(Wahyudi, 2000). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar,
2006).
perubahan oleh usia yang terjadi pada individu yang sehat bebas dari
penyakit saraf “jelas” menua normal ditandai oleh perubahan gradual dan
Hendra Utama,1995).
B. Batasan Lansia
1
1. Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun
4 bagian:
C. Tipe-tipe Lansia
adalah:
mempunyai kegiatan.
3. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses
2
4. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
regenerasi.
Teori autoimun
3
menua terjadi berhubungan dengan peningkatan produk
autoantibodi.
Teori stress
Teori telomer
Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel
untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini
4
(2). Teori Kejiwaan Sosial
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
dimilikinya.
DNA.
5
Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol
proses penuaan.
1. Perubahan Fisik
a. Sel
b. Sistem Persyarafan
sentuhan.
c. Sistem Penglihatan.
6
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata,
warna menurun.
d. Sistem Pendengaran.
menyebabkan otosklerosis.
e. Sistem Cardiovaskuler.
mmHg.
7
tertentu, kemunduran terjadi beberapa factor yang
g. Sistem Respirasi.
h. Sistem Gastrointestinal.
absorbsi menurun.
i. Sistem Genitourinaria.
8
dan disertai penurunan frekuensi seksual intercrouse
j. Sistem Endokrin.
k. Sistem Kulit
l. System Muskuloskeletal.
2. Perubahan Mental
a. Perubahan fisik.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
9
d. Hereditas.
e. Lingkungan.
menit.
3. Perubahan Psikososial
dan sosioekonomi.
g. Penyakit kronis.
10
h. Kesepian, pengasingan dari lingkungan social.
j. Gizi
Menurut Hernawati Ina MPH (2006) perubahan pada lansia ada 3 yaitu
menetap.
11
d. Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada
atau pikun.
12
diabaikan pada kelompok usia lanjut yang mengalami
dehidrasi.
2. Kemunduran psikologis
berkepanjangan.
3. Kemunduran sosiologi
dan pemahaman usia lanjut itu atas dirinya sendiri. Status social
Perawatan Lansia
pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Psikis
13
b. Pendekatan Sosial
rasa persaudaraan.
c. Pendekatan Spiritual
14
DAFTAR PUSTAKA
jam 14.00.
Medika:Jakarta
Keperawatan:
15
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh
Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan,
anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar
kemungkinan berhasil.
urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
Artiritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau
sering disebut ³asam urat´ adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
16
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
B. Klasifikasi
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi
gangguan ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya
ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian
17
C. Etiologi
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
keduanya.
i. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal
yang sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh
18
karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal
kronik.
D. Patofisiologi
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini
tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
19
prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
fosforibosiltransferase (APRT).
E. Manifestasi Klinis
rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal
1. Hiperutisemia asimtomatik
3. Gout interkritikal
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95
persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya
sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
20
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada
remaja.
yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat
urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-
kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi
serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat
21
fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat
peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam
serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter
kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik
timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat
F. Pemeriksaan penunjang
22
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg
yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
G. Diagnosa
c. Artritis monoartikular
23
d. Sendi yang terkena bewarna kemerahan
g. Adanya tofus
h. Hiperurisemia
diare, atau tercapai dosis maksimal per hari 8 mg. Pada orang dengan
2. Pengobatan hiperurisemia
24
Diet rendah purin memegang peranan penting. Obat yang dapat
menurunkan kadar asam urat darah dibagi dua, yaitu golongan urikosurik
secara berkala dapat ditingkatkan menjadi 1-3 mg/hari dalam dosis terbagi
2-3 kali sehari. Obat golongan ini tidak boleh diberikan bila produksi urin
produksi dan eksresi asam urat berlebih, riwayat batu ginjal, volume urin
yang poten untuk mencegah konversi hipoxantine dan xantin menjadi asam
urat. Akibatnya kadar kedua zat tersebut akan meningkat dan akan dibuang
melalui ginjal.
25
5. Hiperurisemia sekunder karena penyakit mieloproliperatif, dapat
Dosis rata-rata 300mg/hari, tetapi pada orang tua dan penderita dengan
ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25%
pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada
suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam,
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada
I. Komplikasi
26
Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga
b. Anamnesa
- Identitas Klien
- Keluhan utama
auskultasi
c. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
27
- Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = >
diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental
sekali.
d. Diagnosa Keperawatan
28
3. Berikan obat anti gout 3.Obat anti gout
yang diresepkan dan bekrja dengan
evaluasi menghambat rabsorsi
keefektipannya. asam urat di tubulus
ginjal
29
termasuk modifikasi .
gaya hidup yang
konsisten dengan
mobilitas dan atau
pembatasan aktifitas.
30
melakukan aktfitas
DAFTAR PUSTAKA
Carpito, Lynda juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit :
EGG, jakarta
31
KONSEP TEORI RENDAM AIR JAHE HANGAT
32
sunti). Jahe mengandung lemak, protein, zat pati, oleoresin dan minyak
atsiri. Rasa hangat dan aroma yang pedas pada jahe disebabkan oleh
kandungan minyak atsiri dan senyawa oleoresin. Rasa hangat pada jahe
dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah lancar
(Kurniawati, 2010).
Berdasarkan penelitian Rusnoto dkk, 2015. Pemberian kompres
hangat memakai jahe untuk meringankan skala nyeri pada pasien asam
urat Di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan
kompres hangat memakai jahe adalah 6,00 (nyeri sedang), setelah
dilakukan kompres hangat memakai jahe adalah 3,67 (nyeri ringan). dan
hasil dari uji peringkat wilxocon didapat bahwa nilai hasil p value 0.000 (p
< 0.05 ) sehingga H0 ditolak disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
kompres hangat memakai jahe untuk meringankan skala nyeri pada pasien
asam urat di desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten
Grobogan.
33
B. SOP RENDAM KAKI AIR JAHE HANGAT
34
6. Tutup baskom/kaleng dengan handuk untuk
menjaga suhu
7. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika
suhu turun tambahkan air hangat sampai suhu
sesuai kembali
8. Setelah selesai (15 menit) angkat kaki lalu
keringkan dengan handuk
9. Rapikan peralatan
35
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANJUT USIA
Nama Panti : Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Malang
B. DATA INTI
kemudian pada tahun 1994 Rumah Asuh lansia dan anak asuh
udara yang lebih segar dan menyehatkan bagi para lansia karena dulu
waktu di Surabaya tempat ini dekat dengan pabrik dan bengkel mobil.
Semua penghuni panti werda Griya Asih makan sebanyak 3x/ hari,
kacang hijau 2x/minggu dengan rincian hari pembagian susu yaitu hari
Minggu, Rabu, dan Jumat. Pola istirahat tidur rata-rata 8-10 jam/hari.
2x/hari dengan 10 orang yang harus dibantu oleh perawat dan sisanya
36
b. Perilaku terhadap kesehatan
oleh panti. Diet makanan penghuni panti sudah diatur oleh ahli dapur
dinding yang sedikit retak, cat tembok ada yang sudah luntur,
kebersihan lantai baik, setiap hari disapu dan dipel, lantai tidak licin
dan terbuat dari tekel, ventilasi cukup karena setiap kamar terdapat
sebagai kebun
37
- Kamar mandi berjumlah 9 kamar mandi, disebelah timur 4 buah
perawat.
d. Pelayanan kesehatan
terbagi atas 2 shift pagi, sore dan malam. Tiap shift berjumlah 2 orang.
shift. Alat pemadam kebakaran tidak ada,kualitas air layak pakai dan
udara di lingkungan masih bersih dan sehat karena jauh dari industri
untuk para lansia. Untuk diluar ruangan tidak ada pegangan tapi
38
Penyebaran informasi diumumkan secara lisan oleh karyawan panti.
sebagian besar berasal dari keluarga dan gereja yang mengirim serta
sumbangan dari donatur. Di lingkungan panti tidak ada toko dan pasar
toko.
b. Data Demografi
- Jumlah anggota: 19 Orang (Yang dikaji 9 lansia)
- Distribusi Lansia menurut:
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin
NO JENIS KELAMIN JUMLAH PRESENTASE
.
1. P 9 100 %
2. L 0 0%
Jumlah 9 100 %
Intepretasi data :
1. 45-59 tahun 0 0%
39
3. 75-90 tahun 7 77,7%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
1. Kawin 8 88,8%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
1. Islam 0 0%
2. Kristen 9 100 %
3. Katolik 0 0%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
40
Berdasarkan tabel 2.4 diketahui agama yang paling banyak dianut di ruang
Fransiscus adalah yang paling banyak beragama kristen yaitu 9 orang
(100%).
1. SD 0 0%
2. SMP 3 33,3%
3. SMA/SMK 4 44,4%
5. Tidak Sekolah 0 0%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
c. Vital Statistik
2. Hipertensi 1 11,1%
41
2. Diabetes Melitus 0 0%
4. Dermatitis 0 0%
7. Osteoporosis 1 11,1%
8. Paru-Paru 0 0%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
42
NUTRISI MINUM
1. >2 liter/hari 0 0%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
3. 4-5 jam 0 0%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
43
. ELIMINASI ALVI
2. 2 kali sehari 0 0%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
3. Tongkat 2 22,2%
4. Kruk 0 0%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
44
Berdasarkan tabel 2.12 diketahui bahwa dari 9 lansia yang paling
banyak adalah menggunakan alat bantu seperti kursi roda sebanyak
3 orang (33,%), tanpa bantuan sebanyak 4 orang (44,4%) dan yang
paling sedikit adalah dengan tongkat 2 orang (22,2%).
1. Mandiri 4 44,4%
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
45
orang (55,5%) dan yang paling sedikit yaitu mengalami fungsi
intelektual kerusakan ringan sebanyak 1 orang (11,1%).
1. Merokok 0 0%
46
3. Minum alcohol 0 0%
6. Lemak 0 0%
7. Mengkonsumsi 5 55,5%
tinggi purin
Jumlah 9 100%
Interpretasi data:
C. DATA SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
a) Sarana Perumahan
bagian dalam keramik. Lantai sudah cukup baik untuk lansia karena di
47
desain lantai yang tidak licin dan tidak berbahaya bagi lansia.
b) Pekarangan
hias.
Sarana air bersih memadai berasal dari PDAM dan sumur bor, tiap
f) Sarana Mandi
Ditiap kamar mandi ruangan terdapat 1 kran air panas dan 1 kran air
dingin. Kondisi kamar mandi bersih, karena air yang mengalir jernih
48
dan bak mandi selalu bersih. Kondisi lantai tidak licin dan terdapat
g) Sarana SPAL
perempuan
-Pernah: 7 orang
-Belum: 22 orang
Pagi jam 04.30 WIB para lansia mandi. Setelah itu jam 07.00
Setelah makan siang para lansia beristirahat. Jam 14.30 para lansia
49
jadwal para lansia untuk makan. Setelah makan para lansia
beristirahat.
lansia berjalan, jalannya pun cukup luas dan lebar. Terdapat kursi
b. Keamanan lingkungan
Terdapat pos satpam di bagian depan panti dan selalu ada satpam
50
Nama Komunitas : Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih
DO :
Berdasarkan
pengkajian yang
telah dilakukan
didapatkan data
bahwa lansia yang
51
mengalami nyeri
kaki dan kesemutan
sebanyak 5 orang
(56 %).
Berdasarkan
pengkajian
didapatkan data
pasien merasa nyeri
saat dibuat
beraktifitas seperti
berjalan an pasin
napak meringis
menahan nyeri.
52
menggunakan kursi
roda atau walker.
DO :
Berdasarkan
pengkajian yang telah
dilakukan didapatkan
data bahwa lansia yang
menggunakan alat
bantu kursi roda
sebanyak 5 orang
(55,5%)
Berdasarkan
pengkajian
keseimbangan yang
telah dilakukan di
dapatkan bahwa para
lansia yang memiliki
Resiko jatuh tinggi
sebanyak 5 orang (56
%).
53
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
N DAFTAR DIAGNOSA
O
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses peyakit (asam urat) ditandai
dengan berdasarkan pengkajian yag telah dilakukan oleh kelompok
didapatkan bahwa sebagian besar lansia mengeluh nyeri pada kaki
sebanyak 5 rang (56 %)
54
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
55
Nama Kelompok Lansia : 9 Lansia Griya Asih
No Tanggal/Jam Implementasi
Dx
Dx-1 13-03-2020 1. Mengobservasi tanda-tanda vital
(08.00 WIB) 2. Mengkaji dan observasi PQRST (Penyebab,
Qualitas, Regional, Skala, Time) nyeri
(09.30 WIB) 3. Menjelaskan dan membantu lansia terkait dengan
tindakan penurunan nyeri secara non farmakologi
dan cara pencegahanya.
(10.00 WIB) 4. Mengajarkan rendam kaki air jahe hangat yang
dapat mengurangi intensitas nyeri
Dx-1 14-03-2020
(08.10 WIB) 1. Mengobservasi tanda-tanda vital
(09.00 WIB) 2. Mengkaji dan observasi PQRST (Penyebab,
Qualitas, Regional, Skala, Time) nyeri
(09.40 WIB) 3. Mengajarkan rendam kaki air jahe hangat yang
dapat mengurangi intensitas nyeri
56
- Sistem Pendanaan Panti
5. Komunikasi
6. Ekonomi
57
Status pekerjaan dari para lansia bermacam-macam jenisnya, ada
Saran ekonomi yang tersedia di dekat panti ada toko dan warung
selain itu juga dekat dengan pasar jaraknya kira-kira 3km dari panti
7. Rekreasi
panti tidak ada, yang ada hanyalah senam lansia yang dilakukan setiap
58
Denah RAAL Griya Asih
Keterangan:
1 Kantor
2 Ruang Makan
3 Dapur
4 Ruang Kamar
5 Ruang Makan
6 Ruang Kamar
7 Kamar Mandi
8 Halaman Jemuran
9 Aula
59
Jadwal Kegiatan Lansia Selama 1 Minggu
No Jam Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
1 03.30-05.00 Mandi Pagi Mandi Pagi Mandi Pagi Mandi Pagi Mandi Pagi Mandi Pagi Mandi Pagi
05.00-07.00 Menunggu Menunggu Menunggu Menunggu Menunggu makan Menunggu makan Menunggu
makan pagi makan pagi makan pagi makan pagi pagi pagi makan pagi
07.00-07.30 Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi
09.30-09.45 Makan Snack Makan Snack Makan Snack Makan Snack Makan Snack Makan Snack Makan Snack
60
14.30-16.00 Mandi Sore Mandi Sore Mandi Sore Mandi Sore Mandi Sore Mandi Sore Mandi Sore
16.00 Istirahat / Istirahat / Istirahat / Istirahat / Istirahat / Istirahat / Istirahat /
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Tekanan Darah Tekanan Darah TekananDara Tekanan Darah Tekanan Darah Tekanan Darah Tekanan Darah
h
17.00-17.30 Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam Makan Malam
61
PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN KOMUNITAS
Berdasarkan
pengkajian yang
telah dilakukan oleh
kelompok di
dapatkan bahwa
sebagian besar lansia
mengeluh nyeri pada
kaki dan sering
kesemutan sebanyak
5 orang (56 %). Serta
didapatkan
pengkajian :
P : Asam urat
Q : Cekot-cekot
R : Persendian kaki
S : 4-5
T : Terus-menerus
DO :
Berdasarkan
pengkajian yang
telah dilakukan
didapatkan data
bahwa lansia yang
mengalami nyeri
62
kaki dan kesemutan
sebanyak 5 orang (56
%).
Berdasarkan
pengkajian
didapatkan data
pasien merasa nyeri
saat dibuat
beraktifitas seperti
berjalan an pasin
napak meringis
menahan nyeri.
63
Berdasarkan pengkajian
yang telah dilakukan
didapatkan data bahwa
lansia yang
menggunakan alat bantu
kursi roda sebanyak 5
orang (55,5%)
Berdasarkan pengkajian
keseimbangan yang telah
dilakukan di dapatkan
bahwa para lansia yang
memiliki Resiko jatuh
tinggi sebanyak 5 orang
(56 %).
64
didapatkan data bahwa
lansia yang
menggunakan alat bantu
kursi roda sebanyak 3
orang dan yang memakai
walker 2 orang
Berdasarkan pengkajian
keseimbangan yang telah
dilakukan di dapatkan
bahwa para lansia yang
memiliki Resiko jatuh
tinggi sebanyak 5 orang
(56 %).
Barthel indeks di
dapatkan data bawa
lansia yang secara total
tidak bisa melakukan
kemandirian dalam
kehidupan sehari-hari
sebanyak 5 orang (56
%).
65
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses peyakit (asam urat) ditandai dengan berdasarkan
pengkajian yag telah dilakukan oleh kelompok didapatkan bahwa sebagian besar lansia
mengeluh nyeri pada kaki sebanyak 5 rang (56 %)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan nyeri ditandai dengan
berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan sebagian lansia
megeluh lemas pada kaki sebanyak 8 orang dan lansia yang tidak mampu berjalan sendiri
(dengan alat bantu) sebanyak 5 orang (56 %)
3. Resiko jatuh berhubungan dengan penggunaan alat bantu ditandai dengan berdasarkan
pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan bahwa lansia yang menggunakan
alat bantu sebanyak 5 orang (56 %) lansia dengan alat bantu kursi roda sebanyak 3 orang dan
yang menggunakan walker 2 orang.
66
Intervensi Keperawatan
67
EVALUASI
Nama Tensi
Oma Anance 120/70
Oma Tina 120/80
Oma Icai 110/70
Oma Yulan 110/80
Oma Rani 120/90
Oma Lilik 120/70
Oma Netty 120/90
14 Maret
Oma Rukayah 110/90
2020 Oma Tatik 130/80
S :
56% lansia mengatakan nyeri pada persendian kaki
berkurang dan kadang-kadang
P : Asam urat
Q : Cekot-cekot
R : Persendian kaki
S : 4-5
T : terus-menerus
68
O :
Kaku sendi
56% lansia memiliki riwayat penyakit asam urat
Nama Tensi
Oma Anance 110/80
Oma Tina 120/90
Oma Icai 110/80
Oma Yulan 120/80
Oma Rani 110/90
Oma Lilik 120/80
Oma Netty 120/80
Oma Rukayah 120/70
Oma Tatik 130/90
A : Masalah nyeri
kronis teratasi
P : Lanjutkan intervensi
69