Anda di halaman 1dari 11

I.

Konsep kebutuhan

I.1 Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman

Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman

adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu

kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan

penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu

mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap

suatu ransangan.

Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.

Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas

dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja

untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).

Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu

mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu

rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2006).

I.2 Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman

Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju

kebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi

sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada

sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.

I.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi

keamanan dan kenyamanan

b. Status mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran

menurun memudahkan terjadinya resiko injury

c. Gangguan persepsi sensory

Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti

gangguan penciuman dan penglihatan

d. Keadaan imunitas

Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga

mudah terserang penyakit

e. Tingkat kesadarn

Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan

f. Gangguan tingkat pengetahuan

Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat

diprediksi sebelumnya.

I.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan

nyaman

a. Jatuh

Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh

kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar

dialami pasien lansia.


b. Oksigen

Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen

akan mempengaruhi keamanan pasien.

c. Pencahayaan

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata

pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi

kenyamanan pasien rawat inap.

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan

Nyaman

II.1Pengkajian

II.1.1 Riwayat keperawatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.

Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang

mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan

hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan

mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan

mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.

b. Riwayat penyakit dahulu

Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah

menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara

langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien

c. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa

aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka

klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak

nyaman seperti nyeri.

II.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus

a. Ekspresi wajah

1) Menutup mata rapat-rapat

2) Membuka mata lebar-lebar

3) Menggigit bibir bawah

b. Verbal

1) Menangis

2) Berteriak

c. Tanda- tanda vital

1) Tekanan darah

2) Nadi

3) Pernapasan

d. Ekstremitas

Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang

tidak nyaman

II.1.3 Pemeriksaan Penunjang

a. USG

USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman

pada bagian perut.


b. Rontgen

Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat

mengganggu rasa nyaman klien.

2.2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1: Ansietas (Buku diagnosis keperawatan NANDA, hal 324)

2.2.1 Definisi

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon

autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap

bahaya. hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang

memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan

individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

2.2.2 Batasan karakteristik

a. Perilaku

 Penurunan produktivitas  Gelisah

 Gerakan ekstra  Perilaku mengintai

 Melihat sepintas  Mengekspresikan

 Tampak waspada kehawatiran akibat

 Agitasi perubahan dalam peristiwa

 Insomnia hidup

 Kontak mata yang buruk

b. Afektif

 Kesedihan yang mendalam  Ketakutan

 Gelisah  Perasaan tidak adekuat

 Distres  Putus asa


 Sangat khawatir  Menggemerutukkan gigi

 Peka  Menyesal

 Gugup  Berfokus ada diri sendiri

 Senang berlebihan  ragu

c. Fisiologis

 Wajah tegang  Gemetar

 Tremor tangan  Tremor

 Peningkatan keringat  Suara bergetar

 Peningkatan ketegangan

2.2.3 Faktor yang berhubungan

 konflik tentang tujuan  penyalahgunaan zat

hidup  ancaman kematian

 hubungan interpersonal  ancaman pada status

 penularan interpersinal terkini

 stresor  kebutuhan yang

 tidak dipenuhi

 konflik nilai

Diagnosa 2: Nyeri akut (Buku diagnosis keperawatan NANDA, hal 445)

2.2.4 Definisi

Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan berkaitan

dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial,atau yang

digambarkan sebagai kerusakan (International Association For The


Study Of Pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas

ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau

diprediksi, dan dengan durasi kurang dari 3 bulan.

2.2.5 Batasan karakteristik

 Perubahan selera makan  Ekspresi wajah nyeri

 Perubahan pada parameter  Sikap tubuh meliundungi

fisiologis  Putus asa

 Diaforesis  Fokus menyempit

 Perilaku distraksi  Sikap melindungi area

 Bukti nyeri dengan nyeri

menggunakan standar  Perilaku protektif

daftar periksa nyeri untuk  Laporan tentang perilaku

pasien yang tidak dapat nyeri/perubahan aktivitas

mengungkapkannya.  Dilatasi pupil

 Perilaku ekspresif  Fokus pada diri sendiri

2.2.6 Faktor yang berhubungan

 Agen cedera biologis

 Agen cedera kimiawi

 Agen cedera fisik

2.3 Perencanaan

Diagnosa 1: Ansietas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42)

2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC


a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan

sampai sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap

ansietas, konsentrasi dan koping

b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang

dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak

pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu)

2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC

a. Intervensi : Lakukan bimbingan antisipasi

Rasional : Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan

krisis perkembangan dan situasional

b. Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri

Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang

mengalami distres akut

c. Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping

Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi

stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan

tuntutan dan peran hidup

Diagnosa 2: Nyeri akut (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530)

2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC

a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh

indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang,

kadang-kadang, sering atau selalu)


b. Mengenali awitan nyeri

c.Melaporkan nyeri dapat dikendalikan

2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC

a. Intervensi : Ajarkan manajemen nyeri

Rasional : Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri

ketingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien

b. Intervensi : Ajarkan manajemen alam perasaan

Rasional : Untuk memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan

dan pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam

perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan

Daftar Pustaka

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien. Jkarta: Salemba Medika.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC


Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan

Edisi 9. Jakarta: EGC

Herdman T. H & Kamitsuru S (2018). NANDA-I Diagnosi Keperawatan

Defenisi Dan Klaifikasi 2018-2020 edisi 11. Jakarta: EGC

LAPORAN PENDAHULUAN
“Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman”
Arsuyil Dwi Anugrah

18183026

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

SEKOLAH TUINGGI ILMU KEPERAWATAN


GUNUNG SARI
MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai