“PSIKOLOGI INDUSTRI”
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Penulis terima
dengan senang hati.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG..........................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.....................................................................3
1.3. TUJUAN............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
2.1. PENGERTIAN PSIKOLOGI INDUSTRI............................................5
2.2. SEJARAH PSIKOLOGI INDUSTRI..................................................6
2.3. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI INDUSTRI.....................................9
2.4. POTENSI BAHAYA PSIKOLOGI DI LINGKUNGAN KERJA.........10
2.5. UPAYA MENGATASI MASALAH PSIKOLOGI DALAM INDUSTRI
................................................................................................................15
2.6. STUDI KASUS PSIKOLOGI INDUSTRI.........................................16
BAB III PENUTUP.....................................................................................19
3.1. KESIMPULAN.................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Istilah psikologi industri dan organisasi merupakan terjemahan dari
Industrial and Organizationa Psychology. Perlu ditambahkan bahwa
industri tidak hanya terjemahan dari industri tetapi mencakup juga
pengertian business (perusahaan). Selain itu psikologi industri dan
organisasi merupakan hasil perkembangan psikologi umum, psikologi
eksperimen dan psikologi kusus. Secara terminologi, psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang memepelajari aktifitas-
aktifatas manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Industri dan
organoisasi dapat diartikan sebagai suatu badan usaha dari perrkumpulan
ke;lompok manusia yang mempunyai tujuan bersama untuk menghasilkan
suatu produk tertentu.
2
Bahaya psikologi dapat disimpulkan menjadi beberapa aspek
berdasarkan kategori karakteristik kerja, organisasi, dan lingkungan kerja,
dimana dapat menyebabkan bahaya. Hal ini menunjukkan bahwa
karakteristik kerja dapat digunakan untuk menggambarkan bahaya
kaitannya dengan hubungan kerja (context to work) yang dapat meliputi
budaya dan fungsi organisasi, peran dalam organisasi, perkembangan
karir, pengawasan kerja, hubungan interpersonal dan isi dari pekerjaan
(content of work) yang dapat meliputi desain kerja, beban kerja, jadwal
kerja, lingkungan kerja dan peralatan kerja. Kondisi yang tidak pasti dari
aspek kerja ini dapat menimbulkan stress dan berbahaya bagi kesehatan.
3
5. Bagaimana upaya mengatasi masalah psikologi dalam industri?
6. Bagaimana studi kasus psikologi industri?
1.3. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
ini dipengaruhi oleh kondisi di mana mereka bekerja. 'Psikologi Industri'
Istilah adalah kombinasi dari dua kata 'Industri' dan 'Psikologi'. Industri
adalah bagian dari kehidupan sosial yang fungsinya adalah untuk
memberikan manusia beradab dengan tujuan materi yang kondisinya
permintaan kehidupan. Psikologi adalah ilmu tentang perilaku dalam
kaitannya dengan lingkungan.
6
Selanjutnya, pada tahun 1960-an ditemukan beberapa karakteristik
yang menjadi bagian dari bagian penggalan-penggalan utama perundang-
undangan tentang hak penduduk sipil. Undang-undang penduduk sipil
diarahkan untuk member perhatian terhadap sumber daya manusia yang
profesional dalam mengembangkan berbagai teknik seleksi yang adil.
Setiap hasil seleksi yang diperoleh, semakin diperlukan untuk menambah
keberhasilan bagi para psikologi industry dan organisasi.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an telah terjadi tiga perubahan utama
dalam psikologi industry dan organisasi yaitu :
7
b. Perubahan tersebut memberi perhatian terhadap minat yang baru
dalam mengaplikasikan psikologi kognitif dalam industry.
8
menyeleksi karyawan, sehingga hal itu dapat membuat calon karyawan
mengalami kecemasan dan dapat merugikan industry dan organisasi
dalam menemukan calon-calon karyawan yang potensial.
9
tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi industri dan sebagai
konsumen ia menjadi pengguna dari produk atau jasa dari organisasi
perusahaan.
Dalam organisasi ada unit kerja. Unit kerja yang besar terdiri dari unit
kerja yang lebih kecil dan masing terdiri dari unit kerja yang lebih kecil lagi.
dalam hubungan ini dipelajari bagaimana dampak satu kelompok atau unit
kerja terhadap perilaku seorang tenaga kerja dan sebaliknya. juga
dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempengaruhi
tenaga kerjanya, terhadap kelompok tenaga kerja dan terhadap seorang
tenaga kerja.
10
pekarjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmonis dan tidak serasi dalam
organisasi kerja.
Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,
positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan
dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat
performance yang tinggi.
Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut
termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit
kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi,
yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
11
Stres kerja timbul karena individu itu sendiri, dimana kesalahan
dapat terjadi karena masalah pribadi dan keraguan yang menggambarkan
pribadi dan keraguan yang menggambarkan bagaimana individu
menghadapi tugas, misalnya pekerja mengerjakan suatu tugas namun
mengalami kegagalan menyebabkan pekerja menjadi merasa gagal (Berry
dan Houston, 1993). Hansen (Berry dan Houston, 1993) menjelaskan
kecelakaan dalam pekerjaan tidak akan terjadi jika pekerja memahami
dan cepat menanggulangi masalah pribadi dan gangguan dalam
pekerjaannya. Stres yang tidak cepat di atasi oleh pekerja menyebabkan
pekerja menjadi tidak konsentrasi dalam melaksanakan tugas, dan
merasa frustasi dalam menyelesaikan tanggungjawab kerja, sehingga
pekerja melakukan kesalahan ketika sedang bekerja (Sneddon, mearns
dan Flin, 2006), yaitu melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
pengoperasian (Minner, 1992).
1. Kurang control
2. Sebab dasar, terdiri dari faktor manusia dan faktor pekerjaan
3. Sebab langsung
4. Kejadian
5. Kerugian
12
dan mental menyebabkan kecelakaan kerja terjadi, sehingga bukan hanya
melihat kondisi, tetapi manusia juga sebagai operator memiliki banyak
kelemahan (Suma’mur, 1989).
13
Tetapi di sisi lain stress juga bersifat positif konstruktif bagi individu
dimana pekerja yang mampu mengatasi dan mengubah stres menjadi
motivasi (dorongan) agar lebih maju dimana job performancenya
meningkat, lebih cekatan dalam bekerja, lebih teliti, dan mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan memuaskan.
14
Mengingat faktor psikologis (stress) kerja dapat mengakibatkan
gangguan pada kesehatan bahkan kecelakaan kerja, perlu adanya solusi
untuk menanggulangi permasalahan tersebut, diantaranya adalah dengan
pemberian motivasi untuk para pekerja, menempatkan pekerja pada
bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan, dan menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
15
Sebagai pemimpin perusahaan, Anda juga perlu melakukan
pendekatan pada para pekerja Anda. Bila perlu kenali kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki masing-masing dari mereka, sebab hal ini akan
memudahkan Anda untuk mengevaluasi perkembangan setiap pekerja.
Mana pekerja yang memiliki prestasi kerja cukup bagus, dan mana
pekerja yang membutuhkan dukungan Anda untuk mencapai keberhasilan
seperti rekan-rekan lainnya. Tentu dengan pendekatan tersebut, Anda
dapat membantu pekerja yang kesulitan mengerjakan tugasnya untuk bisa
berhasil meraih prestasi seperti pekerja lainnya.
16
Pabrik SSP merupakan bagian pengoperasian dari peleburan untuk
menghasilkan billet baja dan slab baja. Kondisi pabrik ini sangat rawan
dengan bahaya. Lingkungan di sekitar pabrik SSP sangat panas, bising,
berbau zat-zat kimia, dan debu. Dengan kondisi lingkungan yang penuh
resiko bahaya, karyawan dan tamu wajib menggunakan alat pelindung
diri. Potensi bahaya yang ada di pabrik ini antara lain seperti terkena
semburan baja cair panas, suara mesin peleburan yang sangat bising,
bau bahan-bahan kimia untuk komposisi baja, debu yang berterbangan
dari mesin pengolahan baja, dan tertimpa kantong bahan mentah dari
mesin pengangkut yang berada di langit-langit pabrik.
Faktor psikososial lingkungan kerja pabrik dari faktor fisik yaitu nada
suara menjadi tinggi atau keras seperti orang berteriak, suhu panas
menimbulkan pekerja merasa kurang nyaman dalam melaksanakan
pekerjaannya (berkeringat, badan menjadi panas). Tubuh saat bekerja
lebih baik memiliki suhu inti yang mungkin dirasakan hangat ini adalah
17
suhu internal (bukan suhu udara), suhu ini diperlukan organ vital untuk
berfungsi secara nomal. Proses metabolism tubuh menghasilkan jumlah
yang tepat dari panas yang dibutuhkan ketika mencerna makanan dan
ketika melakukan aktivitas fisik (Kuswana, 2016). Kebersihan tempat kerja
tampak pada kondisi tempat kerja secara umum berdebu, terkadang
pekerja terganggu kesehatannya walau tidak terlalu akut.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
19
ilmiah yang mempelajari gejala-gejala psikis seperti proses pengenalan,
pengamatan, ingatan, pikiran dan sebagainya. Bidang ini dinamakan
Psikologi Eksperimen.
20
DAFTAR PUSTAKA
21