Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

Oleh :

MERLIN HENUK

1490121050

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2021
1. Pengertian
Antenatal Care (ANC) adalah perawatan fisik mental sebelum persalinan atau
masa hamil. ANC bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang 9
kurang baik bagi ibu dan anak (Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Antenatal Care
adalah perawatan yang dilakukan atau diberikan kepada ibu hamil mulai dari saat
awal kehamilan hingga saat persalinan (Rahmatullah, 2016).
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo &
Putrono, 2016).
ANC adalah pemeriksaan atau pengawasan antenatal yang merupakan
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga menghadapi persalinan, nifasm persiapan memberikan ASI dan kembalinyan
kesehatan reproduksi secara wajar (Bobak, 2005).
2. Anatomi dan fisiologi organ terkait
Rahim (Uterus)
Uterus pada orang dewasa merupakan organ tebal seperti buah alpukat atau
buah peer yang sedikit gepeng, terletak dalam rongga pelvis antara raktum dan
kandung kemih. Ukuran uterus adalah panjang 7-7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm.
uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam posisi
anterversio fleksio, membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke arah
depan membentuk sudut 120-130 derajat dengan serviks uteri.
Bagian-bagian dari uterus adalah sebagai berikut:
a. Fundus uteri (dasar rahim)
Ditutupi oleh peritoneum, berhubunga dengan fasies vesikalis dan permukaan
internalis. Pada bagian atas bermuara tuba uteri yang menembus dinding uterus.
Di bawah dan di depan titik pertemuan ini terdapat ligamentum dan di
belakangnya terdapat ovarium.
b. Korpus uteri’
Di dalamnya terdapat rongga (cavum uteri) yang membuka keluar melalui saluran
kanalis servikalis yang terletak pada serviks. Bagian ini merupakan tempat
berkembangnya janin.
c. Serviks uteri
Merupakan bagian uterus yang menyempit, berbentuk kerucut dengan apeks yang
menjurus ke bawah dan ke belakang dengan sedikit lebar di pertengahannya.
Sumbu panjang serviks sama dengan sumbu panjang korpus yang berbentuk garis
bengkok ke depan.
 Serviks uteri dibagi atas dua bagian:
a. Porso supra vaginalis
Dipisahkan dari kandung kemih oleh parametrium yang memanjang pada sisi
lateral uterus diantara ligamentum latum uretra dan uterus, berjalan ke bawah dan
ke depan di dalam parametrium sepanjang 2 cm dari serviks. Bagian posterior
supra vaginalis ditutupi oleh peritoneum.
b. Porsio vaginalis
Terdapat diantara forniks anterior dan forniks posterior. Pada ujung porsio
vaginalis terterdapat orifisum eksterna uteri dimana serviks eksterna uteri dibatasi
oleh suatu bibir (bibir atas dan bibir bawah). Kedua bibir ini berkontak dengan
dinding posterior vagina.
 Bagian dalam Uterus
Kavum uteri: bagunan berupa segitiga dimana basis dibentuk oleh permukaan
dalam dari fundus diantara tuba uterine. Kavum uteri dilapisi oleh selaput lender
yang kaya dengan kelenjar, bagian apeks dibentuk oleh orifisium uteri interna,
terdiri dari:
a. Endometrium: terdiri dari jaringan epitel dan kelenjar yang banyak
mengandung pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Bagian korpus uteri
endometrium licin dan bagian serviks berkelok-kelok. Kelenjarnya bermuara
pada kanalis servikalis. Pertumbuhan dan fungsi endometrium dipengaruhi
oleh hormone steroid ovarium.
b. Miometrium: lapisan otot yang tersusun sedemikian rupa hingga dapat
mendorong isinya pada waktu persalinan. Bagian ini akan mengecil kembali
setelah plasenta keluar.
c. Perimetrium (lapisan lar): dilapisi oleh peritoneum visceral, ditemukan pada
dinding korpus uteri serosa atau peritoneum. Uterus mendapat darah dari
arteri uterine cabang dari arteri iliaka interna yang menjadi arteri ovarika.
 Posisi uterus
a. Pada masa pubertas
Uterus berbentuk firformis dengan berat 14-17 gram dan berada dalam rongga
pelvis. Pada waktu kandung kemih kososng korpus uteri hamper horizontal.
Fundus berada 2 cm di belakang simpisis pubis. Pada keadaan menstruasi, uterus
membesar karena lebih banyak vaskularisasi (berbentuk pembuluh darah dan
jaringan baru) dan permukaan membulat. Orifisium eksternus bentuknya bulat,
labia membengkak, endometrium menebal dan lebih lunak.
b. Selama kehamilan
Uterus membesar pada bulan kedelapan mencapai region epigastrika.
Pertambahan ukuran disebabkan pertumbuhan otot yang telah ada dan sebagian
pertumbuhan otot baru.
c. Sesudah melahirkan
Uterus hamper kembali pada ukuran semula, beratnya 42 gram karena kavum uteri
lebih besar, serta pembuluh darah dan otot bertambah
d. Pada umur tua
Uterus menjadi atropi dan pucat sehingga lebih memisahkan uterus dan serviks
3. FISIOLOGI PERSALINAN

Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan

Kebutuhan energi me↑ penekanan pada diafragma penekanan pada vesica uri kehamilan sa- libido me↓
komplain paru tidak mak- naria/ blast ngat diharapkan pada
trimester
Metabolism me↑ simal peregangan pada blast mak- proteksi terlalu I, libido me↑
Cadangan energi banyak ekspansi paru me↑ simal berlebihan pada trimester
yang terpakai me↑ respirasi kapasitas blast menurun informasi tidak II dan III
sesak sering BAK adekuat Butuh komu-
asupan tdk tidak sesuai gangguan elimi nikasi yang
adekuat dengan kalori nasi : BAK stressor bagi ibu adekuat
yang dibutuh- mengaktivasi RAS
nutrisi ku- kan Me↑kan REM Cemas disfungsi
rang dari ke- keletihan mu- Ibu terjaga seksualitas
butuhan dah cape gangguan pola istirahat peningkatan partum- kekebalan tu-
zat-zat besi perubahan dan tidur buhan hipertrropi mamae buh polarea
kurang untuk ADL/keletihan pembentukan jaringan le-
abdomen me↑
metabolism mak tulang belaka-
kadar zat besi me↓ peregangan jaringan sel ng menjadi
anemia mamae lordosis
kurangnya factor pembekuan darah merangsang saraf nyeri peregangan
terjadi perdarahan kompensasi tubuh otot didaerah
gawat janin ↓ TD, HR, RR → pola nafas tidak efektif pinggang
IUFD/abortus Syok hipovolemik
Merangsang thalamus dan cortex
cerebri
nyeri dipersepsikan
perubahan rasa nyaman : nyeri akut
4. Tanda dan gejala kehamilan
a. Tanda mungkin subjektif
a) Amenore sekunder
Klien mengatakan tidak menstruasi lagi
b) Perubahan payudara
Adanya nyeri tekan, berat, pembesaran, pigmentasi, perubahan putting susu,
sekresi colostrums, pembesaran vena
c) Mual dan muntah
Biasanya dikeluhkan klien setiap pagi hari (morning sickness) selama
trimester I. Keluhan mual lebih dari 3 bulan kehamilan harus dicurigai
hiperemesis gravidarum
d) Frekuensi berkemih meningkat
Keadaan ini kemungkinan disebabkan terjadinya penekanan uterus terhadap
kandung kemih.
e) Merasa ada gerakan janin
Quickning atau gerakan janin pertama kali dirasakan oleh ibu hamil
f) Leukorea/ fluor albus/ keputihan
Terjadi karena hipersekresi dari kelenjar-kelenjar pada vagina yang
dipengaruhi oleh hormon-hormon selama kehamilan. Harus perhatikan pada
saat anamnesa pasien apakah keadaan fluor albus ini fisiologis dan patologis.
Tanda dan gejala fluor albus patologis : berbau busuk, menyebabkan gatal
pada daerah genitalia (warna kuning kehijauan)
g) Tanda Chadwick
Pada saat insfeksi pada daerah genitalia vulva vagina nampak berwarna
kebiruan karena hipervaskularisasi.
b. Tanda mungkin objektif
a) Adanya balotemen
Pada saat palpasi teraba pantulan yang mengapung dalam uterus karena janin
masih bergerak bebas pada akhir trimester I dan II
b) Tanda hegar
Diketahui pada saat palpasi teraba istmus uterus lunak, seakan-akan corpus
terpidah dari serviks.
c) Tanda goodells
Teraba saat pemeriksaan dalam yaitu melunaknya serviks, keadaan ini
disebabkan hipervaskularisasi dan pengaruh hormonal selama kehamilan.
d) Uterin soufflé (desiran)
Terdengar desiran nadi diatas uterus wanita hamiol dengan menggunakan
dopton, keadaan ini disebabkan oleh dorongan darah melalui pembuluh darah
besar uterus.
e) Pemeriksaan PP tes positif
Terdapat HCG dalam darah urine, dihasilkan oleh trofoblas ketika ovum yang
dibuahi terbenam dalam endometrium.
f) Tanda piskacek
Pada saat palapasi teraba uterus yang tidak merata
g) Adanya kontraksi Braxton hiks
Adanya kontraksi yang intermitten yang mungkin terjadi selama kehamilan
tidak terasa sakit. Pada akhir kehamilan kotraksi meningkat dan sering
c. Tanda pasti / absolute
a) Terdengar DJJ
DJJ normal = 120-160x/ menit. Harus diperhatikan adanya tanda-tanda
distress janin bila DJJ kurang atau lebih dari normal. DJJ mulai dapat di
dengarkan pada minggu ke-10 dengan menggunakan USG dan dengan
menggunakan Doppler.
b) Pada saat palpasi (leopold) teraba adanya bagian –bagian janin.
c) Adanya gerakan-gerakan janin pada saat inspeksi dan palpasi
d) Adanya hasil konsepsi dari pemeriksaan USG. USG dapat menentukan
embrio paling cepat minggu ke-6
e) Pada pemeriksaan x-ray
Terdapat skeleton janin pada minggu ke-12
f) Pemeriksaan EKG janin tampak hasilnya seperti pada EKG orang dewasa

5. Penatalaksanaan
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar minimal
“10 T” yang terdiri dari :
1. Pengukuran Tinggi Badan dan Timbang Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila tinggi
badan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit
melahirkan secara normal. Sedangkan penimbangan berat Berat Badan setiap kali
periksa. Sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku
KIA 2016).
2. Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan
darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi
(Tekanan darah Tinggi) dalam kehamilan (Buku KIA 2016).
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan
ibu hamil menunjukan ibu hamil Kurang Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan
beresiko melahirkan bayi Berat Badan Rendah (BBLR) (Buku KIA 2016).
4. Pengukuran Tinggi Rahim Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
5. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut
jantung kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT JANIN,
SEGERA RUJUK (Buku KIA 2016).
6. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Penentuan Status Imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan
mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk
mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA 2016).
Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dari lama perlindungannya.
Imunisasi TT Selang waktu Minimal Lama perlindungan
TT 1 Langkah awal pemben
tukan kekebalan tubuh
terhadap penyakit Tetanus
TT 2 1 Bulan setelah TT 1 3 Tahun
TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun
TT 4 12 Bulan setelah TT 3 1 Tahun
TT T 12 Bulan setelah TT 4 >25 Tahun

7. Pemberian Tablet Tambah Darah Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet
tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual (Buku KIA 2016).
8. Tes Laboratorium
a. Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan
b. Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
c. Tes pemeriksaan urine (air kencing).
d. Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara
pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016).
9. Konseling atau Penjelasan Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai
perawatan kehamilan, pencegahan kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui
dini (IMD), ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan hamil (Buku KIA
2016)
10. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan. Jika ibu mempunyai masalah
kesehatan pada saat hamil (Buku KIA 2016).

6. KEMUNGKINAN DATA FOKUS


a. Wawancara
a) Identitas klien dan suami
Nama / umur, agama, pekerjaan, pendidikan, suku bangsa, golongan darah,
no.medrek (bila ibu dirawat di rumah sakit), alamat
b) Keluhan utama
o Apakah penderita datang rutin
o Ada keluhan apa saja selama masa kehamilan
c) Tentang haid
o Menarche
o Haid teratur atau tidak
o Lama menstruasi
o Banyaknya darah
o Sifat darah cair atau beku, warna darah
o Nyeri atau tidak
o HPHT
d) Status perkawinan
e) Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
 Gangguan pada kehamilan yang lalu seperti perdarahan, muntah-
muntah, toksemia gravidarum
 Pemeriksaan yang lalu seperti spontan atau buatan aterm atau
premature, perdarahan, ditolong oleh siapa
 Apakah terjadi panas, perdarahan pada masa nifas dan bagaimana
lochea dan laktasi
 Keadaan anaknya seperti jenis kelamin, BB waktu lahir, keadaan
kesehatannya.
f) Keadaan kehamilan sekarang
 Kapan mulai terasa gerakan anak
 Apakah keluhan : mual, muntah, pusing, kelelahan, perdarahan,
bengkak, frekuensi BAK meningkat, sesak, nafsu makan berkurang
b. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : kesan sakit (ringan-berat)
 Kesadaran : CM
 Tanda-tanda Vital : TD, nadi, respirasi dan suhu.
 BB dan TB
BB pada trimester III tidak boleh bertambah lebih dari 1kg/minggu
 Head to toe
a) Kepala :
Bentuk kepala simetris, kebersihan rambut, ketebalan rambut, kekuatan
rambut (cepat rontok / tidak)
b) Mata :
Conjungtiva anemis / tidak, skelera ikterik / tidak, penglihatan, jarak
baca, ada secret/ tidak
c) Hidung :
Septum ditengah, ada polip / tidak, nyeri tekan / tidak
d) Mulut :
Mukosa lembab / kering, bibir lembab / kering, gigi ada caries / tidak,
lidah kotor / tidak
e) Telinga :
serum ada / tidak, fungsi pendengaran
f) Leher :
Peningkatan JVP dan pembesaran KGB dan tiroid ada / tidak
g) Dada :
Pergerakan dada simetris, retraksi dinding dada ada / tidak
Paru-paru :
Jenis pernapasan, frekuensi pernapasan, ada wheezing / tidak,
ronchi ada / tidak, ira,ma nafas, kedalaman pernafasan
Bunyi jantung :
Bunyi jantung normal / tidak, mamae tegang / tidak, pigmentasi ada
/ tidak, putting susu menonjol atau / tidak
h) Abdomen / pemeriksaan obstetric
 Inspeksi
- Keadaan dinding abdomen
- Terlihat adanya gerakan janin
- Ada striae gravidarum
 Palpasi
- Leopold I :
untuk menentukan tuanya usia kehamilan dan bagian apa
yang terdapat pada fundus
- Leopold II :
untuk menentukan letak punggung janin, kemudian
menghitung DJJ
- Leopold III :
untuk menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian
terbawah sudah masuk atau masih goyang.
- Leopold IV :
untuk menentukan bagian bawah janin / presentasi terbawah
sudah masuk PAP / belum
 Perkusi
Tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu indikasi.
Bunyi perkusi diantaranya mete dan tanda cairan bebas
 Auskultasi
- Bising usus
- Denyut jantung janin (N= 120-160 x/menit)
- Gerak janin intrauterine
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
i) Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila kehamilan 36 minggu
ketika jaringan dalam rongga panggul menjadi lebih lunak sehingga
tidak menimbulkan rasa sakit
j) Genitalia / pemeriksaan dalam
Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang atau
tumor. Selanjutnya pemeriksaan inspekulo, lihat ukuran dan warna
portio, dinding dan secret vagina. Selanjutnya lihat juga bagaimana
dengan pembukaan, air ketuban, dan perlunakan serviks.
k) Anus
Ada haemoroid atau tidak, keluhan BAB ada / tidak
l) Ekstremitas
Pemeriksaan edema, varises, ROM, reflek patella, homman sign
c. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 Darah lengkap
 Urine lengkap
 Tes kehamilan
 USG
 Pemeriksaan air ketuban
 Pemeriksaan bakteriologis
ANALISA DATA TRIMESTER I

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Pembesaran uterus sesuai Defisit nutrisi


Klien mengatakan tidak usia kehamilan
nafsu makan ↓
DO : Kebutuhan energi meningkat
- berat badan menurun ↓
- Mual muntah Metabolisme meningkat
- klien terlihat lemas ↓
- porsi makan tidak habis Cadangan energy banyak
yang terpakai

Asupan tidak adekuat

Defisit nutrisi

2 DS : Asupan tidak adekuat Keletihan


Klien mengeluh mudah ↓
lelah Tidak sesuai dengan kalori
DO : yang dibutuhkan
- klien terlihat keletihan ↓
- klien tidak dapat Mudah cape
melakuka aktivitas ↓
sehari-hari Keletihan
- porsi makan klien tidak
habis

3 DS : Pembesaran uterus sesuai Disfungsi Seksual


Klien mengatakan agak usia kehamilan
terganggu bila melakukan ↓
hubungan seksual dengan Lobido menurun pada
suaminya trimester I, libido meningkat
DO : pada trimester II dan III
- ↓
Butuh komunikasi yang
adekuat

Perubahan seksualitas

Disfungsi Seksual

4 DS : Pembesaran uterus sesuai Ansietas


Klien mengatakan dengan usia kehamilan
khawatir dengan ↓
keadaannya saat ini Kehamilan sangat diharapkan
DO : ↓
- klien terlihat cemas Proteksi terlalu berlebihan
- klien banyak bertanya ↓
tentang masa kehamilan Informasi tidak adekuat
dan tanda-tanda ↓
persalinan Stressor bagi ibu

Ansietas

TRIMESTER II

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : BAK sering Gangguan Pola Tidur


Klien mengatakan sulit ↓
tidur Mengaktivasi RAS
DO : ↓
Kantung mata klien Meningkatkan REM
kehitaman ↓
Ibu terjaga

Gangguan Pola Tidur

2 DS: Pembesaran uterus sesuai Nyeri Akut


Klien mengatakan nyeri dengan usia kehamilan
pinggang ↓
DO : Kekebalan tubuh pada area
Klien terlihat memegang abdomen meningkat
pinggang ↓
Tulang belakang menjadi
lordosis

Peregangan otot didaerah
pinggang

Merangsang thalamus

Cortex cerebri

Perubahan rasa nyaman :
Nyeri Akut

TRIMESTER III

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Pembesaran uterus sesuai Ansietas


Klien mengatakan cemas dengan kehamilan
menjelang proses ↓
kelahiran Kehamilan sangat
DO : diharapkan
- klien terlihat cemas ↓
- klien banyak bertanya Proteksi terlalu berlebihan
tentang tanda-tanda ↓
persalinan Informasi tidak adekuat

Stressor bagi ibu

Ansietas

2 DS : Pembesaran uterus sesuai Pola Napas tidak


Klien mengeluh sesak usia kehamilan Efektif
DO : ↓
- klien terlihat sesak Penekanan pada diafragma
- usia kehamilan sudah ↓
mencapai 32-36 minggu Complain paru tidak
maksimal

Ekspansi paru meningkat

Meningkatnya respirasi

Sesak

3 DS : Pembesaran uterus sesuai Gangguan eliminasi


Klien mengatakan sering dengan usia kehamilan Urin
BAK ↓
DO : Penekanan pada vesica
- urine output sedikit urinaria/ blast
- frekuensi BAK sering ↓
Peregangan pada blast
maksimal

Kapasitas blast menurun

Sering BAK

Gangguan Eliminasi Urin

Diagnosa Keperawatan
a. Defisit nutrisi b.d mual muntah
b. Keletihan b.d Asupan tidak adekuat
c. Disfungsi seksual b.d Perubahan fungsi / struktur tubuh
d. Ansietas b.d kurang terpapar informasi tentang reaksi selama kehamilan
e. Gangguan Pola Tidur b.d kurang kontrol tidur
f. Nyeri Akut b.d Tulang belakang menjadi lordosis
g. Ansietas b.d kurang terpapar informasi tentang tanda-tanda persalinan
h. Pola Napas tidak Efektif b.d Penekanan pada diafragma
i. Gangguan eliminasi Urin b.d penekanan penekanan pada vesica urinaria
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
Defisit nutrisi b.d mual muntah Observasi : Observasi :
1 TUPAN : - Identifikasi status nutrisi - Status nutrisi menggambarkan
Status nutrisi pasien membaik - Identifikasi alergi dan kecukupan nutrisi klien
TUPEN : intoleransi makanan
Defisit Nutrisi (D0019) - Dengan mengetahui alergi
Setelah dilakukan intervensi - Identifikasi makanan disukai
- Ketidamampuan menelan makanan klien, kita dapat
keperawatan selam 8 jam - Identifikasi kebutuhan kalori
makanan menghindari pemberian
Status nutrisi pasien membaik danjenis nutrient
- Ketidakmampuan mencerna makanan tersebut
dengan kriteria hasil : - Monitor asupan makanan
makanan - Makanan yang disukai
- Porsi makanan yang - Monitor berat badan
- Ketidakmampuan diharapkan dapat
dihabiskan meningkat - Monitor hasil pemeriksaan
mengabsorbsi nutrein meningkatkan nafsu makan
- Berat badan membaik laboratorium
- Peningkatan kebutuhan klien
- Indeks massa tubuh Terapeutik:
metabolisme - Kebutuhan kalori tiap orang
membaik - Lakukan oral hygiene sebelum
- Faktor eknomi (mis. berbeda.
- Frekuensi makan makan, jika perlu
Finasial tidak mencukupi) - Mengetahui intake yg masuk
membaik - Fasilitas menentukan
- Faktor psikologis (mis. - BB indikator peningkatan
- Nafsu makan membaik pedoman diet
Stres, keengganan untuk status nutrisi seseorang
- Perasaan cepat kenyang - Sajikan makanan secara
makan) - Pemeriksaan lab membantu
menurun menarik dan suhu yang sesuai melihat kadar elektrolit dan
- Kekuatan otot menelan - Berikan makanan tinggi serat kadar protein seseorang
meningkat untuk mencegah konstipasi Terapeutik:
- Berikan makanan tinggi kalori - Kebersihan mulut diperlukan
dan tinggi protein untuk menjaga indra
- Berikan suplemen makanan, pengecapan.
jika perlu - Pedoman diet RL diperlukan
Edukasi: untuk meningkatkan
- Anjarkan posisi duduk, jika pengetahuan klien.
perlu - Makanan hangat dapat
- Ajarkan diet yang meningkatkan selera makan.
deprogramkan - Serat mudah dicerna sehingga
Kolaborasi: mengurangi resiko konstipasi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi - Kecukupan kalori dan protein
untukmenentukan jumlah sebagai bahan utama dari
kalori dan jenis nutrient yang metabolism sel.
dibutuhkan, jika perlu - Suplemen makanan dapat
meningkatkan kebutuhan
vitamin dan mineral yg
dibutuhkan tubuh.
Edukasi:
- Dengan posisi duduk dapat
mengurangi terjaginya
regurgitasi
- Agar pasien dapat menerapkan
diet saat kembali ke rumah
Kolaborasi:
- Dengan mengatur kebutuhan
kalori diharapkan klien dapat
mendapatkan gizi yang
seimbang.
Keletihan b.d Asupan tidak Obsevasi
2 TUPAN : Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan
adekuat Keampuan melakukan - Kesiapan klien menerima
kemampuan menerima
Keletihan (D0057) aktivitas rutin meningkat informasi dapat memudahkan,
informasi
- Gangguan tidur TUPEN : untuk memahami Penkes yang
Terapeutik
- Gaya hidup menonton Setelah dilakukan intervensi di berikan
- Sediakan materi dan media
- Kondisi fisiologi (mis. keperawatan selama 8 jam
pengaturan aktivitas dan Terapeutik :
Penyakit kronis, penyakit diharapkan keampuan
istirahat
terminal, anemia, malnutrisi, melakukan aktivitas rutin - untuk mempermudah
- Jadwalkan pemberian
kehamilan) meningkat menyampaikan Penkes
pendidikan kesehatan sesuai
- Program hidup negatif criteria : - agar kegiatan yang diberikan
kesepakatan
- Stres berlebihan - Tenaga meningkat sesuai dengan jadwal
- Berikan kesempatan kepada
- Depresi - Selera makan membaik - agar perawat pengetahui apa
pasien dan keluarga untuk
- Pola istirahat membaik yang belum di pahami oleh
bertanya
klien dan keluarga

Edukasi Edukasi :
- Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok, aktivitas
- untuk mengalihan keletihan
bermain atau aktivitas lainnya
yang klien rasakan
- Anjurkan menyusun jadwal
- agar klien tidak mudah lelah
aktivitas dan istirahat
- untuk memandirikan klien
- Ajarkan cara mengidentifikasi
dalam pemenuhan istirahat
kebutuhan istirahat (mis.
- agar klien dapat memilih
kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas yang dapat
aktivitas)
memberatkan klien
- Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan

Disfungsi seksual b.d Perubahan


3 TUPAN : Observasi Observasi :
fungsi / struktur tubuh
Pola seksualitas membaik - Identifikasi kesiapan dan - Kesiapan klien menerima
TUPEN : kemampuan menerima informasi dapat memudahkan,
Setelah dilakukan intervensi informasi untuk memahami Penkes yang
Disfungsi seksual (D0069)
keperawatan selama 8 jam Terapeutik di berikan
- Perubahan fungsi/struktur
perubahan pola seksualitas - Sediakan materi dan media
tubuh (mis. Kehamilan, baru
membaik dengan kriteria : pendidikan kesehatan
melahirkan, obat-obatan,
pembedahan, anomali, proses
- Kepuasaan hubungan - Jadwalkan pendidikan Terpeutik :
penyakit, trauma, radiasi)
seksual meningkat kesehatan sesuai kesepakatan - untuk mempermudah
- Perubahan biopsikososial
- Mencari informasi untuk - Berikan kesempatan untuk menyampaikan Penkes
seksualitas
mencapai kepuasaan bertanya - agar kegiatan yang diberikan
- Ketiadaan model peran
seksual meningkat Edukasi sesuai dengan jadwal
- Ketiadaan pasangan
- Keluhan nyeri saat - Jelaskan anatomi dan fisiologi - agar perawat pengetahui apa
- Kesalahan informasi
berhubungan seksual sistem reproduksi laki-laki dan yang belum di pahami oleh
- Kelainan seksual (mis.
(dispareunia) menurun perempuan klien dan keluarga
Hubungan penuh kekerasan)
- Keluhan hubungan - Jelaskan perekmbangan
- Konflik nilai
seksual terbatas menurun sesualitas sepanjang siklus Edukasi :
- Penganiayaan fisik (mis.
- Hasrat seksual membaik kehidupan
Kekerasan dalam rumah - anatomi dan fisiologi yang di
-
tangga) jelaskan dapat membantu klien
- Kurang terpapar informasi dalam mengetahui perbubahan
seksualitas yang dialami
- untu memberikan pengetahuan
trntang perubahan-perubahan
pola seksual yang akan di
alami
Reduksi ansietas : bservasi :
4 Ansietas b.d kurang terpapar TUPAN - Untuk mengidentifikasi tingkat
Observasi :
informasi tentang reaksi selama Tingkat ansietas menurun / ansietas meningkat
kehamilan teratasi - Indentifikasi saat tingkat - Untuk memonitor tanda-tanda

TUPEN ansietas meningkat ansietas

Setelah dilakukan intervensi - Monitor tanda-tanda ansietas - Untuk mengindentifikasi

keperawatan selama 8 jam - Indentifikasi kemampuan kemampuan mengambil


Ansietas (D0080)
tingkat ansietas menurun / mengambil keputusan keputusan
- Krisis situasional.
teratasi dengan kriteria : Terapieutik : Terapiutik :
- Kebutuhan tidak terpenuhi.
- Klien dapat mengerti - Perawat temani pasien untuk
- Krisis maturasional. - Temani pasien untuk
tentang reaksi yang terjadi mengurangi kecemasan, jika
- Ancaman terhadap konsep mengurangi kecemasan, jika
selama masa kehamilan memungkinkan
diri. memungkinkan
- Verbalisasi khwatir akibat - Memaham situasi yang membuat
- Ancaman terhadap kematian. - Pahami situasi yang membuat
kondisi yang dihadapi ansietas
- Kekhawatiran mengalami ansietas
menurun - Memotivasi mengidentifikasi
kegagalan. - Motivasi mengidentifikasi
- Perilaku tegang menurun situasi yang memicu kecemasan
- Disfungsi sistem keluarga. situasi yang memicu
Edukasi :
- Hubungan orang tua-anak kecemasan
- Menganjurkan keluarga bersama
tidak memuaskan.
Edukasi : pasien jika perlu
- Faktor keturunan
- Untuk Melatih kegiatan
(temperamen mudah - Anjurkan keluarga bersama
pengalihan ketengan
teragitasi sejak lahir) pasien jika perlu
- Mengajarkan pasien teknik
- Latih kegiatan pengalihan relaksasi
- Penyalahgunaan zat.
ketengan Kolaborasi
- Terpapar bahaya lingkungan
- Latih teknik relaksasi Kolaborasi pemberian obat anti
(mis. toksin, polutan, dan ansietas, jika perlu
Kolaborasi
lain-lain).
Kolaborasi pemberian obat anti
- Kurang terpapar informasi.
ansietas, jika perlu

Gangguan Pola Tidur b.d kurang


5 TUPAN Observasi Observasi :
kontrol tidur
Kebutuhan istirahat tidur - Indetifikasi pola aktivitas dan - Mengidentifikasi yang dapat
membaik tidur menganggu akitvitas dan tidur
TUPEN - Identifikasi faktor pengganggu klien
Gangguan pola tidur (D.0055)
Setelah diberikan intervensi tidur (fisik dan/atau psikologi) - Untuk mengetahui penyebab
- Hambatan lingkungan (mis.
keperawatan selama 8 jam - Identifikasi makanan dan klien susah untuk tidur
kelembapan lingkungan
kebutuhan istirahat tidur minuman yang mengganggu - Minum berlebih dimalam hari
sekitar, suhu lingkungan,
membaik dengan criteria : tidur (mis. Kopi, teh, alkohol, dapat menyebabkan klien
pencahayaan, kebisingan, bau
- Keluhan sulit tidur makanan mendekati waktu sering BAK sehungga
tidak sedap, jadwal
menurun tidur, minum banyak air menggangu tidur klien di
pemantauan/pemeriksaan/tin
- Keluhan sering terjaga sebelum tidur) malam hari
dakan
menurun Terpeutik
- Kurang kontrol tidur
- Keluhan istirahat tidak - Memodifikasi lingkungan Terpeutik :
- Kurang privasi
cukup menurun (mis. Pencahayaan, - Memodifikasi lingkungan
- Restraint fisik
kebisingan, suhu, matras, dan yang nyaman dapat membantu
- Ketiadaan teman tidur
tempat tidur) dalam pemenuhan istirahat
- Tidak familiar dengan
- Batasi waktu tidur siang jika klien
peralatan tidur
perlu - Agar klien dapat istirahat
- Fasilitasi menghilangkan stres dengan tepat waktu pada
sebelum tidur malam hari
- Tetapkan jadwal tidur rutin - Stres dapat menghamabat
Edukasi pemenuhan tidur klien
- Jelaskan pentingnya tidur - Agar klien dapat memenuhi
cukup selama sakit kebutuhan istirahat secara
- Anjurkan menepati kebisaan teratur
waktu tidur
- Anjurkan makanan/minuman Edukasi :

yang menganggun tidur - Untuk menjaga tubuh agar


- Ajarkan faktor-faktor yang tetap bugar
berkonstribusi terhadap - Agar klien dapat tidur tepat
gangguan pola tidur (mis. waktu sesuai jadwal
Psikologi gaya hidup, sering - Agar tidak menganggu waktu
brubah shift bekerja) klien di malam hari
- Ajarkan relaksasi otot - Agar klien dapat mengetahui
autogenik atau cara dan menghindari faktor-faktor
nonfarmakilogi lainnya yang dapat menganggu bwaktu
istirahat
- Agar klien dapat merasa
nyaman selama istirahat

Nyeri Akut b.d Tulang belakang Observasi Observasi:


6 TUPAN - Untuk mengetahui kualitas nyeri
menjadi lordosis - Identifikasi
Nyeri pinggang hilang pasien
lokasi,karakteristik,durasi,freku
pada pasien berkurang atau
ensi, kualitas, intensitas nyeri - Respon toleransi pasien
menurun
Nyeri akut (D.0077) - Identifikasi skala nyeri - Reaksi non verbal dapat
TUPEN
- Agen pencedera fisiologis - .Identifikasi respons nyeri non menunjukkan respon klien
Setelah diberikan intervensi
(mis. infarmasi, lakemia, verbal tentang nyeri
keperawatan selama 8 jam
neoplasma) - Identifikasi faktor yang - Untuk menentukan factor yang
yyeri pinggang hilang
- Agen pencedera kimiawi memperberat dan memperingan dapat ditekan
pada pasien berkurang atau
(mis. terbakar, bahan kimia nyeri - Keyakinan terhadap nyeri
menurun dengan kriteria:
iritan) - Identifikasi pengetahuan dan merupakan indikator penyebab
- Keluhan nyeri menurun
- Agen pencedera fisik keyakinan tentang nyeri nyeri yang perlu
- Meringis menurun
(mis.abses, amputasi, Terapeutik: dipertimbangkan
- Sikap protektif menurun
terbakar, terpotong, - Berikan teknik Terapetik:
- Gelisah menurun
mengangkat berat, prosedur - Kesulitan tidur menurun nonfarmakologis - Therapi nonfarmakologi adalah
operasi, trauma, latihan fisik - Menarik diri menurun untukmengurangi rasa nyeri intervensi yang dapat dilakukan
berlebihan) - Berfokuspada diri sendiri - kontrol lingkungan yang mandiri.
menurun memperberat rasa nyeri - Lingkungan yang nyaman
- Diaforesis menurun - fasilitasi istirahat dan tidur membantu memberikan rasa
- Frekuensi nadi membaik - pertimbangkan jenis dan nyaman.
- Pola nafas membaik sumber nyeri dalam pemilihan - Istirahat dapat mebantu
- Tekanan darah membaik strategi meredakan nyeri meningkatkan energy
- Perilaku membaik Edukasi: - Sumber nyeri menentukan
- Pola tidur membaik - jelaskan penyebab, periode, intervensi yang akan diberikan.
dan pemicu nyeri Edukasi:
- jelaskan strategi meredakan - Dapat meningkatkan pengetahuan
nyeri klien tentang nyeri yang dialami.
- anjurkan memonitor nyeri - Klien dapat mengetahui langkah
secara mandiri berikutnya untuk mengatasi
- anjurkan menggunakan nyeri.
analgetik secara tepat - Denganmemonitor nyeri secara
- ajarkan teknik mandiri, dapat membantu dalam
nonfarmakologis untuk evaluasi tindakan yang diberikan
mengurangi rasa nyeri - Analgetik yang tepat dapat
Kolaborasi: berefek baik dalam menurunkan
- Kolaborasi pemberian nyeri.
analgetik, jika perlu - Untuk mempercepat proses
pengurangan nyeri

Kolaborasi:

Therapi analgetic diberikan bila


therapi nonfarmakologi

Reduksi ansietas : Observasi :


7 Ansietas b.d kurang terpapar TUPAN - Untuk mengidentifikasi tingkat
Observasi :
informasi tentang tanda-tanda Tingkat ansietas menurun / ansietas meningkat
persalinan teratasi - Indentifikasi saat tingkat - Untuk memonitor tanda-tanda

TUPEN ansietas meningkat ansietas

Setelah dilakukan intervensi - Monitor tanda-tanda ansietas - Untuk mengindentifikasi

keperawatan selama 8 jam - Indentifikasi kemampuan kemampuan mengambil


Ansietas (D0080)
tingkat ansietas menurun / mengambil keputusan keputusan
- Krisis situasional.
teratasi dengan kriteria : Terapieutik : Terapiutik :
- Kebutuhan tidak terpenuhi.
- Klien mengerti tentang - Perawat temani pasien untuk
- Krisis maturasional. - Temani pasien untuk
tanda-tanda persalinan mengurangi kecemasan, jika
- Ancaman terhadap konsep mengurangi kecemasan, jika
- Verbalisasi khwatir akibat memungkinkan
diri. memungkinkan
kondisi yang dihadapi - Memaham situasi yang membuat
- Ancaman terhadap kematian. - Pahami situasi yang membuat
menurun ansietas
- Kekhawatiran mengalami ansietas
- Perilaku tegang menurun - Memotivasi mengidentifikasi
kegagalan. - Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
situasi yang memicu Edukasi :
- Disfungsi sistem keluarga.
kecemasan - Menganjurkan keluarga bersama
- Hubungan orang tua-anak
pasien jika perlu
tidak memuaskan.
Edukasi : - Untuk Melatih kegiatan
- Faktor keturunan
- Anjurkan keluarga bersama pengalihan ketengan
(temperamen mudah
pasien jika perlu - Mengajarkan pasien teknik
teragitasi sejak lahir)
- Latih kegiatan pengalihan relaksasi
- Penyalahgunaan zat.
ketengan Kolaborasi
- Terpapar bahaya lingkungan
- Latih teknik relaksasi Kolaborasi pemberian obat anti
(mis. toksin, polutan, dan
Kolaborasi ansietas, jika perlu
lain-lain).
- Kurang terpapar informasi. Kolaborasi pemberian obat anti
ansietas, jika perlu.

Observasi :
8 Pola Napas tidak Efektif b.d TUPAN Observasi :
- Monitor pola napas (frekuensi,
Penekanan pada diafragma Pola nafas membaik - Untuk mengetahui upaya klien
kedalaman, usaha napas)
TUPEN untuk bernapas
Terapeutik :
Setelah diberikan intervensi
- Posisikan semifowler atau
Pola napas tidak efektif keperawatan selama 8 jam
fowler
pola nafas tidak terganggu Terputik :
(D.0005) - Berikan minum hangat
atau membaik dengan - Memudahkan klien ventilasi
- Berikan oksigen, jika perlu
- Depresi pUsat pernapasan
- Hambatan upaya napas (mis. kriteria: - Untuk memenuhui kadar
nyeri saat bernapas, - Klien tidak sesak oksigen
kelemahan otot pernapasan) - Frekuensi napas membaik
- Deformitas dinding dada.
- Deformitas tulang dada.
- Gangguan neuromuskular.
- Gangguan neurologis (mis
elektroensefalogram [EEG]
positif, cedera kepala ganguan
kejang).
- Maturitas neurologis.
- Penurunan energi.
- Obesitas.
- Posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
- Sindrom hipoventilasi.
- Kerusakan inervasi diafragma
(kerusakan saraf CS ke atas).
- Cedera pada medula spinalis.
- Efek agen farmakologis.
- Kecemasan.
9 Gangguan eliminasi Urin b.d TUPAN Observasi : Observasi :
penekanan penekanan pada Pola eliminasi tidak - Identifikasi kebiasaan - Untuk mengetahui outpout
vesica urinaria terganggu atau membaik BAK/BAB sesuai usia
Terapeutik :
TUPEN
Setelah dilakukan intervensi Terapeutik : - Unuk mempmudah klien untuk

keperawatan selama 8 jam - Buka pakaian yang diperlukan BAK

Gangguan eliminasi pola eliminasi tidak untuk memudahkan eliminasi - Untuk mempermudah klien

Urin(D.00400) terganggu atau membeik - Dukung pengunaan dalam proses BAK

- Penurunan kapasitas kandung dengan kriteria : toilet/commode/pispot/urinal - Untuk menjaga privasi klien

kemiH - Urine output 1-2 cc/ secara konsisten - Agar mengurangi resiko jatuh

- Iritasi kandung kemih kgBB/jam - Jaga privasi selama eliminasi pada ibu hamil

- Penurunan kemampuan - Frekuensi BAK membaik - Sediakan alat bantu (mis.


Edukasi :
menyadari tanda-tanda Kateter eksternal, urinal), jika
- Agar klien dapat BAK dengan
gangguan kandung kemih perlu
baik
- Efek tindakan medis dan
Edukasi :
diagnostik (mis. operasi
ginjal , operasi saluran - Anjurkan BAK/BAB secara
kemih, anestesi, dan obat- rutin
obatan)
- Kelemahan otot pelvis
- Ketidakmampuan mengakses
toilet (mis. imobilitas)
- Hambatan lingkungan
- Ketidakmampuan
mengkomunikasikan
kebutuhan eliminasi
- Outlet kandung kemih tidak
lengkap (mis. anomali
saluran kemih kongenital)
- Imaturitas (pada anak usia <
3 tahun)
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Maternity Nursing : 4th Ed. Jakarta : EGC

Doengoes. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi pedoman untuk perencanaan dan
dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Hincliff. 1999. Dictionary Of Nursing. Jakarta : EGC

Mansjoer, R. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius : FKUI

POGI. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai