BAB 1
PENDAHULUAN
Tua merupakan suatu kondisi alamiah yang terjadi karena adanya penurunan
fungsi pada fisik dan kondisi psikologis. Jadi tua dikatakan sebagai suatu kondisi
yang dapat menyebabkan lansia memiliki masalah pada kesehatan jiwa, masalah
kesehatan jiwa yang sering muncul pada lansia seperti cemas dan stress (Khamida
& Muhith, 2018). Cemas merupakan keadaan emosi pada diri seseorang yang
nyaman (Ifdil, 2017). Sedangkan stress adalah suatu respon tubuh yang sifatnya
yang memiliki beban pekerjaan yang berat dan seseorang tersebut tidak mampu
sulit tidur, dan cepat marah. Sehingga masalah tersebut menjadi faktor pencetus
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan sosial yang tidak mendukung
Annisa, & Sulistyowati, 2018). Stres menjadi masalah psikososial yang sering
2
terjadi pada lansia. Pada tahun 2008 kejadian stres di Indonesia persentasenya
Penelitian putri (2012) menunjukkan hasil persentase tingkat stress pada lansia
yang tinggal di panti yaitu 56,5% stres berat, 26,1% stres sedang, dan 17,4% stres
ringan. Sedangkan persentase tingkat stres lansia yang tinggal di rumah yaitu
56,5% stres ringan, 30,4% stres sedang, dan 13% stres berat. Hasil wawancara
ternyata dari 38 lansia didapatkan hampir 25% mengatakan bahwa mereka sering
keluarganya ke panti, dan mengalami sulit tidur. Hal ini yang mendasari tempat
psikologi. Dengan gejala kecemasan antara lain stress, mudah marah, letih,
minum, seks, dan ancaman akan keselamatan diri misalnya tidak mendapati
karakter diri, tidak mendapatkan pengakuan diri dari orang lain, dan tidak dapat
keluarga membawa lansia ke panti karena tidak mampu merawat lansia di rumah,
kejadian tersebut menyebabkan beban pikiran yang membuat lansia menjadi stres.
dan system korteks adrenal yang akan menstimulasi hormon kortisol. Hormon
3
kortisol menyebabkan penurunan pada sistem kekebalan tubuh, bila stres tidak
segera ditangani akan berpengaruh pada kesehatan dan kualitas hidup lansia (Sari,
Utami, & Suarnata, 2015). Untuk menurunkan tingkat kecemasan dan tingkat
stress pada lansia dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi non
farmakologis. Terapi farmakologis untuk penanganan cemas dan stres berupa obat
anti depresan dan anti cemas. Salah satu obat anti depresan dan anti cemas yaitu
stres salah satunya adalah terapi senam otak (Sari et al., 2015). Senam otak
menurunkan hormon adrenalin yang membuat ketegangan pada tubuh dan psikis,
yang akan membuat tubuh dan jiwa menjadi tenang dan seimbang (Lamuhammad,
2015).
Maka dari itu sebaiknya bagi Yayasan Panti Werdha untuk meningkatkan
untuk menurunkan tingkat kecemasan dan tingkat stres pada lansia dengan cara
mengajarkan senam otak. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
meneliti tentang pengaruh senam otak terhadap tingkat kecemasan dan tingkat
Apakah ada pengaruh senam otak terhadap tingkat kecemasan dan tingkat
1.2 Tujuan
Surabaya.
Surabaya.
1.3 Manfaat
1. Bagi Responden
diterapkan sebagai salah satu teknik dalam menurunkan tingkat kecemasan dan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan atau sumber data
DAFTAR PUSTAKA
Izzati, W., & Kurniawati, L. (2018). Perbedaan Terapi Kognitif Dan Senam Otak
Khamida, K., & Muhith, A. (2018). Senam Tai Chi dalam menurunkan
juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1472/1311
%0A%0A
Sari, N. P. A. R., Utami, P. A. S., & Suarnata, I. K. (2015). Pengaruh senam otak
terhadap tingkat stres lansia di panti sosial tresna werdha jara mara pati
Dan Di Luar Panti Werdha Pangesti Lawang. Nursing News, 2(3), 522–533.
https://doi.org/10.1039/b000000x
7
Silviliyana, M., Maylasari, I., Agustina, R., Annisa, L., & Sulistyowati, R. (2018).
Pusat Statistik.
https://doi.org/10.26699/jnk.v5i2.ART.p117