Disusun oleh :
Ulfah Yunita Putri
1.15.110
SEMARANG
2019
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
harus dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman
merupakan hal yang penting untuk kelangsungan hidup klien.
Kebutuhan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari).
3. Patofisiologi nyeri
Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi, transmisi,
modulasi dan persepsi.
a. Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan mediator biokimia
(misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P). Mediator ini
kemudian mensensitisasi nosiseptor.
b. Transmisi
Proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang
jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari
satu neuron ke neuron berikutnya.
c. Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri tersebut
terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai strategi
perilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
d. Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula
spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.
4. Manifestasi klinik
a. Vakolasi
1. Mengaduh
2. Menangis
3. Sesak nafas
4. Mendengkur
b. Ekspresi Wajah
1. Meringis
2. Mengeletuk gigi
3. Mengernyit dahi
4. Menutup mata, mulut dengan rapat
5. Menggigit bibir
c. Gerakan Tubuh
1. Gelisah
2. Imobilisasi
3. Ketegangan otot
4. Peningkatan gerakan jari dan tangan
5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6. Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial
1. Menghindari percakapan
2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3. Menghindar kontak social
4. Penurunan rentang perhatian
5. Komplikasi
a. Hipovolemik
b. Hipertermi
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Edema Pulmonal
f. Kejang
6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa nyeri seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.Nyeri sangat berat =
Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien
merespon dengan cara memukul.
7. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
a. Obat anti nyeri (analgesic)
b. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing
klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut
sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan
dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah
stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara
gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual
(bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi
lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur
atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru
seperti decubitus.
8. Pathways
-Kecelakaan/trauma langsung
-Degeneratif
Close fraktur
Alimul, A.H.A, (2008), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Keperawatan buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Hedrman, T. H. (2015). Diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi. Jakarta : EGC
Mubarak, W. I. (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi praktik. Jakarta:
EGC
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 4.
Jakarta: Salemba Medika