Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

STRES KERJA DAN KESEJAHTERAAN HIDUP PEKERJA

Dosen Pengampu:

Dr. Ermina Istiqomah, M.Si, Psikolog


Rooswita Santia Dewi, M.Si, Psikolog
Prof. Laila Refiana Said., M.Si., Ph.D
Siti Rai’yati, M.Psi

Disusun Oleh:

Kelompok 4 B

Dea Anindya 2210914320016


Denisa Rahmawati Ajhari 2210914120014
Gusti Aisya Noor Khalisa 2210914320022
Hanida 2210914220024
Lovia Anggraini 2210914320010
M. Yusuf Faisal 2210914210048
Muhammad Nur Ali Akbar 2210914310024
Najma Fakhrah 2210914220014
Nisha Sekar Palupi Prabandhari 2210914320004
Noor Asyifa Aridha 2210914320036
Salsabila 2210914320032
Tulus Setiawan 2210914210008

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tema dari
makalah ini adalah “Stres Kerja Dan Kesejahteraan Hidup Pekerja”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi yang telah
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Banjarbaru, 2 Oktober 2023

Kelompok 4 B

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI ................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
A. PENDAHULUAN ............................................................................................1
1. Latar Belakang ..............................................................................................1
2. Rumusan Masalah .........................................................................................2
3. Tujuan ...........................................................................................................2
4. Manfaat .........................................................................................................3
B. PEMBAHASAN ...............................................................................................4
1. Definisi Stres Kerja .......................................................................................4
2. Penyebab Stres Kerja ....................................................................................4
3. Dampak Dari Stres Kerja ..............................................................................5
5. Definisi Kesejahteraan Hidup Pekerja ..........................................................7
6. Cara Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Pekerja .......................................8
C. PENUTUP .........................................................................................................10
1. Kesimpulan .................................................................................................10
2. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv

iii
1

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Stres menurut Keith Davis dan John W. Newstrom (dalam Amin &
Al-Fandi, 2007) adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang. Sedangkan menurut
Lazarus dan Folkman (1984) stres adalah keadaan internal yang dapat
diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan, dll)
atau oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial
membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu
melakukan coping. Sehingga, dapat diartikan stres adalah kondisi seseorang
dengan rasa tegang dan cemas, takut dan khawatir yang disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan manusia yang
disertai dengan ketegangan emosional dan mempunyai pengaruh terhadap
kondisi fisik maupun psikis seseorang.

Stres menjadi masalah umum pada pekerja baik pada institusi


maupun perusahaan. Stres kerja yang tinggi mempengaruhi produktivitas
kinerja karyawan yang mana apabila semakin tinggi tingkat stres kerja maka
akan semakin menurun produktivitas karyawan. Stres kerja memiliki
dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia seperti yang
disampaikan oleh Sasono (2004) dampak positif stres kerja adalah mampu
berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja karyawan. Stres kerja yang
positif dapat memberikan motivasi, dan inspirasi yang menjadikan
karyawan terus menerus bekerja dan menjadikan hidup lebih baik. Namun
stres kerja yang bersifat negatif akan membawa dampak pada penurunan
kinerja karyawan secara drastis (Wijaya, 2018). Sedangkan menurut
Hendrawan et al., (2020) menjelaskan bahwa stres kerja memiliki dampak
negatif seperti munculnya kecemasan, buruk berkonsentrasi, tidak mampu
dalam pengambilan keputusan, penyalahgunaan obat-obatan, sehingga
meningkatkan kadar gula dan tekanan darah pada akhirnya berujung pada
produktivitas rendah dan perasaan tidak puas akan pekerjaan.

Kesejahteraan menurut Sunarti (2012) adalah suatu tata kehidupan


2

dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa


keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan
setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan
jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta
masyarakat. Kesejahteraan hidup berpengaruh besar dengan kesejahteraan
psikologis individu, kesejahteraan psikologis berperan besar agar individu
mampu menjalankan hidupnya dengan tenang, bahagia serta mampu untuk
mengatasi masalah karena munculnya masalah dalam hidup dapat memicu
timbulnya stres pada individu. Kesejahteraan di lingkungan kerja
merupakan salah satu bagian dalam kesehatan mental karyawan bersamaan
dengan psychological well-being dan subjective well-being (Page & Vella
Brodrick, 2009) yang mana berdasarkan penelitian Akintayo (2012) terdapat
hubungan yang signifikan antara stres kerja dan psychological well being.
Sebuah penelitian dari Aulia (2009) mengenai psychological well-being
atau kesejahteraan psikologis dengan stres kerja memiliki hubungan negatif
yang signifikan yang mana semakin kesejahteraan psikologis maka semakin
rendah tingkat stres kerja karyawan.

2. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang mendasari adanya makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian dari stres kerja?


2. Apa saja penyebab dari stres kerja?
3. Apa dampak dari Stres kerja dan bagaimana cara mengatasinya?
4. Apa pengertian dari kesejahteraan hidup pekerja dan bagaimana cara
meningkatkan kesejahteraan hidup pekerja?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari stres kerja
2. Untuk mengetahui penyebab stres kerja
3. Untuk mengetahui dampak dan bagaimana cara mengatasi stres kerja
4. Untuk Mengetahui pengertian kesejahteraan hidup pekerja dan cara
meningkatkan kesejahteraan hidup pekerja
3

4. Manfaat
1. Menambah wawasan terkait dengan stres kerja dan penyebab dari
stres kerja
2. Mengetahui dampak dan cara mengatasi stres kerja pada pekerja
3. Menambah wawasan mengenai kesejahteraan hidup pekerja
4. Mengetahui dampak program dalam suatu industri atau pekerjaan
dalam mengurangi stres kerja dan meningkatkan kesejahteraan
pekerja
4

B. PEMBAHASAN

1. Definisi Stres Kerja


Stres kerja adalah kejenuhan dalam bekerja akibat dari berbagai
tekanan dalam pekerjaan yang menyebabkan perasaan tidak senang
sehingga beban pekerjaan tidak terselesaikan. Stres kerja mengacu pada
semua karakteristik pekerjaan yang mungkin memberi ancaman kepada
individu tersebut.

2. Penyebab Stres Kerja


Berdasarkan Anatan, faktor-faktor penyebab stres kerja adalah sebagai
berikut.
a. Stresor dari dalam organisasi (organizational stressor)
Faktor stresor dari dalam organisasi seperti desain dan struktur
organisasi, strategi kerja dan kebijakan administrasi, mekanisme
organisasi, dan situasi lingkungan tempat bekerja.

b. Stresor dari luar organisasi (extra organizational stressor)


Faktor stresor dari luar organisasi terdiri dari perubahan lingkungan
sosial, perubahan teknologi, perubahan ekonomi dan keuangan,
kondisi dan situasi keluarga juga masyarakat relokasi.

c. Stresor dari kelompok dalam organisasi (group stressor)


Stresor dari kelompok dalam organisasi ini terjadi karena kurang
adanya kerja sama dalam melakukan pekerjaan terutama pada level
bawah, kurangnya perhatian dan dukungan yang sesuai dari atasan
dalam melaksanakan tugas, adanya konflik antar pribadi, konflik
interpersonal, dan konflik antar kelompok.

d. Stresor dari dalam diri individu (individual stressor)


Stresor dari dalam diri individu terjadi karena ketidakjelasan peran,
beban tugas kerja yang terlalu berat, dan pengawasan yang rendah dari
penyelia.
5

Berdasarkan Robbins, dkk., ada tiga faktor penyebab stres, yaitu


sebagai berikut.
a. Faktor Lingkungan, faktor-faktor lingkungan yang menjadi penyebab
stres meliputi perubahan dalam ketidakpastian ekonomi, teknologi, dan
politik.
b. Faktor Organisasional, faktor stres pada organisasional terbagi menjadi
tuntutan tugas pekerjaan, tuntutan peran, dan konflik antar pribadi.
c. Faktor Pribadi, faktor-faktor pribadi meliputi persoalan dan masalah
dalam keluarga, masalah ekonomi individual, dan kepribadian individu.

3. Dampak Dari Stres Kerja


Stres kerja memberikan dampak negatif sehingga mengakibatkan
masalah pada aspek diri karyawan dan ditandai dengan adanya dampak pada
fisiologis, psikologis, kognitif, dan perilaku (Rollinson, 2005). Beberapa
studi memperlihatkan stres berdampak terhadap peningkatan kuantitas izin
kerja karena sakit, turunnya imunitas tubuh, mengurangi kreativitas, mudah
melakukan kesalahan kerja, buruknya mengambil keputusan, ketidaktaatan
karyawan, penurunan produktivitas, komitmen kerja, peningkatan perilaku
berisiko (seperti merokok dan mengonsumsi alkohol), ketidakhadiran, dan
pengunduran diri. Stres kerja juga berdampak pada kinerja karyawan dalam
hal kuantitas, kualitas, efisiensi, disiplin dan ketelitian. Semakin meningkat
stres kerja karyawan, maka cenderung menghambat kinerja karyawan.

Stres kerja dapat berdampak pada individu, organisasi, bahkan


sosial. Pada individu, stres kerja berakibat negatif terhadap kesehatan fisik
dan mental pekerja, penurunan kinerja, kurangnya pengembangan karir, dan
kehilangan pekerjaan. Pada kasus berat, stres kerja dapat menyebabkan
gangguan depresi. Pada organisasi, dampak stres kerja seperti
ketidakhadiran, kerugian terkait kesehatan kerja, dan turnover atau
pergantian. Pada lingkungan sosial, stres kerja berakibat tekanan tinggi bagi
masyarakat dan layanan jaminan sosial, terutama bila permasalahan
bertambah buruk dan menyebabkan kehilangan pekerjaan, pengangguran,
atau pensiun atas alasan kesehatan (Petreanu et al, 2013). Gangguan depresi
6

merupakan faktor risiko mayor dari bunuh diri (Kinzie et al, 2015).
Prevalensi global yang tinggi, serta dampak yang luas dan berat, menjadikan
stres kerja masalah yang serius, sehingga perlu penanganan cepat dan tepat.

Saat berhadapan dengan pekerjaan seseorang sangat rentan terhadap


stres, stres terhadap pekerjaan juga sering dikenal dengan sebutan job
burnout, berikut adalah contoh-contoh gejala stres kerja:

1. Selalu merasa lelah meskipun sudah cukup istirahat


2. Kehilangan semangat dan dorongan untuk bekerja
2. Muncul pikiran-pikiran negatif seputar kehidupan profesional
3. Gangguan kognitif seperti sulit mengingat atau berkonsentrasi
4. Kinerja yang menurun, misalnya tidak bisa memenuhi tenggat waktu
atau target yang ingin dicapai
5. Timbul masalah pribadi dengan rekan kerja
6. Mengabaikan kesehatan dan perawatan diri, misalnya mabuk,
merokok, terlalu banyak minum kopi, lupa makan, atau minum obat
tidur setiap malam.
7. Tidak bisa melepas pikiran tentang pekerjaan

4. Cara Mengatasi Stres Kerja


Mengatasi stres kerja sangat penting karena banyak memiliki
dampak besar pada kesejahteraan individu dan produktivitas di tempat kerja.
Mengatasi stres kerja juga bukan hanya untuk hal kebaikan individu saja,
namun juga untuk kebaikan perusahaan dan masyarakat secara umum.
Berikut beberapa langkah atau cara mengatasi stres kerja:

1. Mengelola Waktu: Buat jadwal kerja yang teratur, prioritas pekerjaan,


dan menghindari menumpuknya tugas.
2. Olahraga dan Aktivitas Fisik: Berolahraga secara teratur dapat
membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan
mental.
3. Teknik Relaksasi: teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam,
atau yoga untuk meredakan stres.
7

4. Berbicara dengan Seseorang: Berbicara atau bercerita dengan teman,


keluarga, atau orang terdekat yang bisa membantu mengatasi stres.
5. Kelola Harapan: Tetap realistis tentang apa yang dapat dicapai dalam
pekerjaan dan hindari menetapkan harapan yang terlalu tinggi.
6. Ambil Cuti: Jika diperlukan, mengambil cuti atau hari libur juga hal
yang bisa dilakukan untuk me-reset diri dan menghindari kelelahan
yang berlebihan.
7. Cari Dukungan di Tempat Kerja: Bicarakan perasaan stres dengan
atasan atau HRD perusahaan. Mungkin ada solusi atau dukungan yang
dapat mereka berikan.
8. Pertimbangkan Konseling: Jika stres kerja berkepanjangan dan
mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk
berkonsultasi dengan seorang konselor atau psikolog.
9. Jangan Hesitate untuk Meminta Bantuan: Ingatlah bahwa meminta
bantuan adalah langkah kuat, bukan tanda kelemahan.

5. Definisi Kesejahteraan Hidup Pekerja


Kesejahteraan hidup para pekerja adalah kondisi di mana para
pekerja merasa bahagia, sehat, aman, dan puas dengan pekerjaan mereka,
serta memiliki akses ke berbagai kebutuhan dasar dan kesempatan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Menurut para ahli Adam Smith,
David Ricardo, dan Thomas Robert Malthus semuanya sepakat bahwa
selalu ada trade-off antara laju pertumbuhan produksi dan laju pertumbuhan
penduduk, yang pada akhirnya dipicu oleh pertumbuhan penduduk. Akan
ada kesulitan dalam menyediakan pekerjaan terkait lapangan karena
penduduk juga berperan sebagai pekerja. Jika subjek dapat melakukan
pekerjaan, maka Hal ini akan mampu meningkatkan keamanan Bangsanya.
Namun jika tidak menjalankan tugasnya berarti mereka akan merasa tidak
puas dan justru mengubah taraf hidup setiap orang (Irawan & Suparmoko,
2002:88). Permasalahan ketenagakerjaan tidak hanya terbatas pada
permasalahan lapangan, peluang, dan produktivitas, namun juga meluas ke
permasalahan yang lebih serius dengan berbagai penyebab yang berbeda.
8

Perkembangan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia selama tahun 2006


sampai dengan tahun 2010 menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik,
meskipun di beberapa daerah terjadi musibah bencana alam dan perubahan
ekonomi global, yang berdampak terhadap aktivitas ekonomi dan lapangan
kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang mengukur rasio
rata-rata tarif per jam terhadap seluruh pekerja (per 15 tahun yang lalu),
terus meningkat, meningkat dari 66,16 persen pada tahun 2006 menjadi
67,72 persen pada tahun 2010. Selain itu, Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) juga terus mengalami penurunan, yaitu dari 10,28 persen
pada tahun 2006 menjadi 7,14 persen pada tahun 2010. Angka kemiskinan
tersebut menunjukkan bahwa perekonomian telah mampu meningkatkan
nilai tenaga kerja. pasar tenaga kerja Pasar tenaga kerja berbeda dengan
pasar-pasar besar lainnya dalam perekonomian karena permintaan tenaga
kerja merupakan permintaan turunan, di mana besarnya permintaan suatu
barang atau jasa sangat bergantung pada besarnya permintaan terhadap
barang atau jasa yang diproduksi (Borjas, 2010:88;Mankiw, 2006:487).
Tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi terpenting yang digunakan
dalam setiap proses untuk menghasilkan sesuatu seperti barang dan jasa.
Faktor yang menunjukkan adanya keseimbangan dapat diketahui dengan
adanya hubungan yang kuat antara produksi barang dengan permintaan
lapangan kerja.

6. Cara Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Pekerja


Suyono berpendapat bahwa karyawan berperan krusial dalam
perusahaan, sehingga perusahaan perlu menjaga kesejahteraan mereka
melalui program kesejahteraan karyawan. Program ini adalah bentuk
imbalan tambahan, tidak terkait dengan kinerja individu, melainkan untuk
memenuhi kebutuhan di luar gaji. Manfaatnya mencakup aspek fisik dan
mental, menciptakan semangat kerja tinggi, dedikasi, disiplin, dan loyalitas
karyawan terhadap perusahaan. Program kesejahteraan dalam perusahaan
memperhatikan berbagai aspek kehidupan karyawan, termasuk kebutuhan
fisik, pendidikan, pelatihan, dan kebutuhan emosional. Program ini
9

mencakup:
1. Kebutuhan Fisik
a. Gaji atau upah yang layak.
b. Fasilitas kesehatan dan asuransi untuk karyawan dan keluarga.
c. Fasilitas kantin dan olahraga.
2. Pendidikan dan Pelatihan
a. Dukungan pendidikan untuk karyawan.
b. Beasiswa untuk anak karyawan.
c. Pelatihan untuk meningkatkan keterampilan teknis dan soft skills.
3. Kebutuhan Rohani
Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan dalam lingkungan kerja.
4. Rekreasi dan Kegiatan
Program liburan dan kegiatan outbond.

Tujuan utamanya adalah menciptakan karyawan yang sejahtera dan


bahagia bekerja di perusahaan. Dampak positifnya adalah mempertahankan
loyalitas karyawan, mencegah mereka mencari pekerjaan di tempat lain, dan
meningkatkan produktivitas. Perusahaan juga mendengarkan saran dan
pendapat karyawan untuk menyesuaikan program kesejahteraan dengan
kebutuhan saat ini.

Di era saat ini, perusahaan bisa menggunakan insentif lain yang


menarik, seperti voucher belanja, voucher makan, atau hadiah langsung
seperti gadget, rumah, atau mobil, terutama untuk menarik pekerja muda.
Namun, program-program kesejahteraan tradisional seperti asuransi
kesehatan, beasiswa, dan fasilitas pinjaman tetap relevan (Suyono, 2019).
10

C. PENUTUP
1. Kesimpulan

Stres kerja adalah kejenuhan dalam bekerja akibat dari berbagai


tekanan dalam pekerjaan yang menyebabkan perasaan tidak senang
sehingga beban pekerjaan tidak terselesaikan. Penyebab stres atau stresor
bisa muncul dari berbagai macam tempat yaitu stresor dari dalam organisasi,
stresor dari luar organisasi, stresor dari kelompok dalam, stresor dari dalam
diri individu. Stres kerja bisa berdampak pada fisiologis, psikologis,
kognitif, dan perilaku karyawan. Stres kerja bisa langsung berdampak pada
sering karyawan izin kerja karena sakit, kurang kreativitas, mudah
melakukan kesalahan kerja, buruknya mengambil keputusan, ketidaktaatan
karyawan, penurunan produktivitas, komitmen kerja, peningkatan perilaku
berisiko, yang mana semua perilaku ini dapat menghambat kinerja dari
karyawan. Cara-cara agar bisa mengatasi stres kerja yaitu dengan mengelola
waktu dengan baik, mencoba teknik-teknik relaksasi diri, lebih sering
berbicara dengan seseorang, coba kelola harapan kembali, ambil cuti untuk
beristirahat, coba cari dukungan di tempat kerja seperti teman sekantor,
pertimbangkan konseling jika mulai terlihat patah dan jangan sungkan untuk
meminta bantuan kepada orang lain.

Kesejahteraan hidup para pekerja adalah kondisi di mana para


pekerja merasa bahagia, sehat, aman, dan puas dengan pekerjaan mereka,
serta memiliki akses ke berbagai kebutuhan dasar dan kesempatan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Cara agar dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup pekerja adalah dengan memberikan program-program
yang memiliki imbalan tidak terkait dengan kinerja individu melainkan
untuk memenuhi kebutuhan di luar gaji seperti gaji atau upah yang layak,
fasilitas kesehatan dan asuransi untuk karyawan dan keluarga, fasilitas
kantin dan olahraga, pendidikan dan pelatihan, dukungan pendidikan untuk
karyawan, beasiswa untuk anak karyawan, latihan untuk meningkatkan
keterampilan teknis dan soft skills, pengakuan, penghargaan, dan
penerimaan dalam lingkungan kerja, rekreasi dan kegiatan, program liburan
11

dan kegiatan outbond.

2. Saran

Saran dari penulis adalah bahwa lebih baik memberikan program-


program yang memadai agar karyawan atau pekerja dapat bekerja dengan
maksimal daripada menghemat pengeluaran organisasi atau perusahan
tetapi dapat membuat pekerja menjadi stres dan berakibat menurunnya
kinerja dari karyawan atau pekerja dan tentunya akan berimbas kepada
penghasilan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Herlina, L. (2019). Kondisi dan Faktor Penyebab Stres Kerja pada Karyawan
Wanita PT ‘SGS’. Jurnal Psiko-Edukasi, 17(2), 118-132.

Mokalu, T. M., Nayoan, H., & Sampe, S. (2021). Peran Pemerintah Dalam
Pemberdayaan Pasar Tradisional Guna Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat (Studi Kasus Di Pasar Langowan Timur Kecamatan Langowan
Timur). Governance, 1(2).

Suyono, Y. N. (2019). Program Kesejahteraan Karyawan dan Pengaruhnya


terhadap Retensi Karyawan. Jurnal Manajemen STEI, 2(02), 195-202.

Todaga, M., & Wijono, S. (2022). Kesejahteraan Psikologi dengan Stres Kerja
Karyawan Pada Masa Pandemi Copid-19. Bulletin of Counseling and
Psychotherapy, 4(2), 388-394.

Zein, N. N. (2020). Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kesejahteraan Di


Lingkungan Kerja Karyawan Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Pt. Saka
Mitra Sejati Medan (Doctoral dissertation, Universitas Medan Area).

Putro, Q. D., Siregar, M. E. L., Pradita, L., Zahra, L., & Grasiaswaty, N. (2021).
Intervensi Webinar: Cara Mengatasi Stres Kerja Pada Pekerja Wanita Yang
Memiliki Peran Ganda. Surya Abdimas, 5(4), 459-466.

Hardiyanti, R., & Permana, I. (2019). Strategi coping terhadap stres kerja pada
perawat di rumah sakit: Literatur review. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 4(2).

Sulistiawati, R. (2013). Pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja


dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi di Indonesia

Putranto, C. (2013). FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES


KERJA: STUDI INDIGENOUS PADA GURU BERSUKU JAWA.

Napitu, R., & Tarigan, W. J. (2022). Dampak Konflik dan Stres Kerja terhadap

iv
Kinerja pada PTPN IV Dolok Sinumbah. J-MAS (Jurnal Manajemen Dan
Sains), 7(1), 290-298.

Budiyanto, B., Rattu, A. J. M., & Umboh, J. M. L. (2019). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Bethesda Gmim Tomohon. Kesmas, 8(3).

Anitra, V., Turahma, N., Komar K, S., Imam Bahrudin, M. N., Rismayanti, R., &
Ardiana, T. (2019). Pengaruh Stres Kerja terhadap Komitmen Karyawan
pada Hypermart di Kota Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai