Disusun oleh :
Ade Fitra Mutiara Caesar (P1337421019076)
22/2B
2. Rentang Respon
Rentang Respon Sosial
- - -
- - -
- -
- -
3. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Kurang / tidak adanya sentuihan kasih sayang, perhatian, kehangatan
atau keluarga akan mengakibatkan rasa tidak aman sehingga
kemampuan berhubungan tidak kuat yang berakhir dengan menarik
diri.
2) Faktor biologis
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.
3) Faktor sosial budaya
Faktor ini merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain.
b. Faktor presipitasi (pencetus)
1) Stressor sosial budaya
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
berhubungan, misalnya keluarga labil (broken home), keluarga yang
dirawat di rumah sakit.
2) Stressor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
5. Akibat
- Perubahan persepsi sensori
- Gangguan komunikasi verbal
- Penurunan moptivasi perawatan diri
(Ilmu kedokteran jiwa, W. F. Maramis, 1990)
III. A. POHON MASALAH
Perubahan sensori perseptual (Halusinasi penglihatan) ---- Effect
orang lain dan lingkungan
B. Masalah Keperawatan
1. Perubahan sensori perseptual (halusinasi penglihatan)
DS: Klien mengatakan melihat bayangan genderuwo
DO: - Klien berbicara sendiri
- Klien suka menyendiri
- Klien bersikap seperti melihat sesuatu
- Konsentrasi rendah
2. Isolasi sosial : Menarik diri
DS: Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
DO: - Suka menyendiri
- Suka melamun
- Tidak mau berkomunikasi
- Apatis
- Tidak percaya pada orang lain
- Menghindar dari pergaulan orang lain
- Menunduk saat diajak bicara
3. Isolasi sosial : menarik diri
DS: “Suara – suara itu sering datang saat saya menyendiri”
DO: - Klien menyendiri di suatu tempat
- Menghindari dari pergaulan dengan orang lain
- Menunduk saat diajak berbicara
IV. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi (halusinasi penglihatan) berhubungan dengan
isolasi sosial : Menarik diri
2. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar,
banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b. Data Obyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Tujuan
Pasien mampu berkenalan dengan dua orang atau lebih, kemudian
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
SP II P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara berkenalan dengan dua orang atau lebih
c. Membimbing pasien untuk memasukkannya kedalam jadwal
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum bu. Apakah Ibu masih ingat dengan saya?”
“Hebat. Ibu masih ingat nama saya.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
“Apakah masih ada perasaan kesepian? Bagaimana semangatnya untuk
bercakap-cakap dengan teman?”
“Apakah ibu sudah mulai berkenalan dengan orang lain?”
“Bagaimana perasaan ibu setelah mulai berkenalan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan
bagai mana berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar
ibu semakin banyak teman. Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 10
menit saja?”
4) Tempat
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar,
banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b. Data Obyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Tujuan
Pasien mampu berinteraksi dalam kelompok, kemudian memasukkannya
kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
SP III P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
c. Membimbing pasien untuk memasukkannya kedalam jadwal
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum bu. Apakah Ibu masih ingat dengan saya?”
“Hebat. Ibu masih ingat nama saya.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini ?”
“Apakah masih ada perasaan kesepian?”
“Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan orang lain?“
“Apa kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan
jadwal berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan? Bagus
ibu.”
“Coba lihat jadwal hariannya bu, sudah di isi kan ? Ya, bagus sekali bu”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan
mendampingi bu berkenalan atau bercakap-cakap dengan tukang
masak, serta bercakap-cakap dengan teman sekamar saat melakukan
kegiatan harian. Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 10
menit saja?”
3) Tempat
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar,
banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b. Data Obyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Tujuan
a. Keluarga mampu mengungkapkan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien
b. Keluarga mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial
beserta proses terjadinya
c. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan
SP I K
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial beserta proses
terjadinya
c. Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan halusinasi
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Mbak, perkenalkan nama saya Muna, saya mahasiswa
dari STIKES Muhammadiyah Kendal, saya yang akan merawat Ibu
(pasien). Kalau boleh tau nama Mbak siapa ya?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana keadaan Ibu, Mbak? Apakah masih sering menyendiri?”
c. Kontrak
1) Topik
“Tujuan saya kesini yaitu untuk berbincang-bincang dengan mbak
mengenai masalah yang dihadapi mbak dalam merawat Ibu. Apakah
mbak bersedia?”
1) Waktu
“Coba Mbak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial
dan tanda tanda orang yang mengalami isolasi sosial ? ”
“Selanjutnya bisa Mbak sebutkan kembali cara-cara merawat Ibu
Mbak yang mengalami masalah isolasi sosial ? ”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti kalau ketemu Ibu coba Mbak lakukan. Dan tolong ceritakan kepada
semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama. Nah setiap
kali Mbak kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.
Setelah ini coba Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk Ibu ya
Mbak”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk
latihan langsung kepada Ibu?”
2) Waktu
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar,
banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b. Data Obyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Tujuan
a. Keluarga mampu mempraktikan cara merawat klien isolasi sosial.
b. Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung klien isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan
SP II K
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan isolasi sosial
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien isolasi
sosial
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. mbak, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Mbak pagi ini?”
”Apakah Mbak masih ingat bagaimana latihan merawat Ibu Mbak seperti
yang kita pelajari dua hari yang lalu? Bagus!”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi
untuk latihan langsung kepada Ibu.”
1) Waktu
“Setelah ini Mbak dapat melakukan cara yang sudah kita latihan ini
kepada Ibu, baik disini maupun jika sudah di rumah ya, Mbak. Setelah
ini coba Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk Ibu ya Mbak”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Karena Ibu sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari
lagi Ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Ibu
selama di rumah nanti.”
2) Waktu
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar,
banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b. Data Obyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Tujuan
a. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat secara mandiri.
b. Keluarga mematuhi jadwal yang telah dIbuat untuk kesembuhan klien.
c. Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada klien.
4. Tindakan Keperawatan
SP III K
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana mbak, selama mbak membesuk apakah sudah terus berlatih
cara merawat Ibu?”
c. Kontrak
1) Topik
“Karena besok Ibu sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
ketemu, nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di
rumah?”
2) Waktu
“Jangan lupa ya, Mbak materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara
merawat Ibu maupun mengatur jadwal Ibu dirumah nanti diterapkan, ya.”
“Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi ya, Mbak”
“Saya akan persiapkan pakaian dan obat.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Karena Ibu sudah boleh pulang, nanti silahkan mbak datang lagi
untuk memeriksakan atau mengontrolkan keadaan Ibu ya, Mbak.
Bagaimana perkembangan kondisi Ibu”
2) Waktu