LAB Luka Care 5. Memasukan kontras kedalam buli – buli SKILL 2C 2C 2C 2C 2C 6. Mendapatkan specimen urine steril 7. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urine RAWAT LUKA 8. Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation ) Pengertian : 9. Kateterisasi sementara ( intermitter catherization ) Membersihkan luka, mengobati luka dan menutup kembali luka dengan tekhnik Indikasi : steril. Retensi urin akut (misalnya pada benign prostatic hyperplasia, bekuan Tujuan : darah, gangguan neurogenik) 1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka. Obstruksi kronik yang menyebabkan hidronefrosis, serta tidak dapat 2. Memberi pengobatan pada luka. diperbaiki dengan obat atau tindakan bedah 3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien. Inkontinensia urin yang tidak tertangani dengan terapi lainnya, yang juga 4. Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka. dapat menyebabkan iritasi pada kulit sekitar kemaluan Indikasi : Inisiasi irigasi kandung kemih berkelanjutan Pasien yang luka baru maupun luka lama, luka post oprasi, luka bersih dan luka Dekompresi intermiten pada gangguan kandung kemih neurogenik kotor. Pemeliharaan kondisi higiene atau sebagai terapi paliatif (pasien terminal) Peralatan : pada kondisi pasien yang memerlukan istirahat (bedrest) dalam waktu lama 1. Pinset anatomis 7. Plester. Peralatan : 2. Pinset chirurgis 8. Desinfektan (Bethadin). 1. Handshoen steril 3. Gunting debridemand / gunting jaringan. 9. Cairan NaCl 0,9% 2. Handschoen on steril 4. Kassa steril. 10. Bengkok 3. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis 5. Kom kecil 2 buah. 11. Perlak / pengalas. 4. Urobag 6. Sarung tangan. 12. Verband. 13. Obat luka sesuai kebutuhan. 5. Doek lubang steril 7. Gunting plester. 6. Jelly 7. Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam spuit KATETER ( tanpa jarum ) Pengertian : 8. Larutan antiseptic + kassa steril Pemasangan kateter ini seringkali digunakan pada pasien-pasien yang tidak 9. Perlak dan pengalas mampu untuk membuang air kecil sendiri dengan normal. 10. Pinset anatomis Tujuan : 11. Bengkok 1. Menghilangkan distensi pada kandung kemih 12. Spuit10 cc berisi aquades 13. Urinal bag 2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap 14. Plester / hypavik 15. Gunting 3. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi 16. Sampiran 3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
OKSIGENASI Peralatan : 1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain Pengertian : persegi empat Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal kanul, 2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl simple mask, RBM mask dan NRBM mask. Tujuan : 3. Kapas kering atau tissue 1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen 2. Mencegah atau mengatasi hipoksia 4. 1 pasang sarung tangan bersih Peralatan : 1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan flowmeter 5. Kantong untuk balutan kotor dan humidifier yang berisi aquades sampai batas pengisian 2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan) 6. Baju ruangan / celemek 3. Plester (jika di butuhkan) 7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi 4. Gunting plester (jika di butuhkan) 5. Cotton budd 8. Zink salep BVM (OKSIGENASI) DGN ALAT Pengertian : Bantuan pernafasan dengan BVM (Bag Valve Mask) atau AMBU 9. Perlak adalah membantu pernafasan dengan menggunakan reservoir udara (air mask bag unit, AMBU ) 10. Plester dan gunting Tujuan : memberikan prosedur yang benar saat memberikan bantuan pernafasan dengan alat. 11. Obat desinfektan Cara : Perhatian gerakan dada, berikan udara inspirasi dengan perkiraan volume tidal 6-8 cc/kgBB, lepaskan untuk periode ekspirasi. Lakukan sebanyak 10-12 12. Bengkok kali/menit sampai dada nampak terangkat. 13. Set ganti balut. COLOSTOMY CARE NGT (Nasogastric tube) Pengertian : Pengertian : Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong NGT seringkali digunakan pada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan. dan pasien tidak sadar. NGT juga dapat digunakan sebagai kumbah lambung yaitu Tujuan : mengeluarkan isi atau zat-zat yang ada di lambung. 1. Menjaga kebersihan pasien Indikasi : -Klien dengan kesulitan menelan 2. Mencegah terjadinya infeksi -Pasien tidak sadar/koma -Keracunan -Adanya gangguan/masalah pada sistem pencernaan atas Kontraindikasi : -Klien dengan cedera cerebrospinal -Pada klien yang mengalami tumor di rongga hidung hingga esopagus Tujuan : -Sebagai alternatif dalam memberikan makanan berupa cairan ataupun obat-obatan -Mengirigasi atau mengeluarkan isi lambung karena keracunan/perdarahan -Mengurangi respon mual muntah -Sebagai alternatif pengambilan spesimen di lambung Komplikasi : -Jika selang NGT atau sonde memasukkannya ke duodenum atau jejunum dapat menyebabkan diare -Dapat menyebabkan kesulitan bernapas hingga aspirasi Ukuran NGT : - Dewasa : 14 - 20 - Anak : 8 – 16 - Bayi : 5 – 7 CVP GCS & ROM Infus EKG 4. Set rawat luka. 2C 2C 2C 2C LAB 5. Needle intriducer. 6. Syringe. KMB 7. Mandrin (guidewire). 8. Duk steril CVP Perawatan CVP : Pengertian : 1. CVP digunakan untuk mengukur tekanan pengisian jantung bagian kanan. CVP merupakan prosedur memasukkan kateter intravena yang fleksibel ke dalam Tekanan CVP normal berkisar antara 2 – 5 mmHg atau 3 – 8 cm H20. vena sentral klien dalam rangka memberikan terapi melalui vena sentral. Ujung 2. Bila hasil pengukuran CVP diatas normal, biasanya terjadi pada kasus dari kateter berada pada superior vena cava. Tekanan vena central (central venous overload, untuk mengkompensasinya jantung harus lebih kuat berkontraksi pressure) adalah tekanan darah di atrium kanan atau vena kava. Ini memberikan yang juga akan meningkatkan konsumsi O2 miokard. informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan jantung sebagai 3. Standar pengukuran CVP bisa menggunakan ukuran mmHg atau cmH2O, pompa, dan tonus vaskular dimana 1 mmHg = 1,36 cmH2O. Indikasi : 1. Klien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang GCS & ROM dapat menimbulkan syok. Penegertian : 2. Klien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi. Pemeriksaan Glasgow Coma Scale adalah suatu tindakan menilai secara kuantitaf 3. Klien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria). tingkat kesadaran pada pasien dengan gangguan neurologi 4. Klien dengan gagal jantung. Tujuan : 5. Klien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin). - Untuk mengetahui tingkat kesadaran pada pasien dengan gangguan neurologi 6. Klien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi secara kuantitatif yang meliputi : Respon mata, Respon mootorik Respon masif). verbal. Komplikasi : Indikasi : Px penurunan kesadaran 1. Perdarahan. Alat : Reflex hammer, penlight, bulpen, kertas hasil pemeriksaan 2. Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis). 3. Pneumothorak, hematothorak, hidrothorak. 4. Pericardial effusion. 5. Aritmia 6. Infeksi. 7. Perubahan posisi jalur. Pengkajian : 1. Mengkaji kembali program/instruksi medik. 2. Mengkaji kebutuhan klien akan perlunya pemasangan CVP. 3. Mengkaji tanda-tanda vital sebelum pemasangan atau operawtan CVP. 4. Mengkaji area pemasangan CVP. 5. Mengkaji adanya komplikasi akibat pemasangan CVP. Peralatan : 1. Kateter CVP sesuai ukuran, dan sesuai dengan jenis lumen (single, double, atau triple, tergantung dari kondisi klien). 2. Handsoen steril. 3. Set jahit luka. 13. Spalk dan kasa gulung bila perlu. ROM 14. Tempat cuci tangan Pengertian : 15. Alat tulis Latihan gerak aktif-pasif atau range of motion (ROM) adalah latihan yang Cara hitung tetesan : dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan Makro : 20 tetes Mikro : 45 – 60 tetes kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap. Rumus : Tujuan : Faktor tetes x volume cairan 1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat 60 x lama pemberian dalam jam dilakukan secara aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien. Contoh : 2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot Dokter menginstruksikan agar pasien menerima 500 mL cairan infus dalam kurun Indikasi : 8 jam, sementara faktor tetes yang ditetapkan ialah 20 1. Pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik 500 x 20 = 20,83 ( tetes sekitar 20m-21 dala 1 menit) 2. Pasien yang mengalami keterbatasan rentang gerak. 60 x 8
PEMASANGAN INFUS EKG
Pengertian : Pengertian : Memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahab potensial jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set. atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung. Elekrokardiogram adalah Tujuan : grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan 1. Sebagai tindakan pengobatan. dengan waktu. 2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit. Kegunaan : Indikasi : 1. Mengetahui kelainan-kelainan irama Jantung. 1. Pasien dengan dehidrasi. 2. Mengetahui kelainan- kelainan miokardium. 2. Pasien sebelum transfusi darah. 3. Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung. 3. Pasien pra dan pasca bedah, sesuai dengan program pengobatan. 4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit. 4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut 5. Mengetahui adanya gangguan perikarditis. 5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cairan Peralatan : infus. 1. Mesin EKG yang DIlengkapi 2 kabel : Peralatan : Satu kabel untuk listrik (power) 1. Seperangkat infust steril. Satu kabel untuk grount 2. Cairan infus yang diperlukan (Asering, RL, Dektrose 5%, Nacl 0,9%) Satu kabel untuk pasien 3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan. 2. Plat electrode : Plat electrode ekstremitas diikatkan dengan ban pengikat 4. Kapas alkohol dalam tempatnya. khusus dan electrode dada dengan balon penghisap. 5. Kain kassa steril dalam tempatnya. 3. Jelly electrode / air 6. Tourniquet. 4. Kertas EKG 7. Pengalas/perlak. 5. Kertas tissue 8. bengkok. Pemasangan elektrode : 9. Standar infus. 1. Pasang Elektrode ekstremitas atas pada pergelangan tangan searah dengan 10. Sarung tangan steril. telapak tangan. 11. Betadin. Merah : dipasang pada tangan kanan 12. Plester dan gunting perban. Kuning : dipasang pada tangan kiri 2. Elektrode ekstremitas bawah dipasang pada pergelangan kaki sebelah dalam Hitam : dipasang pada kaki kanan Hijau : dipasang pada kaki kiri 3. Pasang Elektode dada ( perikordial) V1 : dipasang pada spatium interkostal (SIC) ke 4 pinggir kanan sternum. V2 : dipasang pada spatium interkostal (SIC) ke 4 pinggir kiri sternum. V3 : dipasang ditengah antara V2 dan V4. V4 : dipasang pada spatium interkostal (SIC) ke 5 pinggir kiri sternum. V5 : dipasang sejajar V4 garis aksilaris kiri. V6 : Sejajar V4 garis mid aksilaris kiri.