Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

I DENGAN SISTEM PERKEMIHAN


AKIBAT INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA TANGGAL 14 OKTOBER – 19
OKTOBER 2019 DI DUSUN H RT 02 RW 04 DESA M KECAMATAN C KABUPATEN S

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Lapangan Keperawatan Gerontik
Pembimbing : Ibu Lia Marliana, AMK

Oleh :
Sinta Setiawati
1708281

Kelompok A4

TK 3-A
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-
Nya penulis masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya.

Saya bersyukur dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan yang berjudul


“Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. I Dengan Sistem Perkemihan Akibat Infeksi
Saluran Kemih Pada Tanggal 14 Oktober – 19 Oktober 2019 Di Dusun H Rt 02 Rw 04
Desa M Kecamatan C Kabupaten S” dengan tepat waktu. Laporan Asuhan Keperawatan
ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Praktik Belajar Lapangan Keperawatan Gerontik.

Dengan rasa hormat dan kerendahan hati yang terdalam, saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini, baik bantuan secara moril maupun materil sejak perencanaan
hingga pelaksanaan. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tim pembimbing yang telah memberikan banyak dorongan serta bimbingan dan
pengarahan sehingga terselesaikannya Laporan Asuhan Keperawatan ini.
2. Keluarga Tn. A terutama Ny. I yang telah bersedia bekerja sama dengan penulis dalam
melaksanakan pembinaan keluarga.
3. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan, baik
secara moral maupun spiritual.
4. Dan kepada teman-teman satu kelompok maupun satu kelas yang telah membantu,
baik secara langsung maupun tidak.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan sehingga dapat
menjadi solusi yang terbaik untuk masa yang akan datang.
Saya harapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan
semoga segala bantuan, pengobatan, serta dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak
mendapat ganjaran dan pahala dari Allah SWT Aamiin.

Sumedang, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................................................


B. Tujuan Penulisan ..........................................................................................
C. Studi Literatur................................................................................................
D. Sistematik Penulisan ....................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................................

A. Konsep Dasar Penyakit ................................................................................


B. Konsep Dasar Lansia ..................................................................................
C. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik dengan ISK ...................................
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ..........

A. Karakteristik Demografi ................................................................................


B. Riwayat Keluarga ..........................................................................................
C. Riwayat Pekerjaan ........................................................................................
D. Riwayat Lingkungan Hidup ...........................................................................
E. Riwayat Rekreasi ..........................................................................................
F. Sumber/Sistem Pendukung yang Digunakan ...............................................
G. Riwayat Kesehatan Saat Ini ..........................................................................
H. Pola Kebiasaan Setiap Hari ..........................................................................
I. Status Kesehatan .........................................................................................
J. Riwayat Keluarga ..........................................................................................
K. Tinjauan Sistem ............................................................................................
L. Riwayat Psikososial ......................................................................................
M. Status Fungsional .........................................................................................
N. Status Kognitif ...............................................................................................
O. Analisa Data..................................................................................................
P. Skoring Masalah ...........................................................................................
Q. Prioritas Diagnosa Keperawatan ..................................................................
R. Rencana Asuhan Keperawatan Gerontik .....................................................
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................

A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria (Sudoyo Aru, dkk 2009).
Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia.
Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2%. Sedangkan pada usia
sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%.
Dan untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin,
bakteriuria yang disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis.
Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis..
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu jenis infeksi nosokomial yang angka
kejadiannya paling tinggi di Indonesia yaitu sekitar 39%-60%. Pengobatan infeksi
saluran kemih sebagian besar menggunakan antibiotik. Antibiotik merupakan
golongan obat yang paling banyak digunakan terkait banyaknya kejadian infeksi
bakteri. Di negara berkembang 30 – 80% penderita yang dirawat di rumah sakit
mendapat terapi antibiotik. 20 – 65% penggunaannya dianggap tidak tepat.
Penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah resistensi dan efek obat
yang tidak dikehendaki (Lestari, et all, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
mengenai Infeksi saluran kemih (ISK) pada lansia dalam judul “Asuhan Keperawatan
Gerontik Pada Ny. I Dengan Sistem Perkemihan Akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Pada Tanggal 14 Oktober – 19 Oktober 2019 Di Dusun H Rt 02 Rw 04 Desa M
Kecamatan C Kabupaten S.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi gambaran asuhan keperawatan gerontik kepada keluarga Tn. A
dengan infeksi saluran kemih pada Ny. I secara langsung mengenai aspek
biologis, psikologis, social, dan spiritual. Dengan pendekatan proses keperawatan
secara sistematis dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu memberikan gambaran mengenai pengkajian perawatan
kepada keluarga Tn. A dengan ISK pada Ny. I.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga Tn. A dengan
ISK pada Ny. I.
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan keluarga Tn. A dengan ISK
pada Ny. I.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga Tn. A dengan
ISK pada Ny. I.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga Tn. A dengan ISK
pada Ny. I.

C. Studi Literatur
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode deskriptif
berbentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Adapun teknik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
1. Studi dokumentasi
Mempelajari data-data status klien dengan catatan-catatan yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan secara langsung dan spesifik mengkaji keadaan umum klien secara
menyeluruh melalui metode head to toe dengan inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi untuk mendapatkan data mengenai keadaan klien sehingga dapat
menentukan diagnose dan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Observasi
Pengumpulan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung dengan cara
berkunjung ke keluarga yang menjadi subjek asuhan keperawatan.
4. Wawancara dan pastisifasi aktif
Merupakan kegiatan aktif penulis melakukan langsung asuhan keperawatan
dengan menanyakan data yang diperlukan pada klien, keluarga dan tenaga
kesehatan yang terkait.
5. Studi perpustakaan
Merupakan kegiatan untuk mendapatkan teori konsep dan model yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
D. Sistematik Penulisan
Untuk memperoleh gambaran singkat mengenai isi dari laporan ini, maka penulis
akan menguraikan secara singkat mengenai systematika penulisan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, studi literature, dan
sistematika penulisan yang digunakan dalam asuhan keperawatan ini.
BAB II TINJAUAN TEORI
Berisikan tentang penjelasan konsep dasar penyakit ISK, konsep dasar gerontik, dan
konsep asuhan keperawatan gerontik dengan ISK.
BAB III KASUS dan PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Pada bab ini berisikan tentang pembahasan kasus mengenai asuhan keperawatan
gerontik dengan ISK (Infeksi Saluran Kemih), yang berisikan : pengkajian, diagnose
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV PENUTUP
Berisikan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan gerontik dan saran
untuk beberapa pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan sumber-sumber literature dalam pembuatan asuhan
keperawatan gerontik ini.
LAMPIRAN
Pada bagian ini akan dipaparkan hal-hal yang mendukung dan melengkapi isi dari
asuhan keperawatan gerontik ini.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih
dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria (Sudoyo Aru,
dkk 2009).
Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain :
a. Kandung kemih (Sistitis)
b. Uretra (Uretritis)
c. Prostat (Prostatitis)
d. Ginjal (Pielonefritis)
Klasifikasi menurut letaknya :
a. ISK bawah
1) Perempuan (sistitis: presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai
bakteriuria bermakna).
2) Sindrom uretra akut (SUA): presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis.
3) Laki-laki (sistitis, prostatitis, epidimidis, dan urethritis).
b. ISK atas
1) Pielonefritis akut (PNA): proses infeksi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri.
2) Pielonefritis kronis (PNK): kemungkinan akibat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.
Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
a. ISK uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang terjadi pada
penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional
normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
b. ISK complicated, sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali
kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap
beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK
ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :
1) Kelainan abnormal saluran kecing, misalnya batu, reflek vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing
menetap dan prostatitis.
2) Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK.
3) Gangguan gaya tahan tubuh.
4) Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp
yang memproduksi urease.

2. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran
kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
1) Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated (simple).
2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated.
3) Enterobacter, Staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain.
b. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif.
2) Mobilitas menurun.
3) Nutrisi yang sering kurang baik.
4) System imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.
5) Adanya hambatan pada aliran urin.
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Komplikasi pada ISK selama kehamilan :
Kondisi Resiko potensial
BAS* tidak diobati Pielonefritis
Bayi Premature
Anemia
Pregnancy-induced hypertension
ISK Trimester III Bayi mengalami retradasi mental
Pertumbuhan bayi lambat
Cerebral palsy
Setal death

*BAS : Basiluria Asimtomatik


3. Manisfestasi Klinis
a. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba
untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.
b. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa berwarna
putih, cokelat atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.
c. Warna air semi kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.
d. Nyeri pada pinggang.
e. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal
(diringi rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah).
f. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
g. Pada neonates usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia,
problem minum dan sianosis (kebiruan).
h. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia.
i. Pada anak besar gejalanya lebih khas seperti sakit waktu kencing, frekuensi
kencing meningkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol, anyang-anyangan
(polakisuria) dan bau kencing yang menyengat.

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Analisa urin rutin, mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine, serta jumlah
kuman/ml urine.
b. Infestigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis :
1) Utltrasonogram (USG)
2) Radiografi : foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram
3) Isotope scanning
Indikasi investigasi lanjutan setelah ISK

ISK kambuh (relapsing infection)


Pasien laki
Gejala urologic : kolik ginjal, pluria, hematuria
Hematuria persisten
Mikroorganisme (MO) jarang : Pseudomonas spp dan Proteus spp
ISK berulang dengan interval <6 minggu
5. Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
1) Istirahat
2) Diet perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran
kemih
b. Farmakologi
1) Antibiotic sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotic antara lain cefotaxime, ceftriaxone, kotrimoxsazol, trimethoprim,
fluoroquinolon, amcksisiklin, doksisiklin, aminoglikosid.
2) Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi
penisilin dengan aminoglikosida.
3) Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin, nitrofurantoin atau
sefalosporin.

6. Masalah yang Lazim Muncul


a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai dengan mual,
muntah.
b. Hyperthermia b.d peningkatan laju metabolism dan proses penyakit.
c. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus
urinarius lain.
d. Retensi urine b.d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada kandung kemih.
e. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
struktur traktus urinarius lain.
f. Resiko infeksi b.d port entry kuman.
g. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

7. Discharge Planning
a. Perbanyak minum air putih (8-10 gelas/hari).
b. Mengkonsumsi vitamin C secara teratur karena dapat mengurangi jumlah
bakteri dalam urin.
c. Hindari konsumsi minuman beralkohol, makanan yang berempah, dan kopi
karena semua makanan ini dapat mengiritasi kandung kemih.
d. Berikan kompres hangat dengan bantal elektrik khusus atau botol berisi air
panas pada bagan abdomen untuk mengurangi rasa tegang pada kandung
kemih.
e. Segera buang air kecil jika keinginan itu timbul.
f. Cucilah alat kelamin sebelum dan sesudah hubungan kelamin.
g. Jalani hidup bersih dengan mencuci bagian anus dan genitalia sekurang-
kurangnya sekali sehari.
h. Jika memakai kateter lakukan pergantian atau cek ke Dokter dengan teratur.
i. Untuk wanita :
1) Kenali factor penyebab/gejala-gejala yang menimbulkan ISK.
2) Basuh bagian kemaluan dari arah depan kebelakang (anus) agar bakteri
tidak bermigrasi dari anus kevagina atau uretra.
3) Cuci setelah melakukan senggama diikuti dengan terapi antimikroba
takaran tunggal (missal trimetroprim 200 mg).
4) Jika hamil segera periksakan kedokter untuk mendapatkan perawatan
sesegera mungkin.
5) Ganti pembalut atau tampon.
6) Hindari pemakaian celana ketat.
7) Hindari penggunaan parfum, deodorant, atau produk kebersihan wanita
lainnya pada bagian kelamin karena dapat berpotensi mengiritasi uretra.

8. Patofisiologi
B. Konsep Dasar Lansia
1. Definisi
Manusia lanjut usia (manula) merupakan populasi penduduk yang
berumur tua dengan kelompok usia 60 tahun atau lebih (Bustan, 2007). Menurut
(Fatmah, 2010) lansia merupakan proses alamiah yang terjadi secara
berkesinambungan pada manusia dimana ketika menua seseorang akan
mengalami beberapa perubahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
keadaan fungsi dan kemampuan seluruh tubuh. Istilah manusia usia lanjut belum
ada yang mematenkan sebab setiap orang memiliki penyebutannya masing-
masing seperti manusia lanjut usia (manula), manusia usia lanjut (lansia), usia
lanjut (usila), serta ada yang menyebut golongan lanjut umur (glamur) (Maryam,
2008: 32).
Ada pula batasan lansia, usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia
berbeda-beda. Umumnya antara 60-65 tahun. Ada beberapa pendapat para ahli
tentang batasan usia adalah sebagai berikut :
a. Menurut Word Health Organization (WHO), menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.
b. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp. Kj., batasan usia dewasa
sampai lanjut usia dikelompokan menjadi :
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18-25 tahun.
2) Usia dewasa penuh (middle years) usia 25=65 tahun.
3) Lanjut usia (geriatric age) usia >65 tahun.
c. Menurut Hurlock, perbedaan lanjut usia ada dua tahap, yaitu :
1) Early old age (usia 60-70 tahun).
2) Advanced old age (usia >70 tahun).
d. Menurt Burnsie, ada empat tahap lanjut usia, yaitu :
1) Young old (usia 60-69 tahun).
2) Middle age old (usia 70-79 tahun).
3) Old-old (usia 80-89 tahun).
4) Very old (usia >90 tahun).
2. Teori Menua
Teori-Teori Menua Berdasarkan (Fatmah, 2010: 8-10), (Aspiani, 2014:
34), dan (Eliopoulus, 2010: 14-20):
a. Teori Penuaan ditinjau dari sudut biologis
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan sel dalam tubuh lansia dikaitkan pada
proses penuaan tubuh lansia dari sudut pandang biologis.
1) Teori Genetik
a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutative theory) Teori ini
menerangkan bahwa di dalam tubuh setiap manusia terdapat jam
biologis yang dapat mengatur gen dan dapat menentukan proses
penuaan. Pada setiap spesies manusia memiliki inti sel yang berisi
jam biologis atau jam genetik tersendiri. Dimana pada setiap spesies
memiliki batas usia yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
replikasi dari setiap sel dalam tubuh manusia. Apabila replikasi sel
tersebut berhenti maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai
kematian.
b) Teori mutasi somatik (error catastrope) Penjelasan dari teori ini adalah
menua diakibatkan oleh kerusakan, penurunan fungsi sel dan
percepatan kematian sel yang disebabkan oleh kesalahan urutan
susunan asam amino. Kerusakan selama masa transkripsi dan
translasi dapat mempengaruhi sifat enzim dalam melakukan sintesis
protein. Kerusakan ini pula menjadi penyebab timbulnya metabolit
yang berbahaya sehingga dapat mengurangi penurunan fungsi sel.
2) Teori Non-genetik
a) Teori penurunan sistem imun (Auto-Immune Theory)
Teori ini mengemukakan bahwa penuaan terjadi akibat adanya
penurunan fungsi dan struktur dari sistem kekebalan tubuh pada
manusia. Seiring bertambahnya usia, hormon yang dikeluarkan oleh
kelenjar timus sebagai pengontrol sistem kekebalan tubuh pada
manusia mengalami penurunan maka terjadilah proses penuaan. Dan
pada saat yang bersamaan pula terjadi kelainan autoimun.
b) Teori Radikal Bebas (Free Radical Theory)
Teori ini menyebutkan bahwa radikal bebas terbentuk di alam bebas
dan di dalam tubuh manusia akibat adanya proses metabolisme di
dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan sebuah molekul yang
tidak berpasangan sehingga dapat mengikat molekul lain yang akan
menjadi penyebab kerusakan fungsi sel dan perubahan dalam tubuh.
Ketika radikal bebas terbentuk dengan tidak stabil, akan terjadi
oksidasi terhadap oksigen dan bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein sehingga sel-sel dalam tubuh sulit untuk
beregenerasi. Radikal bebas banyak terdapat pada zat pengawet
makanan, asap rokok, asap kendaraan bermotor, radiasi, serta sinar
ultra violet yang menjadi penyebab penurunan kolagen pada lansia
dan perubahan pigmen pada proses menua.
c) Teori Rantai Silang (Cross Link Theory)
Teori rantai silang menerangkan bahwa proses penuaan diakibatkan
oleh lemak, protein, asam nukleat (molekul kolagen) dan karbohidrat
yang bereaksi dengan zat kimia maupun radiasi yang dapat
mengubah fungsi jaringan dalam tubuh. Perubahan tersebut akan
menjadi penyebab perubahan pada membran plasma yang
mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku dan kurang elastis serta
hilagnya fungsi. Proses hilangnya elastisitas ini seringkali
dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen
protein di dalam jaringan.
Terdapat beberapa contoh perubahan seperti banyaknya kolagen
pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya
serta menjadi tebal seiring bertambahnya usia. Contoh ini dapat
dikaitkan dengan perubahan pada pembuluh darah yang cenderung
menyempit dan cenderung kehilangan elastisitasnya sehingga
pemompaan darah dari jantung menuju keseluruh tubuh menjadi
berkurang dan pada permukaan kulit yang kehilangnya elastisitasya
dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan
kecepatan pada sistem muskuloskeletal.
d) Teori Fisiologik
Teori ini mengambil contoh dari teori adaptasi stres (stress adaptation
theory). Dimana proses menua merupakan akibat dari adaptasi
terhadap stres dan stres ini bisa berasal dari internal maupun
eksternal tubuh yang dapat memengaruhi peningkatan kasus penyakit
degeneratif pada manusia lanjut usia (manula).
e) Teori “imunologi slow virus” (immunology slow virus theory)
Teori ini menyatakan bahwa ketika manusia berada pada proses
menua maka saat itulah tubuh manusia tidak dapat membedakan sel
normal dan sel yang tidak normal, akibatnya antibodi bekerja untuk
menyerang keduanya. Sistem imun pun mengalami gangguan dan
penurunan kemampuan dalam mengenali dirinya sendiri (self
recognition) akibat perubahan protein pascatranslasi atau mutasi.
3) Teori Sosiologis
Teori perubahan sosial menjelaskan tentang lansia yang mengalami
penurunan dan penarikan diri terhadap sosialisasi dan partisipasi ke
dalam masyarakat.
a) Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan keaktifan lansia dalam melakukan berbagai jenis
kegiatan yang merupakan indikator suksesnya lansia. Lansia yang
aktif, banyak bersosialisasi di masyarakat serta lansia yang selalu
mengikuti kegiatan sosial merupakan poin dari indikator kesuksesan
lansia. Lansia yang ketika masa mudanya merupakan tipe yang aktif,
maka di masa tuanya lansia akan tetap memelihara keaktifannya
seperti peran lansia dalam keluarga maupun masyarakat di berbagai
kegiatan sosial keagamaan. Apabila lansia tidak aktif dalam
melakukan kegiatan dan perannya di masyarakat maupun di keluarga,
maka sebaiknya lansia mengikuti kegiatan lain atau organisasi yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
b) Teori Kontinuitas
Teori ini menekankan bahwa perubahan ini dipengaruhi oleh jenis
kepribadian lansia tersebut. Dalam teori ini lansia akan tetap
memelihara identitas dan kekuatan egonya karena tipe
kepribadiannya yang aktif dalam bersosialisasi.
4) Teori Psikososial
Teori ini menerangkan bahwa semakin menua tingkat usia seseorang
maka semakin sering pula seseorang memperhatikan kehidupannya
daripada isu yang terjadi di lingkungan sekitar.

3. Permasalahan yang terjadi pada lansia


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut
usia, antara lain : (Setiabudhi, T. 1999: 40-42).
a. Permasalahan umum :
1) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang
berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
3) Lahirnya kelompok masyarakat industry.
4) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga professional pelayanan
lanjut usia.
5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan khusus :
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik, mental maupun social.
2) Berkurangnya integrasi social lanjut usia.
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar, dan cacat.
5) Berubahnya nilai social masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualis.
6) Adanya dampak negative dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.

4. Factor-faktor yang mempengaruhi proses menua


a. Hereditas atau ketuaan genetic.
b. Nutrisi atau makanan.
c. Status kesehatan.
d. Pengalaman hidup.
e. Lingkungan.
f. Stress.

5. Perubahan-prubahan yang terjadi pada lansia


a. Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua system organ tubuh,
diantaranya system pernafasan pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
system pengaturan tubuh, system musculoskeletal, gastro intestinal, genito
urinaria, system endokrin, dan system integument.
b. Perubahan mental
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi perubahan mental,
diantaranya yaitu :
1) Perubahan fisik.
2) Kesehatan umum.
3) Tingkat pendidikan.
4) Keturunan (hereditas).
5) Lingkungan.
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan.
8) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
keluarga.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
c. Perubahan Psikososial :
1) Lansia cenderung merasakan sadar atau tidak sadar akan terjadinya
kematian.
2) Merasakan perubahan dalam cara hidup.
3) Merasakan perubahan ekonomi akibat pemberhentian jabatan dan
peningkatan gaya hidup.
4) Merasakan pensiun (kehilangan) banyak hal seperti finansial, pekerjaan,
sahabat, dan status pekerjaan.
5) Merasakan penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6) Merasakan kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
7) Mengalami gangguan pancaindera.
8) Lansia mulai mengalami perubahan dalam konsep diri, serta lansia akan
merasakan rangkaian dari proses kehilangan.
d. Perubahan spiritual
Perubahan yang terjadi pada lansia yang berhubungan dengan
perkembangan spiritualnya adalah dari segi agama/kepercayaan lansia yang
akan semakin terintegerasi dalam kehidupan, pada perubahan spiritual ini
ketika usia mencapai 70 tahun lansia akan berfikir dan bertindak dalam
memberikan contoh bagaimana cara mencintai dan bagaimana cara berlaku
adil. Perubahan yang lain yaitu lansia akan semakin matur dalam kehidupan
keagamaannya yang tercermin dalam perilaku sehari-hari (Nugroho, 2008:
36).

6. Penyakit yang sering diderita lansia


Dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan
proses menua, yakni :
a. Gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelainan pembuluh darah,
gangguan pembuluh darah diotak (coroner), dan ginjal.
b. Gangguan metabolism hormonal, seperti : diabetes mellitus, klimakterium, dan
ketidakseimbangan tiroid.
c. Gangguan pada persendian, seperti : osteoarthritis, gout arthritis, ataupun
penyakit kolagen lainnya.
d. Berbagai macam neoplasma.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik dengan ISK


1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik : dilakukan secara head to toe dan system tubuh.
b. Riwayat atau adanya factor-faktor resiko :
1) Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
2) Adakah obstruksi pada saluran kemih?
c. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosocomial :
1) Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
2) Imobilisasi dalam waktu yang lama.
3) Apakah terjadi inkontensia urin?
d. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih :
1) Bagaimana pola berkemih pasien?untuk mendeteksi factor predisposisi
terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi dan jumlah).
2) Adakah dysuria?
3) Adakah urgensi?
4) Adakah hesitancy?
5) Adakah bau urin yang menyengat?
6) Bagaimana haluaran volume urin, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi
urin?
7) Adakah nyeri-biasanya suprapubic pada infeksi saluran kemih bagian
bawah?
8) Adakah nyeri panggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas?
9) Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
e. Pengkajian psikologi pasien :
1) Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan
yang telah dilakukan?
2) Adakah perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya?

2. Diagnose keperawatan yang muncul


a. Infeksi b.d adanya bakteri pada saluran kemih.
b. Perubahan pola eliminasi urin (dysuria, dorongan, frekuensi, dan atau
nokturia) b.d ISK.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d ISK.
d. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan intruksi perawatan di rumah.

3. Intervensi keperawatan
No Diagnose Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan kriterian hasil
1 Infeksi b.d adanya Setelah dilakukan 1. Kaji suhu
bakteri pada saluran tindakan tubuh pasien
kemih. keperawatan setiap
selama … x 24 jam
pasien
memperlihatkan
tidak adanya tanda-
tanda infeksi.
Dengan kriteria
hasil :
1. Tanda-tanda
vital dalam
batas normal.
2. Nilai kultur urin
negative.
3. Urin berwarna
kuning dan
tidak bau.

2 Perubahan pola
eliminasi urin
(dysuria, dorongan,
frekuensi, dan atau
nokturia) b.d ISK.

3 Gangguan rasa
nyaman nyeri b.d
ISK.
4 Kurangnya
pengetahuan b.d
kurangnya informasi
tentang proses
penyakit, metode
pencegahan, dan
intruksi perawatan di
rumah.

4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. Karakteristik Demografi
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku bangsa :
Agama :
Pendidikan :
Status perkawinan :
Alamat :
Orang terdekat yang dihubungi :

B. RIWAYAT KELUARGA
1. Pasangan
Apabila pasangan masih hidup
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Apabila pasangan telah meninggal
Tahun meninggal :
Penyebab kematian :

2. Anak –anak
Apabila anak-anak masih hidup
Nama dan alamat :
Apabila anak-anak sudah meninggal
Tahun meninggal :
Penyebab kematian :

C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status pekerjaan saat ini :
2. Pekerjaan sebelumnya :
3. Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1. Tipe tempat tinggal :
2. Jumlah kamar :
3. Jumlah tingkat :
4. Jumlah orang yang tinggal di rumah :
5. Derajat privasi :
6. Tetangga terdekat :

E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi/minat :
2. Keanggotaan kelompok :
3. Liburan/perjalanan :

F. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


1. Dokter :
2. Rumah sakit :
3. Klinik :
4. Pelayanan kesehatan di rumah :

G. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Penyakit
a. Penyakit yang diderita 1 tahun terakhir (dapat lebih dari satu)

b. Penyakit yang diderita saat ini (dapat lebih dari satu)


2. Keluhan
a. Keluhan yang dialami 1 tahun terakhir

b. Keluhan saat

H. POLA KEBIASAAN SETIAP HARI


1. Nutrisi (ingat kembali diet 24 jam, termasuk intake cairan)
a. Frekuensi makan
b. Nafsu makan
c. Jenis makanan
d. Kebiasaan sebelum makan
e. Makanan yang tidak disukai
f. Alergi terhadap makanan
g. Pantangan makanan
h. Makan
2. Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi dan waktu
2) Kebiasaan BAK pada malam hari
3) Keluhan yang berhubungan dengan BAK
b. BAB
1) Frekuensi dan waktu
2) Konsistensi
3) Keluhan yang berhubungan dengan BAB
4) Pengalaman memakai Laxantif/pencahar
3. Personal hygiene
a. Mandi
1) Frekuesi dan waktu mandi
2) Pemakaian sabun ( ya/tidak )
b. Oral hygiene
1) Frekuensi dan gosok gigi
2) Menggunakan pasta gigi
c. Cuci rambut
1) Frekuensi
2) Penggunaan shampoo ( ya/tidak )
3) Kuku dan tangan
4) Frekuensi gunting kuku
5) Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun
4. Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur malam
b. Tidur Siang
c. Keluhan yang berhubungan dengan tidur
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
a. Olahraga
b. Nonton TV
c. Berkebun/memasak
6. Kebiasaan mempengaruhi kesehatan
a. Merokok (ya/tidak)
b. Minuman keras (ya/tidak)
c. ketergantungan terhadap obat (ya/tidak)
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
1. Memasak ..................................................................................
2. Bersih-bersih ..................................................................................
rumah ..................................................................................
3. Cuci baju ..................................................................................
4. Cuci piring ..................................................................................
5. Tidur siang

I. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir :
b. Gejala yang dirasakan :
c. Factor pencetus :
d. Timbul keluhan : ( ) mandadak ( ) bartahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan :
f. Upaya mengatasi :
1) Pergi ke RS/klinik pengobatan :
2) Pergi kebidan atau perawat :
3) Mengonsumsi obat-obatan sendiri :
4) Mengonsumsi obat-obatan tradisional :
5) Lain-lain :

J. RIWAYAT KELUARGA
1. Silsilah keluarga (identifikasi kakek atau nenek, orang tua, paman, bibi, saudara
kandung, pasangan, anak-anak)

2. Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga

K. TINJAUAN SISTEM
1. Tingkat kesadaran :
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
Nadi :
Suhu :
RR :
3. Penilaian umum Kelelahan : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan BB satu tahun yang lalu : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan nafsu makan : ( ) ya ( ) tidak
Demam : ( ) ya ( ) tidak
Keringat malam : ( ) ya ( ) tidak
Kesulitan tidur : ( ) ya ( ) tidak
Sering pilek, infeksi : ( ) ya ( ) tidak
Penialaian diri terhadap seluruh status kesehatan : ( ) ya ( ) tidak
Kemampuan melakukan ADL : ( ) ya ( ) tidak
4. Integumen
Lesi/luka : ( ) ya ( ) tidak
Pruritus : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan pigmentasi : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan tekstur : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan rambut : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan kuku : ( ) ya ( ) tidak
5. Hemopoetik
Perdarahan/memar abnormal : ( ) ya ( ) tidak
Pembengkakan kelenjar limfe : ( ) ya ( ) tidak
Anemia : ( ) ya ( ) tidak
Riwayat transfusi darah : ( ) ya ( ) tidak
6. Kepala
Sakit kepala : ( ) ya ( ) tidak
Trauma : ( ) ya ( ) tidak
Pusing : ( ) ya ( ) tidak
Gatal pada kulit kepala : ( ) ya ( ) tidak
7. Mata
Perubahan penglihatan : ( ) ya ( ) tidak
Kacamata/lensa kontak : ( ) ya ( ) tidak
Nyeri : ( ) ya ( ) tidak
Pandangan kabur : ( ) ya ( ) tidak
Fotofobia : ( ) ya ( ) tidak
Skotomata : ( ) ya ( ) tidak
Riwayat infeksi : ( ) ya ( ) tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir :
Tanggal pemeriksaan glukoma paling akhir :
Dampak pada penampilan ADL :
8. Telinga
Perubahan pendengaran : ( ) ya ( ) tidak
Vertigo : ( ) ya ( ) tidak
Sensitivitas pendengaran : ( ) ya ( ) tidak
Riwayat infeksi : ( ) ya ( ) tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir :
Kebiasaan perawatan telinga :
Dampak pada penampilan ADL :
9. Hidung dan sinus
Nyeri pada sinus : ( ) ya ( ) tidak
Alergi : ( ) ya ( ) tidak
Riwayat infeksi : ( ) ya ( ) tidak
Penilaian diri pada kemampuan olfaktori :
10. Mulut dan tenggorokan
Sakit tenggorokan : ( ) ya ( ) tidak
Lesi/ulkus : ( ) ya ( ) tidak
Kesulitan menelan : ( ) ya ( ) tidak
Perdarahan gusi : ( ) ya ( ) tidak
Karies : ( ) ya ( ) tidak
Riwayat infeksi : ( ) ya ( ) tidak
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir
Pola menggosok gigi :
Pola flossing :
Masalah dan kebiasaan membersihkan :
Gigi palsu : ( ) ya ( ) tidak
11. Leher
Kekakuan : ( ) ya ( ) tidak
Nyeri/nyeri tekan : ( ) ya ( ) tidak
Benjolan/ massa : ( ) ya ( ) tidak
Keterbatasan gerak : ( ) ya ( ) tidak
12. Payudara
Benjolan/ massa : ( ) ya ( ) tidak
Nyeri/nyeri tekan : ( ) ya ( ) tidak
Tanggal dan hasil pemeriksaan mamogram paling akhir :
13. Pernafasan
Batuk : ( ) ya ( ) tidak
Sesak nafas : ( ) ya ( ) tidak
Sputum : ( ) ya ( ) tidak
Asma/alergi pernafasan : ( ) ya ( ) tidak
Tanggal dan hasil pemeriksaan foto thorak terakhir :
14. Kardiovaskular
Ditensi vena jugularis : ( ) ya ( ) tidak
Sesak nafas : ( ) ya ( ) tidak
Dispnea nocturnal paroksimal : ( ) ya ( ) tidak
Murmur : ( ) ya ( ) tidak
Edema : ( ) ya ( ) tidak
Varises : ( ) ya ( ) tidak
15. Gastrointestinal
Mual/muntah : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan nafsu makan : ( ) ya ( ) tidak
Intoleransi makanan : ( ) ya ( ) tidak
Nyeri : ( ) ya ( ) tidak
Benjolan/massa : ( ) ya ( ) tidak
Perubahan kebiasaan defekasi : ( ) ya ( ) tidak
Diare : ( ) ya ( ) tidak
Konstipasi : ( ) ya ( ) tidak
Hemoroid : ( ) ya ( ) tidak
Perdarahan rektum : ( ) ya ( ) tidak
Pola defekasi biasanya :
16. Riwayat menopouse (usia, gejala, masalah pasca menopouse)
17. Muskuloskeletal
Nyeri persendian : ( ) ya ( ) tidak
Kekakuan : ( ) ya ( ) tidak
Pembengkakan sendi : ( ) ya ( ) tidak
Deformitas : ( ) ya ( ) tidak
Spasme : ( ) ya ( ) tidak
Kelemahan otot : ( ) ya ( ) tidak
Masalah cara berjalan : ( ) ya ( ) tidak
Nyeri punggung : ( ) ya ( ) tidak
Kekuatan otot : 5 dapat bergerak normal
TES KOORDINASI/KESEIMBANGAN
No. Aspek penilaian Keterangan Nilai
1 Berdiri dengan postur normal
2 Berdiri dengan postur normal (dengan mata
tertutup)
3 Berdiri dengan satu kaki Kanan :
Kiri :
4 Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri ke posisi netral
5 Berdiri, lateral dan fleksi trunk
6 Berjalan, tempatkan salah satu tumit di depan
jari kaki yang lain
7 Berjalan sepanjang garis lurus
8 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai
9 Berjalan mundur
10 Berjalan mengikuti lingkaran
11 Berjalan dengan tumit
12 Berjalan dengan ujung kaki
JUMLAH

Kriteria penilaian
4 : melakukan aktifitas dg lengkap
3 : sedikit bantuan (untuk keseimbangan)
2 : dengan bantuan sedang – maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktivitas

Keterangan :
42 – 54 : Melakukan aktifitas dengan lengkap
28 – 41 : Sedikit bantuan (untuk keseimbangan)
14 – 27 : Dengan bantuan sedang sampai maksimal
< 14 : Tidak mampu melakukan aktifitas

L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Cemas : ( ) ya ( ) tidak
2. Stabilitas emosi
a. Labil (b). Stabil c. Iritable d. Datar
Jelaskan
3. Permasalahan Emosional
Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami susah tidur :
b. Apakah klien merasa gelisah :
c. Apakah klien murung menangis sendiri :
d. Apakah klien sering was-was atau kuatir :
Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika lebih dari satu atau sama dengan jawaban
1 ya
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
b. Ada masalah atau banyak pikiran :
c. Ada gangguan atau masalah dengan orang lain :
d. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter :
e. Cenderung mengurung diri :
Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawabannya ya, maka masalah emosional
ada atau ada gangguan emosional
4. Insomnia : ( ) ya ( ) tidak
5. Gugup : ( ) ya ( ) tidak
6. Takut : ( ) ya ( ) tidak
7. Stres : ( ) ya ( ) tidak
8. Mekanisme koping yang biasa digunakan :
9. Pola respon seksual :

M. STATUS FUNGSIONAL
INDEK BARTHEL
No Jenis aktivitas Nilai Penilaian
Bantuan Mandiri
1 Makan/minum 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat 5-10 15
tidur/sebaliknya
3 Kebersihan diri: cuci muka, menyisir, 0 5
dll
4 Keluar/masuk kamar mandi 5 10
5 Mandi 0 5
6 Berjalan (jalan datar) 10 15
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian/bersepatu 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Jumlah

Keterangan :
0 – 20 : Ketergantungan penuh/total
21 – 61 : Ketergantungan berat
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

N. STATUS KOGNITIF
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTSIONNAIRE (SPMSQ)
Benar Salah Nomor Pertanyaan

1 Tanggal berapa hari ini?

2 Hari apa sekarang?

3 Apa nama tempat ini?

4 Di mana alamat Anda?

5 Kapan Anda lahir?

6 Berapa umur Anda?

7 Siapa presiden Indonesia sekarang?

8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

9 Siapa nama ibu Anda?

10 Angka 20 dikurangi 3=? Dan seterusnya


dikurangi 3
Jumlah Jumlah Jumlah

Keterangan:
a. Salah 0 – 3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5: kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8: kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10: kerusakan intelektual berat
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
ITEM TES NILAI NILAI
MAX
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa?
5
2 Kita berada di mana? (negara), (provinsi), (kota), (rumah
5
sakit), (lantai/kamar)

3 REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda
1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda 3
tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan

4 ATENSI DAN KALKULASI


Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban benar.
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik 5
kata “DUNIA” (nilai diberikan pada huruf yang benar
sebelum kesalaahn; misalnya “aiund”=3

5 MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


Klien diminta mengingat kembali nama benda di atas 3

BAHASA
6 Klien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan 2
(pensil, buku)
7 Klien diminta mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8 Klien diminta melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan 3
tangan Anda, lipatlah menjadi dua bagian dan letakkan di
lantai”
9 Klien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkan 1
mata Anda”
10 Klien disuruh menulis dengan spontan 1
11 Klien diminta menggambarkan bentuk di bawah ini 1

TOTAL 30

Keterangan :
a. Nilai 24-30 = normal
b. Nilai 18-23 = gangguan kognitif sedang
c. Nilai 0-17 = gangguan kognitif berat

O. ANALISA DATA
Tgl Data Masalah Etiologi
DS :
DO :

DS :
DO :

P. SKORING MASALAH
1. Skala Prioritas masalah keperawatan
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Sifat masalah
a. Aktual 3
(Tidak/kurang 1
1.
sehat) 2
b. Ancaman 1
Kesehatan
c. Keadaan
Sejahtera

Kemungkinan
masalah
dapat diubah dengan 2
2. a. Mudah 1 2
b. Sebagian 0
c. Tidak dapat

Potensi masalah
untuk dicegah
3. a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
Menonjolnya
masalah 2
a. Masalah berat
dan harus segera 1
ditangani 1
4.
b. Ada masalah tapi
tidak perlu segera 0
ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan

Perhitungannya Nilainya = Skor x Bobot


Angka Tertinggi Skor

Q. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. ........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
3. .......................................................................................................................
R. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Nama Klien : ........................
No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Implementasi
Keperawatan
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl / Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda
Waktu Keperawatan Tangan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Lestari W., Ahmady A., Zubir N., dkk. 2011. Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan
Sistem ATC/DDD dan Kriteria Gysens di Bangsal Penyakit Dalam RSUP
DR.M.Jamil Padang. Tesis tidak dipublikasikan. Fakultas Farmasi, Pascasarjana,
Universitas Andalas, Padang.

Anda mungkin juga menyukai