Anda di halaman 1dari 11

RISIKO FAKTOR PSIKOLOGIS DALAM KERJA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kesehatan


Keselamatan Kerja (K3)

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Aditria Suryaningrat 1708167


2. Deti Eva Nurvalah 1708188
3. Imam Purwaji 1708219
4. Ine Farida 1708222
5. Nadzila Khoirun Nisa 1708243
6. Sinta Setiawati 1708281
7. Yanti Rosalina 1708304
8. Yosep Suherlan 1708305

TK-3A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya penulis masih diberikan kekuatan,
kesehatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita semua
selaku umatnya.
Penulis bersyukur dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Risiko
Faktor Psikologis” dengan tepat waktu sebagai salah satu tugas mata kuliah
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3).
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk memperbaiki makalah di waktu mendatang. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi pembaca.

Sumedang, 07 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.2.1 Bagaimana penyebab stress akibat kerja?...............................................4

1.2.2 Bagaimana manajemen stress dalam kerja?............................................4

1.2.3 Bagaimana perbaikan kinerja stress?......................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................................4

1.3.1 Untuk mengetahui penyebab stress akibat kerja.....................................4

1.3.2 Untuk mengetahui manajemen stress dalam kerja..................................4

1.3.3 Untuk mengetahui perbaikan kinerja stress............................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

2.1 Penyebab Stress Akibat Kerja........................................................................5

2.2 Manajemen Stress..........................................................................................6

2.3 Perbaikan Kinerja Stress................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan..................................................................................................10

3.2 Saran.............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki banyak masyarakat
yang bekerja dipabrik perusahaan atau pun lokasi proyek. Kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
suatu pekerjaan, karena apabila tidak adanya K3 tidak diragukan lagi banyak
terjadi kecelakaan dalam kerja yang bersifat ringan sampai berat. Faktor risiko
psikologis dalam kecelakaan kerja merupakan suatu potensi pikiran, perasaan, dan
perilaku yang mungkin terjadi akibat peristiwa stres.
Menurut Health and Safety Statistics (HSS 2006/2007) menyatakan bahwa
ada 2,2 juta orang yang memiliki gangguan kesehatan yang berhubungan dengan
pekerjaan (Occupational Health), diantaranya yaitu gangguan otot, kecelakaan,
asma, infeksi kulit, dan gangguan pernafasan kronik. Selain itu Health and Safety
Executive (HSE 2006) menyatakan bahwa banyak pegawai yang mengalami stress
berturut-turut sehingga menimbulkan gangguan kesehatan dan memperburuk hasil
pekerjaan atau menurunkan produktivitas dalam bekerja seperti manajemen peran
dalam organisasi serta hubungan sosial dalam tempat kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana penyebab stress akibat kerja?
1.2.2 Bagaimana manajemen stress dalam kerja?
1.2.3 Bagaimana perbaikan kinerja stress?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui penyebab stress akibat kerja.
1.3.2 Untuk mengetahui manajemen stress dalam kerja.
1.3.3 Untuk mengetahui perbaikan kinerja stress.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Stress Akibat Kerja


Hal yang dapat menimbulkan stress disebut stressor. Ancaman, kejadian
atau pun perubahan juga merupakan stressor. Terdapat dua tipe stressor yang
berasal dari lingkungan internal dan eksternal.
A. Eksternal stressor
1) Physical environment atau lingkungan fisik merupakan stressor
dilingkungan pekerjaan seperti kebisingan, cahaya yang berlebihan, suhu
udara yang panas, dan kondisi ruangan yang sempit.
2) Social interaction atau interaksi sosial, misalnya mengalami tindakan yang
kasar, korban sikap berkuasa, menerima tindakan agrasif dari pihak lain
dan mengalami kekerasan.
3) Orgasational atau organisasi, situasi organisasi yang dapat menimbulkan
stress adalah adanya peraturan yang terlalu ketat dan tekanan date line yang
harus dipenuhi.
4) Peristiwa penting dalam hidup, misalnya kelahiran, kematian, promosi,
kehilangan pekerjaan, dan perubahan status perkawinan.
5) Kecerobohan kegiatan sehari-hari, misalnya rutinitas berpergian dalam
jarak jauh, lupa menyimpan kunci, dan kerusakan mesin.
B. Internal stressor
1) Stressor internal dapat disebabkan adanya pemilihan terhadap gaya hidup
yang ditandai dengan adanya kecanduan minum-minuman yang banyak
mengandung kafein, kurang tidur, dan jadwal yang terlalu padat.
2) Pembicaraan pribadi yang negative, hal ini ditandai dengan pemikiran
yang pesimis, sering mengkritik diri sendiri, dan melakukan analisis yang
berlebihan.
3) Jebakan pemikiran, misalnya harapan yang tidak realistis, dan terlalu
banyak yang dipikirkan atau sama sekali tidak berpikir.
4) Hambatan pribadi misalnya workaholic dan perfectionis.
2.2 Manajemen Stress
Untuk mengidentifikasi dan mengelola stress maka diperlukan teknik-
teknik manajemen stress, diantaranya yaitu :
A. Stress lingkungan
Pengorganisasian lingkungan yang buruk dapat menjadi penyebab stress
yang utama. Apabila lingkungan diorganisir dengan baik dan menyenangkan,
kemudian dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan
produkstivitas. Beberapa orang yang mengalami stres memerlukan lingkungan
yang tenang, namun orang yang lain memerlukan lingkungan yang ramai
untuk menaggulangi stres. Adapun beberapa cara mengurangi stress
lingkungan diantaranya, yaitu :
1) Mendengarkan musik untuk berelaksasi
2) Visualisasi
3) Stretching
B. Peningkatan kualitas udara
Penerangan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan mata, misalnya
cahaya yang terlalu terang dan meningkatkan fatigue. Apabila cahaya masuk
langsung ke mata. Dengan demikian anda mengetahui bahwa cahaya
merupakan hal yang penting. Coba lakukan bekerja dekat jendela atau
gunakan bola lampu spektrum pada lampu belajar anda. Anda mungkin akan
menemukan bahwa hal ini merupakan upaya peningkatan kualitas lingkungan
kerja. Ada beberapa cara meningkatkan kualitas udara diantara, yaitu :
1) Buka jendela
2) Gunakan alat yang memproses ionisasi
3) Simpan tumbuhan dalam ruangan
C. Dekorasi dan kerapihan
Ruang kerja yang kacau dan berantakan dapat menambah stress. Maka dari
itu, jagalah area kerja anda tetap rapi. Dekorasilah ruangan dengan dekorasi
yang menyenangkan. Latar belakang ruangan yang gaduh sepanjang hari dapat
menyebabkan kepekaan, tensi yang naik, sakit kepala dan hilangnya
konsentrasi.
Adapun cara lain menejemen stress dengan menggunakan 3 konsep,
diantaranya yaitu :
1) Pilih
Hapuslah sumber-sumber stress dengan mengubah sesuatu. Gunakan
pemecahan masalah, komunikasi langsung, organisasi, perencanaan dan
manajemen waktu.
2) Hindari
Hilangkan situasi stress seseorang atau gambarkan bagaimana untuk pertama
kalinya anda sampai ditempat tersebut.
3) Terima
Terima bahwa situasi yang ada adalah kondisi stress penuh dan berdayakanlah
diri anda dengan demikian anda dapat sepakat dengan hal ini.

2.3 Perbaikan Kinerja Stress


Penanganan atau perbaikan Kinerja Stres Kerja adalah cara untuk
mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu juga
menampung akibat fisiologis dari stress, menangani stres yang terjadi. Bertujuan
untuk menangani berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres jangka
panjang atau bahkan stres yang kronis.
Kita selaku manusia atau pekerja akan selalu menjumpai situasi-situasi
yang tidak terduga yang merupakan pembangkit stres. Stres merupakan bagian
dari kehidupan Manusia. Yang perlu diusahakan ialah dapat mempertahankan
stres yang positif dan mencegah serta mengatasi stres yang kronis, yang bersifat
negatif destruktif. Stres dapat ditentukan oleh faktor lingkungan dan faktor
individu.
NIOSH (1998) menyatakan dalam manajemen stres dapat diusahakan
untuk mengubah faktor lingkungan agar tidak merupakan pembangkit stres.
Mengubah faktor individu agar ambang stres meningkat, tidak cepat merasakan
situasi yang dihadapi sebagai keadaan penuh stres, serta toleransi terhadap stres
meningkat sehingga dapat bertahan lebih lama dalam situasi yang penuh stres.
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam upaya mengatasi stres
kerja, yaitu :
A. Stress Management
Yaitu dengan memberikan pelatihan manajemen stres kepada pekerja dan
membentuk suatu program bantuan bagi pekerja melalui Employee
AssistancePrograme (EAP), yang bertujuan untuk membimbing pekerja agar
mampu mengatasi persoalan yang berhubungan dengan masalah
pekerjaannnya.
Didalam program stres manajemen, pekerja diberi pengetahuan tentang
sifat dan berbagai macam sumber stres, efek stres dan kemampuan individu
dalam menurunkan stres kerja. Sedangkan program EAP memberikan bantuan
bimbingan dan konseling dalam mengatasi persoalan yang dihadapi pekerja,
baik persoalan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan maupun
persoalan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, termasuk masalah
keluarga
B. Organizational Change
Dalam pendekatan ini Perusahaan menggunakan konsultan untuk
membantu menurunkan persoalan stres kerja yang ada di perusahaan melalui
rekomendasi yang diberikan. Pada umumnya konsultan akan memberikan
rekomendasi tentang hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan oleh
manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisi kerja.
Pendekatan kegiatan ini dapat meliputi identifikasi aspek yang
menimbulkan stres pada pekerja dan mendesain strategi untuk mereduksi atau
mengeliminasi stresor. Upaya pendekatan yang dilakukan perusahaan
sebaiknya adalah gabungan dari kedua pendekatan diatas. Hanya menerapkan
salah satu pendekatan saja sangat sulit bagi perusahaan untuk mereduksi stres
kerja, mengingat kedua pendekatan tersebut merupakan pendekatan yang
saling terkait dan terinteregrasi.
Teknik yang dapat digunakan ialah rekayasa organisasi, kerekayasaan
kepribadian (peningatan kecakapan serta perubahan kebutuhan dan nilai-nilai),
teknik penenangan pikiran, dan teknik penanganan melalui aktivitas fisik.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah stres kerja (Sutrisno Hadi & Levi
1984) adalah sebagai berikut :
1) Adanya pengaturan tentang identifikasi bahaya kerja di lingkungan kerja
perusahaan, termasuk identifikasi terhadap bahaya psikososial kerja
2) Program Healthy Life Style, antara lain meliputi tidak minum minumam
beralkohol, tidak merokok, diet sehat, olahraga, rekreasi, dan lain-lain
3) Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memikirkan dan
menentukan cara dan peralatan kerjanya, mempunyai wewenang untuk
menghentikanpekerjaan bila berbahaya, meminta tenaga ahli untuk menilai
perilaku kerja atau biaya perusahaan
4) Memberi kesempatan untuk merancang organisasi kerja, teknologi kerja,
sistem gaji dan memberi kesempatan kepada pekerja untuk
mengembangkan keterampilannya
5) Disain kerja yang memungkinkan berlangsungnya interaksi sosial dengan
baik, memberikan kesempatan kepada pekerja untuk menentukan variasi
tempat kerja, seperti mendekorasi ruang kerja, adanya musik untuk
menghindari kejenuhan
6) Pendidikan dan pelatihan bagi pekerja
7) Rasa aman (security feeling), baik dalam sosial ekonomi (gaji & jaminan
sosial), psikososial (kemajuan karir, penghargaan, pengawasan dan
pergaulan).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kepada mahasiswa ataupun pembaca tentang kesehatan keselamatan
kerja (K3) dalam bidang keperawatan. Terutama jagalah keselamatan diri pada
saat bekerja, bukan hanya fisik saja tapi beserta psikologisnya agar kualitas hidup
lebih baik dan hidup lebih nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Levy, M. R., Mark, D, & Janet, S. H. 1992, Life and Health Targeting Wellness,
McGraw-Hill Inc, New York-Montreal-London-Madrid-Mexico-Sydney-
Tokyo-Toronto.
Monat, A. & Lazarus, R S. 1981, Stress and Coping an Anthology, Colombia
University Press, New York.
Muninjaya, Gde A.A. 2004, Manajemen Kesehatan, Edisi 2, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Ninik, Widiyanti. 1993, Psikologi dalam Perusahaan, Penerbit PT. Rineka,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai