merasa berada jauh dari rumah dan kehilangan rutinitas yang
mandiri dan ingin membuat pilihan. Usia ini juga adalah usia dimana
Anak usia sekolah ingin menjadi sangat mandiri dari orang tua
juga menarik diri dari keluarga, sesama pasien, dan petugas kesehatan
(isolasi).
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
atau tempat tinggal sering dihubungkan dengan budaya atau adat di daerah
masa lalu seperti diare, dispepsia, gangguan lambung, usus, hati, pankreas,
berapa lama, dan pulang dengan status apa. Riwayat pembedahan juga
(Diyono, 2013:19).
detail, karena banyak penyakit saluran terjadi akibat pola kebiasaan pada
pola diet keluarga, dan bahkan pola sanitasi keluarga yang seperti cuci
2013:20).
35
e. Pemeriksaan fisik
cara melakukan pengamatan pada bagian fisik dari pasien, baik dengan
1) Keadaan umum
(antopometri)
2) Kulit
3) Kepala
Warna sklera, konjungtiva, mata cekung, bau napas, kondisi gigi, lidah
4) Abdomen
5) Faktor-faktor psikologi
6) Inspeksi
36
Inspeksi dimulai dari kepala untuk melihat kondisi atau warna
7) Auskultasi
2013:26).
8) Palpasi
9) Perkusi
padat atau kistik, dan adanya udara pada lambung atau usus. (Diyono,
2013:26).
2. Diagnosis Keperawatan
37
a. Kekurangan volume cairan berkaitan dengan output cairan yang
kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan
berikut:
3) Intervensi
38
a) Catat karakteristik muntah dan drainase untuk membedakan
distres gaster.
antasid.
lambung.
adanya anemia.
39
j) Berikan terapi antibiotik, antasid, Vit K, sesuai program medik
2) Kriteria Hasil :
3) Intervensi
efek terapi
40
d) Berikan terapi analgetik dan antasid untuk menghilangkan nyeri
lambung.
2) Kriteria Hasil
3) Intervensi
a) Kaji status nutrisi dan pola makan pasien sebagai dasar untuk
menentukan intervensi.
kebutuhan nutrisi.
kesehatan.
3) Intervensi
terisolasi.
meningkatkan relaksasi.
42
d) Dorong orang terdekat agar tinggal dengan pasien untuk
3) Intervensi
pada pasien.
43
informasi/keputusan tentang masa depan kontrol masalah
kesehatan.
ransang ekstrenik.
4. Implementasi
berfokus pada :
gangguan.
sendiri.
5. Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi,
Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, pasien
46
BAB III
METODE PENULISAN
A. Desain Penulisan
B. Batasan Istilah
kronik difus, atau local. Karakteristik dari peradangan ini antara lain anoreksia,
rasa penuh atau tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Suratun, 2010
dalam Mardalena, tanpa tahun:57). Peradangan local pada mukosa lambung ini
akan berkembang bila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau
yang bersifat akut, kronis, difus, dan lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi
adalah superficial akut dan gastritis atrofik kronis (price & wilson, 2006 dalam
Lokasi studi kasus ini dilakukan di Ruang Perawat Anak RSUD Kota
Langsa. Waktu pelaksanaan studi kasus ini akan direncanakan pada bulan mei
47
D. Pengumpulan Data
riwayat kesehatan sekarang, dahulu, keluarga, dll). Sumber data dari pasien,
permintaan.
3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan data lain
yang relevan).
E. Analisa Data
data sampai dengan semua data yang terkumpul, analisa data dilakukan dengan
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
1. Pengumpulan Data
48
Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,
2. Mereduksi Data
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan
evaluasi.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, S. N & Suprayitno. (2019). Hubungan Stres Dengan Kejadian Gastritis Pada
Diyono & Sri Mulyanti. (2013). BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Karimah, D., Nunung, N., & Gigin Ginanjar Kamil Basar. (t.thn.). PENGARUH
LeMone, P., Karen M. Burke., & Gerene Bauldoff. (2018). Buku Ajar Keperawatan
Mendri, N. K & Agus Sarwo Prayogi. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit & Bayi
Jogjakarta: MediAction.
50
Oktiawati, A dkk. (2017). Teori dan Konsep KEPERAWATAN PEDIATRIK
Media.
Wahyuni, S. D., Rumpiati., & Rista Eko Muji Lestariningsih. (2017). HUBUNGAN
51