Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh:
Auzan Hudzaifah
22020116140068
Kelas A16.2
No. RM : 52-22-18
A. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Tanggal lahir : 06 Januari 1947
Umur : 72 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Diagnosa Medis : Benign Prostatic Hyperplasia
Alamat : Tlogosari Sidomukti VI No. 25 Semarang
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ninik Lestari
Hubungan dengan klien : Adik
Alamat : Desa Gebugan, Kec. Bergas, Kab. Semarang
RT 05/01
No. HP : (024) 692xxxx
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien tidak bisa BAK
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan Setelah pagi hari klien merasa tidak bisa kencing walaupun
sudah mengejan. Klien tidak merasa panas, tidak mual dan muntah, klien tidak
merasakan sakit di bagian pinggang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mempunyai riwayat penyakit Jantung koroner dan hipertensi
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keturunan di dalam keluarga klien
C. Genogram
: Tn. S : Menikah
1. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, rambut berwarna putih, tidak ada benjolan, tidak
ada lesi.
2. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, bentuk simetris,
tidak ada sekret
3. Hidung
Tidak ada lesi, tidak ada serumen, tidak ada polip, hidung pasien simetris
antara kanan dan kiri.
4. Mulut
Tidak ada lesi, gigi berwarna kuning, mukosa bibir kering, tidak ada
stomatitis
5. Telinga
Telinga simetris antara yang kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak mengalami
gangguan pendengaran, tidak ada serumen.
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada lesi
7. Paru-paru
Inspeksi : dada pasien simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ditemukan vocal fremitus, tidak ada
benjolan
Perkusi : bunyi sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak terdengar wheezing, ronkhi, dan
krekels
8. Jantung
Inspeksi : datar, simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi pekak
Auskultasi : S1 dan S2 reguler
9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, ada luka bekas operasi prostatektomi
Auskultasi : bising usus 9x/menit
Perkusi : bunyi timpani
Palpasi : terdapat nyeri tekan bekas operasi prostatektomi, tidak
ada distensi, tidak ada benjolan
P : Nyeri ketika hendak duduk dan bergerak
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : Luka bekas operasi di bagian perut kanan bawah
S:4
T : Hilang timbul
10. Genitalia
Pasien seorang pria, terpasang kateter
11. Ekstremitas atas
Akral hangat, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm, tidak ada edem, tidak
ada lesi, kulit berwarna sawo matang
12. Ekstremitas bawah
Tidak ada edem, tidak ada varises, tidak ada lesi.
13. Kekuatan otot
H. Terapi
Jenis Terapi Dosis Rute Indikasi dan Cara Kerja Kontra Indikasi Efek Samping
Injeksi 1 gr/ 12 jam IV Indikasi: Penderita yang Nyeri pada tempat
Ceftriaxone Infeksi saluran pernafasan, infeksi hipersensitif suntikan, indurasi,
saluran urin, infeksi tulang, sendi, terhadap golongan rash, pruritus,
dan kulit, infeksi intra-abdominal, sefalosporin. peningkatan nilai
gonorrhea, septik aernia, infeksi Penderita yang SGPT, SGOT,
pembedahan, meningitis (Kasim & pernah mengalami alkalin fosfatase,
Trisna , 2016 ) hipersensitivitas dan bilirubin.
Cara kerja: terhadap penisilin. Sakit kepala,
Mekanisme kerja chepalosporins (Kasim & Trisna , pusing, mual,
(ceftriaxone) sebagai antimikroba 2016 ) muntah, diare,
yaitu menghambat sintesis dinding disgesia, vaginitis,
sel, dimana dinding sel berfungsi monliasis. Lain-
mempertahankan bentuk lain: berkeringat,
mikroorganisme dan ‘menahan’ sel diaphoresis
baketri, yang memiliki tekanan leukositosis,
osmotic yang tinggi di dalam selnya. limfositosis,
Tekanan di dalam sel pada bakteri monositosis,
Gram-positif 3-5 kali lebih besar basofilia,
daripada bakteri Gram-negatif. penurunan waktu
Kerusakan pada dinding sel prothrombin,
(misalnya oleh lisozim) atau jaundice,
hambatan pembentukannya dapat glikosuria,
mengakibatkan lisis pada sel hematuria,
anafilaksis,
bronkospasme,
serum sickness,
palpitasi,
epistaksis, biliary
uliasis,
agranulositosis,
renal precipitation
dan nefrolitiasis
(Kasim & Trisna ,
2016 )
Injeksi 40 mg / 12 jam IV Indikasi: Hipersensitif Omeprazole dapat
Omeprazole Pengobatan jangak pendek pada (Kasim & Trisna , ditoleransi,
duodenal ulser, gastrik ulser, refluks 2016 ) nausea, sakit
oesophagitis erosive/ ulseratif kepala, diare,
pengobatan syndrome Zollinger- konstipasi, dan
Ellison (Kasim & Trisna , 2016 ) flatulence jarang
Cara Kerja: terjadi
Omeprazole merupakan obat
antisekresi/ seringkali termasuk
dalam golongan penghambat pompa
proton (Proton Pum Inhibitor/ PPI)
yang mempunyai tempat kerja dan
bekerja langsung pada pompa asam
lambung dari sel-sel parietal di
lambung.
Injeksi Ketorolac I vial / 12 jam IV Indikasi: Alergi terhadap Nyeri dada, lemas,
Ketorolac parentral diindikasi untuk ketorolac, ulkus sesak, bicara rero,
penata laksnakan jangka pendek peptikum aktif, masalah
(maksimal 2 hari) terhadap nyeri akut pasien yang penglihatan atau
derajat sedang-berat segera setelah diduga/ keseimbangan
OP (Kasim & Trisna , 2016 ) didiagnosis BAB hitam,
Cara Kerja: menderita peny. berdarah, atau
Termasuk golongan NSAID Serebrovaskular, gelap;
(Nonsteroidal anti-imflammatory diatesis hemoragik Batuk darah atau
Drug) yang bekerja dengan memblok (gangguan muntah seperti
produksi substansi alami tubuh yang hemostasis) antara kopi
menyebabkan inflamasi lain gangguan Bengkak atau
koagulasi, karena berat badan naik
ketorolac cepat
menghambat Lebih jarang atau
agregasi trombosit tidak buang air
sehingga dapat kecil
memperpanjang Mual, nyeri
waktu perdarahan, perut,demam
hypovolemia, ringan, tidak napsu
akibat dehidrasi makan, urin gelap,
atau sebab lain, BAB dempul,
gangguan giunjal sakit kuning (kulit
derajat sedang- atau mata
berat (kreatinin menguning)
serum >160 Demam, sakit
mmol/L), hamil, tenggorokan, dan
persalinan, sakit kepala
melahirkan, atau dengan lepuhan,
menyusui, anak < mengelupas, dan
16 tahun, bila ruam kulit merah
diberikan secara Tanda awal
epidural atau sariawan di mulut
intratekal. (Kasim atau ruam kulit,
& Trisna , 2016 ) tidak peduli
seberapa ringan
Kulit pucat,
mudah memar,
kesemutan berat,
baal, nyeri, lemah
otot; atau
Demam, sakit
kepala, kaku leher,
menggigil,
sensitivitas
terhadap cahaya
meningkat, bintik
kecil ungu pada
kulit, dan/atau
kejang (konvulsi)
Aprina , Yowanda, N. I., & Sunarsih . (2017, Agustus ). Relaksasi Progresif terhadap
Intensitas Nyeri Post Operasi BPH . Jurnal Kesehatan , VIII(2), 289-295.
Datak , G., Yetti, K., & Hariyanti , R. T. (2008, November ). Penurunan Nyeri Pasca
Bedah Pasien TUR Prostat Melalui Relaksasi Benson . Jurnal Keperawatan
Indonesia , 12(3), 173-178.
Kasim, F., & Trisna , Y. (2016 ). Informasi Spesialite Obat Indonesia (Vol. 50). Jakarta
Barat, Jakarta , Indonesia : PT. ISFI Penerbitan Jakarta .
Nugroho , H., Johan , H., & Yusuf , N. (2017 ). Efektivitas Pemberian Profilaksis
Ceftriaxone pada Operasi TURP Selama 1 Hari Dengan 3 Hari. Samarinda ,
Kalimantan Timur , Indonesia .
Sueb, & Triwibowo , C. (2016, Juli ). Relaksasi Benson dapat Menurunkan Nyeri Paska
Trans-Urethral Resection Of The Prostate (TURP) . Jurnal Keperawatan
Soedirman , 17-22.