Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN STRESS DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS

Makalah Manajemen Stress dan Adaptasi Psikologis


Untuk memenuhi tugas matakuliah
Psikologi
Yang dibina oleh Bu Kasiati, S Kep, Ns, M Kep

Oleh
Sonia Nabila
P17220194050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
Maret 2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah
“Manajemen Stress dan Adaptasi Psikologis”, dengan tepat pada waktunya. Banyak
rintangan dan hambatan yang dihadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat
bantuan dan dukungan dari teman-teman, sehingga bisa menyelesaikan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses


pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan dan doa.Tidak lupa pula mengharap kritik dan saran untuk
memperbaiki makalah ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan
makalah ini.

Banyuwangi, 19 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II KOSEP TEORI..............................................................................................3

2.1 Definisi Stress.....................................................................................................3

2.2 Penggolongan Stress.......................................................................................3

2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Stress............................................................4

2.4 Manajemen Stress dalam Keperawatan.............................................................5

2.5 Definisi Adaptasi.................................................................................................6

2.6 Tujuan Adaptasi..................................................................................................6

2.7 Proses Adaptasi..................................................................................................7

2.8 Macam-macam Adaptasi....................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13

3.2 Saran...............................................................................................................13

DAFTAR PUSAKA................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan di dunia ini selalu dipenuhi oleh berbagai macam kebutuhan.
Sehingga mendorong seseorang untuk segera memenuhinya . Namun tidak jarang pula
kebutuhan yang akan kita penuhi menimbulkn masalah, menyebabkan kebingungan
yang bertahan lama dalam fikiran dan tidak mampu menyelesaikannya sehingga dapat
menimbulkan apa yang dinamakan stress. Stress yang terjadi berbeda – beda dari
masing-masing orang tergantung dari masalah yang di hadapi dan kemampuan personal
dalam menghadapi masalah tersebut.
Jika seseorang dapat menyelesaikannya dengan baik, maka stress akan
berkurang. Sedangkan jika seseorang tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah,
maka akan bertambah pula stress yang dihadapi. Diperlukan mekanisme penyelesaian
atau koping yang tepat agar tidak lagi menimbulkan stress yang berlarut-larut.
Adaptasi sendiri merupakan proses dimana dimensi fisiologis dan psikologis
sosial berubah dalam merespon adanya stress. Ada beberapa macam bentuk adaptasi
diantaranya adaptasi fisiologis, adaptasi psikologis, dan adaptasi perkembangan. Proses
adaptasi itu akan terjadi pada saat stimulus dari lingkungan internal dan eksternal yang
dapat menimbulkan penyimpangan keseimbangan pada seseorang. Sehingga adaptasi
dapat dikatakan sebagai upaya untuk mempertahankan fungsi agar lebih optimal.
Adaptasi akan melibatkan refleksi pribadi, mekanisme otomatis untuk
perlindungan, mekanisme koping dan penguasaan akan situasi yang dihadapi.
Stress dan adaptasi memiliki hubungan. Apabila seseorang mengalami
hambatan atau kesulitan dalam beradaptasi, baik berupa tekanan, perubahan, maupun
ketegangan emosi dapat menimbulkan stress. Stress tre terjadi apabila tuntutan atau
keinginan diri tidak terpenuhi.            

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi stress ?
2. Bagaimana Penggolongan Stress ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi stress ?

1
4. Bagaimana manajemen stress dalam keperawatan ?
5. Apa definisi adaptasi ?
6. Apa saja tujuan adaptasi ?
7. Bagaimana proses adaptasi ?
8. Apa saja macam-macam adaptasi ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi stress !
2. Dapat mengetahui Penggolongan Stress!
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stress !
4. Dapat mengetahui manajemen stress dalam keperawatan !
5. Dapat mengetahui adaptasi !
6. Dapat mengetahui tujuan adaptasi !
7. Dapat mengetahui proses adaptasi !
8. Dapat mengetahui macam-macam adaptasi !

2
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Definisi Stress


Stres adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan
seorang individu untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ).
Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis.
Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan.
 Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti
kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )
 Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam
suhu lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau tress, atau tekanan dari
pasangan ).

Beberapa pengertian stress sebagai berikut:


a. Menurut Hans Style, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik
terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.” (Pusdiknakes,
Dep.Kes.RI, 1989)
b. “Stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap reseptor tubuh terhadap
strestor psiko-sosial (tekanan mental atau beban kehidupan).” (Dadang Hawari,
2001).
c. “Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang
menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang.” (Soeharto Heerdjan,
1987).
Stress juga harus dibedakan dengan stressor. Stressor adalah sesuatu yang
menyebabkan stress. Stress itu sendiri adalah akibat dari interaksi (timbal-balik) antara
rangsangan lingkungan dan respon individu

2.2 Penggolongan Stress


Selye (dalam Nasution, 2007) menggolongkan stres menjadi dua golongan.
Penggolongan ini didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang dialaminya,
yaitu :

3
1. Distress (stres negatif), Selye menyebutkan distress merupakan stres yang
merusak atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu
keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, kekhawatiran,
atau gelisah. Sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif,
menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya.
2. Eustress (stres positif), Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat
menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Hanson
(dalam Nasution, 2007) mengemukakan frase joy of stress untuk
mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres.
Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan
performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu
untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni.

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stress


Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors.
Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan
mengalami stress karena kombinasi stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga
sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan
pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.
Dalam tress lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress
bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat
cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat
seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya
perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap
teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai
karena tress semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam
waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.

2. Faktor Organisasi

4
Didalam organisasi terdapat beberapa tress yang dapat menimbulkan
stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan
organizational leadership.
Empat tress organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam
mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri
adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang
timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan,
batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu
berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai
sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563)
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, tress yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam
keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan.
Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat
pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa
dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari
bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi
kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh
seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap
pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.

2.4 Manajemen Stress dalam Keperawatan


Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai
aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit. Fokusnya
tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien.
Perawat bertanggung jawab pada implementasi pemikiran yang dikeluarkan pada
beberapa daerah perawatan. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke
tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :
a) Pengaturan Diet dan Nutrisi
b) Istirahat dan Tidur
c) Olah Raga atau Latihan Teratur

5
d) Berhenti Merokok
e) Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
f) Pengaturan Berat Badan
g) Pengaturan Waktu
h) Terapi Psikofarmaka
i) Terapi Somatik
j) Psikoterapi
k) Terapi Psikoreligius
l) Homeostatis

2.5 Definisi Adaptasi


Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon
individu terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi
keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil
dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu
keadaan agar dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda
dalam perilaku adaptip ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang
memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut.

2.6 Tujuan Adaptasi


Berikut ini merupakan tujuan dari adaptasi :
 Menghadapi tuntunan keadaan secara sadar.
 Menghadapi tuntunan keadaan secara realistik.
 Menghadapi tuntunan keadaan secara  objektif.
 Menghadapi tuntunan keadaan secara rasional.

Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun tertutup, antara lain:
 Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan).
 Regresi (menarik diri) atau tidak mau tahu sama sekali.
 Kompromi (kesepakatan).

2.7 Proses Adaptasi

6
a. Adaptif
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup
eksis ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan.
Dengan penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang
lebih maju (modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya
untuk dapat menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif
melakukan penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara
kebutuhan dan pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang
menjadi seimbang. Bentuk ketidakseimbangan yang dapat muncul yaitu:
bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa, frustasi, pertentangan (conflict), dsb.
Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi, pengalam, serta kemampuan
dalam mengatasi masalah. Dua bentuk ketidakseimbangan yang perlu mendapat
perhatian yaitu Frustasi dan konflik.

b. Frustasi
Ada beberapa faktor penyebab frustasi. Pada umumnya frustasi dapat
disebabkan karena: (1) Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk
sementara, atau untuk waktu yang tidak menentu. (2) Sesuatu yang
menghambat apa yang sedang dilakukan. Faktor penghambat dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen yaitu semua
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang dapat berpengaruh positif
atau negatif. Contoh faktor interen yaitu keadaan jasmani dan rohani.
Sedangkan faktor eksteren yaitu semua faktor yang berasal dari luar dirinya,
yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren terbagi lagi
menjadi tiga yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

c. Konflik
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan
dalam diri individu. Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada beberapa
pilihan yang harus dipilih satu, atau beberapa diantaranya’. Seseorang yang
mengalami konflik dan tidak segera diatasi, dapat menimbulkan gangguan
perilaku. Beberapa contoh lain untuk situasi konflik adalah sebagai berikut.

7
 Approach-approach : Berhadapan dengan 2 pilihan yang menarik.
 Avoidance-avoidance : Berhadapan dengan 2 pilihan yang tidak
diinginkan.
 Approach-avoidance : Satu pilihan menyenangkan dan satu pilihan tidak
menyenangkan.
 Double approach avoidance conflict : banyak konflik, dan sebagainya
Dalam menghadapi frustasi dan/atau konflik, seseorang hendaknya memiliki
kemampuan (kecakapan) untuk menganalisis setiap stimulus. Dengan kecakapan
yang dimiliki ia akan dapat menyelesaikan masalahnya. Analisis dapat dilakukan
secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana (ringan) menuju yang
kompleks (berat). Dengan demikian secara bertahap pula akan ditemukan
keseimbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan penuh kesabaran. Frustasi
dan/atau konflik dapat diseimbangkan dengan berbagai cara. Trial and error
(mencoba dan salah) merupakan salah satu cara yang dapat membentuk
‘kebiasaan’ dan ‘mekanisme’. Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian
yang dapat dijadikan rambu-rambu sebagai berikut.
 Agresi: yaitu menyerang obyek frustasi untuk mendapatkan kepuasan.
 Menarik diri: yaitu menarik atau undur diri dari permasalahan.
 Mimpi siang hari: yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal.
 Regresi: merupakan reaksi terhadap frustasi dan nampak pada anak-
anak.
 Rasionalisasi: yaitu pembebasan atas suatu perilaku, bisa disebabkan
oleh alasan yang sebenarnya dari perilaku itu tidak diterima oleh
masyarakat. Bentuk rasionalisasi: Sougrapes, sweet lemon, kambing
hitam.
 Represi: situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dsb. Lebih
baik dilupakan
 Identifikasi: mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri
pada tokoh yang dikagumi. Identifikasi dapat terjadi pada
kelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggaannya, dapat juga di
sekolah-sekolah.
 Konpensasi: konpensasi dapat bersifat positif atau negatif.

8
 Reaksi konversi: karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari
psikologis. Seseorang yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba
mengatasi dengan sakit kepala, sakit perut, dll.

d. Maladaptif
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya maladaptif:
(a) Sensitif terhadap kritik: Individu tidak bias merespon secara positif terhadap
koreksi, juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri. (b) Tidak mampu kompetisi:
Individu hanya mau berkompetisi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan.

2.8 Macam macam adaptasi


a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara
fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang
menimbulkan keadaan menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman
pennyakit ketubuh manusia.

b. Adaptasi psikologi
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati
perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai
cara. Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di
antara banyak faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan
ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir,
pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di
masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi
dari tiga karakteristik kepribadian yang diduga menjadi media terhadap stress.
Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan,
komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai
suatu kesempatan untuk pertumbuhan. (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky,
1993).

o Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:

9
 LAS ( local adaptation syndroma) adalah apabila kejadiannya atau proses
adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit terinfeksi maka akan
terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang
sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
 GAS ( general adaptation syndroma)adalah apabila reaksi lokal tidak dapat
diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan dan secara sistemik tubuh
akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh,
berkeringat

c. Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk
menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan,
seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan
karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang
berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran
menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem,
stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.Bayi atau
anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh dalam
lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan harga
diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat
(Haberetal,1992).

d. Adaptasi Sosial dan Budaya


Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses
penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat,
berkumpul dengan masyarakat dalam kegiatan ke masyarakatan.

e. Adaptasi Spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan prilaku yang didasarkan
pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang di
anutnya. Apabila mengalami stress, maka seseorang akan giat melakukan
ibadah, seperti rajin melakukan shalat.
SOAL :

10
1. Stress dapat didefinisikan sebagai respon manusia yang bersifat nonspespesifik
terhadap setip tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya merupakan definisi stress
menurut...
a. Dadang Hawari
b. Perry Potter
c. Hans Style
d. Kreitner
e. Ivancevich dan Matteson
Jawaban : C

2. Dibawah ini merupakan macam-macam adaptasi, kecuali...


a. Adaptasi Perkembangan
b. Adaptasi Sosial dan Budaya
c. Adaptasi Fisiologi
d. Adaptasi Psikologi
e. Adaptasi Patologi
Jawaban : E

3. Segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk


merespon atau melakukan tindakan disebut...
a. Adaptasi
b. Stress
c. Stressor
d. Model stress
e. Respon stress
Jawaban : B

4. Dibawah ini yang termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi stress...

11
a. Individu
b. Dukungan Keluarga
c. Durasi
d. Jumlah
e. Perilaku Sehat
Jawaban : A

5. Ciri-ciri adaptasi LAS (Local Adaptation Syndrome) yaitu...


a. Melibatkan seluruh sistem tubuh
b. Bersifat Maladatif
c. Bersifat Restoratif
d. Bersifat jangka panjang
e. Berjangka pendek
Jawaban : E

BAB III

12
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari materi yang dipaparkan dapat disimpulkan bahwa stress merupakan
fenomena psikofisik yang manusiawi. Artinya, stress itu bersifat inheren pada diri setiap
orang dalam menjalani kehidupan sehari-sehari. Stress dialami oleh setiap orang dengan
tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial-ekonomi.
Stress bisa dialami oleh bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa, pejabat atau warga
masyarakat biasa, pengusaha atau karyawan, serta pria maupun wanita.
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Adaptasi terdiri dari  adaptasi fisiologis, adaptasi psikologis,
adaptasi perkembangan, adaptasi social dan budaya, adaptasi spiritual.
Demikian makalah yang bisa disampaikan tentang “Manajemen Stress dan
Adaptasi Psikologis”. Sekiranya isi dalam makalah ini dapat memberikan pemahaman
bagi kita. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan dalam makalah ini dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

3.2 Saran
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh karena itu
jagalah kesehatan sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan sebagai salah satu tes
mental bagi jiwa manusia walaupun tidak dapat dipungkiri stress juga berdampak pada
fisik manusia. Untuk menghindari stress dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh
antara input dan output agar tetap seimbang (homeostatis). Sebagai  manusia terapi
psikologis juga diperlukan untuk membangun spirit hidup, terapi psikologis yang paling
sederhana dapat dilakukan dengan cara selalu berpikir positif. Berpikir positif akan selalu
membawa manusia kepada hal-hal yang menjurus kepada keberhasilan dan sikap
optimisme, selain itu berpikir positif juga dapat mengurangi dampak stress pada diri
seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

13
Mashudi, F. (2012). Psikologi konseling. Yogyyakarta IRCiSoD.

Kusprasetyo, W. T. (2015). Pengaruh Stres dan Tipe Kepribadian Terhadap Tingkat

Kepuasan Hidup Mahasiswa Pedidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret.

Herawati, M. (2009). Psikologi Ibu dan anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Rasmun.,SKp.,M.Kep. (2004). Stress, Koping dan Adaptasi.

14

Anda mungkin juga menyukai