Anda di halaman 1dari 7

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tua merupakan suatu kondisi alamiah yang terjadi karena adanya penurunan

fungsi pada fisik dan kondisi psikologis. Jadi tua dikatakan sebagai suatu kondisi

yang dapat menyebabkan lansia memiliki masalah pada kesehatan jiwa, masalah

kesehatan jiwa yang sering muncul pada lansia seperti cemas dan stress (Khamida

& Muhith, 2018). Cemas merupakan keadaan emosi pada diri seseorang yang

dapat menimbulkan perasaan tidak menentu dan menyebabkan perasaan tidak

nyaman (Ifdil, 2017). Sedangkan stress adalah suatu respon tubuh yang sifatnya

tidak spesifik saat menghadapi suatu permasalahan. Contohnya seperti seseorang

yang memiliki beban pekerjaan yang berat dan seseorang tersebut tidak mampu

mengatasi pekerjaannya dengan baik, maka bisa dikatakan seseorang tersebut

sedang mengalami distress (Setyawan, 2017). Kenyataannya yang terjadi di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya adalah masih banyaknya lansia yang mengeluhkan

sering memikirkan penyakitnya, khawatir tentang keadaan keluarga dan anaknya,

sulit tidur, dan cepat marah. Sehingga masalah tersebut menjadi faktor pencetus

terjadinya gangguan kesehatan pada jiwa seperti kecemasan dan stress.

Lansia sering merasa kesepian, situasi tersebut bisa berdampak apabila

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan sosial yang tidak mendukung

dan dengan perekonomian yang rendah. Sehingga mengakibatkan lansia menjadi

cemas, stres, depresi, sampai skizofrenia (Silviliyana, Maylasari, Agustina,

Annisa, & Sulistyowati, 2018). Stres menjadi masalah psikososial yang sering
2

terjadi pada lansia. Pada tahun 2008 kejadian stres di Indonesia persentasenya

mencapai 10% dari total penduduk di Indonesia (Selo J, Candrawati, 2017).

Penelitian putri (2012) menunjukkan hasil persentase tingkat stress pada lansia

yang tinggal di panti yaitu 56,5% stres berat, 26,1% stres sedang, dan 17,4% stres

ringan. Sedangkan persentase tingkat stres lansia yang tinggal di rumah yaitu

56,5% stres ringan, 30,4% stres sedang, dan 13% stres berat. Hasil wawancara

peneliti terhadap salah satu pengurus Panti Werdha Hargodedali Surabaya,

ternyata dari 38 lansia didapatkan hampir 25% mengatakan bahwa mereka sering

mengeluhkan khawatir terhadap kondisi kesehatannya, merindukan kedatangan

keluarganya ke panti, dan mengalami sulit tidur. Hal ini yang mendasari tempat

penelitian di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, dikarenakan di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya terdapat banyak lansia yang mengalami gangguan tingkat

kecemasan dan gangguan tingkat stress.

Proses penuaan mengakibatkan lansia mengalami perubahan fisik dan

psikologi. Dengan gejala kecemasan antara lain stress, mudah marah, letih,

insomnia, dan sulit berkonsentrasi (Sukmawati, Pebriani, & Setiawan, 2018).

Kecemasan berawal dari resiko pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan,

minum, seks, dan ancaman akan keselamatan diri misalnya tidak mendapati

karakter diri, tidak mendapatkan pengakuan diri dari orang lain, dan tidak dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan (Izzati & Kurniawati, 2018). Alasan

keluarga membawa lansia ke panti karena tidak mampu merawat lansia di rumah,

kejadian tersebut menyebabkan beban pikiran yang membuat lansia menjadi stres.

Keadaan stres mengaktifkan hipotalamus untuk mengendalikan system simpatis

dan system korteks adrenal yang akan menstimulasi hormon kortisol. Hormon
3

kortisol menyebabkan penurunan pada sistem kekebalan tubuh, bila stres tidak

segera ditangani akan berpengaruh pada kesehatan dan kualitas hidup lansia (Sari,

Utami, & Suarnata, 2015). Untuk menurunkan tingkat kecemasan dan tingkat

stress pada lansia dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi non

farmakologis. Terapi farmakologis untuk penanganan cemas dan stres berupa obat

anti depresan dan anti cemas. Salah satu obat anti depresan dan anti cemas yaitu

golongan benzodiazepam seperti alprazolam, yang dapat menyebabkan

ketergantungan. Sedangkan terapi non farmakologis untuk penanganan cemas dan

stres salah satunya adalah terapi senam otak (Sari et al., 2015). Senam otak

bermanfaat untuk merilekskan pikiran, membuat pikiran menjadi tenang,

meminimalisir cemas, dan stres. Senam otak difokuskan untuk merelaksasi

dimensi pemusatan seperti mengoptimalkan penerimaan oksigen ke otak,

merangsang dimensi lateralis untuk mengurangi ketegangan otak, dan

memperbaiki dimensi pemfokusan agar dapat berkonsentrasi. Gerakan pada

senam otak dapat menstimulasi neocortex dan saraf parasimpatik untuk

menurunkan hormon adrenalin yang membuat ketegangan pada tubuh dan psikis,

yang akan membuat tubuh dan jiwa menjadi tenang dan seimbang (Lamuhammad,

2015).

Maka dari itu sebaiknya bagi Yayasan Panti Werdha untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan lansia, dengan memberikan kegiatan pengarahan

untuk menurunkan tingkat kecemasan dan tingkat stres pada lansia dengan cara

mengajarkan senam otak. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

meneliti tentang pengaruh senam otak terhadap tingkat kecemasan dan tingkat

stress pada lansia di Panti Werdha Surya Surabaya.


4

1.1 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh senam otak terhadap tingkat kecemasan dan tingkat

stress pada lansia di Panti Werdha Surya Surabaya?

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap tingkat kecemasan dan

tingkat stress pada lansia di Panti Werdha Surya Surabaya.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan sebelum diberikan senam otak pada

lansia kelompok kontrol dan kelompok intervensi di Panti Werdha Surya

Surabaya.

2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan sesudah diberikan senam otak pada

lansia kelompok kontrol dan kelompok intervensi di Panti Werdha Surya

Surabaya.

3. Mengidentifikasi tingkat stress sebelum diberikan senam otak pada lansia

kelompok kontrol dan kelompok intervensi di Panti Werdha Surya Surabaya.

4. Mengidentifikasi tingkat stress sesudah diberikan senam otak pada lansia

kelompok kontrol dan kelompok intervensi di Panti Werdha Surya Surabaya.

5. Menganalisa pengaruh senam otak terhadap tingkat kecemasan dan tingkat

stress pada lansia di Panti Werdha Surya Surabaya.


5

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya manfaat

senam otak untuk mengurangi kecemasan dan stres pada lansia.

1.3.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Dapat memberi pengetahuan baru kepada para responden mengenai

pentingnya mengerti tentang penyakit yang di hadapi dan memberikan informasi

tentang senam otak.

2. Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

diterapkan sebagai salah satu teknik dalam menurunkan tingkat kecemasan dan

tingkat stres pada lansia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan atau sumber data

bagi penelitian selanjutnya.


6

DAFTAR PUSTAKA

Ifdil, D. F. A. &. (2017). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia

(Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00

Izzati, W., & Kurniawati, L. (2018). Perbedaan Terapi Kognitif Dan Senam Otak

Terhadap Penurun Ansietas Pada Lansia Di PSTW Sabai Nan Aluih

Sicincin. 5(2), 47–51.

Khamida, K., & Muhith, A. (2018). Senam Tai Chi dalam menurunkan

Kecemasan Lansia. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and

Midwifery), 5(3), 218–223.

Lamuhammad, F. H. (2015). Manfaat Brain Gym terhadap Penurunan Tingkat

Depresi pada Usia Lanjut. Majority, 4(11), 47–52. Retrieved from

juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1472/1311

%0A%0A

Sari, N. P. A. R., Utami, P. A. S., & Suarnata, I. K. (2015). Pengaruh senam otak

terhadap tingkat stres lansia di panti sosial tresna werdha jara mara pati

singaraja. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 2(1), 30–35.

Selo J, Candrawati, P. (2017). Perbedaan Tingkat Stres Pada Lansia Di Dalam

Dan Di Luar Panti Werdha Pangesti Lawang. Nursing News, 2(3), 522–533.

Setyawan, A. B. (2017). Hubungan Antara Tingkat Stres Dan Kecemasan Dengan

Kejadian Hipertensi Pada Lansia DiKlinik Islamic Center (Vol. 5).

https://doi.org/10.1039/b000000x
7

Silviliyana, M., Maylasari, I., Agustina, R., Annisa, L., & Sulistyowati, R. (2018).

Statistik Penduduk Lanjut Usia. In D. Susilo & R. Sinang (Eds.), Badan

Pusat Statistik.

Sukmawati, A. S., Pebriani, E., & Setiawan, A. A. (2018). Kecemasan Lansia Di

Balai Pelayanan Sosial Tresna Wredha ( BPSTW ) (Vol. 5).

https://doi.org/10.26699/jnk.v5i2.ART.p117

Anda mungkin juga menyukai