PENDAHULUAN
Page 3 of 66
TINJAUAN TEORI
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Masalah Utama
Gangguan Persepsi Sensori = Halusinasi
3). Halusinasi merupakan reaksi terhadap stress dan usaha dari alam tak
sadar untuk melindungi egonya atau pernyataan simbolik dari gangguan
psikotik individu. Halusinasi adalah gejala sekunder dari Skizofrenia dan
klien dengan skizofrenia 70 % mengalami halusinasi dan 20 %
mengalami campuran halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan
(Stuart dan Sundeen, 1995)
2. Rentang Respon
Page 4 of 66
3. Etiologi / Penyebab
1) Faktor Presdiposisi
a. Biologis.
Page 5 of 66
2) Faktor Presipitasi
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan sosial yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif.
c. Komunikasi dalam keluarga kurang atau juga kemampuan
finansial keluarga.
5. Pohon Masalah
(Keliat, 2005)
B. Masalah keperawatan
Page 7 of 66
C. Jenis Halusinasi
1. Halusinasi dengar
- Menutup telinga
2. Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas / samar terhadap adanya
stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya.
Do : - Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
Page 8 of 66
Ds: - Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa
stimulus yang nyata
- Menutup hidung
4. Halusinasi Pengecapan
Do : - Sering meludah
- Muntah
5. Halusinasi Perabaan
6. Halusinasi Kinestetik
1. Halusinasi Viseral
Perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.
Page 12 of 66
Tn. H umur 29 tahun, berasal dari kediri. Klien dibawa ke rumah sakit jiwa Dr.
Radjiman Widiodiningrat Lawang pada tanggal 15 September 2019. Klien
mengatakan alasan MRS adalah “mengamuk dan membanting gitarnya”. 2 tahun
yang lalu klien MRS RSJ Lawang (30-07-2017) penyebabnya karena px tiba –
tiba marah-marah, menendang pintu rumah, tertawa sendiri, keluyuran,
mendengarkan suara-suara tanpa ada wujudnya, memaksa minta uang ke orang
lain dengan melotot. Klien mengatakan mendapat bisikan dari seorang laki – laki
dan perempuan “iku lo H” “aku bojomu”. 2 minggu yang lalu (15-09-2019) klien
mengalami kekambuhan dan di rawat di ruang Cucakrowo. Saat dilakukan
pengkajian ekspresi klien terlihat tegang, klien mondar – mandir, ada kontak
mata, dan klien menyanyi dan ketawa-ketawa sendiri.
Page 13 of 66
Page 14 of 66
Page 15 of 66
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
Laki – laki 21
Perempuan Meninggal
Menikah Klien
Keturunan
Tinggal satu rumah
Jelaskan :
Klien tinggal dirumah dengan neneknya . Saat ditanya tentang kakek
neneknya, klien mengatakan “tidak ingat mbk”. Saat ditanya tentang
saudara dari kakek neneknya klien mengatakan “tidak tahu mbk.” Saat
ditanya tentang saudaranya, klien mengatakan “punya adik satu
Page 17 of 66
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai rambutnya karena rambutnya bisa
diwarnai.
Klien tidak menyukai kakinya karena warnyanya hitam. Dulu karena
gatal-gatal sampai keluar nanah
b. Identitas
Klien mengatakan nama saya heri setiawan. Saya senang dipanggil H.
Umur saya 29 tahun. Alamat saya kediri. Jenis kelamin laki-laki. Saya
suka jadi laki-laki supaya bisa jadi raja.
c. Peran
Klien mengatakan sebagai kakak.
d. Ideal diri
Klien mengatakan “aku pengen sukses mbk pengen dadi pengusaha”.
e. Harga diri
Saat ditanya apakah minder atau malu, klien mengatakan “saya malu
beraada disini. Karena saya dianggap gila.
Page 18 of 66
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti / terdekat
klien mengatakan paling dekat dengan neneknya karena yang merawat
dari kecil neneknyaa.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
klien mengatakan “dirumah tidak ikut mbk”
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien mengatakan “punya teman, namanya Joko” , “tidak bicara
dengan yang lain pak , “tidak suka” , “enak sendiri”
klien pendiam.
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatakan agamanya islam. Nama Tuhan Saya Allah.
b. Kegiatan Ibadah
Saat ditanya tentang kewajibannya untuk menjalankan ibadah klien
mengatakan dirumah bolong-bolong mbk karena banyak pikiran.
Saat di Rs pasien mengatakna kalau sempat ya sholat kalau enggak
sempat ya gk sholat
Diagnosa Keperawatan : gangguan pemenuhan spiritual
Page 21 of 66
b. Isi pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
Pikiran bunuh
diri
Pre okupasi
Pikiran isolasi
sosial
Ide yang terkait
Pikiran rendah
diri
Pesimisme
Pikiran logis
Pikiran curiga
Phobia,
sebutkan: -
Waham,
sebutkan: -
Lain – lain: -
Page 24 of 66
Page 25 of 66
Page 26 of 66
Page 27 of 66
Page 28 of 66
IX MEKANISME KOPING
Jelaskan:
Bila klien mendengarkan bisikan klien enggak bercerita ke temenya karena
selalu diejek “ Mesti lagi kumat iki “
Diagnosa keperawatan: Sindrom Pasca trauma
Page 29 of 66
Page 30 of 66
DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DS:
1) Ketawa sendiri
2) Wajah tegang
3) Menatap dengan penuh perhatian
DS:
1) Pasien mengatakan jarang
sosialisasi dengan orang lain
karena malas. Isolasi sosial
DO:
1) Pasien terlihat menyendiri
2) Pasien mondar – mandir
3) Jarang berkumpul
4) Sering keluyuran
Page 31 of 66
- Tangannya mengepal
Page 32 of 66
Page 33 of 66
Page 34 of 66
Page 35 of 66
Page 36 of 66
Page 37 of 66
Page 38 of 66
Page 39 of 66
Page 40 of 66
Page 41 of 66
Page 42 of 66
Meningkatkan
pengetahuan
tentang manfaat
dan efek samping
obat.
Page 43 of 66
Ketepatan prinsip
5 benar minum
obat membantu
penyembuhan dan
menghindari
kesalahan minum
obat serta
membantu
tercapainya
standar.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
DS : -
DO : pasien ketawa-ketawa sendiri, mondar-mandir, melihat
dengan penuh perhatian orang yang tidak sedang berbicara
dengannya.
2. Diagnosa Keperawatan : -
3. Tujuan Khusus
Membina hubungan saling percaya
Page 44 of 66
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik :
“Assalamu’aaikum pak, Selamat sore pak, boleh saya
mengobrol dengan bapak?”. “Saya boleh duduk disamping
bapak?” “Oh iya, perkenalkan bapak nama saya Rima Nurlaili
saya mahasiswa praktik dari poltekkes malangyang akan dinas
disini selama 2 minggu.” Hari ini saya dinas sore dari jam 15:30
– 18:00 sore. “Kalau boleh tau, nama bapak siapa?” “Kalau
nama lengkapnya siapa?” Bapak lebih seneng dipanggil apa?”
“Asalnya dari mana?”
Evaluasi
“Bagaimana keadaan bapak hari ini?” “ Bagaimana tidurya tadi
malam pak?” “Kalau boleh tau bapak sudah berapa lama
disini?” “
Kontrak
-Topik : “Baiklah bapak bagaimana kalua kita berbincang-
bincang sebentar” “kalau boleh tau bagaimana perasaan bapak
saat dibawa kesini dan kenapa bapak dibawa kesini?”
-Waktu : “Bapak H mau berapa lama berbincang-bincang
dengan saya?” “Bagaimana kalau 15 menit?”
- Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang dimana,
bagaiman .”
2. Fase Kerja
Page 45 of 66
Page 46 of 66
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
Klien bicara sendiri, gelisah, dan bernyanyi sendiri
2. Diagnosa Keperawatan.
4. Tindakan Keperawatan
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamu Alaikum Mas. Nama saya biasa dipanggil, nama Kakak siapa?
Senang dipanggil siapa?
2. Evaluasi / validasi
3. Kontrak
b. FASE KERJA
c. FASE TERMINASI
“Jika suara-suara itu muncul lagi, silahkan Mas coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya“?
Topik : “Bagaimana kalau kita bertemu lagi Mas untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua”?
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
Klien bicara sendiri, gelisah, dan bernyanyi sendiri
2. Diagnosa Keperawatan.
4. Tindakan Keperawatan
a. FASE ORIENTASI
Page 50 of 66
“Assalamu Alaikum Mas. Nama saya biasa dipanggil, nama Mas siapa?
Senang dipanggil siapa?
2. Evaluasi / validasi
3. Kontrak
Topik : Baiklah sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan berlatih
cara yang kedua dengan cara minum obat yang benar
b. FASE KERJA
Mas sudah mendapat obat dari perawat? Mas perlu meminum obat itu secara
teratur agar pikiran jadi tenang dan tidurnya menjadi nyenyak. Obat ada tiga
macam yang warnanya orange namanya... minum 3 kali sehari gunanya
supaya tenang dan berkurang rasa marahnya, yang putih namanya... minum
3 kali seharai gunanya agar badan rilex dan tidak kaku, yang warna merah
jambu gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang Mas dengar. Semua
itu harus mas minum3 kali sehari pagi, siang, dan malam mas harus
meminum obat secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi
dengan dokter. Sekarang kita masukan jadwal minum obat kedalam jadwal
ya Mas
c. FASE TERMINASI
Page 51 of 66
Sudah berapa cara yang sudah kita latih untuk mengontrol suara-suara?
Jadwalnya sudah kita buat yaitu jam 07.00, 13.00 dan 19.00 pada jadwal
kegiatan Mas. Sekarang kita masukan kejadwal minum obat yang telah
kita buat tadi. Jangan lupa laksakana semua dengan teratur
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
Klien bicara sendiri, gelisah, dan bernyanyi sendiri
Page 52 of 66
4. Tindakan Keperawatan
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
3. Kontrak
Topik : Baiklah sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan berlatih cara
yang ketiga yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Page 53 of 66
b. FASE KERJA
“Jadi cara ketiga untuk mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau mas mendengar suara-
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman
untuk berbicara dengan mas. Contohnya begini, “Tolong, saya mulai
dengar suara-suara, bisa ngobrol dengan saya”? coba mas lakukan
seperti itu! Ya,, begitu..!! bagus,,! Coba sekali lagi mas! Bagus! Kakak
harus latihan terus ya!!
c. FASE TERMINASI
“Jadi sudah berapa cara yang Kakak pelajari untuk mencegah suara-suara
itu? Bagus,,!!
“Cobalah kedua cara ini Kakak lakukan jika mengalami halusinasi lagi.
Bagaimana kalau kita masukan dalam kegiatan sehari-hari Kakak”? Nah,
nanti lakukan secara teratur dan gunakan sewaktu-waktu bila suara itu
muncul”.
Page 54 of 66
A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien:
Klien bicara sendiri, gelisah, dan bernyanyi sendiri
2. Diagnosa Keperawatan.
4. Tindakan Keperawatan
Page 55 of 66
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi / validasi
3. Kontrak
1. Topik : “Sesuai janji kita kemarin, kita akan belajar cara yang
keempat untuk mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
sehari-hari”.
Page 56 of 66
b. FASE KERJA
“Kegiatan apa saja yang biasa mas lakukan pagi-pagi? Terus jam berapa
kegiatan berikutnya? Wah, ternyata banyak sekali kegiatannya. Apa mas
sudah melakukan ketiga cara yang telah kita pelajari kemarin saat
mendengar suara-suara? Bagus…sekarang kita akan melatih cara keempat
yaitu melakukan kegiatan sehari-hari pada saat suara-suara itu terdengar,
jadi mas bisa melakukan kegiatan-kegiatan mas tadi untuk mencegah
halusinasi. Coba mas ulangi. “Bagus sekali…!! Mas bisa lakukan kegiatan
ini? Kegiatan ini dapat mas lakukan untuk mencegah suara-suara yang
muncul.
c. FASE TERMINASI
“Coba mas sebutkan tiga cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara! Bagus.
Page 57 of 66
Topik : bagaiamana mas kalau kita akan melakukan kegiatan TAK yaitu
terapi aktifitas kelompok.
20 1. Membina hubungan S:
maret saling percaya
- Pasien mengatakan
2017 - Menyapa klien
Namanya H.S seneng
dengan ramah
dipanggil H
baik verbal
O:
maupun non
- Ada kontak mata
verbal
dengan lawan bicara
- Tanyakan nama
- Tatapan mata tajam
lengkap dan
- Px menjawab
nama panggilan
pertanyaan dengan
yang disukai
singkat
- Jelaskan tujuan
pertemuan
- Tunjukkan sikap A:
Page 58 of 66
Page 59 of 66
Page 60 of 66
22 1. Mengevaluasi cara S:
Maret px dalam melawan
- Px mengatakan “kamu
2017 halusinasi
tidak nyata, kamu suara
2. Memberikan
palsu” kepada suara
pendidikan
yang didengarnya
kesehatan
- Px mengatakan “rutin
mengenasi obat
minum obat“, “biar
secara teratur
sembuh”, “nanti marah-
- Menjelaskan
marah lagi” saat ditanya
manfaat, efek
mengenai manfaat, efek
samping dan
samping dan bahaya
bahaya jika
jika tidak minum obat
tidak diminum
secara teratur
secara teratur
O:
3. Mengajarkan cara
mengontrol - Px terlihat berfikir
bercakap-cakap
Page 61 of 66
A:
- Px mampu menghardik
halusinasinya
- Px mampu mengerti
mengenai manfaat efek
samping dan bahaya
jika tidak minum obat
secara teratur
- Px tidak mampu
mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-
cakap
Masalah teratasi sebagian
P: ulangi SP 1 TUK 4
1. Latih px mengendalikan
halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan
orang disekitarnya
2. Anjurkan px agar
emasukkan kegiatan
bercakap-cakap dalam
kegiatan sehari-hari
Page 62 of 66
Pada bab ini akan dibahas pencapaian diagnosa yang ditemukan pada klien
Tn. H dengan diagnose keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran serta membandingkan dengan beberapa evaluasi yang ada dengan
masalah utama gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Kemudian
membandingkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik dalam ruang lingkup
asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi.
1. Pengkajian
Merupakan tahap awal dalam pengumpulan data pada klien, pada
tahap pengkajian, Tn. H yang menjadi sumber informasi dalam
pengumpulan data.
Data yang didapatkan sesuai dengan tanda dan gejala pada tinjauan
teori gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran meliputi : bicara,
senyum dan tertawa sendiri, tidak dapat membedakan antara kenyataan dan
tidak nyata, tidak dapat memusatkan perhatian, menarik diri dan
menghindar dari orang lain, dan ekspresi muka tegang.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien adalah:
a. Halusinasi pendengaran
b. Isolasi social
c. Respon paska trauma
d. Harga Diri Rendah
e. Gangguan Pemenuhan Spiritual
f. Kerusakan Komunitas
g. Perubahan proses fikir
h. Sindrom pasca trauma
Page 63 of 66
3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan dilaksanakan berdasarkan tinjauan kasus
yang disesuaikan dengan kondisi klien berdasarkan masalah yang
ditunjukkan klien pada saat pengkajian
4. Implementasi
Pelaksanaan implementasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan
intervensi yang ada berdasarkan tingkat pencapaian. Tidak ada modivikasi
implementasi karena secara umum klien mampu bekerja sama dalam setiap
intervensi yang dilakukan
5. Evaluasi
Evaluasi pada klien dilakukan dengan melihat respon data subjektif
dan objektif klien serta mengobservasi respon klien selama penerapan
asuhan keperawatan. Evaluasi juga meliputi analisa sejauh mana
pencapaian TUK yang telah dibuat untuk dilanjutkan ke TUK berikutnya.
Page 64 of 66
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tn.H adalah klien dengan diagnosa medik gangguan psikotik non organik
dan diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran, klien pernah sebelumnya
dirawat di RSJ Lawang. Pada kasus halusinasi pendengaran yang dialami oleh
Tn. H Tindakan yang dilakukan sesuai konsep teori adalah melakukan bina
hubungan saling percaya dengan klien, mengenal halusinasinya dan
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, mengontrol halusinasi dengan
cara minum obat, mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap,
mengontrol halusinasi dengan cara beraktivitas sehari-hari.
5.2 Saran
Page 65 of 66
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi
1.Bandung: RSJP.2000
Page 66 of 66