Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Oleh :
Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada
NIM: 2030042

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2020
KONSEP DASAR LANSIA

1. Pengertian Lanjut Usia


Lanjut usia adalah sebuah tahapan terakhir pertumbuhan yang merupakan
proses alamiah dan dialami oleh setiap individu. Bisanya proses menua ditandai
dengan adanya perubahan fisik maupun psikologis (Selo J, Candrawati, 2017).
Sedangkan Menurut UU No.13 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia (Lanjut Usia)
merupakan sebuah fase menurunnya kemampuan psikologis dan fisik, yang di
mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.

2. Proses Menua
Menua merupakan proses hidup yang tidak bisa dicegah oleh siapapun.
Karena proses menua berlangsung secara terus-menerus dan akan dialami oleh
seluruh makhluk hidup (Nugroho, 2012).
Dewasa merupakan tahap perkembangan yang maksimal, setelah itu jumlah
sel dalam tubuh akan berkurang dan mengakibatkan tubuh mengalami penurunan
fungsi. Inilah yang disebut sebagai proses penuaan. Jadi proses penuaan
merupakan suatu tahap menurunnya fungsi tubuh (Hidayatus, 2018).

3. Teori Proses Menua


Proses penuaan dipandang sebagai proses total dan sudah dimulai saat masa
konsepsi. Adapun klasifikasi teori menua, antara lain (Hidayatus, 2018) :
a. Teori biologik
- Teori genetik dan mutasi
- Pemakaian dan rusak
- Autoimun
- Teori stres
- Teori radikal bebas
b. Teori sosial
- Teori aktivitas
- Teori pembebasan
- Teori kesinambungan
c. Teori psikologi
- Teori kebutuhan manusia menurut hirarki maslow
- Teori individual jung

4. Batasan Usia Lansia


Ada beberapa teori yang menunjukkan batasan usia pada lansia. Pada
program psikogeriatri (kesehatan jiwa usia lanjut) batasan usia lansia adalah umur
60 tahun, seperti yang diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia / World
Health Organization (WHO) yang menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia
pertengahan (middle age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 –
74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old)
diatas 90 tahun (Nugroho, 2014).
Batasan lansia terbagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama yaitu
pralansia (prasenilis) seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Berikutnya
adalah lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Selanjutnya adalah
lansia risiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun lebih atau seseorang
yang berusia 60 tahun tetapi memiliki masalah kesehatan. Berikutnya adalah
lansia potensial yaitu seseorang yang masih aktif dalam kegiatan, dan lansia tidak
potensial merupakan seorang lansia yang hidupnya bergantung pada orang lain
(Depkes RI 2003).

5. Perubahan yang Terjadi pada Lansia


Beberapa perubahan fungsi yang terjadi pada lansia antara lain seperti,
perubahan fisik, perubahan mental, dan perubahan psikososial. Perubahan fungsi
pada fisik meliputi perubahan pada sel, persarafan, penglihatan, kardiovaskuler,
respirasi, gastrointestinal, genitourinaria, endokrin, integumen, dan
muskuloskeletal. Perubahan fungsi mental dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
meliputi kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, dan lingkungan.
Sedangkan perubahan psikososial meliputi, pensiun (dikaitkan dengan peran
dalam pekerjaan), sadar akan kematian, dan perubahan dalam cara hidup
(Hidayatus, 2018).
Akibat dari proses penuaan mengakibatkan tubuh kehilangan banyak sel,
dan sel mengalami penurunan metabolisme. Proses ini menyebabkan adanya
penurunan pada fungsi tubuh dan akan terjadi perubahan pada mental dan
psikologis.
Perubahan fisik pada lansia terjadi pada beberapa sistem tubuh seperti
nutrisi, kulit, rambut, mata dan penglihatan, telinga dan pendengaran. Selain itu,
perubahan pada sistem pernafasan, kardiovaskular, gastrointestinal, ginjal,
reproduksi, saraf, imun, muskuloskeletal, dan sistem endokrin (Stocklager, 2007).
Perubahan mental pada lansia meliputi adanya sikap yang mudah curiga,
emosi, egois. Selain itu lansia mucul keinginan untuk memiliki umur yang
panjang, ingin dihormati orang lain, dan ingin tetap berwibawa (Bandiyah, 2009).
Perubahan psikososial pada lansia seperti masalah yang sering muncul pada
lansia yaitu, kecemasan, stres, ketakutan, khawatir, mudah tersinggung, kesepian,
dan kehilangan rasa kepercayaan diri (BKKBN, 2012). Pada lanjut usia
permasalahan psikologis muncul bila lansia tidak mampu menyelesaikan masalah
yang timbul sebagai akibat dari proses menua, salah satunya adalah perasaan
cemas (Lestari, Wihastuti, & Rahayu, 2013).

6. Masalah yang Sering Terjadi pada Lansia


Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi psikososial. Masalah
psikososial yang sering terjadi pada lansia pada lansia seperti, pensiun, pindah
tempat tinggal, menjanda atau menduda, sadar akan kematian teman dan keluarga,
kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga, penyakit kronis,
perubahan terhadap konsep diri, dan kesepian (Padila, 2013).
Sedangkan beberapa lansia juga memiliki permasalahan umum.
Permasalahan umum yang dialami oleh lansia seperti, semakin besar jumlah lansia
yang mengalami kemiskinan, melemahnya nilai keakraban sehingga kurang di
hormati, lahirnya kelompok masyarakat industri, rendahmya kualitas tenaga
professional pada pelayanan lansia, dan belum ada kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia (Hidayatus, 2018).

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan


Proses penuaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Maryam (2008)
faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan seperti hereditas (keturunan), asupan
makanan (nutrisis), status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stres.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a) Data Demografi
Mengkaji identitas seperti nama,jenis kelamin (laki-laki / perempuan ) serta
usia yang akan dijadikan asuhan keperawatan, tempat tgl lahir, pendidikan
terakhir, agama, status perkawinan, alamat, orang yang terdekat dihubungi,
hubungan orang tersebut dengan klien dan alamat keluarga tersebut.
b) Riwayat keluarga
Dikaji gangguan, kemungkinan terdapat penyakit menular seperti
Hepatitis,HIV AIDS dan menurun seprti PJK,DM,HT dll
c) Riwayat pekerjaan
Perlu dikaji riwayat pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, jarak tempuh,
alat transportasi, social ekonomi karena mempuyai pengaruh dengan
kesehatan.
d) Riwayat lingkungan hidup
Dikaji tipe tempat tinggal, jumlah kamar, kondisi tempat tinggal, jumlah
orang yang tinggal dirumah, derajat privasi, tetangga dekat, alamat/telfon.
e) Riwayat rekreasi
Dikaji aktivitas rekreasi keluarga, hobby/minta, keanggotaan organisasi, dan
liburan perjalanan.
f) Sumber atau Sistem Pendukung yang Digunakan
Keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya berkunjung ke dokter mana,
rumah sakit mana, pelayanan kesehatan di rumah nya bagaimana dan lain
lain.
g) Kebiasaan Ritual
Dikaji tentang kegiatan keagamaan setiap harinya.
h) Status kesehatan
Dikaji status kesehatan umum selama setahun yang lalu, status kesehatan
umum selama 5 tahun yang lalu, keluhan-keluhan kesehatan
utama,pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan, obat-obatan
yang sering dikonsumsi, berapa banyak mengkonsumsi untuk setiap harinya,
bagaimana dan kapan menggunakannya, kaji status imunisasi, nutrisi dan
riwayat pengobatan.
i) Pemeriksaan Fisik
Dikaji dengan cara menggunakan IPPA dari ujung kepala sampai ujung kaki.
j) Pengkajian Status Fungsional, kognitif,afektif dan sosial
- Pengkajian Status fungsional (INDEKS KATZ)

SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, berpindah, ke kamarkecil,
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, keuali satu
dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fingsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C,D,E, dan F

- Pengkajian Status Kognitif dan Afektif


1) SPMSQ (SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE)

SKORE
+ - No. Pertanyaan Jawaban
1. Tanggal berapa hati ini ?
2 Hari apa sekarang ini ?
3 Apa nama tempat ini ?
4 Berapa nomor telepon anda ?
4a. Dimana alamat anda ?
(Tanyakan bila tidak
memiliki telpon)
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa Presiden Indonesia
sekarang ?
8 Siapa Presiden sebelumnya ?
9 Siapa nama kecil ibu Anda ?
10 Kurangi 3 dari 20dan tetap
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara
menurun?
Jumlah Kesalahan Total
Keterangan :
1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual Sedang
4. Kesalahan 8-10 Kerusakan intelektual Berat
Keterangan dilihat dari pendidikan :
(a) Bisa dimaklumi bisa lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan sekolah dasar
(b) Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalhan bila subjek mempunyai
pendidikan di atas sekolah menengah atas
(c) Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalhan untuk subyek kulit hitam dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang sama.

2) MMSE (MINI MENTAL STATE EXAMINATION )


Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau kurang menunjukkan
adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.
NILAI PASIEN PERTANYAAN
MAKSIMUM
ORIENTASI
5 (Tahun), (Musim), (Tgl), (Hari), (Bulan) apa
sekarang ?
5 Dimana kita : (Negara bagian), (Wilayah),
(Kota), jika di RS (lantai berapa) ?
REGISTRASI
3 Nama 3 obyek (1 detik untuk mengatakan
masing-masing) tanykan klien ke 3 obyek
setelah anda telah mengatakan. Beri 1 point
untuk tiap jawaban yang benar, kemudian
ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan&catat. Percobaan :
1. Gelas
2. Sendok
3. Piring
PERHATIAN DAN KALKULASI
5 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti seelah 5
jawaban, berganti eja kata ke belakang) (7
kata dipilih eja dari belakang)
MENGINGAT
3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas,
beri 1 point untuk tiap kebenaran
BAHASA
9 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut taka da jika (dan atau
tetapi) 1 point
30 Nilai Total

Ikuti perintah 3-langkah:


“Ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh di lantai” (3 point)
Baca dan turuti hal berikut:
- “ Tutup mata Anda” (1 point)
- Tulis satu kalimat (1 poin)
- Menyalin gambar (1 poin)

3) Depresi Beck
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi.
Inventaris Depresi Beck
Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di mengahadapinya mana saya
tak dapat
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan darinya saya tidak
dapat keluar
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu
dapat membaik tidak
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua,
suami, istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya
lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang tua pada umunya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak terduga sebagai bagian dari waktu yang
baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan mebunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan
diri sendiri
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen
dalam penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada
sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Ini memrlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian :
 0-4 : depresi tidak ada atau minimal
 5-7 : depresi berat
 8-15 : depresi sedang
 16 : depresi ringan

- Pengkajian Status Sosial


Status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR keluarga.
Penilaian : jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poin 2), kadang-
kadang (poin 1), hamper tidak pernah (poin 0).
Tabel APGAR keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga (teman-teman) saya
untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya membicarakan
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3. Pertumbuhan Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya mengekspresikan
afek dan berespons terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman
saya dan saya menyediakan waktu
bersama-sama

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosis keperawatan pada lansia dapat bersifat actual, potensial, maupun
resiko. Diagnosis keperawatan lansia dapat berupa diagnosis keperawatan
individu, diagnosis keperawtan keluarga dengan lansia, atau diagnosis
keperawatan pada kelompok lansia. Berikut contoh diagnosis yang sering muncul
pada lansia :
- Diagnosis keperawatan pada lansia secara individu
a. Resiko kesepian berhubungan dengan deprivasi afek, deprivasi kateksis,
isolasi fisik.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
2. Diagnosis keperawatan pada keluarga dengan lansia
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuha tubuh pada keluarga Tn.X
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat lansia dengan
dyspepsia.
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada lansia Ny.G berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan perawatan lansia
dengan tuberculosis paru.
3. Diagnosis keperawatan pada kelompok lansia
a. Hambatan mobilitas fisik pada kelompok lansia di panti R berhubungan
dengan gangguan neuromuscular ditandai dengan 70% lansia mengatakan
tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri, 80% lansia menggunakan
kursi roda, 40% lansia menderita stroke.
b. Risiko injuri/jatuh pada keompok lansia dipanti Z berhubungan dengan
penurunan penglihatan ditandai dengan 85% lansia mengatakan tidak dapat
melihat dengan jelas, 70% lansia menderita katarak, 25% lansia pernah
terjatuh karena tidak jelas melihat jalan
3. Intervensi
Rencana keperawatan dimulai dengan prioritas diagnosis yang telah
ditentukan kemudian dilanjutkan dengan penentuan tujuan dan sasaran agar
kebutuhan klien terpenuhi. Rencana keperawtaan disusun untuk keberlangsungan
pelayanan dalam waktu yang tidak terbatas, sesuai dengan respon serta kebutuhan
klien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana keperawatan:
- Sesuaikan dengan tujuan yang spesifik dimana diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan dasar.
- Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
- Tentukan prioritas.
- Sediakan cukup waktu untuk klien.
- Dokumentasikan rencana keperawatan yang telah dibuat.
4. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan perencanaan sebelumnya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan format SOAP (evaluasi
formatif) dan SOAPIER (evaluasi sumatif).

Anda mungkin juga menyukai