OLEH:
Rio Tri Wahyu, S.Kep.
NIM. 1901031023
OLEH:
Rio Tri Wahyu, S.Kep.
NIM. 1901031023
Asuhan keperawatan pada Ny.M dengan resiko jatuh di Wisma Dahlia UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha telah dilakukan pada tanggal 30 Januari-6 Februari 2020 oleh
mahasiswa praktik profesi ners.
Nama : Rio Tri Wahyu, S. Kep.
NIM : 1901031023
Nama Pasien : Ny.M
Diagnosis Keperawatan:
Mengetahui,
Ns. Sofia Rhosma Dewi, S. Kep., M. Kep. Ns. Sri Wahyuni, M. Kep. Sp. Kep. Kom.
NIDN. 0724128403 NIDN. 0720097502
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO JATUH
A. Pengertian
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor
berperan di dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut
seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah,
kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai
yang licin dan tidak rata, tersandung benda – benda, penglihatan kurang
karena cahaya kurang terang, dan sebagainya.
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai / tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka ( Reuben, 1996 ).
B. Faktor resiko
Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa
stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh:
1. Sistem sensori
Yang berperan di dalamnya adalah: visus (penglihatan), pendengaran,
fungsi vestibuler, dan proprioseptif. Semua gangguan atau perubahan
pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. Semua penyakit
telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. Vertigo tipe
perifer sering terjadi pada lansia yang diduga karpena adanya
perubahan fungsi vestibuler akibat proses manua. Neuropati perifer
dan penyakit degeneratif leher akan mengganggu fungsi propriosep tif
(Tinetti, 1992). Gangguan sensorik tersebut menyebabkan hampir
sepertiga penderita lansia mengalami sensasi abnormal pada saat
dilakukan uji klinik.
2. Sistem saraf pusat ( SSP )
SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input
sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan
normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi
SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik (Tinetti,
1992).
3. Kognitif
Pada beberapa penelitian, dementia diasosiasikan dengan
meningkatkan risiko jatuh.
4. Muskuloskeletal ( Reuben, 1996; Tinetti, 1992; Kane, 1994;
Campbell, 1987; Brocklehurs, 1987 ).
Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang
benar – benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap
terjadinya jatuh.Gangguan muskuloskeletal. Menyebabkan gangguan
gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan dengan proses menua yang
fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses menua tersebut
antara lain disebabkan oleh:
a. Kekakuan jaringan penghubung
b. Berkurangnya massa otot
c. Perlambatan konduksi saraf
d. Penurunan visus / lapang pandang
e. Kerusakan proprioseptif
Yang kesemuanya menyebabkan:
1) Penurunan range of motion ( ROM ) sendi
2) Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan
ekstremitas bawah
3) Perpanjangan waktu reaksi
4) Kerusakan persepsi dalam
5) Peningkatan postural sway ( goyangan badan )
F. KOMPLIKASI
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi – komplikasi seperti : ( Kane,
1994; Van – der – Cammen, 1991 )
1. Perlukaan ( injury )
Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau
tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / vena, Patah tulang (fraktur) :
Pelvis, Femur (terutama kollum), humerus, lengan bawah, tungkai
bawah, kista, Hematom subdural.
2. Perawatan rumah sakit
a. Komplikasi akibat tidak dapat bergerak ( imobilisasi )
b. Risiko penyakit – penyakit iatrogenik
3. Disabilitas
a. Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik.
b. Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri, dan
pembatasan gerak
4. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan (nursing home)
5. Mati
G. PENCEGAHAN
Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila
sudah terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap
memberatkan.
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan, antara lain : ( Tinetti, 1992; Van –
der – Cammen, 1991; Reuben, 1996 )
1. Identifikasi faktor resiko
2. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan ( gait )
3. Mengatur / mengatasi fraktur situasional
H. PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Setiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan assesmen seperti dibawah
ini: (Kane, 1994; Fischer, 1982)
1. Riwayat Penyakit (Jatuh)
Anamnesis dilakukan baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh
atau keluarganya. Anamnesis ini meliputi :
a. Seputar jatuh
b. Gejala yang menyertai : nyeri dada, berdebar – debar, nyeri kepala
tiba-tiba, vertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak
nafas.
c. Kondisi komorbid yang relevan : pernah stroke, Parkinsonism,
osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi,
defisit sensorik.
d. Review obat – obatan yang diminum : antihipertensi, diuretik,
autonomik bloker, antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik,
psikotropik.
e. Review keadaan lingkungan : tempat jatuh, rumah maupun tempat-
tempat kegiatannya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital
b. Kepala dan leher : penurunan visus, penurunan pendengaran,
nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising.
c. Jantung : aritmia, kelainan katup
d. Neurologi : perubahan status mental, defisit fokal, neuropati
perifer, kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor.
e. Muskuloskeletal : perubahan sendi, pembatasan gerak sendi
problem kaki ( podiatrik ), deformitas.
3. Assesmen Fungsional
Dilakukan observasi atau pencarian terhadap :
a. Fungsi gait dan keseimbangan : observasi pasien ketika dari
bangku langsung duduk dikursi, ketika berjalan, ketika membelok
atau berputar badan, ketika mau duduk dibawah.
b. Mobilitas : dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat
bantu, memakai kursi roda atau dibantu
c. Aktifitas kehidupan sehari – hari : mandi, berpakaian, bepergian,
kontinens.
http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/27/pengkajian-dan-pancegahan-
jatuh-pada-lansia/
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
g. Riwayat jatuh
Klien mengatakan pernah jatuh 3 tahun yang lalu saat menuruni tangga
5. RIWAYAT SOSIAL
a. Kondisi pasangan :
Klien mengatakan suaminya meninggal karena kecelakaan
b. Riwayat pekerjaan terdahulu :
Klien mengatakan dulu bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan tukang pijat
c. Hobi dan aktifitas yang disukai :
Klien mengatakan mengisi waktu luangnya untuk istirahat dengan duduk-duduk
didepan wisma dan bercerita dengan teman sekamar.
d. Pola kebiasaan :
Klien mengatakan kebiasaan duduk di depan kamar, menyapu dan tidur
e. Pengaturan lingkungan tempat tinggal :
Klien mengatakan tinggal sekamar dengan Ny.L, kamar mandi klien berada di luar
kamar, pencahayaan kamar cukup terang
f. Jejaring sosial:
Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di PSTW seperti senam, bernyanyi di
aula maupun kegiatan lainnya
g. Cakupan asuransi kesehatan :
-
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum :
Klien mengatakan sering mengalami nyeri kepala dan kaki terasa kesemuutan
b. Tanda – Tanda Vital :
TD : 150/90 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 19 x/menit
S : 36,4oC
c. Integument :
Kulit tidak ada bekas luka, warna sawo matang dan tampak keriput
d. Hematopoetic :
Tidak ada perdarahan
e. Kepala :
Rambut bersih, tampak acak-acakan, warna putih beruban, kulit kepala bersih,
kepala simetris, tidak ada tanda-tanda trauma kepala
f. Mata :
Penglihatan mulai rabun, alis dan bulu mata (+), anemis (-), sklera putih, pergerakan
mata atas bawah samping normal
g. Telinga:
Telinga bersih, Pendengaran baik
h. Hidung :
Hidung bersih, penciuman baik, perdarahan (-), inflamasi membran mukosa (-)
i. Mulut dan tenggorokan :
Mulut: warna bibir merah kehitaman, tidak ada lesi, pedarahan pada gusi (-), gigi
bersih, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut
j. Leher :
Leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, gerak sendi pada leher baik,
nadi karotis (+)
k. Pernafasan :
I : dada simetris,
P : nyeri tekan (-)
P : sonor
A : vesikuler
l. Punggung :
Punggung normal tidak ada kelainan
Lordosis (-)
Skoliosis (-)
Kifosis (-)
m. Cardiovaskuler :
I : dada simetris, tidak ada bekas luka, ictus cordis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : sonor
A : reguler
n. Gastrointestinal :
I : perut flat
P : nyeri tekan (-)
P : timpani
A : BU 12 x/menit
o. Perkemihan :
- BAK klien 4-5 x/hari
- BAK klien mandiri
p. Genitalia :
-
q. Persarafan :
- GCS : 4 5 g
- Penciuman baik, pendengaran baik, perabaan baik
r. Muskuloskeletal
- Edema (-)
- Sianosisi (-)
- Trisep dan bisep normal
- Kekuatan otro
5 3
5 3
7. PENGKAJIAN NUTRISI
BB :44kg TB : 160 cm BBI: 47,3 kg
Screening Sko
a. Adakah penurunan 1
intake makanan dalam 3 bulan terakhir akibat penurunan nafsu makan,
masalah pencernaan atau akibat kesulitan menelan atau mengunyah ?
0 = penurunan intake makanan yang berat
1 = penurunan intake makanan moderat
b. Penurunan BB selama 3 bulan terakhir 1
0 = penurunan BB lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan BB 1- 3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
c. Mobilitas 2
0 = tidak dapat turun dari bed, atau hanya duduk di kursi
1 = dapat bangkit dari bed/kursi namun tidak dapat berpindah dengan bebas
2 = dapat berpindah dengan bebas
d. Apakah mengalami stress psikologis atau mengidap penyakit dalam 3 bula 0
n terakhir?
0 = ya
e. Masalah psikoneurologis 1
0 = demensia berat atau depresi
1 = demensia ringan
2 = tidak mengalami masalah psikologis
F1. Body mass index
0 = BMI kurang dari 19
1 = BMI 19 – 21
2 = BMI 21 – 23
3 = BMI lebih dari 23
Jika BMI tidak dapat dikaji, gantikan pertanyaan pada poin F1dengan poin F2
Jika BMI sudah terkaji, pertanyaan pada poin F2 tidak perlu dikaji
F2. Lingkar lengan atas 0
0 = LLA kurang dari 31 cm
3 = LLA lebih dari 31 cm
Total 5
Interpretasi : Malnutrisi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK
TOTAL 15
b. SPSMQ
4 6 Jumlah
FORMAT ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK
11. PENGKAJIAN
STATUS
DEPRESI
Screening :
a. Dalam sebulan terakhir apakah Anda merasa sedih, putus asa dan
tertekan ? (ya/tidak)
b. Dalam sebulan terakhir, apakah Anda mengalami penurunan minat
dalam beraktifitas ? (ya/tidak)
Jika terdapat jawaban ya, lanjutkan pada kuisioner berikut
Hambatan dalam
c. beribadah : Tidak kuat berdiri lama, dan menekuk kaki
f. Persepsi tentang kematian : Pasrah dengan kematian dan ingin dimakamkan di rumah
IMPLEMENTASI
Dx Tgl / jam Implementasi Paraf
2 30-01-20 1. Memonitoring & Evaluasi Rio
- Karakteristik nyeri
R/ Nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri saat berjalan
- Skala nyeri
R/ Skala nyeri 4
- Ekspresi wajah
R/ Wajah klien meringis
- TTV
R/ TD: 140/80 mmHg, N: 83x/m, RR: 20x/m, S:
36,50c
IMPLEMENTASI
Dx Tgl / jam Implementasi Paraf
31-01-10 1. Memonitoring & Evaluasi Rio
- Karakteristik nyeri
R/ Nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri saat berjalan
- Skala nyeri
R/ Skala nyeri 4
- Ekspresi wajah
R/ Wajah klien meringis
- TTV
R/ TD: 150/70 mmHg, N: 85x/m, RR: 19x/m, S: 360c
EVALUASI
Dx Tgl / jam Evaluasi Paraf
I 29-01-20 S : Klien mengatakan sakit sudah pada kaki saat berjalan Rio
O:
- Klien berjalan dengan perlahan
- Klien berjalan tidak menggunakan alat bantu
- Gangguan keseimbangan skor 90
- Sakit pada saat berjalan
- Tidak terdapat cedera
A :Masalah belum teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
II
S : Klien mengatakan lututnya masih nyeri, skala nyeri 4,
nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, nyeri
dirasa saat beraktivitas dan nyeri hilang saat
beraktivitas
O:
- Skala nyeri 3
- Wajah klien tampak meringis
- Klien memegangi bagian yang sakit
- TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 85 x/menit
S : 36,2 °C
RR : 19 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
EVALUASI
Dx Tgl / jam Evaluasi Paraf
I 30-01-20 S : Klien mengatakan sakit sudah pada kaki saat berjalan Rio
O:
- Klien berjalan dengan perlahan
- Klien berjalan tidak menggunakan alat bantu
- Gangguan keseimbangan skor 90
- Sakit pada saat berjalan
- Tidak terdapat cedera
A : Masalah belum teratasi
II P : Intervensi dilanjutkan
EVALUASI
Dx Tgl / jam Evaluasi Paraf
I 31-01-20 S : Klien mengatakan sakit sudah berkurang pada kaki Rio
saat berjalan
O:
- Klien dapat berjalan dengan baik
- Klien berjalan tidak menggunakan alat bantu
- Gangguan keseimbangan skor 90
- Sakit pada saat berjalan
- Tidak terdapat cedera
A :Masalah belum teratasi
P :Intervensi dilanjutkan Rio
II
S : Klien mengatakan lututnya masih nyeri, skala nyeri 4,
nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, nyeri
dirasa saat beraktivitas dan nyeri hilang saat
beraktivitas
O:
- Skala nyeri 4
- Wajah klien tampak meringis
- Klien memegangi bagian yang sakit Rio
- Klien tampak memijat kakinya
A : Masalah belum teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
EVALUASI
Dx Tgl Evaluasi Paraf
I 1-02-2020 S: Klien mengatakan sakit sudah berkurang Rio
pada kaki saat berjalan
O:
- Klien dapat mempertahankan
keseimbangan tubuhnya
- Klien berjalan secara perlahan
- Klien tidak enggunakan alat bantu
jalan
- Klien menggunakan alas kaki sandal
dari bahan karet
- Klien tidak jatuh saat berdiri maupun
berjalan
- Klien tidak terjatuh saat ke kamar
mandi
A: masalah resiko jatuh tertatasi
P: intervensi dihentikan
II S : Klien mengatakan lututnya masih nyeri, Rio
skala nyeri 4, nyeri seperti ditusuk-tusuk,
nyeri hilang timbul, nyeri dirasa saat
beraktivitas dan nyeri hilang saat
beraktivitas
O:
- Skala nyeri 3
- Wajah klien tampak rileks
- Klien dapat berjalan jauh
- Klien tampak memijat kakinya
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P :Intervensi dilanjutkan
III S : Klien mengatakan sudah makan Rio
O:
- Klien makan 1 porsi habis pagi hari
- Klien makan 2x/hari
- Napsu makan kurang
- Minum 2 botol/hari
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
EVALUASI
Dx Tgl Evaluasi Paraf
I 2-02-2020 S: Klien mengatakan sakit sudah berkurang pada kaki saat Rio
berjalan
O:
- Klien dapat mempertahankan
keseimbangan tubuhnya
- Klien berjalan secara perlahan
- Klien tidak enggunakan alat bantu jalan
- Klien menggunakan alas kaki sandal dari bahan
karet
- Klien tidak jatuh saat berdiri maupun berjalan
- Klien tidak terjatuh saat ke kamar mandi
A: masalah resiko jatuh tertatasi
P: intervensi dihentikan
II S : Klien mengatakan lututnya masih nyeri, skala nyeri 3, Rio
nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, nyeri
dirasa saat beraktivitas dan nyeri hilang saat
beraktivitas
O:
- Skala nyeri 3
- Wajah klien tampak rileks
- Klien tampak duduk di depan kamar
- Klien tampak memijat kakinya
- Klien dapat berjalan jauh
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P :Intervensi dilanjutkan
III S : Klien mengatakan sudah makan Rio
O:
- Klien makan 1 porsi habis pagi hari
- Klien makan 3x/hari
- Napsu makan meningkat
- Minum 2 botol/hari
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan