Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI

PENGERTIAN, SEJARAH, DAN MODEL-MODEL PENELITIAN

DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI

Dosen : Ryan Basith Fasih Khan, SE.,MM

Disusun Oleh:
(Kelompok 1)

1. Galuh Nurani Amalia Rizki (200501110084)


2. Nadhifah Ayu Allifiyah (200501110183)
3. Muhammad Azzam Ghiffari (200501110210)

UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah - Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengertian,
Sejarah, Dan Model-Model Penelitian Dalam Psikologi Industri” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Ryan Basith Fasih Khan,
SE.,MM pada bidang studi Psikologi Industri di Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ryan


Basith Fasih Khan, SE.,MM selaku dosen Psikologi Industri. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang. 05 September 2022

Nama Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................1

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Industri........................................................................5
2.2 Perjalanan Sejarah Timbulnya Psikologi Industri.........................................6
2.3 Model-Model Penelitian dalam Psikologi Industri.......................................7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi merupakan suatu bidang yang mempelajari mengenai perilaku,
kejiwaaan, dan karakteristik manusia. Sedangkan, industri adalah suatu bidang
yang mempelajari mengenai kegiatan perekonomian yang di dalamnya
dilakukan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dan dapat juga berupa
pelayanan berupa jasa. Psikologi industri merupakan bidang yang berada di
dalam psikologi yang mempelajari tentang perilaku manusia di tempat atau
lingkungan kerja perusahaan atau organisasi.
Dalam ruang lingkup perusahaan maupun organisasi, banyak sekali
dijumpai para pekerja mengeluh dengan pekerjaan mereka karena berbagai
permasalahn yang terjadi seperti lingkungan kerja yang tidak kondusif,
pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan mereka, dan kelelahan dalam
menjalankan tugas yang diberika oleh perusahaan. Hal tersebut
mengakibatkan stress kerja, burnout, bahkan turnout. Ditambah dengan para
generasi milenial yang mudah bosan dengan pekerjaan yang monoton dan
ingin pekerjaan yang lebih variatif dan menantang.
Pada makalah ini, kita akan mempelajari mengenai pengertian, sejarah,
dan model-model penelitian psikologi industri agar menjadikan lingkungan
kerja atau organisasi menjadi lebih nyaman dan kondusif, sehingga para
anggota pekerja menjadi lebih semangat dan terhindar dari stress karena
lingkungan yang kurang mendukung.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi industri?
2. Bagaimana perjalanan sejarah dalam bidang psikologi industri?
3. Apa saja model-model penelitia dalam psikologi industri?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan memahami psikologi industri.
2. Untuk mengetahui sejarah psikologi industri.
3. Untuk mengetahui model-model penelitian dalam psikologi industri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Industri
Ditinjau secara etimologi, psikologi berasal dari dua suku kata yaitu
psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dari kedua
kata tersebut dapat diartikan, bahwa yang dimaksud dengan psikologi adalah
ilmu pengetahuan tentang jiwa atau singkatnya ilmu jiwa. Psikologi juga bisa
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia.
Sedangkan kata industri diambil dari bahasa latin industria yang berarti buruh
atau tenaga kerja. Sedangkan secara luas industri adalah suatu proses yang
bukan hanya menghasilkan barang tapi juga jasa dalam suatu lingkup
perusahaan. Jadi dapat disimpulkan pengertian psikologi industri adalah suatu
bidang khusus dalam ilmu psikologi yang mempelajari perilaku atau tingkah
laku manusia dalam ruang lingkup kerja.
Dari beberapa pengertian mengenai psikologi industri diatas, berikut
ini merupakan pemikiran tentang psikologi industri menurut beberapa ahli.
Menurut (Wijono, 2010) Psikologi Industri adalah suatu studi ilmiah tentang
perilaku, kognisi, emosi, dan motivasi serta proses mental manusia yang ada
dalam industri/organisasi yang berorientasi pada sistem kegiatan yang
terkoordinasi dari suatu kelompok orang yang bekerja secara kooperatif untuk
mencapai tujuan yang sama dibawah otoritas dan kepemimpinan tertentu.
Pendapat lain juga muncul dari (Muchinsky, 1993), menurutnya psikologi
industri adalah studi tentang hubungan antara manusia dan dunia kerja, yang
mencakup penelitian pada manusia tentang tujuan individu bekerja, orang-
orang yang ditemuinya, dan pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhannya. Selanjutnya ada pendapat dari (Berry & Houston, 1993)
Psikologi Industri adalah prinsip-prinsip yang diterapkan dengan
menggunakan metode Psikologi guna menyelesaikan masalah terkait perilaku
manusia di tempat kerjanya. Dan pendapat terakhir muncul dari (Munandar,
2012) Psikologi industri dan organisasi merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku manusia diantaranya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen,
bertindak pribadi maupun kelompok yang bertujuan supaya temuan mereka
dapat diterapkan pada industri atau organisasi untuk dapat di manfaatkan oleh
organisasi tersebut.

2.2 Sejarah Perjalanan Timbulnya Psikologi Industri


Perkembangan sejarah psikologi industri terhitung masih relatif baru.
Secara umum, telah tercatat secara resmi dalam sejarah, bahwa psikologi lahir
pada awal tahun 1900-an yaitu mulai dikenal sejak di tahun 1903 ketika
Walter Dill Scott menulis tentang “The Theory of Advertising”. Kemudian
pada tahun 1913, psikologi mulai diterapkan dalam dunia bisnis, yaitu ketika
Hugo Munsterberg menulis “Psychology and Industrial Efficiency”.
Bidang gerak psikologi industri mulai meluas di tahun 1930 yang
membahas sumber daya manusia yaitu mengenai seleksi dan penempatan
karyawan. Setelah itu pada tahun yang sama, berkat penemuan yang
didapatkan dari studi Hawthor-ne yang terkenal, psikologi lebih terlibat
dalam kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kualitas lingkungan kerja dan
sikap-sikap karyawan.
Selanjutnya, pada tahun 1960-an, ditemukan beberapa karakteristik
yang menjadi bagian penggalan-penggalan utama perundang-undangan
tentang Hak Penduduk (sipil) yang diarahkan untuk memberi perhatian
terhadap SDM yang profesional dalam mengembangkan berbagai teknik
seleksi yang adil. Setiap hasil seleksi dipakai sebagai bahan pertimbangan
oleh psikolog untuk menentukan dan menempatkan karyawan pada bidang
yang sesuai dengan potensinya.
Pada tahun 1970-an, peneliti dihadapkan pada setiap persoalan
kepuasan dan motivasi karyawan, sehingga timbul banyak teori tentang
perilaku karyawan yang ada dalam organisasi yang dikembangkannya.
Pada tahun selanjutnya, yakni tahun 1980-an dan 1990-an terjadi tiga
perubahan utama dalam psikologi industri. Pertama, bertambahnya
penggunaan teknik analisis dan metode statistik yang semakin canggih.
Perubahan ini terlihat jelas pada perbandingan artikel di tahun 1980-an
dengan artikel yang ada di tahun 1960-an. Artikel 1980-an sudah
menggunakan metode penelitian kuantitatif yang lebih luas dan dalam, yaitu
analisis statistik untuk mengukur perubahan tingkah laku, analisis varians
(ANOVA), analisis multivarians (MANOVA), dan model kasual. Sedangkan
pada artikel 1960-an menggunakan statistik yang sederhana, yaitu chi
quadrat, uji t dan analisis varians (ANOVA) satu arah atau dua arah, dan
SAM yang digunakan dalam penelitian di bidang industri.
Kedua, perubahan tersebut memberi perhatian terhadap minat yang
baru dalam menerapkan psikologi kognitif dalam industri. Contohnya, para
peneliti tahun 1970-an menggunakan deskripsi dan metode-metode tes yang
baru untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja karyawan, sedangkan para
peneliti tahun1980-an dan awal tahun 1990-an menggunakan pendekatan
melalui persoalan atau permaslahan yang ada untuk menguji proses berfikir
karyawan sebagai bentuk mengatur kinerja karyawan.
Ketiga, pada tahun 1980-1990 an, para psikologi industri
mengembangan metode untuk menyeleksi karyawan, yaitu menggunakan cara
yang lebih seksama dan bervariasi seperti tes psikologi dan tes kepribadian,
tes kemampuan kognitif serta wawancara situasi. Berbeda dengan tahun
1960-1970an yang hanya menggunakan interpretasi untuk menentukan calon
karyawan tanpa instrument penyeleksian yang lebih tepat. Perubahan-
perubahan yang telah terjadi, berpengaruh signifikan pada psikologi industri,
memberi perhatian lebih besar terhadap persoalan-persoalan perbedaan dan
gender, para pekerja yang lanjut usia, dan adanya pengaruh stress,
produktivitas serta prestasi kerja.
Selanjutnya pada tahun 2000-an psikologi industri sudah mulai
menggunakan pendekatan yang lebih professional dalam menyeleksi dan
menempatkan calon karyawan sesuai dengan potensinya. Mereka
menggunakan alat ukur tes psikologi, tes kepribadian, wawancara dan tes
kelompok, yang berstandar dan lebih reliabel dan objektif.

2.3 Model model penelitian dalam psikologi industri


a. Eksperimen
Aamodt (2004), berpendapat bahwa metode eksperimen merupakan
sebuah metode yang paling kuat (most powerful) diantara metode-
metode penelitian dalam psikologi industri yang lainnya. Karena metode
eksperimen ini yang mampu menentukan korelasi sebab dan akibat.
Aamodt (2004), mengatakan bahwa terdapat 2 karakteristik yang menjadi
suatu ciri dari metode eksperimen, yaitu dengan terdapat manipulasi pada
satu variabel atau lebih variabel independen dan terdapat pembagian
kelompok secara tidak direncanakan menjadi suatu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Apabila salah satu karakteristik tersebut tidak
dilakukan, maka penelitian yang dilakukan tidak bisa disebut sebagai
eksperimen.
Menurut Muchinsky (2000), mengatakan bahwa “Pengaturan
laboratorium harus mencerminkan dimensi tertentu dari lingkungan alam
di mana perilaku biasanya terjadi. Eksperimen laboratorium yang
dirancang dengan baik akan memiliki beberapa kondisi yang ditemukan
di lingkungan alami tetapi akan menghilangkan kondisi yang tidak akan
pernah ada”. Dalam pernyataan tersebut, laboratorium tidak harus
disamakan dengan sebuah ruangan berisi alat-alat elektronik dan
mekanik dengan petugas yang menggunakan “jas laboratorium”, tetapi
merupakan kondisi yang diatur untuk melakukan penelitian. Jadi bisa
saja, penelitian dilakukan di tempat kerja, dengan syarat kedua ciri dari
eksperimen yang telah disebutkan tetap dilakukan. Benefit dari metode
ini yaitu eksperimen mempunyai kemampuannya untuk mengontrol
variabel-variabel pengganggu (intervening variables) yang mungkin
mempengaruhi hasil manipulasi variabel independen. Kelemahan dari
metode eksperimen yaitu peserta mempunyai kecenderungan untuk
mengubah perilaku sehari-harinya karena sadar sedang menjadi objek
penelitian.
b. Eksperimen Kuasi
Dalam kenyataannya sering kali peneliti menghadapi kesulitan untuk
melakukan eksperimen secara sempurna. Jarang perusahaan mengizinkan
pegawainya untuk terlibat dalam penelitian selama berhari-hari, apalagi
biasanya peserta eksperimen tidak hanya satu atau dua orang. Dalam
keadaan yang demikian, pilihan yang dapat digunakan adalah melakukan
eksperimen kuasi. Berbeda dengan eksperimen laboratorium, eksperimen
kuasi dilaksanakan di situasi yang alamiah/natural. Oleh karena itu,
eksperimen kuasi dinamakan juga eksperimen lapangan. Dalam
eksperimen kuasi, variabel independen (variabel yang mempengaruhi)
dimanipulasi dalam situasi yang alamiah. Seperti halnya eksperimen
laboratorium, di sini peneliti juga menguji pengaruh dari beberapa
variabel terhadap perilaku individu. Tetapi peneliti tidak dapat
mengontrol variabel-variabel tersebut dengan ketat seperti di eksperimen
laboratorium. Variabel-variabel yang terjadi dalam situasi alamiah ini
menjadi bagian dari penelitian tersebut. Berbeda dengan eksperimen
laboratorium di mana semua variabel penelitian dapat dimanipulasi dan
dapat dikeluarkan atau dimasukkan sesuai disain penelitian yang telah
ditentukan.
Menurut Miriam Lewin (1979), pada eksperimen kuasi, peneliti
dapat mengubah atau memanipulasi variabel independen tetapi tidak
dapat membagi peserta secara random menjadi kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Jika kita lihat kembali penelitian tentang
hubungan suhu udara dingin dengan tingkat produksi tadi, maka dengan
eksperimen kuasi, penelitian dilakukan langsung di lapangan atau di
tempat kerja yang sebenarnya. Jadi, mungkin pada waktu tertentu, dua
minggu misalnya, semua pekerja bekerja di bawah suhu udara yang
dingin dan dua minggu lainnya bekerja dalam suhu normal. Kemudian
jumlah tingkat produksi pada setiap periode dihitung, apakah ada
perbedaan yang cukup berarti antara ke dua periode tersebut atau dengan
kata lain apakah ada perbedaan tingkat produksi pada suhu dingin dan
suhu normal. Kelemahan utama dari metode ini adalah apakah perubahan
yang terjadi murni akibat manipulasi variabel independen atau ada
variabel lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat produksi, misalnya
bunyi dengung mesin pendingin udara, kebisingan dan variabel lainnya.
Sedangkan kelebihannya adalah konteks penelitian yang sesuai dengan
keadaan sebenarnya karena penelitian dilakukan langsung di tempat kerja
dengan pekerja yang sesungguhnya.
c. Penelitian Dokumen (Archival Research)
Penelitian dokumen juga merupakan salah satu metode penelitian yang
sering digunakan dalam psikologi industri dan organisasi. Penelitian
dokumen adalah penggunaan data atau catatan masa lalu untuk menjawab
masalah-masalah yang diteliti (Aamodt, 2004). Misalnya, kita ingin
mengetahui apakah kecelakaan kerja lebih sering terjadi pada malam hari
atau siang hari. Kita dapat memeriksa dokumen atau laporan tentang
kecelakaan kerja selama periode tertentu dan dari data yang terkumpul
dapat ditarik kesimpulannya. Di Indonesia, metode ini mungkin hanya
dapat digunakan pada perusahaan-perusahaan besar dengan sistem
kearsipan yang tertata baik.
d. Survei
Survei adalah metode penelitian yang biasanya digunakan untuk
mengetahui pendapat atau sikap seseorang atau kelompok terhadap suatu
objek atau suatu topik, misalnya sikap karyawan terhadap perusahaan,
atau pendapat karyawan terhadap sistem pengembangan karir di
perusahaannya, dan sebagainya. Survei dapat dilakukan melalui
angket/surat, wawancara, telepon, faks, e-mail, dan majalah. Media mana
yang akan digunakan tergantung dari jumlah sampel, waktu dan dana
yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Angket merupakan cara
yang murah dan tidak membutuhkan waktu yang lama dibandingkan
dengan wawancara, namun tingkat pengembalian (return rate)nya rendah,
bahkan sering kali di bawah 50%. Selain itu, keakuratannya sering
dipertanyakan karena angket mendasarkan diri pada laporan diri (self-
report). Email juga merupakan suatu cara yang tidak membutuhkan
waktu yang lama, hanya sayangnya masih sedikit individu yang dapat
mengakses internet karena harganya masih mahal dan belum ditunjang
infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, sampel yang didapat
menjadi kurang representatif. Selain itu, sama halnya dengan angket,
response rate-nya juga rendah.
Tingkat pengembalian angket atau tingkat kecepatan respons ini
merupakan hal penting dalam metode survei, karena akan mempengaruhi
jumlah sampel penelitian. Berbagai cara digunakan untuk meningkatkan
angka pengembalian ini, misalnya dengan memberikan insentif baik
berupa uang maupun barang, melakukan komunikasi dengan sampel atau
responden, atau memberikan amplop dan perangko untuk mengirimkan
kembali angket yang telah diisi. Hal lain yang harus diperhatikan adalah
bentuk pertanyaanpertanyaan yang diajukan. Pertanyaannya tersebut
harus mudah dimengerti, menggunakan bahasa yang sederhana, jangan
terlalu panjang dan hindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat hipotetis.
e. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu metode yang dapat digunakan oleh peneliti jika
tujuan penelitiannya adalah untuk melihat/menguji perilaku individu
yang terlihat. Dalam situasi yang sebenarnya/alamiah, perilaku mungkin
diamati untuk jangka waktu yang cukup panjang untuk kemudian dicatat
dan dikategorisasikan. Sebagai suatu metode penelitian, pengamatan
tidak terlalu sering digunakan dalam psikologi industri dan organisasi
karena membutuhkan waktu dan energi yang cukup banyak. Pengamatan
sering kali menjadi metode yang berguna untuk menghasilkan ide yang
dapat diuji lebih lanjut dengan metode penelitian yang lain. Metode
pengamatan kaya akan data yang berasal dari lingkungan di mana
perilaku yang diteliti terjadi. Tetapi yang jadi masalah adalah bahwa
subjek sadar bahwa perilakunya sedang diamati sehingga perilaku yang
muncul mungkin bukan perilaku sebenarnya.
f. Meta Analisis
Meta analisis adalah suatu metode penelitian yang menggunakan
perhitungan statistik untuk mendapatkan kesimpulan didasarkan pada
penelitian yang dilakukan sebelumnya. Jadi pada metode ini, beberapa
hasil penelitian yang serupa disatukan menjadi satu hasil penelitian.
Pemikiran dasar dari metode meta analisis adalah kita akan mendapatkan
kesimpulan yang lebih akurat tentang suatu topik jika kita menyatukan
atau menyimpulkan hasil-hasil dari berbagai penelitian tentang topik
tersebut daripada hanya berdasarkan hasil satu penelitian saja. Biasanya
meta analisis menyatukan sekitar 25 atau lebih hasil penelitian
individual. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan meta
analisis antara lain adalah bahwa peneliti harus membuat keputusan-
keputusan yang bersifat subjektif dalam menentukan hasil penelitian
yang mana yang akan diikutsertakan dalam meta analisis.

g. Kualitatif
Penelitian kualitatif beberapa tahun belakangan ini semakin diminati oleh
berbagai disiplin ilmu. Penelitian ini melibatkan cara baru dalam
memandang pertanyaan-pertanyaan penelitian dan bagaimana cara ini
mempengaruhi kesimpulan kita tentang suatu topik penelitian. Penelitian
kualitatif, dibandingkan dengan metode kuantitatif, menuntut keterlibatan
yang lebih dari peneliti selama proses penelitian. Hakikat penelitian
kualitatif adalah menghargai atau mengakui sejumlah cara pandang yang
berbeda dalam memahami suatu fenomena. Kita dapat belajar dengan
cara melihat, mendengar dan berpartisipasi dalam fenomena yang ingin
kita pahami. Salah satu pendekatan kualitatif adalah etnografi. Penelitian
kualitatif tidak terlalu sering digunakan dalam psikologi industri dan
organisasi karena membutuhkan waktu dan energi yang cukup banyak.
Demikian uraian tentang metode-metode penelitian dalam psikologi
industri dan organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika dilihat secara etimologi psikologi berasal dari dua kata yaitu
psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dari kedua
kata tersebut dapat diartikan, bahwa yang dimaksud dengan psikologi adalah
ilmu pengetahuan tentang jiwa atau singkatnya ilmu jiwa. Sedangkan kata
industri diambil dari bahasa latin yaitu industria yang berarti buruh atau
tenaga kerja. Dari kedua penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengertian psikologi industry yaitu sebuah cabang khusus dalam ilmu
psikologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku manusia dalam ruang
lingkup kerja.
Perkembangan sejarah psikologi industri terhitung masih relatif baru.
Psikologi lahir pada awal tahun 1900-an yaitu mulai dikenal sejak di tahun
1903 ketika Walter Dill Scott menulis tentang “The Theory of Advertising”.
Kemudian pada tahun 1913, psikologi mulai diterapkan dalam dunia bisnis,
yaitu ketika Hugo Munsterberg menulis “Psychology and Industrial
Efficiency”. Lalu pada tahun 1930 bidang gerak psikologi mulai meluas yang
membahas sumber daya manusia yaitu mengenai seleksi dan penempatan
karyawan. Selanjutnya, pada tahun 1960-an, ditemukan beberapa
karakteristik yang menjadi bagian penggalan-penggalan utama perundang-
undangan tentang Hak Penduduk (sipil) yang diarahkan untuk memberi
perhatian terhadap SDM yang profesional dalam mengembangkan berbagai
teknik seleksi yang adil. Pada tahun 1970-an, peneliti dihadapkan pada setiap
persoalan kepuasan dan motivasi karyawan, sehingga timbul banyak teori
tentang perilaku karyawan yang ada dalam organisasi yang
dikembangkannya.
Pada tahun selanjutnya, yakni tahun 1980-an dan 1990-an terjadi tiga
perubahan utama dalam psikologi industri. Pertama, bertambahnya
penggunaan teknik analisis dan metode statistic yang semakin canggih.
Kedua, perubahan tersebut memberi perhatian terhadap minat yang baru
dalam menerapkan psikologi kognitif dalam industri. Ketiga, pada tahun
1980-1990 an, para psikologi industri mengembangan metode untuk
menyeleksi karyawan, yaitu menggunakan cara yang lebih seksama dan
bervariasi seperti tes psikologi dan tes kepribadian, tes kemampuan kognitif
serta wawancara situasi. Lalu masuk era pada tahun 2000-an psikologi
industri sudah mulai menggunakan pendekatan yang lebih professional dalam
menyeleksi dan menempatkan calon karyawan sesuai dengan potensinya.
Mereka menggunakan alat ukur tes psikologi, tes kepribadian, wawancara dan
tes kelompok, yang berstandar dan lebih reliabel dan objektif.
Metode penelitian dalam psikologi industri ada 7 yaitu: eksperimen,
eksperimen kuasi, penelitian dokumen (achival research), survey, pengamatan
(observasi), meta analisis, dan kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA

Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Prenadamedia


Group
Dra. Adnan, Irma, M.Si. Pengertian dan Sejarah Psikologi Industri dan
Orgaanisasi.
Izzati, Umi Anugerah., dan Olievia Prabandini Mulyana. (2019). Psikologi
industri dan organisasi. Surabaya: Penerbit Bintang Surabaya.
Jakaria, Ribangun Bamban., dan Boy Isma Putra. (2020). Buku ajar psikologi
industri. Sidoarjo: UMSIDA PRESS

Anda mungkin juga menyukai