Anda di halaman 1dari 33

EVIDENCE BASED PRACTICE

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP


NYERI IBU NIFAS POST SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR
RSU. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO
Diajukan sebagai salah satu tugas Departemen Maternitas
Pembimbing:

Ns. Awwatiful Azza. M.Kep.Sp.Kep.,Mat

Disusun Oleh :

Kelompok 11 dan 12
Enggar Ayu Pratiwi 1901031001
A.Syaifullah Huda 1901031012
Ayu Arum Sari H. 1901031018
Rio Tri Wahyu 1901031023
Novandi Endiarno 1901031032
Dewi Sri Rahayu 1901031044
Argo One Prasetyo N. 1901031049
Evi Aminatuz 1901031054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019

i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata No. 49 Telp.(0331) 336728 Fax. 337957 Kotak Pos 104 Jember
68121 Website : http://www.unmuhjember.ac.id,
E-mail : Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

BERITA ACARA

Pada hari ini Senin, 9 Desember 2019 pukul 10.00 – selesai di Ruang Mawar RSU
Dr. H Koesnadi Bondowoso, telah dilaksanakan kegiatan Presentasi Jurnal
mengenai “Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio
Caesarea”

Pembimbing Klinik 1 Pembimbing Klinik 2

Dewi Candra. K, S.ST. Muzdalifa C.A.N, SST


NIP. 19800111 200701 2 008 NIP.

Mengetahui,

Kepala Ruangan Mawar PJMK Departemen Maternitas


RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso FIKES UNMUH Jember

Siti Nur Hasanah, S.ST. Ns. Awatiful Azza, M.Kep. Sp. Kep. Mat.
NIP. 19791206 200501 2 012 NIP. 19701213 200501 2 001

ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata No. 49 Telp.(0331) 336728 Fax. 337957 Kotak Pos 104 Jember
68121 Website : http://www.unmuhjember.ac.id,
E-mail : Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karuniaNya dan
limpahan berkatNya kami dapat menyelesaikan makalah telaah jurnal yang
berjudul “Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio
Caesarea Di Rsud Ajibarang”.

Kami menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya, namun demikian kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki
sehingga dapat selesai dengan tepat waktu. Oleh karena itu kami dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna
penyempurnaan makalah ini .

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin ya Robbal
Alamin

Jember, 09 Desember 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN BERITA ACARA ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
BAB II URAIAN KASUS .............................................................................. 4
A. Uraian kasus ....................................................................................... 4
B. Clinical Question (PICOT) ................................................................ 5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
A. Konsep Post Partum .......................................................................... 7
B. Konsep Nyeri ..................................................................................... 13
C. Konsep Genggam Jari ........................................................................ 16
D. Metode Yang dilakukan ..................................................................... 17
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 19
A. Data Umum ........................................................................................ 19
B. Data Khusus ....................................................................................... 20
C. Analisa Bivariat ................................................................................. 21
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 22
A. Interprestasi dan Diskusi Hasil .......................................................... 22
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 24
Lampiran ........................................................................................................ 25

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks,
dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Prawirohardjo,
2009). Pada proses persalinan terkadang janin tidak bisa lahir secara normal,
dikarenakan oleh faktor malposisi janin, plasenta previa, diabetes pada ibu, dan
disproporsi sefalo pelvis janin-ibu. Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus dari dalam
rahim (Prawirohardjo, 2009).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan
hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat
menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh
darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan
sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta
timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak
(Sumarah, 2009)
Di Indonesia angka kejadian Sectio Caesarea juga terus meningkat baik di
rumah sakit pendidikan maupun di rumah sakit swasta. Angka kejadian Sectio
Caesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah
921.000 dari 4.039.000 persalinan (22,8%) dari seluruh persalinan (Riskesdas,
2010) Kematian ibu disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena
pendarahan, eklamsi, infeksi. Pendarahan menjadi penyebab utama kematian
ibu di Indonesia yaitu 28 %. Penyebab kedua ialah eklamsia 24 % lalu infeksi
11%, abortus 10%, disusul dengan komplikasi masa peurperium 8%, partus
lama/macet 5%, emboli obstetri 3% dan faktor-faktor lain yang tidak di ketahui
sebanyak 11%. Dalam laporan kesehatan ibu yang terjadi di Provinsi Jawa
Timur tahun 2014, angka perdarahan pada saat masa nifas akibat kegagalan
uterus untuk berinvolusi mencapai 29,35 %.
Ibu post Sectio Caesarea akan merasakan nyeri dan dampak dari nyeri
akan mengakibatkan mobilisasi ibu menjadi terbatas, Activity of Daily Living
(ADL) terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan Inisiasi

1
Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi karena adanya peningkatan intensitas
nyeri apabila ibu bergerak. Hal ini mengakibatkan respon ibu terhadap bayi
kurang, sehingga ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai
banyak manfaat bagi bayi maupun ibunya tidak dapat diberikan secara optimal
(Purwandari, 2009).
Manajemen nonfarmakologi yang sering diberikan antara lain yaitu dengan
meditasi, latihan autogenic, latihan relaksasi progresif, guided imagery, nafas
ritmik, operant conditioning, biofeedback, membina hubungan terapeutik,
sentuhan terapeutik, stimulus kutaneus, hipnosis, musik, accupresure,
aromaterapi (Sulistyowati, 2009). Salah satu manajemen nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri post SC adalah teknik relaksasi genggam jari adalah
cara yang mudah untuk mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan
emosional. Di sepanjang jari-jari tangan kita terdapat saluran atau meridian
energi yang terhubung dengan berbagai organ dan emosi (Cane, 2013).
Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat
mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena
genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi
pada meridian (energi channel) yang terletak pada jari tangan kita (Liana,
2008).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka kami tertarik untuk
melakukan “Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio
Caesarea di Ruang Mawar RSD dr.H.Koesnadi Bondowoso”

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Adakah pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSD dr.H.Koesnadi
Bondowoso?”

C. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Mengetahui adanya Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Nyeri Post Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSD dr.H.Koesnadi
Bondowoso.
2) Tujuan Khusus
a. Mengetahui adanya Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSD
dr.H.Koesnadi Bondowoso.

3
BAB II
URAIAN KASUS
A. Uraian Kasus
Pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan juga
dapat menyebabkan kerusakan pada integritas tubuh. Sampai saat ini banyak
berbagai macam pembedahan, salah satunya yaitu sectio caesarea. Sectio
caesarea adalah satu cara yang digunakan untuk menyelamatkan bayi serta
ibunya dalam proses persalinan. Menurut Whalley (2008), tindakan operasi
Sectio Caesarea dapat menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya
perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Tindakan operasi
Sectio Caesarea menggunakan anestesi agar pasien tidak merasa nyeri pada
saat dibedah. Namun setelah operasi selesai, saat pasien mulai sadar dan efek
anastesi sudah habis bereaksi, pasien akan merasakan nyeri di daerah sayatan
yang membuat pasien merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan yang
dirasakan pasien post operasi Sectio Caesarea dapat menyebabkan resiko
komplikasi pada bayi maupun pada ibu.
Dalam laporan kesehatan ibu yang terjadi di Provinsi Jawa Timur
tahun 2014, angka perdarahan pada saat masa nifas akibat kegagalan uterus
untuk berinvolusi mencapai 29,35 %. Upaya untuk mencegah komplikasi
terjadinya perdarahan dari tempat implantasi plasenta dan memperbaiki
kontraksi dan retraksi uterus dengan memberikan oksitosin.
Pada saat mengidentifikasi kasus di ruang mawar (nifas) RSUD dr. H
Koesnadi Bondowoso, kami menemukan bahwa selama 1 minggu, klien
dengan persalinan dengan sectio caesar rata-rata mengalami kelemahan dalam
untuk uterus kembali seperti semula. Hal tersebut merupakan kasus terbanyak
di ruangan nifas. Hal tersebut membuat kelompok kami tertarik untuk
melakukan nursing treatment yang dapat mempercepat involusi uteri pada ibu
post sectio caesarea.
Berdasarkan data tersebut, kelompok tertarik untuk mengaplikasikan
jurnal “Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post
Sectio Caesarea” untuk melihat perbedaan nyeri post SC sebelum dan
sesudah diberikan intervensi, dengan melakukan terapi.

4
B. Clinical Question (PICOT)
1. Population : Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 10 responden
ibu nifas dengan posc sc. Sedangkan problem/populasi di Ruang Mawar
RSD dr. H. Koesnadi Bondowoso yaitu ibu post partum post sc.
2. Intervention : Responden dalam penelitian ini diberikan intervensi
teknik genggam jari yang dilakukan 1 kali sehari dan dilakukan selama 7
hari. Teknik genggam jari pertama diberikan setelah 6 jam post SC.
Teknik Relaksasi Genggam Jari adalah suatu tindakan penggabungan
antara relaksasi nafas dalam dengan menggenggam jari mulai dari ibu jari
sampai dengan kelima jari lain dengan waktu 3 menit setiap jari tangan.
Kemudian responden di minta menarik nafas dalam-dalam kemudian
hembuskan nafas secara perlahan dan lepaskan dengan teratur. Sesuai
dengan acuan jurnal, melakukan teknik genggam jari di Ruang Mawar
RSD dr. H. Koesnadi Bondowoso
3. Comparisson : Dalam jurnal utama relaksasi genggam jari terhadap nyeri
pada ibu nifas post sectio caesarea. pembanding intervensi yaitu responden
menggunakan Relaksasi Genggam Jari, dan responden menjadi kelompok
kontrol.
4. Outcomes : Hasil dari penelitian ini nantinya, diharapkan dapat
mempercepat involusi pada ibu nifas post sectio caesarea di Ruang Mawar
RSD dr. H. Koesnadi Bondowoso. Sedangkan Berdasarkan hasil analisa
Untuk mengetahui perbedaan skala nyeri pada kelompok control, dan
intervensi menggunakan uji Paired T test diperoleh bahwa nilai rata-rata
nyeri pada ibu Post Operasi Sectio Caesarea sebelum dilakukan Teknik
Relaksasi Genggam Jari adalah 7,09 dan menurun setelah dilakukan
Teknik Relaksasi Genggam Jari menjadi 5,63. Dapat diketahui pula bahwa
mayoritas nyeri pada Post Operasi Sectio Caesarea sebelum dilakukan
Teknik Relaksasi Genggam Jari adalah nyeri berat sebanyak 10 responden
(90,9%) dan sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Genggam Jari semuanya
mengalami nyeri sedang sebanyak 11 responden (100%).

5
5. Times : Penelitian ini tidak mencantumkan waktu dari penelitian, Durasi
yaitu 3 menit. Tempat dan waktu dalam penelitian ini adalah RSD dr. H.
Koesnadi Bondowoso Ruang Mawar, dilakukan selama kurang lebih 1
minggu ke depan untuk melihat apakah dapat mengurangi rasa nyeri pada
ibu post sectio caesarea di Ruang Mawar RSD dr. H. Koesnadi
Bondowoso.

6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Post Partum
1. Definisi
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas
500 gram (Sarwono, 2009).
Sectio Caesaria adalah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat
badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh
(Gulardi & Wiknjosastro, 2006).
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2002).
2. Jenis-Jenis Sectio Caesaria
a. Sectio cesaria transperitonealis profunda
Sectio cesaria transperitonealis propunda dengan insisi di segmen
bawah uterus. Insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik
melintang atau memanjang.
b. Sectio cacaria klasik atau section cecaria corporal.
Pada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri,
pembedahan ini yang agak mudah dilakukan,hanya di selenggarakan
apabila ada halangan untuk melakukan section cacaria
transperitonealis profunda. Insisi memanjang pada segmen atas
uterus
c. Sectio cacaria ekstra peritoneal.
Section cacaria eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk
mengurangi bahaya injeksi perporal akan tetapi dengan kemajuan
pengobatan terhadap injeksi pembedahan ini sekarang tidak banyak
lagi di lakukan. Rongga peritoneum tak dibuka, dilakukan pada
pasien infeksi uterin berat.

7
3. Indikasi
Menurut (Prawiroharjo, 2002 Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal), indikasi Sectio Caesarea adalah :
a. Indikasi ibu :
1) Disproporsi kepala panggul/CPD/FPD.
2) Disfungsi Uterus.
3) Distosia Jaringan Lunak.
4) Plasenta Previa.
b. Indikasi Anak :
1) Janin besar.
2) Gawat janin.
3) Letak Lintang.
4. Etiologi
Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur
uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan
indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000
gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan
beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut:
a. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion). Chepalo Pelvik Disproportion
(CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran
lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan
beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan
jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami.
Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis
juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami
sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis
tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan
ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat). Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan
kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab
terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-

8
eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan
perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa
dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar
tidak berlanjut menjadi eklamsi.
c. KPD (Ketuban Pecah Dini). Ketuban pecah dini adalah pecahnya
ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam
belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah
hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.
d. Bayi Kembar. Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara
caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi
komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu,
bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang
sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
e. Faktor Hambatan Jalan Lahir. Adanya gangguan pada jalan lahir,
misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan,
adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat
pendek dan ibu sulit bernafas.
f. Kelainan Letak Janin.
1) Kelainan pada letak kepala.
2) Letak Sungsang.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak
sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi
kaki (Saifuddin, 2002).
5. Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas
500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus,
distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk
janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan

9
SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif
berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek
fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan
ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de
entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan
perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena
insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa
bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak
pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-
kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan
mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi
ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas
yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas
silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan
dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan
terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian
diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat
dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan
yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga
menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu
dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga
berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi.
6. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu SC adalah :
a. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa
nifas dibagi menjadi:
b. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan
cabang-cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.

10
c. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing,
embolisme paru yang sangat jarang terjadi.
d. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.

7. Perubahan Fisiologi Menurut (Dewi vivian&Sunarsih,2011)


a. Tanda-tanda vital. Suhu mulut pada hari pertama meningkat 30oC
sebagai akibat pemakaian energi saat melahirkan, dehidrasi maupun
perubahan hormonik, tekanan darah stabil, penurunan sistolik 20
mmHg dapat terjadi saat ini, nadi berkisar antara 60- 70 kali per
menit.
b. Sistem Kordiovaskuler. Cardiac output setelah persalinan meningkat
karena darah sebelumnya dialirkan melalui utero plasenta
dikembalikan ke sirkulasi general. Volume darah biasanya berkurang
300-400 ml selama proses persalinan spontan. Trombosit pada hari
ke 5 s.d 7 post partum, pemeriksaan homans negatif.
c. Sistem Reproduksi. Involusi uteri terjadi setelah melahirkan tinggi
fundus uteri adalah 2 jari di bawah pusat, 1-3 hari TFU 3 jari di
bawah pusat, 3-7 hari TFU 1 jari di atas sympisis le bih dari 9 hari
TFU tidak teraba. Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan
warnanya:
1) Lochea rubra : 1-3 hari, berwarna merah terang, mengandung
darah, mungkin ada bekuan kecil, bau amis yang khas (bau
seperti hewan), keluar banyak sampai sedang
2) Lochea Sanguinolenta : 3-7 hari berwarna putih campur
merah(pink) kecoklatan.
3) Lochea Serosa : 7-14 hari berwarna kekuningan.
4) Lochea Alba : setelah hari ke- 14 berwarna putih.
Macam-macam episiotomi:
1) Episiotomi mediana, merupakan insisi paling mudah diperbaiki,
lebih sedikit pendarahan penyembuhan lebih baik.
2) Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak
digunakan karena lebih aman.

11
3) Episiotomi lateral, tidak dianjurkan karena hanya dapat
menimbulkan relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan
sukar direparasi.
d. Sistem gastro intestinal. Pengembangan defekasi secara normal
lambat dalam seminggu pertama. Hal ini disebabkan karena
penurunan mortilitas usus, kehilangan cairan dan ketidaknyamanan
perineum.
1) Serviks. Setelah lahir servik akan mengalami edema , bentuk
distensi untuk beberapa hari , struktur interna akan kembali
setelah 2 minggu.
2) Vagina. Nampak berugae kembali pada 3 minggu.
3) Perinium. Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang
akan terjadi masa penyembuhan selama 2 minggu.
4) Payudara. Payudara akan membesar karena vaskularisasi dan
engorgemen (bengkak karena peningkatan prolaktin.
e. Sistem muskuloskeletal. Otot dinding abdomen teregang bertahap
selama hamil, menyebabkan hilangnya kekenyalan otot yang terlihat
jelas setelah melahirkan. Dinding perut terlihat lembek dan kendor.
f. Sistem endokrin. Setelah persalinan penaruh supresi esterogen dan
progesteron berkurang maka timbul pengaruh lactogenik dan
prolaktin merangsang air susu. Produksi ASI akan meningkat setelah
2 s.d 3 hari pasca persalinan.
g. Sistem perkemihan. Biasanya ibu mengalami ketidakmampuan untuk
buang air kecil selama 2 hari post partum. Penimbunan cairan dalam
jaringan selama berkemih dikeluarkan melalui diuresis yang
biasanya dimulai dalam 12 jam setelah melahirkan.
8. Adaptasi psikologi post partum (Suherni,2009)
a. Fase taking in. Ibu berperilaku tergantung pada orang lain, perhatian
berfokus pada diri sendiri, pasif, belum ingin kontak dengan bayinya,
berlangsung 1-2.
b. Fase taking hold. Fokus perhatian lebih luas pada bayinya, mandiri
dan inisiatif dalam perawatan bayinya, berlangsung 10 hari.

12
c. Fase letting go. Ibu memperoleh peran baru dan tanggung jawab baru,
perawatan diri dan bayinya meningkat terus,menyadari bahwa dirinya
terpisah dengan bayinya.
9. Patofisiologi
Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan
psikologis ,pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan
terjadi peningkatan kadar ocytosis , peningkatan kontraks uterus sehingga
muncul masalah keperawatan nyeri akut, dan perubahan pada vagina dan
perinium terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis ,personal hygine
yang kurang baik ,pembuluh darah rusak menyebabkan genetalia menjadi
kotor dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul masalah keperawatan
resiko infeksi . perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter
payudara. Laktasi di pengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan
prolaktin, sehingga terjadi pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga
aliran darah dipayudara berurai dari uterus (involusi) dan retensi darah di
pembuluh payudara maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada
duktus intiverus. Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah
keperawatan menyusui tidak efektiv. Pada perubahan psikologis akan
muncul taking in (ketergantungan ), taking hold (ketergantungan
kemandirian ), leting go (kemandirian) . pada perubahan taking in pasien
akan membutuhkan perlindungan dan pelayanan , ibu akan cemderung
berfokus pada diri sendiri dan lemas , sehingga muncul masalah
keperawatan gangguan pola tidur, taking hold pasien akan belajar
mengenai perawatan diri dan bayi, akan cemderung utuh informasi karena
mengalami perubahan kondisi tubuh sehingga muncul masakalh
keperawatan kurang pengetahuan. Leting go ibu akan mulai mengalami
perubahan peran , sehingga akan muncul masalah keperawatan resiko
perubahan peran menjadi orang tua.
B. Konsep Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan

13
kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan
dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat
mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit
manapun (Smeltzer, 2001).
1. Klasifikasi Nyeri
Menurut Smeltzer (2001), nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Nyeri akut
Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau
cedera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa
nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari
situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan
tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya
menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi
kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk
tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang
berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan
penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai
awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena
biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang
diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal
yang sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya,
nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya
2. Pengukuran Nyeri
Pengukuran nyeri dapat dilihat dari tanda-tanda karakteristik yang
ditimbulkan, yaitu:
a. Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi
b. Nyeri sedang atau moderat memiliki karakteristik : Peningkatan

14
frekuensi pernafasan, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan kekuatan
otot, dilatasi pupil.
c. Nyeri berat memiliki karakteristik : Muka pucat, Otot mengeras,
Penurunan frekuensi nafas dan tekanan darah, Kelelahan dan keletihan.
3. Pengkajian nyeri
Pengkajian Nyeri PQRST
Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST
P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah karena terkena ruda
paksa / benturan..? Akibat penyayatan..? dll.
Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..? Bagaimana rasanya..?.
Seberapa sering terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda
berat, diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga
menyebar ke daerah lain / area penyebarannya..?
S : Skala Nyeri
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS untuk gangguan
kesadaran, skala nyeri / ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan

T : Timing

Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa


sering keluhan nyeri tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara
mendadak atau bertahap..? Akut atau Kronis..?

15
C. Konsep Genggam Jari
Tangan merupakan alat sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan dengan
sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari
telunjuk berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan
kemarahan, jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking
berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati. Perasaan yang tidak
seimbang, seperti khawatir, takut, marah, kecemasan, dan kesedihan dapat
menghambat aliran energi yang mengakibatkan rasa nyeri. Relaksasi
genggam jari digunakan untuk memindahkan energi yang terhambat menjadi
lancar (Hill, 2011).
Teknik relaksasi genggam jari merupakan cara yang mudah untuk
mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan emosional. Di sepanjang
jari-jari tangan kita terdapa saluran atau meridian energy yang terhubung
dengan berbagai organ dan emosi (Puwahang, 2011).
Pinandita (2012) perlakuan relaksasi genggam jari akan
menghasilkan impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen non nosiseptor.
Serabut saraf non nosiseptor mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup
sehingga stimulus nyeri terhambat atau berkurang. Jenis relaksasi genggam
jari sangat mudah dilakukan oleh siapapun, yang berhubungan dengan jari
– jari tangan dan aliran energi yang ada dalam tubuh kita, apabila individu
mempersepsikan tentang sentuhan sebagai stimulus untuk rileks, maka akan
muncul respon relaksasi (Potter & Perry, 2005).
Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam – dalam dapat
mengurangi bahkan menyembuhkan ketegangan fisik atau emosi, teknik
relaksasi genggam jari ini nantinya akan dapat menghangatkan titik – titik
keluar dan masuknya energi pada meridian (jalan energy dalam tubuh) yang
terletak pada jari – jari tangan, sehingga nantinya mampu memberikan sebuah
efek rangsangan secara spontan pada saat dilakukan genggaman, kemudian
rangsangan tersebut nantinya akan mengalir menuju ke otak, kemudian
dilanjutkan ke saraf pada organ tubuh yang mengalami gengguan, sehingga
diharapkan sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Indrawati, 2017).

16
D. Metode yang dilakukan
a. Definisi
Teknik genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi sederhana yang mudah
di lakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan tangan dan aliran tubuh
manusia. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri kita jika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri
(Perry,2005).
b. Tujuan
1) Mengurangi nyeri, perasaan takut dan cemas
2) Mengurangi perasaan panik,khawatir dan terancam
3) Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
4) Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi
5) Melancarkan aliran dalam darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RELAKSASI GENGGAM JARI


TERHADAP NYERI POST SECTIO CESAREA
Pengertian Teknik genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi
sederhana yang mudah di lakukan oleh siapapun yang
berhubungan dengan tangan dan aliran tubuh manusia.
Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri
kita jika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik
dan
emosi pada nyeri (Perry,2005).
Tujuan a. Mengurangi nyeri, perasaan takut dan cemas
b. Mengurangi perasaan panik,khawatir dan terancam
c. Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
d. Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi
e. Melancarkan aliran dalam darah
Indikasi Pasien dengan Post Sectio Cesarea
Persiapan alat -

17
Persiapan Pasien a. Inform consent dengan klien tentang pelaksanaan
teknik genggam jari pada klien nyeri abdomen.
b. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan tentang
hal- hal yang akan dilakukan.
c. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin

Pelaksanaan a. Atur posisi yang nyaman pasien


b. Perhatikan privasi pasien
c. Cuci tangan 6 langkah
d. Peganglah jari di mulai dari ibu jari selama 2-3 menit,
bisa menggunakan tangan mana saja
e. Tarik nafas yang dalam dengan lembut
f. Hembuskan nafas secara perlahan dan teratur
g. Ketika menarik nafas, hiruplah bersama perasaan
tenang, damai, dan berpikirlah untuk mendapatkan
kesembuhan
h. Ketika menghembuskan napas, hembuskanlah secara
perlahan sambil melepaskan perasaan dan masalah
yang mengganggu pikiran dan bayangkan emosi yang
mengganggu tersebut keluar dari pikiran
i. Lakukan selama 10-15 menit
Evaluasi a. Evaluasi respon pasien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Berikan reinforcement positif
d. Menganjurkan pasien untuk menggunakan genggam
jari apabila pasien mengalami nyeri
e. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
f. Mencuci tangan
Dokumentasi a. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam
catatan pelaksanaan
b. Catat respon pasien terhadap tindakan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
Refrensi Haniyah, Siti et al. 2016. Efektifitas Tehnik Relaksasi
Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio Cesarea Di
RSUD Ajibarang. Muswil IPEM

18
BAB 1V
HASIL PENELITIAN

Bab ini disajikan tentang penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
judul penelitian ‘’Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post
Sectio Caesarea’’ di Ruang Mawar RSU dr. H Koesnadi Bondowoso
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 di Paviliun Mawar
RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Berdasarkan data dari 15 responden tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:
A. Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Paviliun Mawar


RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso, Desember 2019 (n=15)
Usia Jumlah Persentase (%)
18-21 tahun 5 33,4
22-25 tahun 4 26,8
26-29 tahun 3 20,1
30-33tahun 3 20,1
Total 15 100

Berdasarkan data dari tabel 5.1 di atas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden 5 orang (33,4 %) berusia 18-21 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Paviliun


Mawar RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso, Desember 2019 (n=15)
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
IRT 10 66,6
Buruh 5 33,3
Total 15 100

Berdasarkan data dari tabel 5.2 di atas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden berjumlah 10 orang (33,3%) bekerja sebagi

IRT (Ibu Rumah Tangga).

19
B. Data Khusus
1. Teknik Relaksasi Genggam Jari
a. Analisa Univariat
1) Distribusi Skala Nyeri Sebelum dan Setelah Intervensi
a) Skala Nyeri Sebelum Intervensi
Tabel 5.3 Skala Nyeri Post SC hari Pertama sebelum di
intervensi di Paviliun Mawar RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso, Desember 2019 (n=15)
Skala Nyeri Jumlah Orang Persentase (%)
Nyeri Ringan 0 0
Nyeri Sedang 10 66,7
Nyeri berat 5 33,3
Total 15 100

Berdasarkan data dari tabel 5.3 di atas dapat disimpulkan


bahwa sebagian besar responden berada dalam skala nyeri
sedang sebanyak 10 orang (66,7%).
b) Skala Nyeri Setelah Intervensi
Tabel 5.4 Skala Nyeri Post SC hari Pertama setelah di
intervensi di Paviliun Mawar RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso, Desember 2019 (n=15)
Skala Nyeri Jumlah Persentase (%)
Nyeri Ringan 9 56,3
Nyeri Sedang 6 55,3
Nyeri berat 0 0
Total 15 100

Berdasarkan data dari tabel 5.4 di atas dapat disimpulkan


bahwa sebagian besar responden berada dalam skala nyeri
ringan sebanyak 9 orang (56,3%).

20
C. Analisa Bivariat
1) Uji Wilcoxon
Tabel 5.7 Pengaruh Teknik relaksasi genggam jari pada pasien
post SC di Paviliun Mawar RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
Jember, Desember 2019 (n=15)
Variabel Z-test P value
Skala Nyeri Sebelum
Dilakukan Intervensi
-3,267 ,001
Skala Nyeri Setelah
Dilakukan Intervensi

Berdasarkan hasil uji statistik tabel 5.7 di atas dengan

menggunakan uji wilcoxon diperoleh hasil p value = 0,001 < 0,05

sehingga H1 diterima dengan Z=test -3,267 yang berarti terdapat

pengaruh antara Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap

penurunan nyeri Post SC di Paviliun Mawar RSU dr. H. Koesnadi

Bondowoso.

21
BAB V
PEMBAHASAN

A. Interprestasi dan Diskusi Hasil


Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat
regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya
terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir
dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin
bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap
tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk
pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga
mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi
pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang
mengalami nyeri.
Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang
dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan
yang akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi
nyeri, akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi
lebih parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui
ketakutan dapat meningkatkan nyeri dan pengobatan yang tidak adekuat.
Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian
nyeri selama rentang kehidupannya.Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat
saja menetap dan tidak terselesaikan, seperti padda nyeri berkepanjangan atau
kronis dan persisten.

22
Teknik relaksasi genggam jari merupakan cara yang mudah untuk
mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan emosional. Di sepanjang
jari-jari tangan kita terdapat saluran atau meridian energy yang terhubung
dengan berbagai organ dan emosi. Relaksasi genggam jari digunakan untuk
memindahkan energi yang terhambat menjadi lancar. Penanganan yang sering
digunakan untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea biasanya
menggunakan analgesic. Namun demikian pemberian farmakologi tidak
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk mengontrol
nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk mengontrol nyeri
dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa
pemulihan tidak memanjang. Metode non farmakologi tersebut diperlukan
untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik
atau menit (Yuliatun, 2008). Teknik relaksasi genggam jari efektif menurunkan
intensitas nyeri pada anak post operasi megacolon, sehingga teknik relaksasi
genggam jari juga akan efektif dilakukan pada pasien pasca seksio sesarea.
Setelah dilakukan intervensi teknik relaksasi genggam jari pada 15
responden kelompok pelaku ibu post sc hari pertama dengan skala sedang
hingga berat di Ruang Paviliun Mawar RSU. dr. H. Koesnadi Bondowoso
didapat hasil skala nyeri post sc hari pertama sebelum di beri intervensi rata-
rata nyeri yang dirasakan adalah skla nyeri 6-8. Angka tersebut apabila di
interprestasikan ke dalam kategori skala nyeri maka rata-rata nyeri post sc yang
dialami responden termasuk dalam kategori nyeri sedang.
Berdasarkan hasil analisis diatas dilakukan penilaian pengaruh terapi
relaksasi genggam jari dengan hasil p value 0,001. Artinya H1 diterima bahwa
terdapat pengaruh terapi relaksasi genggam jari terhadap penurunan post SC di
Ruang Paviliun Mawar RSU. dr. H. Koesnadi Bondowoso.

23
B. Keterbatasan Peneliti

1. Penggunakan farmakologi atau obat-obatan diruangan untuk penurunan


nyeri, karena dalam ruangan jarang menggunkan non farmakologi dari
jurnal yang kami telah peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan
penurunan tingkat nyeri.
2. Masih terdapatnya faktor yang dapat mempengaruhi nyeri post sc misalnya
seperti massage, farmakologi, adaptasi yang tidak dikendalikan oleh
peneliti
3. Terbatasnya jumlah responden juga menjadi keterbatasan peneliti sehingga
pada penelitian ini dapat terjadi risiko biasa terhadap hasilnya.

24
LAMPIRAN

25
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : (inisial)
Alamat :
Usia :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui maksud
dan tujuan penelitian ini yang berjudul “Efektifitas Teknik Relaksasi
Genganggam Jari Pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD
dr. H. Koesnadi Bondowoso” menyatakan (Setuju atau tidak setuju)* untuk ikut
berpartisipasi sebagai responden.
Saya percaya apa yang saya informasikan ini dijamin kerahasiaannya.

Bondowoso, 9 Desember 2019

Responden

26
DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

Berilah tanda centang () pada jawaban yang benar!

1. Umur : tahun

2. Paritas :1 anak

>1 anak

3. Pendidikan : Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan : Tidak bekerja/IRT

Petani/pedagang/buruh

PNS

5. Suku : Madura

Jawa

27
28

Anda mungkin juga menyukai