Anda di halaman 1dari 16

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK B


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
( GASTRITIS )

DI SUSUN OLEH :

Nama : Abelita Margadeta Monteiro


Nim : 30190121003

STIKES SANTO BORROMEUS


KOTA BARU PARAHYANGAN-PADALARANG
2021

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung yang dapat
mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan (Sukarmin, 2012), yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi
pada mukosa dan submukosa lambung (Tussakinah, et al., 2018). Faktor iritasi
dan infeksi tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan mukosa
pelindung dinding lambung, sehingga menimbulkan adanya variasi keluhan pada
abdomen salah satunya keluhan nyeri yaitu nyeri epigastrium (LeMone, et al.,
2016).
Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bahan iritan (Sebayang, 2011). Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh
meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan inflamasi atau peradangan
yang mengenai mukosa lambung (Khanza, et al., 2017).

2. Anatomi dan Fisiologi

Gaster atau lambung.


Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan
yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium.
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
1) Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung.
2) Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri
osteum kardiak biasanya terisi gas.
3) Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan
pada bagian bawah kurvatura minor.
4) Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak
sampai pylorus.
5) Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus
ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior.
6) Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai
otot tebal yang membentuk sfingter pilorus
Fungsi gaster antara lain :
1) Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan
makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2) Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan
dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
3) Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin.
4) Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
3. Etiologi
1) Obat-obatan seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indometasin,
Ibuprofen dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, agen
kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-deoxyuridine), Salisilat dan Digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2) Minuman beralkohol seperti whisky, vodka, dan gin.
3) Infeksi bakteri seperti H.pylori (paling sering), H.heilmani, Streptococci,
Staphyloccoci, Proteus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis
dan secondary syphilis.
4) Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
5) Infeksi jamur seperti Candidiasis, Histoplasmosis dan Phycomycosis.
6) Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat dan refluks usus
lambung.
7) Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
penyebab iritasi mukosa lambung.
8) Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu dari usus kecil
ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
9) Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
10) Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang
dapat menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung (Mutaqqin
dan Sari, 2013)
4. Patoflowdiagram
Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi alkohol, obatobatan
antiinflamasi nonsteroid, infeksi helicobacter pylori. Pengikisan ini dapat
menimbulkan reaksi peradangan. Inflamasi pada lambung juga dapat dipicu oleh
peningkatan sekresi asam lambung sehingga lambung teraktivasi oleh rasa mual,
muntah dan anoreksia. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri yang
ditimbulkan karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Peningkatan sekresi
lambung dapat dipicu oleh peningkatan rangsangan persarafan, misalnya dalam
kondisi cemas, stress, marah melalui serabut parasimpatik vagus akan menjadi
peningkatan transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide yang
dapat meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ion H⁺ (hidrogen) yang tidak
diikuti peningkatan penawarnya seperti prostaglandin, HCO₃⁺, mukus akan
menjadikan lapisan mukosa lambung tergerus terjadi reaksi inflamasi.
Prostaglandin dibutuhkan tubuh untuk memproduksi kekebalan lapisan mukosa,
serta bikarbonat untuk menghambat produksi asam lambung dan meningkatkan
aliran dalam lambung. Semua efek ini diperlukan lambung untuk
mempertahankan integritas pertahanan mukosa lambung agar tidak mengalami
iritasi pada mukosa lambung. (Sukarmin, 2012; Rukmana, 2018).
5. Tanda dan Gejala.
Gambaran klinis pada gastritis yaitu: Gastritis Akut, gambaran klinis
meliputi: dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi, rasa
tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia,
disertai muntah dan cegukan.
Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik. Dapat terjadi kolik dan diare jika
makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan
hilang selama 2 sampai 3 hari.
Gastritis Kronis Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik
kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien
mengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan,
kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Hadi.H, 2017)
6. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Dermawan
( 2010) adalah:
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas.
2) Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamain
B12
7. Test diagnostik yang menunjang.
1) Urea breath test (tes napas urea), tes serologis, tes antigen feses untuk
pemeriksaan adanya infeksi h. pylori.
2) Analisis lambung, untuk mengkaji sekresi asam hidroklorat.
3) Kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah dievaluasi untuk
mengetahui adanya anemia.
4) Kadar vitamin B12 serum, diukur untuk mengevaluasi kemungkinan
terjadinya anemia pernisiosa. Kadar normal vitamin B12 adalah 200-1000
pg/ml.
5) Endoscopi saluran cerna atas, untuk menginspeksi perubahan mukosa
lambung mengidentifikasi area perdarahan dan mendapatkan jaringan untuk
biopsy. (LeMone, et al., 2016)
8. Penatalaksanaan medis (obat, konservatif dan operatif)
Obat-obatan yang mengurangi jumlah asam di lambung dan dapat mengurangi
gejala yang mungkin menyertai gastritis dan meningkatkan penyembuhan lapisan
perut. Pengobatan meliputi :
1) Antasida doen yang berisi aluminium, karbonat kalsium dan magnesium,
untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam 12
lambung, tukak lambung, gastritis, dengan gejala mual, nyeri lambung, nyeri
ulu hati dan perasaan penuh pada lambung .
2) Histamine (H2) blocker, seperti ranitidine, untuk pengobatan jangka pendek
tukak lambung, gastritis, tukak usus 12 jari, pengobatan keadaan
hiperekskresi patologis.
3) Inhibitor pompa proton (PPI), seperti omeprazole untuk pengobatan jangka
pendek tukak duodenum, tukak lambung, refluks esophagus, gastritis.
4) Lanzoprazole, pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak usus
(Anggarini, 2018)

9. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang dilakukan secara
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk 15 mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012). Data tersebut berasal dari
pasien (data primer), keluarga (data sekunder), dan catatan yang ada (data tersier).
Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui wawancara,
observasi langsung, dan melihat catatan medis. Adapun data yang diperlukan pada pasien
gastritis yaitu sebagai berikut :
a.Data dasar (Identitas Klien) : Meliputi nama lengkap nama panggilan, tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama, bahasa yang digunakan, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, sumber dana/ biaya serta identitas orang tua.
b.Riwayat kesehatan
1)Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri bawah
2)Riwayat kesehatan sekarang : Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang
dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus,
upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3)Riwayat kesehatan terdahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
4)Riwayat kesehatan keluarga : Dihubungkan dengan kemungkinan adanya penyakit
keturunan, kecenderungan, alergi dalam satu keluarga, penyakit menular akibat kontak
langsung maupun tidak langsung. Pada pasien gastritis, dikaji adakah keluarga yang
mengalami gejala serupa, penyakit keluarga berkaitan erat dengan penyakit yang diderita
pasien. Apakah hal ini ada hubungannya dengan kebiasaan keluarga dengan pola makan,
misalnya minum-minuman yang panas, bumbu penyedap terlalu banyak, perubahan pola
kesehatan berlebihan, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan rokok.
1)Diagnosis Keperawatan
a) nyeri akut
⁘ Definisi :pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional,dengan onset mendadak atau atau lambat dari
berinteransi ringan hingga beratyang berlangsung kurang dari 3 bulan.
⁘ Bantasan Karakteristik
a) Gejala dan mayor
* Subjektif : mengeluh nyeri
*Objektif : tampak meringis
:bersikap protektif
:gelisah
:frekuensi nadi meningkat
:sulit tidur
GEJALA DAN TANDA MINOR
*Subjektif:tidak tersedia
*Objektif : tekanan darah meningkat
:pola napas berubah
:napsu makan berubah
:proses berpikir terganggu
:Menarik diri
:berfokus padadiri sendiri
:diaphoresis
*Penyebab:agen pencedera fisiologis(mis,inflamasi,iskemia,neoplasma)
:agen penceera kimiawi(mis,terbakar,bahan kimia iritan)
:agen pencedera fisik(mis,abses,amputasi,terbakar,terpotong,dll)
b) Resiko ketidakseimbangan cairan
⁘ Definisi : berisiko mengalami penurunan,peningkatan atau percepatan
perpindahan cairan dari intravaskuler,interstisal atau intraselular.
⁘Faktor yang berhubungan
- prosedur pembedahan mayor
-trauma/perdarahan
-luka bakar
-aferesis
-obstruksi intestinal
-peradangan pancreas
-penyakin ginjal dan kelenjar
-disfungsi intestinal
c) Resiko Intoleransi aktivitas
⁘Definisi :bersikap mengalami ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas
sehari-hari
⁘Faktoryang berhubungan
-gangguan sirkulasi
-ketidakbugaran status fisik
-riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
-tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
-gangguan pernapasan

1. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Rasional Intervensi


o
1 Nyeri akut SLKI : SIKI : -mengidentifikasi
berhubungan Setelah *manajemen respon nyeri dan
dengan agen dilakukan nyeri : non verbal
pencedera fisik. tindakan √Observasi: -mengidentifikasi
keperawatan -identifikasi Skala nyeri
3x24 maka respon nyeri dan -mengidentivikasi
tingkat nyeri non verbal pengetahuan dan
menurun -identifikasi skala keyakinan tentang
dengan kriteria nyeri nyeri
hasil: -identifikasi -memonitor efek
Kemampuan pengetahuan dan samping
menuntaskan keyakinan tentang penggunaan
aktivitas nyeri analgetik
meningkat 5 -monitor efek *Terapeutik
Keluhan nyeri samping -mengfasilitas
menurun (5) penggunaan istirahat dan tidur
meringis analgetik -mengontrol
menurun (5 ) √Terapeutik lingkungan yang
Gelisah -fasilitas istirahat memberi rasa
menurun( 5) dan tidur nyeri
Kesulitan tidur -kontrol -memberikan
menurun (5) lingkungan yang teknik non
tingkat nyeri : memberi rasa farmakologi untuk
perenium nyeri mengurangi rasa
terasa tertekan -berikan teknik nyeri
menurun(5) non farmakologis *Edukasi
uterus teraba untuk mengurangi -menjelaskan
membulat rasa nyeri penyebab
menurun (5) √Edukasi ,periode,dan
ketegangan -jelaskan pemicu nyeri
otot penyebab -jelaskan strategi
menurun(5)pup ,periode,dan meredahkan nyeri
il dilatasi pemicu nyeri -menganjurkan
menurun(5)mu -jelaskan strategi memonitori nyeri
al muntah(5) meredahkan nyeri secara mandiri
Frekuensi -anjurkan -menganjurkan
nadi memonitori nyeri menggunakan
Pola napas secara mandiri analgetik secara
membaik(5) -anjurkan tepat
tekanan darah menggunakan √Kolaborasi
membaik(5)na analgetik secara -mengkolaborasi
psu makan tepat pemberian
membaik(5)pol √Kolaborasi analgetik(jika
a tidur -kolaborasi perlu)
membaik(5) pemberian
analgetik(jika
perlu)

2 Resiko SLKI: SIKI: *Observasi


ketidakseimban Setelah Manajemen cairan -memonitor status
gan cairan diberikan √Observasi hidrasi(mis:frekue
kurang dari tindakan -monitor status nisi nadi,pengisian
kebutuhan tubuh keperawatan hidrasi(mis:frekue kapiler,kelembaba
1x24 jam maka nisi nadi,pengisian n mukosa)
tingkat kapiler,kelembaba -memonitor berat
keseimbangan n mukosa) badan harian
cairan dengan -monitor berat -memonitor bb
kriteria badan harian sebelum dan
hasi:asupan -monitor bb sesudah dialysis
cairan sebelum dan *Terapeutik
meningkat(5) sesudah dialysis -memberikan
kelembaban √Terapeutik asupan cairan
mukosa -berikan asupan sesuai kebutuhan
meningkat(5) cairan sesuai -memberikan
dan asupan kebutuhan cairan intravena
makanan -berikan cairan ,jika perlu
meningkat(5) intravena ,jika *Kolaborasi
perlu -mengkolaborasi
√Kolaborasi pemberian
-kolaborasi diuretic,jika perlu
pemberian
diuretic,jika perlu

3 Intoleransi SLKI: SIKI: *Observasi


aktivitas Setelah Manajemen -mengidentifikasi
berhubungan diberikan Energi: gangguan fungsi
dengan tindakan √Observasi tubuh yang
kelemahan. keperawatan - identifikasi mengakibatkan
1x24jam maka gangguan fungsi kelelahan
tingkat tubuh yang -monitor kelelahan
keletihan mengakibatkan fisik dan eliminasi
dengan kriteria: kelelahan -monitor pola dan
Verbalisasi -monitor kelelahan jam tidur
kepulihan fisik dan eliminasi -memonitor lokasi
energy -monitor pola dan dan
menurun(1) jam tidur ketidaknyamanan
kemampuan -monitor lokasi selama melakukam
melakukan dan aktivitas
aktivitas rutin ketidaknyamanan *Terapeutik
menuru(1) selama -mengsediakan
verbalisasi melakukam lingkungan
lelah aktivitas nyaman dan
menurun(1) √Terapeutik rendah stimulus
dan pola -sediakan -melakukan latihan
istirahat lingkungan rentang gerak pasif
membaik (5) nyaman dan atau aktif
rendah stimulus -memberikan
-lakukan latihan aktivitas distraksi
rentang gerak pasif yang
atau aktif mengenangkan
-berikan aktivitas -mengfasilitai
distraksi yang duduk disisi
mengenangkan tempat tidur ,jika
-fasilitai duduk tidak dapat
disisi tempat berpindah atau
tidur ,jika tidak berjalan
dapat berpindah *Edukasi
atau berjalan -menganjurkan
√Edukasi tirah baring
-anjurkan tirah -menganjurkan
baring melakukan
-anjurkan aktivitas secara
melakukan bertahap
aktivitas secara -menganjurkan
bertahap menghubungi
-anjurkan perawat jika tanda
menghubungi dan gejal
perawat jika tanda kelekahan
dan gejal tidakberkurang
kelekahan -mengajarkan
tidakberkurang strategi koping
-ajarkan strategi untuk mengurangi
koping untuk kelelahan
mengurangi *Kolaborasi
kelelahan -mengkolaborasi
√Kolaborasi dengan ahli gizi
-kolaborasi dengan tentang cara
ahli gizi tentang meningkatkan
cara meningkatkan asupan makanan
asupan makanan

4. Konsep Tumbuh Kembang sesuai usia Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang
kompleks dari perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi
sampai maturitas/dewasa.
1. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak
tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ
tubuh dan otak.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan hasil
dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan prilaku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan
terpadu/kohelen..Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai
arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan
terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan 10 yang pasti antara perubahan yang
terjadi saat ini, sebelumnya dan berikutnya.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) tahap perkembangan anak menurut umur
sebagai berikut:
1. umur 0-3 bulana. mengangkat kepala setinggi 45
b. menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
c. melihat dan menatap wajah anda
d. mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
e. suka tertawa keras
f. bereaksi terkejut terhadap suara keras
g. bereaksi tersenyum ketika adiajak bicara atau tersenyum
h. mengenal ibu dengan pengelihatan, penciuman,pendengaran, kontak
2. umur 3-6 bulan
a. berbalik dari telungkup ke terlentang
b. mengangkat kepala setinggi 90⁰
c. mempertahankan posisi kepala tatap tegak dan stabil
d. menggenggam pensil
e. meraih benda yang ada dalam jangkauannya
f. memegang tangannya sendiri
g. berusaha memperluas pandangan
h. mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
i. mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
j. tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri
3. umur 6-9 bulan
a. duduk (sikap tripoid-sendiri)
b. belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
c. merangakak meraih mainan atau mendekati seseorang
d. memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya
e. memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda pada saat bersamaan
f. memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
g. bersuara tanpa arti, mamama, dadada, tatata
h. mencari mainan atau benda yang dijatuhkan
i. bermain tapuk tangan atau ciluk ba
j. bergembira dengan melempar benda
k. makan kue sendiri
4. umur 9-12 bulan
a. mengangkat benda keposisi berdiri
b. belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
c. dapat berajalan dengan dituntun
d. mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diingikan
e. menggenggam erat pensil
f. memasukkan benda ke mulut
g. mengulang menirukan bunyi ynag didengaR
h. menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
i. mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
j. bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
k. senang diajak main “ciluk ba”
l. mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum dikenaL
5. umur 12-18 bulan
a. berdiri sendiri tanpa berpegangan
b. membungkuk memungut permainan kemudian berdiri kembali
c. berjalan mundur 5 langkah
d. memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan kata “mama”
e. menumpuk 2 kubus
f. memasukkan kubus di kotak
g. menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek,
anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
h. memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
6. umur 18-24 bulan
a. berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
b. berjalan tanpa terhuyung-huyung
c. bertepuk tangan, melambai-lambai
d. menumpuk 4 buah kubus
e. memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
f. menggelindingkan bola kearah sasaran
g. menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
h. membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
i. memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
7. umur 24-36 bulan
a. jalan naik tangga sendiri
b. dapat bermain dan menendang bola kecil
c. coret-coret pensil pada kertas
d. baca dengan baik menggunakan 2 kata
e. dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
f. melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
g. membantu memungut mainan sendiri atau mengangkat piring jika diminta
h. melepaskan pakaian sendiri
8. umur 36-48 bulan
a. berdiri 1 kaki 2 detik
b. melompat kedua kaki diangkat
c. menggayuh sepeda roda tiga
d. menggambar garis lurus
e. menumpuk 8 kubus
f. mengenal 2-4 warna
g. menyebut nama umur dan tempat
h. mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan
i. mendengarkan cerita
j. mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
k. bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
l. mengenakan sepatu sendiri m. mengenakan celana panjang, kemeja, baju

9. umur 48-60 bulan


a. berdiri satu kaki 6 detik
b. melompat-lompat satu kaki
c. menari d. menggambar tanda silang
e. menggambar lingkaran
f. menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
g. mengancing baju atau pakaian boneka
h. menyebut nama lengkap tanpa dibantu
i. senang bertanya tentang sesuatu
j. menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
k. bicaranya mudah dimengerti
l. bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
m. menyebut angka dan menghitung jari
n. menyebut nama-nam hari
o. berpakaian sendiri tanpa bantuan
p. bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu
10. umur 60-72 bulan
a. berjalan lurus
b. berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
c. menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
d. menangkap bola kecil dengan kedua tangan
e. menggambar segi empat
f. mengerti arti lawan kata
g. mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
h. menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
i. mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
j. mengenal warna-warni
k. mengungkapkan simpati
l. mengikuti aturan permainan
m. berpakaian sendiri tanpa dibantu

5. Anak usia remaja (13 sampai 18 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan anak usia remaja berada dalam satu fase peralihan,
yaitu disatu sisi akan meninggalkan masa kanak-kanak dan sisi lain masuk pada usia
dewasa dan bertindak sebagai individu. Oleh karena itu, dikatakan bahwa anak remaja akan
mengalami krisis identitas dan apabila tidak sukses melatihnya, anak akan mencari
kompensasi pada hal yang berbahaya, seperti mengkonsumsi obat-obat terlarang, minum
keras atau seks bebas. Disini pentingnya orang tua sebagai teman bicara, dan sebagai orang
tua mengetahui kebutuhan mereka.
Permainan yang biasanya dilakukan anak remaha seperti olahrga,
mendengarkan dan bermain musik serta kegiatan organism remaja yang positif, seperti
kelompok basket, sepak bola, karang taruna. Untuk itu alat permainan yang dibutuhkan
anak remaja yaitu berbagai macam alat olahraga, alat musik dan alat gambar atau lukisan
(Supartini & Adriana, 2013).

DAFTAR PUSTAKA
Ackley,B,J,Ladwing,G,B,.& Makic,M,B,F(2017)Nursing Diagnosis Handbook ,An
Evidence-Based Guide to Planing Care.
Carpenito-moyet,L.J.(2013).Nursing Diagnosis Application to Clinical practice.
De Souza,V.,Zeitoun,.S.S.,Lopes,.J.L.,&,de Barros A L (2015)
Misnadiarly. (2009). Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia atau
maag), Infeksi Mycobacteria
Sukarmin, Sujono Riyadi. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu
Tussakinah, dkk. 2018. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap Kekambuhan
Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Andalas,

Anda mungkin juga menyukai