Oleh
Sonia Nabila
P17220194050
Segala Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah
“Manajemen Stress dan Adaptasi Psikologis”, dengan tepat pada waktunya. Banyak
rintangan dan hambatan yang dihadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat
bantuan dan dukungan dari teman-teman, sehingga bisa menyelesaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana manajemen stress dalam keperawatan ?
5. Apa definisi adaptasi ?
6. Apa saja tujuan adaptasi ?
7. Bagaimana proses adaptasi ?
8. Apa saja macam-macam adaptasi ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi stress !
2. Dapat mengetahui Penggolongan Stress!
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stress !
4. Dapat mengetahui manajemen stress dalam keperawatan !
5. Dapat mengetahui adaptasi !
6. Dapat mengetahui tujuan adaptasi !
7. Dapat mengetahui proses adaptasi !
8. Dapat mengetahui macam-macam adaptasi !
2
BAB II
KONSEP TEORI
3
1. Distress (stres negatif), Selye menyebutkan distress merupakan stres yang
merusak atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu
keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, kekhawatiran,
atau gelisah. Sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif,
menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya.
2. Eustress (stres positif), Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat
menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Hanson
(dalam Nasution, 2007) mengemukakan frase joy of stress untuk
mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres.
Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan
performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu
untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni.
2. Faktor Organisasi
4
Didalam organisasi terdapat beberapa tress yang dapat menimbulkan
stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan
organizational leadership.
Empat tress organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam
mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri
adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang
timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan,
batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu
berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai
sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563)
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, tress yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam
keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan.
Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat
pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa
dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari
bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi
kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh
seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap
pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
5
d) Berhenti Merokok
e) Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
f) Pengaturan Berat Badan
g) Pengaturan Waktu
h) Terapi Psikofarmaka
i) Terapi Somatik
j) Psikoterapi
k) Terapi Psikoreligius
l) Homeostatis
Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun tertutup, antara lain:
Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan).
Regresi (menarik diri) atau tidak mau tahu sama sekali.
Kompromi (kesepakatan).
6
a. Adaptif
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup
eksis ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan.
Dengan penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang
lebih maju (modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya
untuk dapat menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif
melakukan penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara
kebutuhan dan pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang
menjadi seimbang. Bentuk ketidakseimbangan yang dapat muncul yaitu:
bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa, frustasi, pertentangan (conflict), dsb.
Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi, pengalam, serta kemampuan
dalam mengatasi masalah. Dua bentuk ketidakseimbangan yang perlu mendapat
perhatian yaitu Frustasi dan konflik.
b. Frustasi
Ada beberapa faktor penyebab frustasi. Pada umumnya frustasi dapat
disebabkan karena: (1) Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk
sementara, atau untuk waktu yang tidak menentu. (2) Sesuatu yang
menghambat apa yang sedang dilakukan. Faktor penghambat dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen yaitu semua
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang dapat berpengaruh positif
atau negatif. Contoh faktor interen yaitu keadaan jasmani dan rohani.
Sedangkan faktor eksteren yaitu semua faktor yang berasal dari luar dirinya,
yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren terbagi lagi
menjadi tiga yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
c. Konflik
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan
dalam diri individu. Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada beberapa
pilihan yang harus dipilih satu, atau beberapa diantaranya’. Seseorang yang
mengalami konflik dan tidak segera diatasi, dapat menimbulkan gangguan
perilaku. Beberapa contoh lain untuk situasi konflik adalah sebagai berikut.
7
Approach-approach : Berhadapan dengan 2 pilihan yang menarik.
Avoidance-avoidance : Berhadapan dengan 2 pilihan yang tidak
diinginkan.
Approach-avoidance : Satu pilihan menyenangkan dan satu pilihan tidak
menyenangkan.
Double approach avoidance conflict : banyak konflik, dan sebagainya
Dalam menghadapi frustasi dan/atau konflik, seseorang hendaknya memiliki
kemampuan (kecakapan) untuk menganalisis setiap stimulus. Dengan kecakapan
yang dimiliki ia akan dapat menyelesaikan masalahnya. Analisis dapat dilakukan
secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana (ringan) menuju yang
kompleks (berat). Dengan demikian secara bertahap pula akan ditemukan
keseimbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan penuh kesabaran. Frustasi
dan/atau konflik dapat diseimbangkan dengan berbagai cara. Trial and error
(mencoba dan salah) merupakan salah satu cara yang dapat membentuk
‘kebiasaan’ dan ‘mekanisme’. Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian
yang dapat dijadikan rambu-rambu sebagai berikut.
Agresi: yaitu menyerang obyek frustasi untuk mendapatkan kepuasan.
Menarik diri: yaitu menarik atau undur diri dari permasalahan.
Mimpi siang hari: yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal.
Regresi: merupakan reaksi terhadap frustasi dan nampak pada anak-
anak.
Rasionalisasi: yaitu pembebasan atas suatu perilaku, bisa disebabkan
oleh alasan yang sebenarnya dari perilaku itu tidak diterima oleh
masyarakat. Bentuk rasionalisasi: Sougrapes, sweet lemon, kambing
hitam.
Represi: situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dsb. Lebih
baik dilupakan
Identifikasi: mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri
pada tokoh yang dikagumi. Identifikasi dapat terjadi pada
kelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggaannya, dapat juga di
sekolah-sekolah.
Konpensasi: konpensasi dapat bersifat positif atau negatif.
8
Reaksi konversi: karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari
psikologis. Seseorang yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba
mengatasi dengan sakit kepala, sakit perut, dll.
d. Maladaptif
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya maladaptif:
(a) Sensitif terhadap kritik: Individu tidak bias merespon secara positif terhadap
koreksi, juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri. (b) Tidak mampu kompetisi:
Individu hanya mau berkompetisi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan.
b. Adaptasi psikologi
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati
perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai
cara. Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di
antara banyak faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan
ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir,
pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di
masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi
dari tiga karakteristik kepribadian yang diduga menjadi media terhadap stress.
Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan,
komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai
suatu kesempatan untuk pertumbuhan. (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky,
1993).
9
LAS ( local adaptation syndroma) adalah apabila kejadiannya atau proses
adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit terinfeksi maka akan
terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang
sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
GAS ( general adaptation syndroma)adalah apabila reaksi lokal tidak dapat
diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan dan secara sistemik tubuh
akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh,
berkeringat
c. Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk
menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan,
seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan
karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang
berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran
menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem,
stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.Bayi atau
anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh dalam
lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan harga
diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat
(Haberetal,1992).
e. Adaptasi Spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan prilaku yang didasarkan
pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang di
anutnya. Apabila mengalami stress, maka seseorang akan giat melakukan
ibadah, seperti rajin melakukan shalat.
SOAL :
10
1. Stress dapat didefinisikan sebagai respon manusia yang bersifat nonspespesifik
terhadap setip tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya merupakan definisi stress
menurut...
a. Dadang Hawari
b. Perry Potter
c. Hans Style
d. Kreitner
e. Ivancevich dan Matteson
Jawaban : C
11
a. Individu
b. Dukungan Keluarga
c. Durasi
d. Jumlah
e. Perilaku Sehat
Jawaban : A
BAB III
12
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi yang dipaparkan dapat disimpulkan bahwa stress merupakan
fenomena psikofisik yang manusiawi. Artinya, stress itu bersifat inheren pada diri setiap
orang dalam menjalani kehidupan sehari-sehari. Stress dialami oleh setiap orang dengan
tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial-ekonomi.
Stress bisa dialami oleh bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa, pejabat atau warga
masyarakat biasa, pengusaha atau karyawan, serta pria maupun wanita.
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Adaptasi terdiri dari adaptasi fisiologis, adaptasi psikologis,
adaptasi perkembangan, adaptasi social dan budaya, adaptasi spiritual.
Demikian makalah yang bisa disampaikan tentang “Manajemen Stress dan
Adaptasi Psikologis”. Sekiranya isi dalam makalah ini dapat memberikan pemahaman
bagi kita. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan dalam makalah ini dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
3.2 Saran
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh karena itu
jagalah kesehatan sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan sebagai salah satu tes
mental bagi jiwa manusia walaupun tidak dapat dipungkiri stress juga berdampak pada
fisik manusia. Untuk menghindari stress dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh
antara input dan output agar tetap seimbang (homeostatis). Sebagai manusia terapi
psikologis juga diperlukan untuk membangun spirit hidup, terapi psikologis yang paling
sederhana dapat dilakukan dengan cara selalu berpikir positif. Berpikir positif akan selalu
membawa manusia kepada hal-hal yang menjurus kepada keberhasilan dan sikap
optimisme, selain itu berpikir positif juga dapat mengurangi dampak stress pada diri
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
13
Mashudi, F. (2012). Psikologi konseling. Yogyyakarta IRCiSoD.
Sebelas Maret.
Herawati, M. (2009). Psikologi Ibu dan anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
14