Oleh :
Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada
NIM: 2030042
2. Proses Menua
Menua merupakan proses hidup yang tidak bisa dicegah oleh siapapun.
Karena proses menua berlangsung secara terus-menerus dan akan dialami oleh
seluruh makhluk hidup (Nugroho, 2012).
Dewasa merupakan tahap perkembangan yang maksimal, setelah itu jumlah
sel dalam tubuh akan berkurang dan mengakibatkan tubuh mengalami penurunan
fungsi. Inilah yang disebut sebagai proses penuaan. Jadi proses penuaan
merupakan suatu tahap menurunnya fungsi tubuh (Hidayatus, 2018).
1. Pengkajian
a) Data Demografi
Mengkaji identitas seperti nama,jenis kelamin (laki-laki / perempuan ) serta
usia yang akan dijadikan asuhan keperawatan, tempat tgl lahir, pendidikan
terakhir, agama, status perkawinan, alamat, orang yang terdekat dihubungi,
hubungan orang tersebut dengan klien dan alamat keluarga tersebut.
b) Riwayat keluarga
Dikaji gangguan, kemungkinan terdapat penyakit menular seperti
Hepatitis,HIV AIDS dan menurun seprti PJK,DM,HT dll
c) Riwayat pekerjaan
Perlu dikaji riwayat pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, jarak tempuh,
alat transportasi, social ekonomi karena mempuyai pengaruh dengan
kesehatan.
d) Riwayat lingkungan hidup
Dikaji tipe tempat tinggal, jumlah kamar, kondisi tempat tinggal, jumlah
orang yang tinggal dirumah, derajat privasi, tetangga dekat, alamat/telfon.
e) Riwayat rekreasi
Dikaji aktivitas rekreasi keluarga, hobby/minta, keanggotaan organisasi, dan
liburan perjalanan.
f) Sumber atau Sistem Pendukung yang Digunakan
Keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya berkunjung ke dokter mana,
rumah sakit mana, pelayanan kesehatan di rumah nya bagaimana dan lain
lain.
g) Kebiasaan Ritual
Dikaji tentang kegiatan keagamaan setiap harinya.
h) Status kesehatan
Dikaji status kesehatan umum selama setahun yang lalu, status kesehatan
umum selama 5 tahun yang lalu, keluhan-keluhan kesehatan
utama,pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan, obat-obatan
yang sering dikonsumsi, berapa banyak mengkonsumsi untuk setiap harinya,
bagaimana dan kapan menggunakannya, kaji status imunisasi, nutrisi dan
riwayat pengobatan.
i) Pemeriksaan Fisik
Dikaji dengan cara menggunakan IPPA dari ujung kepala sampai ujung kaki.
j) Pengkajian Status Fungsional, kognitif,afektif dan sosial
- Pengkajian Status fungsional (INDEKS KATZ)
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, berpindah, ke kamarkecil,
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, keuali satu
dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fingsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C,D,E, dan F
SKORE
+ - No. Pertanyaan Jawaban
1. Tanggal berapa hati ini ?
2 Hari apa sekarang ini ?
3 Apa nama tempat ini ?
4 Berapa nomor telepon anda ?
4a. Dimana alamat anda ?
(Tanyakan bila tidak
memiliki telpon)
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa Presiden Indonesia
sekarang ?
8 Siapa Presiden sebelumnya ?
9 Siapa nama kecil ibu Anda ?
10 Kurangi 3 dari 20dan tetap
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara
menurun?
Jumlah Kesalahan Total
Keterangan :
1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual Sedang
4. Kesalahan 8-10 Kerusakan intelektual Berat
Keterangan dilihat dari pendidikan :
(a) Bisa dimaklumi bisa lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan sekolah dasar
(b) Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalhan bila subjek mempunyai
pendidikan di atas sekolah menengah atas
(c) Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalhan untuk subyek kulit hitam dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang sama.
3) Depresi Beck
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi.
Inventaris Depresi Beck
Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di mengahadapinya mana saya
tak dapat
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan darinya saya tidak
dapat keluar
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu
dapat membaik tidak
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua,
suami, istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya
lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang tua pada umunya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak terduga sebagai bagian dari waktu yang
baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan mebunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan
diri sendiri
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen
dalam penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada
sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Ini memrlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian :
0-4 : depresi tidak ada atau minimal
5-7 : depresi berat
8-15 : depresi sedang
16 : depresi ringan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosis keperawatan pada lansia dapat bersifat actual, potensial, maupun
resiko. Diagnosis keperawatan lansia dapat berupa diagnosis keperawatan
individu, diagnosis keperawtan keluarga dengan lansia, atau diagnosis
keperawatan pada kelompok lansia. Berikut contoh diagnosis yang sering muncul
pada lansia :
- Diagnosis keperawatan pada lansia secara individu
a. Resiko kesepian berhubungan dengan deprivasi afek, deprivasi kateksis,
isolasi fisik.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
2. Diagnosis keperawatan pada keluarga dengan lansia
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuha tubuh pada keluarga Tn.X
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat lansia dengan
dyspepsia.
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada lansia Ny.G berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan perawatan lansia
dengan tuberculosis paru.
3. Diagnosis keperawatan pada kelompok lansia
a. Hambatan mobilitas fisik pada kelompok lansia di panti R berhubungan
dengan gangguan neuromuscular ditandai dengan 70% lansia mengatakan
tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri, 80% lansia menggunakan
kursi roda, 40% lansia menderita stroke.
b. Risiko injuri/jatuh pada keompok lansia dipanti Z berhubungan dengan
penurunan penglihatan ditandai dengan 85% lansia mengatakan tidak dapat
melihat dengan jelas, 70% lansia menderita katarak, 25% lansia pernah
terjatuh karena tidak jelas melihat jalan
3. Intervensi
Rencana keperawatan dimulai dengan prioritas diagnosis yang telah
ditentukan kemudian dilanjutkan dengan penentuan tujuan dan sasaran agar
kebutuhan klien terpenuhi. Rencana keperawtaan disusun untuk keberlangsungan
pelayanan dalam waktu yang tidak terbatas, sesuai dengan respon serta kebutuhan
klien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana keperawatan:
- Sesuaikan dengan tujuan yang spesifik dimana diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan dasar.
- Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
- Tentukan prioritas.
- Sediakan cukup waktu untuk klien.
- Dokumentasikan rencana keperawatan yang telah dibuat.
4. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan perencanaan sebelumnya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan format SOAP (evaluasi
formatif) dan SOAPIER (evaluasi sumatif).