Di susun oleh :
Prodi : S1-KEPERAWATAN
NIM : 1607002
A. Pengertian
Defisit Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
didalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
hidupnya,kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi
kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya (Aziz, 2010).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2008).
B. Jenis
Adapun jenis dari defisit perawatan diri menurut Nurjannah (2008)antara
lain:
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
C. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009)
adalah sebagai berikut :
1. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan,memperoleh atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau
aliran air mandi,mendapatkan perlengkapan mandi,mengeringkan
tubuh,serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar
pakaian.Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam,memilih pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan
makanan,mempersiapkan makanan,melengkapi makanan,mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat,serta mencerna cukup
makanan dengan aman.
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi
pakaian untuk toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat,dan menyiram toilet atau kamar kecil.
D. Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
MenurutTarwoto dan Wartonah(2011)penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :kelelahan fisikdan penurunan kesadaran.
a. Fisik
Fisik yang dimaksud disini adalah gangguan fisik yang menggangu
mobilitas fisik seperti cacat fisik : kelumpuhan, folio, fraktur, dll.
Sehingga tidak memungkinkan seorang individu melakukan
perawatan diri.
b. Psikologis
Psikologis yang dimaksud disini adalah gangguan psikologis mungkin
berupa trauma / kecemasan yang mengganggu aktifitas perawatan diri,
contoh : trauma untuk berada di dekat sumber air / kolam.
c. Sosial
Sosial yang dimaksud disini adalah kondisi ketidakmampuan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang mempengaruhi semangat
dan mood individu, kondisi ini memungkinkan individu untuk
mengalami gangguan perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
E. Rentang Respon
Rentang respon perilaku klien defisit perawatan diri dapat diidentifikasikan
sepanjang rentang respon adaptif dan rentang maladaptif yang dapat dijelaskan
sebagai berikut : (rentang respon neurobiologik Stuart, 2008)
Respon adaptif respon maladaptif
1. Pikiran logis 1. Distorsi pikiran 1. Gangguan pikir
(wahan m/
2. Presepsi akurat 2. Ilusi halusianansi
3. Emosi konsisten 3. Reaksi emosi 2. Sulit berespon
dengan berlebihan ata
pengalaman kurang 3. Perilaku
disorganisasi
4. perilaku sesuai 4. Perilaku aneh
5. berhubungan sesuai
F. Akibat
Adapun akibat dari kurang perawatan diri adalah:
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
3. Kurangnya kemampuan untuk mandi sendiri
a. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk membasuh tubuh atau
bagaian tubuh
b. Ketidakmampuan merasakan kebutuhan terhadap tindakan kebersihan
4. Kurangnya kemampuan untuk berdandan
a. Kegagalan kemampuan untuk memakai atau melepaskan pakaian
b. Ketidakmampuan untuk mengancingkan pakaian
c. Ketidakmampuan untuk berdandan diri yang memuaskan
d. Tidak dapat untuk memperoleh atau mengganti aksesori pakaian
5. Kurangnya kemampuan untuk makan sendiri
a. Tidak dapat memotong makanan atau membuka
b. Tidak dapat membawa makanan ke mulut
6. Kurangnya kemampuan untuk ke kamar mandi atau toiletting
a. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk ke kamar mandi atau ke
kamar kecil
b. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk melaksanakan kebersihan
yang benar
c. Tidak dapat menyiram toilet atau mengosongkan WC
d. Tidak dapat mengenakan pakaian sewaktu di kamar mandi
G. Psikopatologi
Banyak faktor yang mendukung timbulnya gangguan jiwa yang
merupakan perpaduan dari beberapa aspek yang saling mendukung yang
meliputi Biologis, psikologis, sosial budaya.Tidak seperti pada penyakit
jasmaniah, sebab- sebab gangguan jiwa adalah kompleks.Pada seseorang
dapat terjadi penyebab satu atau beberapa faktor dan biasanya jarang berdiri
sendiri. Melalui psikodinamika, akan dikaitkan beberapa faktor baik internal
maupun eksternal individu dengan menggunakan model stress adaptasi Stuart
& Laraia, sedangkan psikopatologi pada defisit perawatan diri terdapat pada
konteks penilaian terhadap stressor sebagai tanda dan gejalanya (Stuart &
Laraia, 2010).
Defisit perawatan diri merupakan suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Deficit perawatan diri
disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesadaran dan kepercayaan diri yang
kurang serta lingkungan yang kurang mendukung. Kelelahan fisik dan
penurunan kesadaran turut menyebabkan seseorang yang mengalami defisit
perawatan diri tidak mampu berpenampilan rapidan bersih sehingga sering
dijumpai seseorang yang mengalami deficit perawatan diri ditandai oleh
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor,
gigi kotor disertai mulut bau, serta penampilan tidak rapi (Perry & Potter,
2009).
Isolasi sosial
H. Pathway
Predisposisi Presipitasi
Perkembangan Biologis Sosial Body image Praktek sosial Ekonomi Pengetahuan Budaya
B. Intervensi Keperawtan
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpakain
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien Wanita latihannya meliputi :
a) Berpakain
b) Menyisir rambut
c) Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makanan.
b) Menjelaskan cara makan yang tertib.
c) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan.
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
4. Mengajarkan pasien melakukan BAK/BAB secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk, 2008.Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo
Carpenito, Lynda Juall. 2010. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Damayanti.2012.Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta:
Araska
Depkes. 2008. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 2007.
Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP).Jakarta
: Salemba Medika.
Nurjannah, Intansari S.Kep. 2008. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Stuart, GW and Laraia. 2010. Principles and practice of psychiatric nursing,
8ed. Elsevier Mosby : Philadelphia.
Tarwoto dan Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC