Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

HALUSINASI

OLEH :

1. GUSTI AYU PRAMI WAHYUNI (C1117043)


2. NI KOMANG SUCI (C1117045)
3. PUTU EKA ARISTA DEWI (C1117047)
4. KADEK WIDAYANTI (C1117048)
5. NI KADEK JUNI SUGIANTARI (C1117051)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA USADA BALI

2019
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
DENGAN PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Definisi

Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya . Klien dinyatakan
terganggu perawatan dirinya tidak dapat melakukan perawatan dirinya .
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhikebutuhan guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri,
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri
(toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011). Defisit perawatan diri merupakan salah satu
masalah timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering
mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).

B. Jenis–jenis Perawatan Diri


1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri
(mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.Kurang
perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :
2004, 79 ).
C. Etiologi

a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Faktor–faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
3) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
D. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan
gejala klien dengan defisit perawatan diri yaitu:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
e. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di
sembarang tempat
f. Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami Defisit
Perawatan Diri adalah sebagai berikut:

a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor,


gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan
kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan
rambut acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien perempuan tidak berdandan
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh
kemampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran
dan makan tidak pada tempatnya
d. Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai
dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, dan tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK (Keliat,
2009).
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka akhirnya dapat
juga menimbulkan penyakit fisik seperti kelaparan dan kurang gizi,
sakit infeksi saluran pencernaan dan pernafasan serta adanya
penyakit kulit, atau timbul penyakit yang lainnya (Harist, 2011).
E. Pengkajian
Data Subyektif
- Klien mengatakan dirinya malas mandi
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara membersihkan WC setelah bab/bak
Data Obyektif
- Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau
- Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan
- Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri : BAB atau BAK
sembarangan
F. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

Kadang perawatan diri


Pola perawatan tidak seimbang Tidak
diri seimbang melakukan

G. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Isolasi Sosial Effect

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Harga Diri Rendah Causa

Pohon Masalah Defisit perawatan Diri ( Fitria.2009 ).

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade,
2011:154) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien perawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
d. BHSP (bina hubungan saling percaya)

I. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit perawatan diri


J. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri.
Tujuan :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan bab/bak secara mandiri
Tindakan keperawatan
Untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menyiapkan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
2. Membantu pasien berdandan / berhias
Untuk pasien laki-laki membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri
a. Menjelaskan tempat bab.bak yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah bab/bak
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat bab dan bak
A. SP DEFISIT PERAWATAN DIRI
1 DEFISIT PASIEN 1. Identifikasi masalah 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
PERAWATA perawatan diri: kebersihan kebersihan diri. Beri kegiatan kebersihan diri, kegiatan latihan
N DIRI diri, berdandan, pujian. kebersihan diri berdandan dan makan perawatan diri:
makan/minum, BAB/BAK. 2. Jelaskan cara dan alat dan berdandan. dan minum. Beri kebersihan diri,
2. Jelaskan pentingnya untuk berdandan. Beri pujian. pujian. berdandan,
kebersihan diri. 3. Latih cara berdandan 2. Jelaskan cara dan 2. Jelaskan cara BAB makan dan
3. Jelaskan cara dan alat setelah kebersihan diri: alat makan dan dan BAK yang baik. minum, BAB
kebersihan diri. sisiran, rias muka minum. 3. Latih BAB dan BAK dan BAK. Beri
4. Latih cara menjaga untuk perempuan, 3. Latih cara makan yang baik. pujian.
kebersihan diri:mandi dan sisiran, cukuran untuk dan minum yang 4. Masukkan pada 2. Latih kegiatan
ganti pakaian, sikat gigi, pria. baik. jadual kegiatan untuk harian.
cuci rambut, potong kuku. 4. Masukkan pada jadual 4. Masukkan pada latihan kebersihan 3. Nilai
5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk jadual kegiatan diri, berdandan dan kemampuan
kegiatan untuk latihan kebersihan diri dan untuk latihan makan dan minum yang telah
mandi, sikat gigi (2 kali per berdandan kebersihan diri, yang baik, BAB dan mandiri.
hari), cuci rambut (2 kali berdandan dan BAK. 4. Nilai apakah
per minggu), potong kuku makan dan perawatan diri
(1 kali per minggu). minum yang telah baik
baik.
KELUARG 1. Diskusikan masalah yang 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
A dirasakan dalam merawat keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
pasien. merawat/ melatih merawat/ melatih merawat/ melatih merawat/
2. Jelaskan pengertian, tanda pasien kebersihan diri. pasien kebersihan pasien kebersihan diri, melatih pasien
dan gejala, dan proses Beri pujian. diri dan berdandan, makan dan kebersihan diri,
terjadinya defisit perawatan 2. Bimbing keluarga berdandan. Beri minum. Beri pujian. berdandan,
diri (gunakan booklet). membantu pasien pujian. 2. Bimbing keluarga makan dan
3. Jelaskan cara merawat defisit berdandan. 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK minum, BAB dan
perawatan diri. 3. Anjurkan membantu membantu makan pasien. BAK. Beri pujian.
4. Latih cara merawat pasien sesuai jadual dan dan minum 3. Jelaskan follow up ke 2. Nilai
kebersihan diri memberi pujian. pasien. PKM, tanda kambuh, kemampuan
5. Anjurkan membantu 3. Anjurkan rujukan. merawat pasien.
pasien sesuai jadual dan membantu pasien 4. Anjurkan membantu 3. Nilai
memberikan pujian. sesuai jadual dan pasien sesuai jadual kemampuan
memberi pujian. dan memberi pujian. keluarga
melakukan
kontrol ke PKM.
STRATEGI PELAKSANAAN

RESIKO BUNUH DIRI

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1

Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan
menolak diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a.       Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b.      Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c.       Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d.      Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan
perawat.
e.       Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a.       Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b.      Menjelaskan kebersihan yang baik. 
c.       Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d.      Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

a. ORIENTASI
“ Selamat pagi, kenalkan saya suster R ”
” Namanya siapa, senang dipanggil siapa? ”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini
saya yang akan merawat T?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”

b. KERJA
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut
T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri?
Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira
tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?,
badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul ada kudis,
kutu...dsb.

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa
gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran
2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.

“Berapa kali T makan sehari?


”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.”

“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya...


kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu
jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”.

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T


melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih..
bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari
depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir
siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya
dengan baik.”

c. TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda
bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan
sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya
T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak )
tidak melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi
sehabis makan.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2

Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan sudah mandi
Klien mengatakan malas menyisir rambut
Klien terlihat lebih segar
Klien rambut terlihat tidak disisir
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit perawatan diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a.   Pasien dapat mengetahui pentingnya perawatan diri (Berdandan)
b.   Pasien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri
(Berdandan).
c.    Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (berdandan) dengan
bantuan perawat.
d.   Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandan) secara
mandiri.
e.   Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan
perawatan diri (Berdandan)
4. Tindakan Keperawatan.
a.   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b.   Menjelaskan cara berdandan yang benar.
c.    Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan yang benar dan
memasukkan dalam jadwal.
d.  Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

a. ORIENTASI
“Selamat pagi Pak Tono?
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan?
Sudah ditandai di jadual hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana
kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.

b. KERJA
“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita
praktekkan, lihat ke cermin, bagus…sekali!
“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali
perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan !
Ya, Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara
janggut)

c. TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti
tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu
sore jam berap ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan
pasien yang lain.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 3

Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambut
Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan
benar
Klien terlihat lebih segar dan rambut terlihat rapi
Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan
benar.
Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum
2.     Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3.      Tujuan Tindakan Keperawatan.
a.  Pasien dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk
makan.
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara makan dan minum yang baik
dan benar
c. Pasien dapat melaksanakan makan dan minum yang baik dan
benar dengan bantuan perawat.
d.  Pasien dapat melaksanakan cara makan dan minum yang baik
secara mandiri.
4.      Tindakan Keperawatan.
a.  Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b.  Menjelaskan cara makan dan minum yang baik dan benar.
c.  Membantu pasien mempraktikkan cara makan dan minum yang
benar dan memasukkan dalam jadwal.
d.  Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.

a. ORIENTASI
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah
di tandai dijadual harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T
kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )
b. KERJA
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang
disisir rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba
dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik
mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca!

c. TERMINASI
“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”
“T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan
harian, sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik
di ruang makan bersama pasien yang lain”.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 4

Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambur
Klien mengatakan sudah makan pagi dengan baik
Klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
Klien terlihat bersih dan segar. Rambut tersisir dengan rapi
Klien terlihat BAK sembarangan.
2.  Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3.  Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui cara-cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
b. Pasien dapat melaksanakan cara BAB dan BAK yang baik secara
mandiri.
4.  Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

a. ORIENTASI
“Selamat siang T,”
” Wow...masih rapi dech T”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan
langsung di ruang makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“

b. KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T
makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan
piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya
bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.”

c. TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang
baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu
cuci tangan.)”
” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik,
bagaiman kalau jam 10.00 disini saja ya...!”

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic
Course). Jakarta: EGC
Fitria Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Srategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai