Anda di halaman 1dari 52

PRESENTASI JURNAL

TERAPI KOMPLEMENTER GUNA MENURUNKAN NYERI PASIEN GASTRITIS


DI RUANG PAVILIUN BOUGENVILE RSUD DR. H. KOESNADI
BONDOWOSO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penugasan Departemen KMB

Oleh Kelompok 11:


Rio Tri Wahyu, S. Kep 19.0103.1023
Ayu Arumsari Hartanti, S. Kep 19.0103.1018
Enggar Ayu Pratiwi, S. Kep 19.0103.1001
Argo One Prasetyo N, S.Kep 19.0103.1049

DEPARTEMEN KMB PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019

i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata No. 49 Telp.(0331) 336728 Fax. 337957 Kotak Pos 104 Jember
68121 Website : http://www.unmuhjember.ac.id,
E-mail : Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

BERITA ACARA

Pada hari ini Jum’at, 15 November 2019 pukul 10.00 – selesai di Ruang Bugenville RSU Dr.
H Koesnadi Bondowoso, telah dilaksanakan kegiatan Presentasi Jurnal mengenai “Terapi
Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis: Literatur Review”

Bondowoso, 15 November 2019

Ketua Pelaksana

Rio Tri Wahyu, S.Kep


NIM : 19 0103 1023

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Ginanjar Sasmito Adi, M.Kep.,Sp.Kep.M.B Ns. Efie Mindaryati, S.Kep


NIDN.0710029002 NIP. 197403272003122009
Mengetahui,

PJMK KMB Kepala Ruangan Bugenville


FIKES UNMUH Jember RSU Dr. H Koesnadi

Ns. Ginanjar Sasmito Adi, M.Kep.,Sp.Kep.M.B Ns. Novi Satyaningrum, S.Kep


NIDN.0710029002 NIP. 197311101997032004

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas telaah jurnal yang berjudul ”Terapi
Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis: Literatur Review”. Jurnal ini dibuat
guna memenuhi syarat untuk tugas Departemen Keperawatan Medikal Bedah.

Penulis merasa bahwa selesainya tugas ini karena bimbingan dan bantuan, maka
peneliti mengucapkan terimakasih dan penghormatan yang setinggi-tinginya kepada:

1. Ns. Ginanjar Sasmito Adi, S. Kep., M. Kes., Sp. Kep.M.B selaku PJMK Keperawatan
Medikal Bedah sekaligus dosen pembimbing akademik.
2. Ns. Novi Setyaningrum., S. Kep selaku kepala ruangan paviliun bougenvile RSUD
Dr. H. Koesnadi Bondowoso
3. Ns. Efie Mindaryati., S. Kep, selaku pembimbing klinik ruangan paviliun bougenvile
RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso
Dalam telaah jurnal ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khusunya bidang keperawatan.

Bondowoso, November 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN BERITA ACARA ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
C. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
D. Anlisa PICOT .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
A. Konsep Nyeri ..................................................................................... 6
B. Pengkajian Nyeri ............................................................................... 7
C. KonsepTerapi Komplementer ............................................................ 8
D. Metode yang dilakukan...................................................................... 9
1) Relaksasi Nafas Dalam ............................................................... 9
2) Pijat (Massage Effleurage) ......................................................... 11
3) Guided Imagery .......................................................................... 14
4) Teknik Kompres Hangat ............................................................. 17
5) Relaksasi Genggam Jari.............................................................. 19
BAB III CRITICAL APRRAISAL .............................................................. 21
A. Critical Aprraisal ............................................................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 27
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 33
A. KESIMPULAN.................................................................................. 33
B. SARAN .............................................................................................. 33
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 34
Lampiran ........................................................................................................ 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyeri atau rasa sakit merupakan respon yang paling dipahami oleh individu ketika
mengalami cidera. Hal ini juga merupakan pengalaman pribadi yang diekspresikan secara
berbeda oleh masing-masing individu dan nyeri termasuk sensasi ketidaknyamanan yang
bersifat individual. Rasa sakit melekat pada sistem syaraf manusia dan merupakan
pengalaman individual yang berlangsung lama. The International Associaton for The Study
of Pain (2010) memberikan definisi yang paling banyak dijadikan acuan yaitu berdasarkan
faktor yang berkaitan dengan waktu dan kesesuaian dengan penyakit. Nyeri merupakan
sensasi yang rumit, unik, dan universal. Dalam banyak literatur menyebutkan bahwa
adanya definisi nyeri yang berbeda-beda dan hal ini merefleksikan bahwa sifat nyeri yang
subjektif sehingga ada keragaman dalam cara memahami dan mengkategorikan
pengalaman manusia yang kompleks ini. Nyeri memiliki konstruk multidimensional yaitu
hubungan antara penyakit (sebagai pengalaman biologis) dan rasa sakit (sebagai
pengalaman ketidaknyamanan dan disfungsi) sehingga sangat sulit untuk menguraikannya
dengan jelas (Ospina dan Harstall, 2002).
Keluhan adanya rasa nyeri atau sakit sering kali merupakan alasan individu untuk
mendapatkan perawatan medis. Nyeri lebih merupakan pengalaman psikologis dan bentuk
dari distress manusia yang paling umum, menetap dan seringkali berkontribusi terhadap
penurunan kualitas hidup (Hadjistravopoulos and Craigh, 2004).Nyeri juga berfungsi
sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh melalui peringatan ke otak mengenai
adanya jaringan yang mungkin sedang dalam keadaan bahaya. Nyeri sebenarnya
merupakan salah satu signal bagi individu mengenai adanya kerusakan dalam tubuh
(Hadjam, 2011). Intensitas nyeri seringkali menunjukan tingkat kerusakan atau cidera yang
dialami individu.
Penyakit pada sistem pencernaan adalah penyebab paling umum terjadinya nyeri.
Salah satunya penyakit gastritis atau yang biasanya di kenal dengan maag. Gastritis
merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung (Nurhanifah, Afni, & Rahmawati,
2018).Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan gastritis yang membuat angka kejadian
gastritis juga meningkat menurut World Health Organization (WHO) angka kematian di
dunia akibat kejadian gastritis di rawat inap yaitu 17- 21% dari kasus yang ada pada tahun
2012. Di Indonesia menurut WHO (2012) adalah 40,8%. Angka

1
kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Waluyo & Suminar 2017).
Salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien gastritis adalah nyeri. Nyeri
yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. (Raghavan dan Holmgren
2012). Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami
mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih,
menghembuskan nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh
(gelisah, otot tegang, mondarmandir, dll), interaksi sosial (menghindari percakapan,
disorientasi waktu) (Judha, 2012 dalam Supetran, 2018).
Salah satu terapi non-farmakologi yang dapat diberikan pada penderita yang
mengalami nyeri pada gastritis adalah terapi komplementer (Indayani 2018). Terapi
komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan untuk menangani berbagai
penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai pengobatan alternatif.
Terapi komplementer tidak dilakukan dengan tindakan bedah dan obat komersial yang
diproduksi secara masal, namun biasanya menggunakan berbagai jenis terapi dan obat
herbal. Keberhasilan obat alternatif komplementer telah teruji oleh penelitian yang
membuktikan bahwa terapi ini dapat membantu menghilangkan rasa sakit dan mual.
Beberapa tindakan mandiri yang dapat di laksanakan perawat untuk membantu klien
yaitu dengan menggunakan Manajemen Nyeri untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri
dan meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien yaitu dengan menggunakan teknik distraksi, relaksasi
(Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres air hangat, teknik
relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari.
Didapatkan fenomena di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso khususnya diruang
Pavillium Bougenvile III yang terjadi pasien sering merasakan nyeri abdomen dan
terkadang meminta perawat untuk memasukkan obat agar nyeri atau sakitnya cepat hilang
dan sembuuh. Dengan adanya fenomena ini perawat berinisiatif untuk mengambil masalah
terapi non farmakologi pada pasien nyeri abdomen.

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis di ruang
rawat inap.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mendapatkan gambaran terapi komplementer guna menurunkan nyeri pasien gastritis
di ruang rawat inap.
1.2.2.1 Mendapatkan gambaran terapi komplementer guna menurunkan nyeri pasien gastritis
setelah dilakukan intervensi teknik distraksi, relaksasi (Menggunakan napas dalam),
pijat efflurage, guided imaginary, kompres air hangat, teknik relaksasi otot progresif
dalam, relaksasi genggam jari yang melakukan dirawat di ruang rawat inap.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Memberikan gambaran baru bagi pasien dalam mengidentifikasi masalah-masalah
yang sulit diatasi dalam manajemen nyeri secara mandiri sehingga mendapatkan
solusi terbaik yang disesuaikan dengan keyakinan kuat dari pasien dalam
mengatasinya.
1.3.2 Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penerapan jurnal ini dapat menjadi metode edukasi yang baru yang bias
diterapkan pada pelayanan keperawatan sehingga penerapan edukasi tidak hanya
berfokus pada pengetahuan dan skills saja tetapi menyeluruh pada aspek afektif dan
psikologis juga.
1.3.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penerapan jurnal ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu keperawatan
dan menjadi salah satu acuan dalam pengelolaan masalah psikososial pada pasien
nyeriabdomen.

3
1.4 Analisa PICOT
Judul: Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis: Literatur Review
Penulis: Andinna Dwi Utami & Imelda Rahmayunia Kartika
Jurnal: REAL in Nursing Journal (RNJ) Research of Education and Art Link in Nursing
Journal
1.4.1 Problem (MASALAH YANG DITEMUKAN DI TEMPAT PRAKTIK)
Didapatkan fenomena di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso khususnya diruang
Pavillium Bougenvile III yang terjadi pasien sering merasakan nyeri abdomen dan
terkadang meminta perawat untuk memasukkan obat agar nyeri atau sakitnya cepat
hilang dan sembuuh. Dengan adanya fenomena ini perawat berinisiatif untuk
mengambil masalah terapi non farmakologi pada pasien nyeri abdomen.
1.4.2 Intervention
Salah satu tugas perawat yaitu memberikan rasa nyaman kepada pasien khususnya
pasien nyeri abdomen dimana pasien tersebut sering mengeluhkan gangguan rasa
nyaman. Kebanyakan, terapi yang digunakan dalam mengurangi rasa nyeri
menggunkan terapi farmakologi, terapi tersebut merupakan terapi utama dalam
mengurangi rasa nyeri. Namun, terapi farmakologi memiliki efek samping misalnya
menggunakan sejenis opioid yang memiliki efek samping mual dan muntah. Maka dari
itu untuk menghindari dari efek samping tersebut terapi non-farmakologi
(komplementer) adalah solusi yang tepat dalam meningkatkan dan mengurangi efek
dari terapi farmakologi tersebut. Intervensi keperawatan yang bias dilakukan adalah
pemberian program terapi non-farmakologi berupa terapi komplementer yang
merupakan metode manajemen nyeri (relaksasi) berupa intervensi teknik distraksi,
relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres air
hangat, teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari.
1.4.3 Comparasion intervention
Kebanyakan managemen nyeri yang dilakukan selain terapi farmakologi yaitu distraksi
dimana terapi tersebut sudah sering dilakukan oleh perawat yang berada di setiap
ruangan.
1.4.4 Outcome
Dengan penerapan terapi komplemen terdapat menjadi salah satu sarana metode baru
dalam management nyeri berupa relaksasi diharapkan metode tersebut menjadi terapi
tambahan dalam mengurangi dan menghilangkan efek samping dari terapi farmakologi
sehingga nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang.

4
1.4.5 Time
Pelakasanaan dilakukan selama 3 hari dan diobservasi delama 5 kali dalam sehari

1.5 Review Jurnal


Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat
mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
superfisial yang menjadi penyebab terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Nyeri
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang aktual dan potensial. Manajemen Nyeri yang menggunakan teknik distraksi,
relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres air
hangat, teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari. Metode yang
digunakan digunakan dalam ‘Literatur review diawali dengan pemilihan topik, kemudian
ditentukan keyword untuk pencarian jurnal menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris melalui beberapa database antara lain Google Scholar, Ebscho, dan Pro Quest.
Pencarian ini dibatasi untuk jurnal mulai tahun 2009 sampai 2019. Berdasarkan beberapa
penjelasan yang telah dikemukakan, bahwa terapi komplementer yang paling sering
digunakan adalah relaksasi nafas dalam, karena relaksasi nafas dalam yang digunakan
untuk proses terapi tersebut sangat membantu meringankan nyeri yang dialami pasien oleh
karena itu memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat dilakukan secara mandiri
oleh pasien.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP NYERI

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang
untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit
atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat
mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun
(Smeltzer, 2001).

1. Klasifikasi Nyeri
Menurut Smeltzer (2001), nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Nyeri akut
Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera
spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal
ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan
kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan
nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut
biasanya menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi
kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi,
nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik
hingga enam bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu
periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan
dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis
dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk
diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan
yang diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang
sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis
biasanya menjadi masalah dengan sendirinya.

6
Pengukuran Nyeri

Pengukuran nyeri dapat dilihat dari tanda-tanda karakteristik yang ditimbulkan, yaitu:

1. Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi

2. Nyeri sedang atau moderat memiliki karakteristik : Peningkatan frekuensi pernafasan,


Peningkatan tekanan darah, Peningkatan kekuatan otot, dilatasi pupil.

3. Nyeri berat memiliki karakteristik : Muka pucat, Otot mengeras, Penurunan frekuensi
nafas dan tekanan darah, Kelelahan dan keletihan.

B. PENGKAJIAN NYERI
Pengkajian Nyeri PQRST
Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST
P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah karena terkena ruda paksa /
benturan..? Akibat penyayatan..? dll.

Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering
terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris, dll.

R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke
daerah lain / area penyebarannya..?

S : Skala Nyeri
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS untuk gangguan kesadaran, skala nyeri /
ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan

7
T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan nyeri
tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara mendadak atau bertahap..? Acut atau
Kronis..?

C. KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER


Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrewset al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas
atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips
& Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan,
dan jiwa dalamkesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

Terapi komplementer ada yang invasif dan non-invasif. Contoh terapi komplementer
invasif adalahakupuntur dan cupping (bekam basah) yangmenggunakan jarum dalam
pengobatannya.Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi(reiki, chikung, tai chi,
prana, terapi suara), terapibiologis (herbal, terapi nutrisi, food combining,terapi jus, terapi
urin, hidroterapi colon dan terapisentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi,reiki,
rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock et al.,1999)

8
D. METODE YANG DILAKUKAN
1. Relaksasi Napas Dalam
a. Definisi Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas
lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas
secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer
dan Bare, 2002 dalam Wijayanti dan Dirdjo 2015).
b. Tujuan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Relaksasi nafas dalam yang digunakan untuk proses terapi tersebut sangat membantu
meringankan nyeri yang dialami pasien oleh karena itu memudahkan dalam proses
penyembuhan. (Waluyo & Suminar 2017).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI ABDOMEN
Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002
dalam Wijayanti dan Dirdjo 2015).
Tujuan Relaksasi nafas dalam yang digunakan untuk proses terapi
tersebut sangat membantu meringankan nyeri yang dialami
pasien oleh karena itu memudahkan dalam proses
penyembuhan. (Waluyo & Suminar 2017).
Indikasi Pasien dengan nyeri abdomen
Persiapan alat -
PersiapanPasien a. Inform consent dengan klien tentang pelaksanaan teknik
relaksasi nafas dalam pada klien nyeri abdomen.
b. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan tentang hal-
hal yang akan dilakukan.

9
c. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Pelaksanaan a. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi
dapat duduk atau jika tidak mampu dapat berbaring di
tempat tidur.
b. Instruksikan klien untuk menarik atau menghirup nafas
dalam dari hidung sehingga rongga paru-paru terisis oleh
udara melalui hitungan 1, 2, 3, 4 kemudian ditahan sekitar
3-5 detik.
c. Instruksikan klien untuk menghembuskan nafas, hitung
sampai tiga secara perlahan melalui mulut.
d. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi supaya rasa
cemas yang dirasakan bisa berkurang, bisa dengan
memejamkan mata.
e. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga kecemasan
pasien berkurang.
f. Ulangi sampai 5 kali
g. Lakukan sampai nyeri berkurang
Evaluasi a. Evaluasi respon pasien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Berikan reinforcement positif
d. Menganjurkan pasien untuk menggunakan relaksasi
nafas dalam apabila pasien mengalami nyeri
e. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
f. Mencuci tangan

Dokumentasi a. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan


pelaksanaan
b. Catat respon pasien terhadap tindakan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
Refrensi Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis Praktik
Klinik Keperawatan Pada Pasien Gastritis
Dengan Pemberian Relaksasi Nafas Dalam Dan
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Akut
Akibat Gastritis Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie

10
Samarinda Tahun 2015.” Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Samarinda.

2. Pijat (Massage Effleurage)


a. Definisi Pijat (Massage Effleurage)
Massage (pijatan) adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi
guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi.
Gerakangerakan dasar meliputi: gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan,
gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga,
menepuk- nepuk, memotong- motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap
gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang
berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan yang
dibawahnya (Henderson, 2006 dalam Hanggarwati , 2015).
b. Tujuan Teknik Effleurage
Teknik effleurage artinya menekan degan lembut memijat atau melutut dengan tangan
untuk melancarkan peredara darah. Dengan teknik memijat dan tenang berirama,
bertekanan lembut kearah distal atau kearah bawah ( cassar, mp.1999). suatu rangsangan
pada kulit abdomen dengan melakukan usapan menggunakan ujung-ujung jari telapak
tangan dengan arah gerakan membentuk pola geraka seperti kupu-kupu abdomen seiring
degan pernafasan abdomen (potter dan perry 2006). Kedua tekik tersebut bertujuan
untuk meingkatkan sirkulasi darah, member tekanan, menghangatkan otot abdomen dan
meningkatkan relaksasi fisik (jurnal occupational and environment medicine, 2008)

11
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PIJAT TERHADAP NYERI ABDOMEN

Pengertian Massage (pijatan) adalah tindakan penekanan oleh tangan


pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa
menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna
menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau
meningkatkan sirkulasi (Henderson, 2006 dalam
Hanggarwati , 2015).
Tujuan Teknik effleurage artinya menekan degan lembut memijat
atau melutut dengan tangan untuk melancarkan peredara
darah. Dengan teknik memijat dan tenang berirama,
bertekanan lembut kearah distal atau kearah bawah ( cassar,
mp.1999). suatu rangsangan pada kulit abdomen dengan
melakukan usapan menggunakan ujung-ujung jari telapak
tangan dengan arah gerakan membentuk pola geraka seperti
kupu-kupu abdomen seiring degan pernafasan abdomen
(potter dan perry 2006). Kedua tekik tersebut bertujuan
untuk meingkatkan sirkulasi darah, member tekanan,
menghangatkan otot abdomen dan meningkatkan relaksasi
fisik (jurnal occupational and environment medicine, 2008)
Indikasi Pasien dengan nyeri abdomen
Persiapan alat -
PersiapanPasien a. Inform consent dengan klien tentang pelaksanaan teknik
pijat (Massage effeluarge) dalam pada klien nyeri
abdomen.
b. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan tentang hal-
hal yang akan dilakukan.
c. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Pelaksanaan 1) Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur terlentag rileks
dengan menggunakan satu atau dua bantal, kaki
diregangkan 10 cm dengan kedua lutut refleksi
membentuk 45 derajat.
2) Pada waktu timbul kontraksi
a) Letakkan kedua ujung-ujung jari diatas simfisisis

12
pubis.
b) Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung
jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan
konstan kesamping.
c) Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi
pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan
tersebuut menuju perut bagian bawah diatas simfisis
pubis melalui umbilikus.
d) Lakukan berulang- ulang selama ada kontraksi (
Yuliatun, 2008).
Evaluasi a. Evaluasi respon pasien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Berikan reinforcement positif
d. Menganjurkan pasien untuk menggunakan pijat
(massage effeluarge) apabila pasien mengalami nyeri
e. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
f. Mencuci tangan
Dokumentasi a. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan
pelaksanaan
b. Catat respon pasien terhadap tindakan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
Refrensi Hanggarwati, N. D. (2015). Analisis Praktik Klinik
Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Dan
Pijat Efflurage Terhadap Nyeri Abdomen. Karya
Tulis Ilmiah. Program Studi Profesi Ners: STIKes
Muhammadiyah Samarinda

13
3. Guided Imagery
a. Definisi Teknik Relaksasi Guided Imagery
Guided imagery merupakan imajinasi yang dirancang secara khusus untuk mencapai
efek positif. Dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan maka akan terjadi
perubahan aktifitas motorik sehingga otot-otot yang tegang menjadi relaks, respon
terhadap bayangan menjadi semakin jelas. Hal tersebut terjadi karena rangsangan
imajinasi berupa hal-hal yang menyenangkan akan dijalankan kebatang otak menuju
sensor thalamus untuk diformat. Sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke
amigdala dan hipokampus, sebagian lagi dikirim ke korteks serebi. Sehingga pada
korteks serebi akan terjadi asosiasi pengindraan.
b. Tujuan Teknik Relaksasi Guided Imagery
Guided imagery dapatberfungsi sebagai pengalih perhatian dari stimulus yang
menyakitkan dengan demikian dapat mengurangi respon nyeri (Jacobson, 2006, dalam
Kristanti, 2014). Efek guided imagery and music (GIM) membuat responden merasa
rileks dan tenang. Responden menjadi rileks dan tenang saat mengambil oksigen di
udara melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi
lancar serta dikombinasikan dengan imajinasi terbimbing.

14
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI ABDOMEN

Pengertian Guided imagery merupakan imajinasi yang dirancang secara


khusus untuk mencapai efek positif. Dengan membayangkan
hal-hal yang menyenangkan maka akan terjadi perubahan
aktifitas motorik sehingga otot-otot yang tegang menjadi
relaks, respon terhadap bayangan menjadi semakin jelas.
Tujuan Guided imagery dapatberfungsi sebagai pengalih perhatian
dari stimulus yang menyakitkan dengan demikian dapat
mengurangi respon nyeri (Jacobson, 2006, dalam Kristanti,
2014).
Indikasi Pasien dengan nyeri abdomen
Persiapan alat -
PersiapanPasien a. Inform consent dengan klien tentang pelaksanaan teknik
guided imagery pada klien nyeri abdomen.
b. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan tentang hal-
hal yang akan dilakukan.
c. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Pelaksanaan a. Anjurkan klien mengenakan pakaian yang longgar.
b. Tidur dengan posisi yang nyaman.
c. Anjurkan klien untuk menutup mata dengan lembut.
d. Minta klien menarik napas dalam dan perlahan untuk
menimbulkan relaksasi.
e. Minta klien untuk menggunakan seluruh panca indranya
dalam menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan
tersebut.
f. Mulailah membayangkan tempat yang menyenangkan dan
dapat dinikmati.
g. Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan
emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya, dan bantu
klien untuk mengekplorasi respons terhadap
bayangannya.

15
h. Ulangi 10 sampai 15 menit sampai Anda tertidur.
i. Ciptakan lingkungan yang sunyi dan bebas dari
gangguan (Berman, 2009).
Evaluasi a. Evaluasi respon pasien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Berikan reinforcement positif
d. Menganjurkan pasien untuk menggunakan guided
imagery apabila pasien mengalami nyeri
e. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
f. Mencuci tangan
Dokumentasi a. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan
pelaksanaan
b. Catat respon pasien terhadap tindakan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
Refrensi Nurhanifah, D, Afni, A.R.N & Rahmawati. (2018).
“Pengaruh Guided Imaginary Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Di Banjarmasin).
Healthy Mu-Journal. 2(1): 24–30

16
4. Teknik Kompres Hangat
a. Definisi Teknik Kompres Hangat
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan
mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal. Pada
umumnya panas cukup berguna untuk pengobatan. Panas meredakan iskemia dengan
menurunkan kontraksi dan meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat dapat menyebabkan
pelepasan endorfin tubuh sehingga memblok transmisi stimulasi nyeri. (Subekti &
Utami, 2011).
b. Tujuan Teknik Kompres Hangat
Panas meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi dan meningkatkan sirkulasi.
Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorfin tubuh sehingga memblok
transmisi stimulasi nyeri. (Subekti & Utami, 2011)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI ABDOMEN

Pengertian Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada


daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tujuan a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
Indikasi Pasien dengan nyeri abdomen
Persiapan alat
a. Botol berisi air hangat
b. Handuk
c. Alas
d. Jam untuk mengatur waktu kompres
PersiapanPasien a. Inform consent dengan klien tentang pelaksanaan teknik
kompres hangat pada klien nyeri abdomen.
b. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan tentang hal-
hal yang akan dilakukan.
c. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Pelaksanaan a. Cuci tangan 6 langkah

17
b. Mengucapkan salam terapeutik
c. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
kepada responden
d. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
e. Pertahankan privasi pasien selama tindakan dilakukan
f. Bawa peralatakan ke dekat pasien
g. Mengukur skala nyeri sebelum dilakukan tindakan
kompres hangat pada klien dengan nyeri abdomen.
h. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin. Rileks kan
tubuh, tangan dan kaki (motivasi dan anjurkan pasien
untuk rileks)
i. Pasien diminta dalam proses terapi berbaring dengan
tenang.
j. Pastikan pasien dalam posisi nyaman dan rileks
k. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan di kompres
l. Kompres daerah yang dibutuhkan dengan waslap/botol
yang diberi air hangat.
m. Lakukan tindaka ini selama 15-30 menit atau ganti air
ketika sudah tidak hangat lagi
n. Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
o. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
p. Cuci tangan
Evaluasi a. Evaluasi respon pasien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Berikan reinforcement positif
d. Menganjurkan pasien untuk menggunakan
terapikompres hangat apabila pasien mengalami nyeri
e. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
f. Mencuci tangan
Dokumentasi a. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan
pelaksanaan
b. Catat respon pasien terhadap tindakan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
Refrensi Waluyo, Sunaryo Joko, & Suminar, Seka. (2017).
“Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien
Gastritis Di Klinik Mboga Sukoharjo A N.” 5(1):
20–32

18
5. Relaksasi Genggam Jari
a. Definisi
Teknik genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi sederhana yang mudah di lakukan
oleh siapapun yang berhubungan dengan tangan dan aliran tubuh manusia. Teknik
relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri kita jika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri (Perry,2005).
b. Tujuan
1) Mengurangi nyeri, perasaan takut dan cemas
2) Mengurangi perasaan panik,khawatir dan terancam
3) Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
4) Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi
5) Melancarkan aliran dalam darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP NYERI ABDOMEN

Pengertian Teknik genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi


sederhana yang mudah di lakukan oleh siapapun yang
berhubungan dengan tangan dan aliran tubuh manusia.
Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri kita
jika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan
emosi pada nyeri (Perry,2005).
Tujuan a. Mengurangi nyeri, perasaan takut dan cemas
b. Mengurangi perasaan panik,khawatir dan terancam
c. Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
d. Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi
e. Melancarkan aliran dalam darah
Indikasi Pasien dengan nyeri abdomen
Persiapan alat -
PersiapanPasien a. Inform consent dengan klien tentang pelaksanaan teknik
genggam jari pada klien nyeri abdomen.
b. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan tentang hal-
hal yang akan dilakukan.
c. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin

19
Pelaksanaan a. Atur posisi yang nyaman pasien
b. Perhatikan privasi pasien
c. Cuci tangan 6 langkah
d. Peganglah jari di mulai dari ibu jari selama 2-3 menit,
bisa menggunakan tangan mana saja
e. Tarik nafas yang dalam dengan lembut
f. Hembuskan nafas secara perlahan dan teratur
g. Ketika menarik nafas, hiruplah bersama perasaan tenang,
damai, dan berpikirlah untuk mendapatkan kesembuhan
h. Ketika menghembuskan napas, hembuskanlah secara
perlahan sambil melepaskan perasaan dan masalah yang
mengganggu pikiran dan bayangkan emosi yang
mengganggu tersebut keluar dari pikiran
i. Lakukan selama 5-10 menit

Evaluasi a. Evaluasi respon pasien


b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Berikan reinforcement positif
d. Menganjurkan pasien untuk menggunakan genggam jari
apabila pasien mengalami nyeri
e. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
f. Mencuci tangan
Dokumentasi a. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan
pelaksanaan
b. Catat respon pasien terhadap tindakan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
Refrensi Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis Praktik
Klinik Keperawatan Pada Pasien Gastritis
Dengan Pemberian Relaksasi Nafas Dalam Dan
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Akut
Akibat Gastritis Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2015.” Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Samarinda.

20
BAB III
CRITICAL APPRAISAL

CRITICAL POINT CRITICAL


YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL APPRAISAL
Apakah peneliti Pada jurnal ini, peneliti mencantumkan abstrak terdiri
mencantumkan abstrak di dari:
dalam jurnal? ABSTRAK
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa
lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan
pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya
epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab
terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Nyeri
ABSTRAK √ adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan
potensial. Manajemen Nyeri yang menggunakan teknik
distraksi, relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat
efflurage, guided imaginary, kompres air hangat, teknik
relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari.
Metode yang digunakan digunakan dalam ‘Literatur
review diawali dengan pemilihan topik, kemudian
ditentukan keyword untuk pencarian jurnal

21
menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
melalui beberapa database antara lain Google Scholar,
Ebscho, dan Pro Quest. Pencarian ini dibatasi untuk jurnal
mulai tahun 2009 sampai 2019. Berdasarkan beberapa
penjelasan yang telah dikemukakan, bahwa terapi
komplementer yang paling sering digunakan adalah
relaksasi nafas dalam, karena relaksasi nafas dalam yang
digunakan untuk proses terapi tersebut sangat membantu
meringankan nyeri yang dialami pasien oleh karena itu
memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat
dilakukan secara mandiri oleh
pasien
Apakah tujuan penelitian √ pada jurnal didalam abstrak tidak ditampilkan
disebutkan? tujuan
Apakah judul memenuhi √ Sudah, judul dalam jurnal ini jumlah katasesuai tidak
kaidah penulisan judul? melebihi dari 20 kata. Pada Jurnal ini jumlah kata terdiri
dari 9 kata dengan judul Terapi Komplementer Guna
JUDUL Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis: Literatur Review.
Apakah penulisan judul √ Tidak, jurnal ini tidak menggunakan kata hubungan atau
menggunakan tanda baca (?) tanda baca.
(!) atau tanda hubung (-) ?
PENULIS Apakah nama penulis √ Pada jurnal ini nama penulis tercantum, dan penilitian

22
dicantumkan? tersebut tidak sendiri dengan tim: Andinna Dwi Utami &
Imelda Rahmayunia Kartikadan nama penulis
dicantumkan tepat dibawah judul peneliti. Sehingga
jurnal ini dapat dipertanggungjawabkan.
Apakah asal institusi penulis √ Dalam jurnal asal institusi tercantum yaitu Stikes Fort
dicantumkan? De Kock Bukittinggi.
Apakah asal institusi penulis √ Asal institusi penulis sesuai dengan topik penelitian
sesuai dengan topik karena asal instusi dan topik penelitian merupakan
penelitian? bidang kesehatan.
Apakah bidang ilmu peneliti √ Bidang ilmu peneliti sesuai dengan judul risetnya
sesuai dengan judul sehingga dalam penelitian tidak terjadi banyak bias
BIDANG ILMU
penelitian? karena bidang ilmu peneliti yaitu kesehatan sesuai
dengan judul penelitiannya.
Apakah peneliti √ Pada jurnal ini peneliti mencantumkan literatur review
mencantumkan literatur dengan mencantumkan literatur riview, penenlitian ini
LITERATUR review dalam penelitiannya? dapat menunjukkan bahwa metode yang akan dilakukan
REVIEW relevant terhadap penelitian ini, menunjukkan adanya
kesenjangan dan menghindari kesalahan-kesalahan yang
pernah dilakukan oleh peneliti lain.
Apakah peneliti √ Di dalam jurnal peneliti tidak menampilkan kerangka
KERANGKA
menampilkan kerangka konsep di penelitiannya.
KONSEP
konsep dalam

23
penelitiannya?
Apakah peneliti √ Di dalam jurnal peneliti tidak menampilkan definisi
DEFINISI mencantumkan definisi operasional di penelitiannya.
OPERASIONAL operasional pada
penelitiannya?
Apakah desain penelitian √ Metode yang digunakan dalam penulisan literatur review
sesuai dengan model ini diawali dengan pemilihan topik, kemudian ditentukan
penelitian? keyword untuk pencarian jurnal. Beberapa
database antara lain Google Scholar, dan Pro Quest
METODE Apakah sesuai Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti tentang
PENELITIAN 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙𝑜𝑓𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒 (fakta) √ bagaimana cara peneliti mengaplikasikan dilapangan
dari desain penelitian? terkait pengambilan data sudah sesuai.
Apakah sesuai pemilihan √ Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang, yaitu 15
sampel dalam penelitian orang pada kelompok perlakuan dan tidak diberi
tersebut? perlakuan.
ANALISA DATA Apakah peneliti √ Pada penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama
menggunakan analisa data uji statistiknya
yang tepat atau tidak?
Apakah peneliti √ Pada penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama uji
mencantumkan jenis uji statistiknya menggunakan uji statistiknya. Peneliti
statistik yang digunakan? menggunakan metode pre-experimental design one
group pre-test post-test

24
HASIL Dalam bentuk apa hasil √ Peneliti menyajikan hasil penelitian dengan bentuk
PENELITIAN peneliti disajikan? uraian dan tabel
Apakah hasil penelitian √ Hasil penelitian pada jurnal ini disajikan pada jurnal ini,
disajikan? peneliti dapat menunjukkan skor terendah dan tertinggi
sehingga dapat menunjukkan seberapa efektifitas terapi
yang dilakukan oleh penelitian ini.
Apakah ada rekomendasi √ Seharusnya pada jurnal ini mencantumkan rekomendasi
khusus terkait hasil khusus yang terkait pada bidang kesehatan
penelitian?
DAFTAR Apakah daftar pustaka yang √ Pada penelitian ini terdapat 21 daftar pustaka atau
PUSTAKA digunakan up to date? referensi yang digunakan, semua daftar pustaka Up to
date
Apakah daftar pustaka yang √ Daftar pustaka dalam penelitian ini sudah sesuai dengan
digunakan sesuai? isi pada pembahasan maupun pendahuluan.
Apakah daftar pustaka yang √ Daftar pustaka yang digunakan yaitu sudah terpercaya,
digunakan dari sumber yang yaitu menggunakanjurnal yang sesuai dengan bidang
terpercaya? ilmunya.
KESIMPULAN √ Hasil terapi komplementer yakni menggunakan
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien dengan menggunakan teknik distraksi,
relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage,
guided imaginary, kompres air hangat, teknik relaksasi

25
otot progresif dalam, relaksasi genggam jari. Berdasarkan
beberapa penjelasan yang telah dikemukakan, bahwa
terapi komplementer yang paling sering digunakan adalah
relaksasi nafas dalam, karena relaksasi nafas dalam yang
digunakan untuk proses terapi tersebut sangat membantu
meringankan nyeri yang dialami pasien oleh karena itu
memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat
dilakukan secara mandiri
oleh pasien.
SARAN √ Jurnal ini tidak melampirkan saran, seharusnya dalam
jurnal ini melampirkan saran karena saran berkaitan
dengan pendapat seorang peneliti yang berkaitan dengan
pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian
ataupun kemungkinan penelitian lanjutan. Di dalam saran
peneliti juga memperlihatkan keseluruhan bagian dalam
peneliti, misalnya kekurangannya dan apa yang harus
dilaukan untuk peneletian selanjutnya. Saran juga dapat
ditujukan kepada instansi kesehatan, responden,
keluarga, tenaga kesehatan, serta peneliti selanjutnya
bisa di ikut sertakan.

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Kami telah melakukan implementasi jurnal ini hari Kamis, 14 November 2019, implementasi
dilaksanakan 1x24 jam pada jam 11.00. kami melakukan pada pasien laki-laki dan perempuan
yang mengalami nyeri perut dengan skala nyeri 4-6 (sedang). Sebelum melakukan implementasi
kami melakukan pengakajian terhadap nyeri yang dirasakan pasien. Setelah pengakajian kami
melakukan implementasi manajemen terapi komplementer terhadap nyeri yang dirasakan pasien
menggunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien yaitu dengan
menggunakan teknik distraksi, relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided
imaginary, kompres air hangat, teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari.
Setelah dilakukan implementasikan 1x24 jam pasien Dan keluarga pasien mendapatkan
pengetahuan tentang penanganan nyeri secara mandiri tetapi ada juga pasien yang belum
memahami penanganan nyeri, karena baru dilaksanakan 1x24jam. Dari hasil pelaksanaan yang
telah kami lakukan diruang Rawat Inap Pavilliun Bougenvil III RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
didapatkan hasil:

27
Ny. S Ny.H Tn.S Tn.T
Ny. S dengan Ny.H dengan Tn.S dengan Tn.T dengan
Diagnosa medis Diagnosa Medis diagnosa diagnosa
CKD. DHF. medis ppok, medis abses
suspek masa hepar, colic
paru. abdomen.
Hari Ny.S merasakan Ny.H merasakan Tn.S Tn.T
Pertama nyeri di perut nyeri perut merasakan merasakan
(14-11- setelah melakukan daerah nyeri perut nyeri perut
2019) HD (Hemodialisa) Episgastric dengan skala bagian kanan
daerah Episgastric dengan skala nyeri 5, yang Lumbal
dengan skala nyeri nyeri 6. Nyeri dirasakan hingga ilium
5, rasanya seperti yang dirasakan hilang timbul, kanan. Skala
ditusuk-tusuk dan terus-menerus. pada saat nyeri 6.
panas, yang TD: 114/63, N: mual dan Dirasakan
dirasakan sering dan 95 S: 37oC. Lalu muntah. TD: hilang timbul
terus menerus. TD: kami melakukan 104/66, N: 93, saat
142/89 mmHg, implementasi S:36,5oC. mobilisasi
N:95 x/mnt, terapi Lalu kami mika/miki
S:36,7oC. Lalu kami komplementer , melakukan serta duduk.
melakukan relaksasi nafas implementasi Jadi pasien
implementasi terapi dalam, massage, terapi kebanyakan
komplementer, relaksasi komplementer bedrest. TD:
relaksasi nafas gengagam jari, , relaksasi 115/66, N: 82,
dalam, massage, kompres air nafas dalam, S: 37oC Lalu
relaksasi gengagam hangat., pasien massage, kami
jari, kompres air merasakan nyeri relaksasi melakukan
hangat. Pasien berkurang gengagam implementasi
masih belum dengan skala jari, kompres terapi
merasakan nyeri 5 pasien air hangat. komplementer
mendingan terhadap merasakan sudah Pasien , relaksasi

28
nyeri. Kami lebih baik. Kami mengatakan nafas dalam,
memotivasi mengingatkan nyeri sedikit massage,
keluarga untuk terus keluarga pasien berkurang relaksasi
melakukan teknik untuk pasien tetap gengagam
tersebut agar nyeri melakukan mengkompres jari, kompres
yang dirasakan teknik terapi daerah nyeri air hangat.
pasien berkurang komplementer dengan Pasien
dan keadaan pasien ini saat pasien waslap dan air merasakan
segera membaik. merasakan nyeri hangat. Skala enakan
TD: 139/85, N: 91, pada perutnya. nyeri 4. Dan setelah
S: S:36,7oC. Dengan TD: 110/70, N: pasien merasa dilakukan
skla nyeri 4. 87, S: S: 36,5oC agak lebih kompres
baik. hangat
terutama
tetapi masih
ada nyeri
skala 5. Kami
tetap
memotivasi
pasien dan
keluarga
untuk
melakukan
teknik
tersebut
hingga pasien
nyeri
berkurang
perlahan-
lahan. TD:
114/75, N: 79,

29
S: 36,5oC

Hari Ny.S meraasakan Ny.H merasakan Tn.S Tn.T


Kedua nyeri perut nyeri perut merasakan merasakan
(15-11- berkurang dengan daerah nyeri perut nyeri perut
2019) skala nyeri 4 hilang Episgastric dengan skala bagian kanan
timbul. Kami dengan skala nyeri 3, yang Lumbal
mengajarkan teknik nyeri 4. Nyeri dirasakan hingga ilium
relaksasi nafas yang dirasakan hilang timbul, kanan. Skala
dalam dan kompres hilang timbul. pada saat nyeri 4.
hangat pada bagian TD: 129/79 mual dan Dirasakan
perut yang nyeri. mmHg, N: 104 muntah. TD: hilang timbul
Pasien merasa lebih S: 36,5oC. kami 112/61 saat
tenang dan rileks. tetap memotivasi mmHg, N: 89 mobilisasi
TD = 121/66 keluarga untuk x/mnt, mika/miki
mmHg, N = 85 melakukan S:36,5oC. serta duduk.
x/mnt, S = 37,1oC teknik massage kami Jadi pasien
dan kompres mengajarkan kebanyakan
hangat. Pasien dan bedrest. TD:
merasa enakan memotivasi 117/50
dan dapat keluarga mmHg, N: 76
mengontrol untuk x/mnt, S:
nyeri. melakukan 36,8oC. kami
teknik nafas mengajarkan
dalam dan pasien untuk
mengkompres saat
hangat pada mika/miki
bagian yang menarik nafas
nyeri. Pasien dalam terlebih
merasakan dahulu.
lebih baik. Pasien

30
merasakan
lebih baik.
Dan nyeri
sedikit
berkurang.
Hari Ny.S merasakan Ny.H merasakan Tn.S Tn.T
KeTiga nyeri di perut nyeri perut merasakan merasakan
(16-11- berkurang dengan daerah nyeri perut nyeri perut.
2019) skala nyeri 3, Kami Episgastric dengan skala Skala nyeri 3.
mengajarkan teknik dengan skala nyeri 1, yang Dirasakan
relaksasi nafas nyeri 3. Setelah dirasakan hilang timbul
dalam dan kompres dilakukan hilang timbul, saat
hangat pada bagian implementasi pada saat mobilisasi
perut yang nyeri. tehnik nafas mual dan mika/miki
Pasien melaporkan dalam dan muntah. TD: serta duduk.
bahwa nyeri kompres hangat 111/63 Jadi pasien
berkurang dan pasien mmHg, N: 88 kebanyakan
pasien merasa lebih melaporkan x/mnt, bedrest. TD:
tenang dan rileks. bahwa nyeri S:36,9oC. 89/53 mmHg,
Pasien lebih yang dirasakan kami N: 97 x/mnt,
merasakan nyaman berkurang. mengajarkan S: 36,2oC.
saat dikompres TD: 133/71 dan lebih baik.
hangat mmHg, N: 90 memotivasi Dan nyeri
TD : 130/73 mmHg, S: 37,2oC. keluarga sedikit
N : 82 x/mnt, untuk berkurang.
S : 36,2oC melakukan Pasien lebih
teknik nafas nyaman saat
dalam dan melakukan
mengkompres teknik
hangat pada relaksasi
bagian yang distraksi

31
nyeri. Pasien
merasakan
lebih baik saat
dikompres.

32
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil Implementasi yang telah kami lakukan terhadap 4 pasien, didapatkan
pasien yang mengalami penurunan skala nyeri sebanyak (3 orang) 75% paling
banyak pasien merasa lebih baik saat menggunakan kompres hangat dan
sisanya (1 orang) 25% tidak mengalami penurunan skala nyeri dikarenakan
waktu pelaksanaan implementasi kurang lama serta klien kurang kooperatif
dengan terapi yang dilakukan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan, maka dapat di
berikan saran-saran bagi :
1. Keluarga
Keluarga sebagai support sistem bagi klien, disarankan untuk selalu
memberikan motivasi dan dukungan kepada klien yang mengalami nyeri
abdomen. Agar keluarga dan pasien dapat melakukan mandiri setelah
pulang rumah sakit.
2. Tenaga kesehatan
Disarankan agar petugas kesehatan sering mengingatkan kepada keluarga
maupun kepada klien tentang tehnik komplementer non farmakologi di
ruangan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Hanggarwati, N. D. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam
Dan Pijat Efflurage Terhadap Nyeri Abdomen. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi
Profesi Ners: STIKes Muhammadiyah Samarinda

Hitchcock, J.E, Schubert, P.E., Thomas, S.A.(1999). Community health nursing: Caring
inaction. USA: Delmar Publisher

Krisanti, N. (2014). “Pemberian Guided Imagery Relaxation Terhadap Penurunan Nyari


Abdomen Pada Asuhan Keperawatan Ny.S Dengan Dispepsia Di Ruang IGD
RSUD Karanganyar.” Pemberian Terapi Batuk Efektif Dalam Pengeluaran
Sputum Pada Asuhan Keperawatan Tn.S Dengan Ppok Diruang Bugenvil Rsud
Dr.Soedirman Mangun Sumarso Wonogiri.

Nurhanifah, D, Afni, A.R.N & Rahmawati. (2018). “Pengaruh Guided Imaginary Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Di
Banjarmasin). Healthy Mu-Journal. 2(1): 24–30

Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer: Teori, Praktik, Hukum dalam
Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004).Clinical nursing skills: Basic to advancedskills.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Waluyo, Sunaryo Joko, & Suminar, Seka. (2017). “Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada
Pasien Gastritis Di Klinik Mboga Sukoharjo A N.” 5(1): 20–32

Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien
Gastritis Dengan Pemberian Relaksasi Nafas Dalam Dan Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Nyeri Akut Akibat Gastritis Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015.” Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Samarinda.

34
LAMPIRAN

35
Volume 1, No. 3
Desember 2018

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri


Pasien Gastritis: Literatur Review

Andinna Dwi Utami & Imelda Rahmayunia Kartika

Program Studi Pendidikan Ners


STIKes Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis:


Literatur Review
REAL in Andinna Dwi Utami & Imelda Rahmayunia Kartika
Nursing
Journal (RNJ) ABSTRACT
Research of E duc ation and Ar t Link in Nursing J ournal

https://ojs.fdk.ac.id/inde Gastritis is inflammation that affects the gastric mucosa. This inflammation
x.php/Nursing/index
can cause swelling of the gastric mucosa until the release of the superficial
mucosal epithelium is the most important cause of disorders in the digestive
system. Pain is an unpleasant sensory and emotional experience due to
actual and potential tissue damage. Pain Management using distraction,
Keywords: relaxation (Using deep breath) techniques, efflurage massage, guided
pain, imaginary, warm water compresses, progressive deep muscle relaxation
gastritis patients, techniques, hand held finger relaxation. The method used is used in review
complementary therapy Literature review begins with the selection of topics, then the keyword is
determined for searching journals using Indonesian and English through
Korespondensi: several databases including Google Scholar, Ebsco, and Pro Quest. This
Andinna Dwi Utami search is limited to journals from 2009 to 2019. Based on several
explanations that have been stated, that the most commonly used
andinnadwiutami9@gmail
complementary therapy is deep breath relaxation, because deep breath
.com
relaxation used for the therapeutic process greatly helps alleviate the pain
experienced by patients because it facilitates the healing process and can be
Stikes Fort De Kock
carried out independently by patients.
Bukittinggi

ABSTRAK

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan
pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting
gangguan dalam sistem pencernaan. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Manajemen Nyeri yang menggunakan teknik distraksi,
relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres air hangat, teknik relaksasi otot
progresif dalam, relaksasi genggam jari. Metode yang digunakan digunakan dalam ‘Literatur review diawali dengan
pemilihan topik, kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal menggunakan bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris melalui beberapa database antara lain Google Scholar, Ebscho, dan Pro Quest. Pencarian ini
dibatasi untuk jurnal mulai tahun 2009 sampai 2019. Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dikemukakan,
bahwa terapi komplementer yang paling sering digunakan adalah relaksasi nafas dalam, karena relaksasi nafas
dalam yang digunakan untuk proses terapi tersebut sangat membantu meringankan nyeri yang dialami pasien oleh
karena itu memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien.

Kata Kunci : nyeri, pasien gastritis, terapi komplementer

123 | R N J
124 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

PENDAHULUAN dibiarkan tidak terawat akan terus menerus


Penyakit pada sistem pencernaan adalah mengalami kekambuhan dan memberikan efek
penyebab paling umum terjadinya nyeri. Salah negatif pada kondisi kesehatan lansia (Waluyo &
satunya penyakit gastritis atau yang biasanya di Suminar 2017).
kenal dengan maag. Gastritis merupakan
peradangan yang mengenai mukosa lambung Salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada
(Nurhanifah, Afni, & Rahmawati, 2018). Banyaknya pasien gastritis adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan
faktor yang dapat menyebabkan gastritis yang adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium.
membuat angka kejadian gastritis juga meningkat (Raghavan dan Holmgren 2012) Nyeri adalah
menurut World Health Organization (WHO) angka pengalaman sensori dan emosional yang tidak
kematian di dunia akibat kejadian gastritis di rawat menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang
inap yaitu 17- 21% dari kasus yang ada pada tahun aktual dan potensial (Ben et al. 2012) Secara umum
2012. Di Indonesia menurut WHO (2012) adalah tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien
40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa yang mengalami mengalami nyeri dapat tercermin
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi dari perilaku pasien misalnya suara (menangis,
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk merintih, menghembuskan nafas), ekspresi wajah
(Waluyo & Suminar 2017). (meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh
(gelisah, otot tegang, mondar- mandir, dll), interaksi
Persentase dari angka kejadian gastritis di sosial (menghindari percakapan, disorientasi
Indonesia didapatkan mencapai angka 40,8%. waktu) (Judha, 2012 dalam Supetran, 2018).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun
2009, gastritis merupakan salah satu penyakit di Salah satu terapi non-farmakologi yang dapat
dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien diberikan pada penderita yang mengalami nyeri
rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan pada gastritis adalah terapi komplementer
jumlah 30.154 kasus (4,9%). Angka kejadian (Indayani 2018). Beberapa tindakan mandiri yang
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup dapat di laksanakan perawat untuk membantu klien
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari yaitu dengan menggunakan Manajemen Nyeri
238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan data untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri dan
bahwa di kota Surabaya angka kejadian Gastritis meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan
sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di komunikasi terapeutik untuk mengetahui
Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar pengalaman nyeri pasien yaitu dengan
91,6% (Thahir & Nurlela, 2018). menggunakan teknik distraksi, relaksasi
(Menggunakan napas dalam), pijat efflurage,
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai guided imaginary, kompres air hangat, teknik
mukosa lambung. (Chen, et al. 2010) Peradangan relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam
ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa jari. Berdasarkan penjelasan yang telah
lambung sampai terlepasnya epitel mukosa dikemukakan, maka penulis sangat tertarik untuk
superfisial yang menjadi penyebab terpenting mereview beberapa literatur terkait tentang terapi
gangguan dalam sistem pencernaan. Pelepasan komplementer terhadap penurunan nyeri pada
sel epitel akan merangsang timbulnya proses pasien gastritis. Sebagai rujukan evidance based
inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2012 dalam agar perawat dapat menerapkannya dalam
Wijayanti dan Dirdjo 2015). Gastritis yang

124 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

komunitas pada pasien yang mengalami nyeri pada teknik relaksasi nafas dalam mengurangi nyeri,
gastritis. diperoleh dari 19 responden, 5 Tidak nyeri, 11
responden nyeri ringan, dan 3 responden nyeri
METODE sedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Metode yang digunakan dalam penulisan literatur penggunaan metode teknik relaksasi nafas dalam
review ini diawali dengan pemilihan topik, kemudian proses penyembuhan pasien pasca operasi fraktur
ditentukan keyword untuk pencarian jurnal. femur sangat efektif dalam menyembuhkannya dan
Beberapa database antara lain Google Scholar, sudah terlihat jelas hasilnya. Karena relaksasi nafas
dan Pro Quest. Pencarian jurnal ini dibatasi dalam yang digunakan untuk proses terapi tersebut
tahunnya mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2019. sangat membantu meringankan nyeri yang dialami
Keyword yang digunakan adalah ‘Nyeri Gastritis, pasien oleh karena itu memudahkan dalam proses
Terapi Komplementer’. Dua puluh jurnal Bahasa penyembuhan. (Waluyo & Suminar 2017).
Indonesia dan jurnal Bahasa Inggris dipilih
berdasarkan kriteria inklusi. Kriteria inklusi dalam Menurut (Ruhman, 2017) adanya pengaruh
literatur review ini adalah terapi komplementer pemberian relaksasi nafas dalam terhadap
terhadap nyeri gastritis. perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah
diberikan intervensi, yaitu pada kasus seorang
HASIL DAN PEMBAHASAN pasien dilakukan intervensi selama 10- 15 menit,
Literatur review ini menelaah 20 jurnal artikel True setelah itu peneliti meminta pasien istrahat sekitar
Experiment, tentang terapi komplementer terhadap 30-35 menit, selanjutnya peneliti mengkaji ulang
penurunan nyeri pada pasien gastritis dan hanya nyeri dan hasilnya pasien mengatakan nyerinya
memakai 10 jurnal yang inklusi sesuai dengan berkurang dan hasil ini dibuktikan dengan observasi
keyword. wajah pasien sudah lebih nyaman dan terasa rileks,
pasien mengaatkan skala nyeri dari 6 (nyeri
Relaksasi Napas Dalam sedang) menurun menjadi 3 (nyeri ringan).
Berdasarkan 5 jurnal yang membahas tentang
Teknik Relaksasi Nafas Dalam. Teknik relaksasi Pada kasus lainnya, dilakukan intervensi selama
nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan 10-15 menit, setelah itu peneliti meminta pasien
keperawatan, yang dalam hal ini perawat istrahat sekitar 30-35 menit, selanjutnya peneliti
mengajarkan kepada klien bagaimana cara mengkaji ulang nyeri dan hasilnya pasien
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan mengatakan nyerinya berkurang dan kepala pasien
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana sudah lebih nyaman dan terasa ringan, pasien
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain mengatakan skala nyeri dari 5-6 (nyeri sedang)
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi menurun menjadi 2 (nyeri ringan). Selanjutnya pada
nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi kasus seorang Ibu dilakukan intervensi selama 10-
paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer 15 menit, setelah itu peneliti meminta pasien
dan Bare, 2002 dalam Wijayanti dan Dirdjo 2015). istrahat sekitar 30-35 menit, selanjutnya peneliti
mengkaji ulang nyeri dan hasilnya pasien
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengatakan nyerinya berkurang dan kepala pasien
perubahan nyeri setelah melakukan relaksasi nafas sudah lebih nyaman dan terasa ringan, pasien
dalam sangat signifikan. Menurut penelitian Waluyo mengatakan skala nyeri dari 5-6 (nyeri sedang)
& Suminar (2017) yang menggunakan menurun menjadi 3 (nyeri ringan).

125 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

paling dalam dan di otot-otot merupakan teknik


Menurut (Shin et al. 2012) pengendalian masase yang aman, mudah, tidak perlu banyak

pengaturan pernapasan secara sadar dilakukan alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping
oleh korteks serebri, sedangkan pernapasan yang dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan
spontan atau automatik dilakukan oleh medulla orang (Nisofa, 2002 dalam Hanggarwati, 2015).
oblongata. Napas dalam lambat dapat
menstimulasi respons saraf otonom melalui
pengeluaran neurotransmitter endorphin yang Guided Imagery
berefek pada penurunan respons saraf simpatis Berdasarkan 2 jurnal literatur yang membahas
dan peningkatkan respons parasimpatis. Stimulasi tentang terapi Guided Imagery. Guided imagery
saraf simpatis meningkatkan aktivitas tubuh, merupakan imajinasi yang dirancang secara
sedangkan respons parasimpatis lebih banyak khusus untuk mencapai efek positif. Dengan
menurunkan ativitas tubuh atau relaksasi sehingga membayangkan hal-hal yang menyenangkan maka
dapat menurukan aktivitas metabolik (Shirbeigi et akan terjadi perubahan aktifitas motorik sehingga
al. 2015). otot-otot yang tegang menjadi relaks, respon
terhadap bayangan menjadi semakin jelas. Hal
tersebut terjadi karena rangsangan imajinasi
Pijat (Massage Efflurage) berupa hal-hal yang menyenangkan akan
Massage (pijatan) adalah tindakan penekanan oleh dijalankan kebatang otak menuju sensor thalamus
tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon untuk diformat. Sebagian kecil rangsangan itu
atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus,
perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, sebagian lagi dikirim ke korteks serebi. Sehingga
menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan pada korteks serebi akan terjadi asosiasi
sirkulasi. Gerakan- gerakan dasar meliputi : pengindraan.
gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak
tangan, gerakan menekan dan mendorong Pada hipokampus hal-hal yang menyenangkan
kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, akan diproses menjadi sebuah memori (Ouyang
menepuk- nepuk, memotong- motong, meremas- dan Chen 2014). Ketika terdapat rangsangan
remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan berupa imajinasi yang menyenangkan memori yang
gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, tersimpan akan muncul kembali dan menimbulkan
posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda suatu persepsi. Dari hipokampus rangsangan yang
untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada telah mempunyai makna dikirim ke amigdala yang
jaringan yang dibawahnya (Henderson, 2006 dalam akan membentuk pola respon yang sesuai dengan
Hanggarwati , 2015). makna rangsangan yang diterima. Sehingga subjek
akan lebih mudah untuk mengasosiasikan dirinya
Pengaruh mekanis dari effleurage adalah dalam menurunkan sensasi nyeri yang di alami
membantu kerja pembuluh darah balik (vena) dan (Nurhanifah, Afni, & Rahmawati, 2018)..
menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga
manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai Guided imagery adalah sebuah teknik yang
pemanasan (warming up) (Shirbeigi et al. 2015). memanfaatkan cerita atau narasi untuk
Pengaruh fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi pikiran, sering dikombinasi dengan
mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang latar belakang musik. Guided imagery dapat

126 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

berfungsi sebagai pengalih perhatian dari stimulus Menurut teori gate-control kompres hangat dapat
yang menyakitkan dengan demikian dapat mengaktifkan (merangsang) serat-serat non-
mengurangi respon nyeri (Jacobson, 2006, dalam nosiseptif yang berdiameter besar ( A-α dan A-β)
Kristanti, 2014). Efek guided imagery and music untuk „‟menutup gerbang‟' bagi serat- serat yang
(GIM) membuat responden merasa rileks dan berdiameter kecil ( A-δ dan C) yang berperan dalam
tenang. Responden menjadi rileks dan tenang saat menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat
mengambil oksigen di udara melalui hidung, dikurangi (Jeon et al. 2015). Upaya menutup
oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran pertahanan tersebut merupakan dasar terapi
darah menjadi lancar serta dikombinasikan dengan menghilangkan nyeri. Berdasarkan latar belakang
imajinasi terbimbing menyebabkan seseorang diatas penulis berminat melakukan penerapan
mengalihkan perhatiannya yang membuatnya terapi kompres air hangat untuk mengurangi nyeri
senang dan bahagia sehingga melupakan nyeri pada gangguan gastritis (Amin, 2017)
yang di alaminya. Inilah yang menyebabkan nyeri
mengalami penurunan setelah dilakukan teknik
relaksasi Guided Imagery. (Nurhanifah, Afni, & Relaksasi Genggam Jari
Rahmawati, 2018). Selain itu, mendengarkan Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik
murottal Al-qur’an juga dapat mengurangi nyeri relaksasi yang sangat sederhana dan mudah
(Kartika, 2015). dilakukan oleh siapapun yang berhubungan
dengan jari tangan serta aliran energi di dalam
Selain itu Ada pengaruh yang signifikan Guided tubuh kita. Teknik genggam jari disebut juga finger
Imaginary Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien hold (Fang et al. 2017) menggenggam jari sambil
Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Karang menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat
Banjarmasin dengan hasil dari 15 orang responden mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik
yang mengalami tidak nyeri Sesudah diberikan dan emosi, karena genggaman jari akan
tindakan Guided Imagery sebanyak 10 orang menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya
(66,7%), dan yang mengalami nyeri ringan energi pada meredian (energi channel) yang
sebanyak 5 orang (33,3%) (Nurhanifah, Afni, & terletak pada jari tangan kita (Rogayah, 2017).
Rahmawati, 2018)
Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan
rangsangan secara refleks (spontan) pada saat
Teknik Kompres Hangat genggaman. Rangsangan tersebut akan
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik
meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan
nyeri akibat spasme atau kekakuan serta diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju
memberikan rasa hangat lokal. Pada umumnya saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan,
panas cukup berguna untuk pengobatan. Panas sehingga sumbatan dijalur energi menjadi lancar.
meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi (Wijayanti & Dirdjo, 2015). Data penelitian
dan meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat dapat dilengkapi dengan tabel Matriks, dengan sbb :
menyebabkan pelepasan endorfin tubuh sehingga
memblok transmisi stimulasi nyeri. (Subekti &
Utami, 2011)

127 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

NO. SITASI JENIS PENELITIAN SAMPEL/ TEMPAT INTERVENSI/ PENGAMBILAN DATA HASIL
1. (Nurhanifah, Artikel penelitian/ 15 responden Metode pre exsperimental design dengan Ada pengaruh yang signifikan guided
Afni, & kuantitatif Klien gastris di wilayah kerja desain one group pretest-posttest design, imaginary terhadap penurunan nyeri pada
Rahmawati, puskesmas karang mekar pasien gastritis di wilayah kerja puskesmas
2018) Banjarmasin, karang banjarmasin.

2. (Ragoyah, 2017) Artikel penelitian/ 36 sampel Desain quasi eksperiment control group Tehnik relaksasi otogenik dan distraksi lebih
kuantitatif Di RS. Sukmul Sisma Medika dan pretest – postest dengan pengambilan efektif terhadap penurunan tingkat nyeri
RS. Harum sisma medika pasien sampel non randomized pasien gastritis.
dengan gastritis

3. (Hanggarwati Artikel penelitian/ 3 orang Single case experimental designs atau Keefektifan distraksi tergantung pada
Novia Devi, kuantitatif Pasien dengan gastritis akut di eksperimen dengan subjek berjumlah kemampuan pasien untuk menerima dan
2015) ruang instalasi gawat darurat (IGD) sedikit. membangkitkan input sensori selain nyeri.
Rsud Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.

4. (Thahir , N, dan Artikel penelitian/ 70 responden Desain pre-eksperimen dengan One Ada pengaruh pemberian relaksasi napas
Nurlela 2018) kuantitatif Penderita gastritis di ruang rawat Group pretest-Post test design. dalam terhadap penurunan nyeri pada
inap RSUD Haji Makassar. penderita gastritis di ruang rawat inap RSUD
Haji Makassar

5. (Subekti,T dan Artikel penelitian/ 3 orang Single case experimental designs atau Relaksasi yang diberikan secara indi- vidual
Utami, M.S., kuantitatif Penderita tukak lambung pada eksperimen dengan subjek berjumlah sebagai terapi maupun sebagai self help
2011) Suatu rumah sakit. sedikit. dapat menurunkan stres dan keluhan tukak
lambung

128 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

NO. SITASI JENIS PENELITIAN SAMPEL/ TEMPAT INTERVENSI/ PENGAMBILAN DATA HASIL
6. (Wijayanti & Artikel penelitian/ Di ruang instalasi gawat darurat Penelitian preexperimental design rsud. Kombinasi relaksasi genggam jari dan nafas
Dirdjo, 2015) kuantitatif Abdul wahab sjahranie dengan pendekatan pretest-posttest samarinda. dalam akan menghasilkan rasa nyaman
design. karena dapat membebaskan mental dan fisik
dari ketegangan dan stress, sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan
tubuh meresponnya dengan penurunan
denyut jantung, penurunan respirasi dan
penurunan ketegangan otot

7. (Amin, Mia Penelitian study kasus 1 orang pastisipan Metode studi kasus (case study). Terapi kompres hangat terbukti dapat
Khoirul, 2017) Pasien gastritis di ruang dahlia rsud menurunkan nyeri pada pasien gastritis
dr. Soedirman kebumen

8. ( Waluyo, S.J & Artikel penelitian/ Periode September 2016 – Penelitian eksperimental semu (quasi Pemberian metode teknik relaksasi nafas
Suminar, S., kuantitatif November 2016. Rata-rata dalam eksperimental) dengan desain pre dan dalam dalam mengurangi rasa nyeri pada
2017) tiga bulan terakhir ada 24 pasien post test without control design pasien gastritis
gastritisyang dirawat inap di Klinik
Mboga, Sukoharjo

9. (Supetran, I Artikel penelitian/ 12 orang Penelitian preexperimental design Semua Ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
2018) kuantitatif penderita gastritis yang dengan pendekatan pretest-posttest sesudah dilakukan teknik relaksasi otot
dirawat di ruang jambu pada tahun design. progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
2015 pasien gastritis di

10. (Ruhman, M. Artikel penelitian/ 3 kasus Single case experimental designs atau Di Adanya pengaruh pemberian relaksasi nafas
2017) kuantitatif ruang unit gawat darurat RSUD eksperimen dengan subjek berjumlah Aji dalam dan relaksasi aromaterapi bunga
Muhammad parikesit sedikit mawar terhadap perubahan skala nyeri
tenggarong. pasien

129 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

SIMPULAN kasih kepada Dosen EBN atas bimbingannya


Gastritis merupakan peradangan yang mengenai sehingga mempermudah kami dalam membuat
mukosa lambung. Peradangan ini dapat literature Review ini.
mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung
sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang DAFTAR PUSTAKA
menjadi penyebab terpenting gangguan dalam
Amin, M. K. (2017). “Penerapan Terapi Kompres Air
sistem pencernaan. Salah satu manifestasi klinis
Hangat Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien
yang terjadi pada pasien gastritis adalah nyeri.
Gastritis Di Ruang Dahlia RSUD Dr.
Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau
Soedirman Kebumen. Karya Tulis Ilmiah.
nyeri epigastrium. Nyeri adalah pengalaman
Program Studi Profesi Ners: STIKes
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
Muhammadiyah Samarinda.
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan
potensial. Beberapa tindakan mandiri yang dapat di Ben, Hui et al. (2012). “Observation Of Pain-
lakukan perawat untuk membantu klien yaitu Sensitive Points Along The Meridians In
dengan menggunakan Patients With Gastric Ulcer Or Gastritis.”
Evidence-Based Complementary And
Manajemen Nyeri digunakan untuk menghilangkan Alternative Medicine: 1–7.
atau mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa
nyaman. Literatur Review ini secara komprehensif Fang, Wen-Jie et. al. (2017). “Chinese Herbal
merangkum, menilai dan meninjau literatur yang Decoction As A Complementary Therapy For
tersedia tentang nyeri gastritis dan terapi Atrophic Gastritis : A Systematic Review And
komplementer untuk menurunkan nyeri pada Meta-Analysis 14: 297–319.
pasien gastritis. Hasil terapi komplementer yakni
Chen, H et al. (2010). “Rabeprazole Combined With
menggunakan komunikasi terapeutik untuk
Hydrotalcite Is Effective For Patients With Bile
mengetahui pengalaman nyeri pasien dengan
Reflux Gastritis After Cholecystectomy.”
menggunakan teknik distraksi, relaksasi
Canadian Journal Of Gastroenterology 24(3):
(Menggunakan napas dalam), pijat efflurage,
197–201.
guided imaginary, kompres air hangat, teknik
relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam Hanggarwati, N. D. (2015). Analisis Praktik Klinik
jari. Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam
dikemukakan, bahwa terapi komplementer yang Dan Pijat Efflurage Terhadap Nyeri Abdomen.
paling sering digunakan adalah relaksasi nafas Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Profesi
dalam, karena relaksasi nafas dalam yang Ners: STIKes Muhammadiyah Samarinda.
digunakan untuk proses terapi tersebut sangat
membantu meringankan nyeri yang dialami pasien Indayani. (2018). “Pengaruh Pemberian Jus Buah
oleh karena itu memudahkan dalam proses Pepaya ( Carica Papaya ) Terhadap Tingkat
penyembuhan dan dapat dilakukan secara mandiri Nyeri Kronis Pada Penderita Gastritis Di
oleh pasien. Wilayah Puskesmas Mungkid.” STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta: 353–65.
UCAPAN TERIMAKASIH Jeon, Woo-Young et al. (2015). “Curcuma
Terima kasih dari penulis kepada Allah SWT atas Aromatica Water Extract Attenuates Ethanol-
rahmat Nya sehingga literature review ini dapat Induced Gastritis Via Enhancement Of
diselesaikan. Selanjutnya penulis ucapkan terima

130 | R N J
131 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

Antioxidant Status .” Evidence-Based Otogenik Dan Distraksi Terhadap Tingkat


Complementary And Alternative Medicine Nyeri Pasien Pada Penyakit Gastritis Di Rs .
2015: 1–7. Sukmul Sisma Medika Dan Rs . Harum Sisma
Medika Jakarta.” NEONATUS 7(2): 42–55.
Kartika, I. (2015). Pengaruh Mendengar Murottal Al-
Qur'an Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Shin, K. Y. et al. (2012). “Characteristics Of The
Pasien Pasca Operasi Apendisitis. Jurnal Pulse Wave In Patients With Chronic Gastritis
Riau: Universitas Riau. And The Healthy In Korean Medicine.”
Proceedings Of The Annual International
Krisanti, N. (2014). “Pemberian Guided Imagery Conference Of The IEEE Engineering In
Relaxation Terhadap Penurunan Nyari Medicine And Biology Society, EMBS
Abdomen Pada Asuhan Keperawatan Ny.S (August): 992–95.
Dengan Dispepsia Di Ruang IGD RSUD
Karanganyar.” Pemberian Terapi Batuk Shirbeigi, L, N Halavati, L Abdi, Dan J Aliasl. (2015).
Efektif Dalam Pengeluaran Sputum Pada “Dietary And Medicinal Herbal
Asuhan Keperawatan Tn.S Dengan Ppok Recommendation For Management Of
Diruang Bugenvil Rsud Dr.Soedirman Primary Bile Reflux Gastritis In Traditional
Mangun Sumarso Wonogiri. Persian Medicine.” Iran J Public Health 44(8):
1166–68.
Nurhanifah, D, Afni, A.R.N & Rahmawati. (2018).
“Pengaruh Guided Imaginary Terhadap Subekti, Tri, & Utami, M.S. (2011). “Metode
Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis Di Relaksasi Untuk Menurunkan Stres Dan
Wilayah Kerja Puskesmas Di Banjarmasin). Keluhan Tukak Lambung Pada Penderita
Healthy Mu-Journal. 2(1): 24–30. Tukak Lambung Kronis.” Jurnal Psikologi
38(2): 147–63.
Ouyang, H., Dan J. D.Z. Chen. 2014. “Review Https://Jurnal.Ugm.Ac.Id/Jpsi/Article/Downloa
Article: Therapeutic Roles Of Acupuncture In d/7649/5929.
Functional Gastrointestinal Disorders.”
Alimentary Pharmacology And Therapeutics Supetran, I. (2018). “Efektifitas Penggunaan Teknik
20(8): 831–41. Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan
Tingkat Nyeri Pasien Gastritis Di Rumah Sakit
Ruhman, M. (2017). “Analisis Praktik Klinik Daerah Madani Palu.” PROMOTIF: Jurnal
Keperawatan Pada Pasien Dispepsia Dengan Kesehatan Masyarakat 6(1).
Intervensi Relaksasi Nafas Dalam Dan
Relaksasi Aromaterapi Bunga Mawar Thahir, Nuryanti & Nurlela. (2018). “Pengaruh
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Di Ruang Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan
Unit Gawat Darurat Rsud Aji Muhammad. Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastritis Di
Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Profesi Ruang Rawat Inap Rsud Haji Makassar.”
Ners: STIKes Muhammadiyah Samarinda. Patria Artha Journal Of Nursing Science 2(2):
129–34. Http://Ejournal.Patria-
Raghavan, S, Dan J Holmgren. (2012). “Effects Of Artha.Ac.Id/Index.Php/Jns.
Oral Vaccination And Immunomodulation By
Cholera Toxin On Experimental.” Society Waluyo, Sunaryo Joko, & Suminar, Seka. (2017).
70(8): 4621–27.

Rogayah. (2017). “Pengaruh Tehnik Relaksasi


131 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

“Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien


Gastritis Di Klinik Mboga Sukoharjo A N.” 5(1):
20–32.

Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis


Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien
Gastritis Dengan Pemberian Relaksasi Nafas
Dalam Dan Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Nyeri Akut Akibat Gastritis Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun
2015.” Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Samarinda.

132 | R N J

Anda mungkin juga menyukai