Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh:
Ulfah Yunita Putri
5.19.092

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

SEMARANG

2020
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Defisit Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia didalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya,kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu
perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya. (Aziz R., 2010)
2. Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB
atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
3. Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2012).
B. Jenis
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2012, 79 ).

C. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
1. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh atau
mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air mandi,mendapatkan
perlengkapan mandi,mengeringkan tubuh,serta masuk dan keluar kamar mandi
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian
,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,memilih pakaian,mengambil
pakaian dan mengenakan sepatu
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan
makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk
toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram toilet atau
kamar kecil

D. Penyebab
1. Factor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

E. Akibat
Dampak fisik
1. Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

3. Kurangnya kemampuan untuk mandi sendiri


a. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk membasuh tubuh atau bagaian tubuh
b. Ketidakmampuan merasakan kebutuhan terhadap tindakan kebersihan
4. Kurangnya kemampuan untuk berdandan
a. Kegagalan kemampuan untuk memakai atau melepaskan pakaian
b. Ketidakmampuan untuk mengancingkan pakaian
c. Ketidakmampuan untuk berdandan diri yang memuaskan
d. Tidak dapat untuk memperoleh atau mengganti aksesori pakaian
5. Kurangnya kemampuan untuk makan sendiri
a. Tidak dapat memotong makanan atau membuka
b. Tidak dapat membawa makanan ke mulut
6. Kurangnya kemampuan untuk ke kamar mandi atau toiletting
a. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk ke kamar mandi atau ke kamar kecil
b. Tidak dapat atau tidak ada keinginan untuk melaksanakan kebersihan yang benar
c. Tidak dapat menyiram toilet atau mengosongkan WC
d. Tidak dapat mengenakan pakaian sewaktu di kamar mandi

F. Psikopatologi
Banyak faktor yang mendukung timbulnya gangguan jiwa yang merupakan
perpaduan dari beberapa aspek yang saling mendukung yang meliputi Biologis,
psikologis, sosial budaya. Tidak seperti pada penyakit jasmaniah, sebab- sebab gangguan
jiwa adalah kompleks. Pada seseorang dapat terjadi penyebab satu atau beberapa faktor
dan biasanya jarang berdiri sendiri. Melalui psikodinamika, akan dikaitkan beberapa
faktor baik internal maupun eksternal individu dengan menggunakan model stress
adaptasi Struart & Laraia, sedangkan psikopatologi pada defisit perawatan diri terdapat
pada konteks penilaian terhadap stressor sebagai tanda dan gejalanya (Stuart & Laraia,
2008).
G. Pohon Masalah
Risiko tinggi isolasi sosial

Defisit perawatan diri

Harga diri rendah kronis

(Fitria, 2009)

H. Diagnose keperawatan utama


Defisit Perawatan Diri
I. Fokus intervensi keperawatan
1. Mandiri
Menurut Damaiyanti dan Iskandar (2012) tindakan mandiri keperawatan pada
pasien dengan defisit perawatan diri yaitu:
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
b. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
c. Membantu pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri.
d. Menjelaskan cara makan yang baik.
e. Membantu pasien mempraktikan cara makan yang baik.
f. Menjelaskan cara eliminasi yang baik.
g. Membantu pasien mempraktikan cara eliminasi yang baik.
h. Menjelaskan cara berdandan.
i. Membantu pasien mempraktikan cara berdandan.
j. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Fokus intervensi keperawatan dalam hal ini terdiri dari dua, yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien melakukan perawatan diri.
b. Membantu pasien dengan keterbatasan dan melakukan perawatan yang tidak dapat
dilakukan pasien.
c. Kemampuan perawatan diri pasien skizofrenia mengalami penurunan yang
disebabkan karena gangguan kemauan pada pasien. Pasien banyak mengalami
kelemahan kemauan dan tidak dapat mengambil keputusan perawatan diri.
d. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
1) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
e. Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
f. Melatih pasien makan secara mandiri
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
g. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP )

A. Proses Keperawtan
1. Kondisi
Ds : Pasien mengatakan tidak mandi dan gosok gigi
Do : Keadaan pasien kotor, rambut acak – acakan, penampilan kumal, kuku
panjang, gigi kuning
2. Diagnose Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Umum
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tujuan Khusus
 Klien dapat melakukan perawatan diri mandi dan keramas
 Klien dapat melakukan perawatan diri gosok gigi
 Klien dapat melakukan perawatan berhias dan berpakaian

B. Intervensi Keperawtan
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpakain
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien Wanita latihannya meliputi :
a) Berpakain
b) Menyisir rambut
c) Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makanan.
b) Menjelaskan cara makan yang tertib.
c) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan.
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
4. Mengajarkan pasien melakukan BAK/BAB secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( SP )


SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien
tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Orientasi
“Selamat pagi, kenalkan saya Nora Kamaliyah ”
”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang
akan merawat H?”
“Dari tadi saya lihat H menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”
Kerja
“Berapa kali H mandi dalam sehari? Apakah H sudah mandi hari ini? Menurut H apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan H sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut H apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut H yang bisa muncul ?” Betul
ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang H lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja H menyisir rambut?
Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali H cukuran dalam seminggu? Kapan H cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan
ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya
“Berapa kali H makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.
“Di mana biasanya H berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita kencing
dan berak harus di WC, Nah... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan
pakai air dan sabun”.
“Menurut H kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan? Benar sekali..H perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo
dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, saya akan membimbing H
melakukannya. Sekarang H siram seluruh tubuh H termasuk rambut lalu ambil shampoo
gosokkan pada kepala H sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali..
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke
bawah. Gosok seluruh gigi H mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-
kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh H sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. H bagus sekali melakukannya. Selanjutnya H pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan H setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba H
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah H lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan H setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri
tadi ? Sekarang coba H ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali H mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya H..., dan beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok
lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:


a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
ORIENTASI
“Selamat pagi Pak H?
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah ditandai
di jadwal hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang
tamu ? lebih kurang setengah jam”.
KERJA
“Apa yang H lakukan setelah selesai mandi ?”apa H sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah H menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke
cermin, bagus…sekali!
“Apakah H suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !”
(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari
kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain.

SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita


a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias

ORIENTASI
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan H hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai
dijadual harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya H tampak rapi dan cantik. Mari H kita dekat
cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )
KERJA
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nah…sekarang disisir rambutnya
yang rapi, bagus…! Apakah H biasa pakai bedak?” coba dibedakin mukanya H, yang rata dan
tipis. Bagus sekali.” “ H, punya lipstik mari dioles tipis. Nah…coba lihat dikaca!
TERMINASI
“Bagaimana perasaan H belajar berdandan”
“H jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama
jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama
pasien yang lain”.

SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri


a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI
“Selamat siang H,”
” Wow...masih rapi deh H”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“
KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana H makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus!
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan H
yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan.
Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor.
Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ina sedang bagi obat,
coba...H minta sendiri obatnya.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan H setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”
” Nah... coba H lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadwal?.Besok
kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaimana kalau jam 10.00 disini saja
ya...!”

SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri


a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
ORIENTASI
“Selamat pagi H ? Bagaimana perasaan H hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan jadwal
kegiatannya..?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya...H. dan dimana kita duduk? Baik disana deh...!

KERJA
Untuk pasien pria:
“Dimana biasanya H berak dan kencing?” “Benar H, berak atau kencing yang baik itu di
WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan
kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba H jelaskan kepada saya bagaimana cara H cebok?”
“Sudah bagus ya H, yang perlu diingat saat H cebok adalah H membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa
di tubuh H”. “Setelah H selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air
kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika H membersihkan tinja/air kencing seperti ini,
berarti H ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, H perlu merapihkan kembali pakaian
sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi ,
lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”

Untuk pasien wanita:


“Cara cebok yang bersih setelah H berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke
belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
“Setelah H selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu
tidak tersisa di kakus/ WC. Jika H membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti H ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan H setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?”
“Coba H jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya H bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.

“ Nah...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana H bisa melakukan jadual
kegiatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2010. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri.
Edisi 7. Jakarta : EGC
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Keliat. B.A. 2010. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari. 2012. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Stuart, GW and Laraia. 2009. Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed. Elsevier
Mosby : Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai