Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MENGULAS VIDEO DEMONSTRASI TINDAKAN

KEPERAWATAN POST OPERATIF

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Medikal Bedah II
Yang dibina oleh Bapak Arif Bachtiar S. Kep. Ns, M. Kep, PhD.NS

Oleh :
Sonia Nabila
(P17220194050)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D – III KEPERAWATAN LAWANG
Maret 2021
Menyiapkan Tempat Tidur Hangat
 Definisi :
Tempat tidur yang disiapkan untuk klien pasca operasi yang mendapatkakn
narkose (obat bius).

 Indikasi :
1. Persiapan klien yang baru saja dioperasi
2. Akan ada klien baru yang masuk ruang rawat

 Tujuan dilakukannya tindakan :


Tindakan ini dilakukan untuk menghangatkan klien, mencegah penyulit
(komplikasi) pasca bedah dan memberikan perasaan nyaman setelah tindakan
operasi.

 Pengkajian :
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masalah yang dihadapi
oleh klien dan kondisi sebelum dilakukan latihan. Hal-hal yang perlu dikaji
meliputi:
1. Status kesehatan klien
2. Tanda-tanda vital
3. Riwayat operasi sebelumnya

 Persiapan :
1. Siapkan tempat tidur terbuka
2. Periksa nomor dan jenis produk dan keluarkan selimut dari kemasan

 Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Buka lipatan selimut dan tata letak yang sesuai, pastikan selimut terbuka
sepenuhnya.
3. Sobek di sepanjang perforasi di ujung bawah selimut untuk membuka bagian
penyisipan selang.
4. Buka penyisipan selang dan masukkan selang, pastikan terpasang dengan
benar di dalamnya.
5. Masukkan selang, pastikan sudah terpasang dengan benar. Perlu diketahui
bahwa selang harus dimasukkan hingga bagian yang lebih tebal.
6. Temukan punggungan luar. Kencangkan dengan terlebih dahulu melipat
selimut di sekeliling selang, lalu membungkus tali velcro di sepanjang
punggung luar.
7. Kencangkan selimut ke sisi tempat tidur pasien menggunakan klip yang
disediakan.
8. Tekan tombol stop / start sekali untuk menyalakan.
9. Tekan tombol kecepatan kipas untuk memilih pengaturan tinggi atau rendah.
10. Tekan tombol temp untuk memilih 32°C, 38°C, atau 43°C.
11. Selimut akan segera mengembang.
12. Perangkat sistem tertutup yang unik memastikan bahwa tidak ada kebocoran
udara selama penggunaan.
13. Cuci tangan.

Anamnesa dan Observasi Sirkulasi (TD, nadi, pernafasan dan suhu)


 Definisi :
Suatu Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi dan melakukan pengamatan
sistem sirkulasi pada klien

 Indikasi :
Observasi sirkulasi dilakukan pada klien syok, kelainan pernafasan, penurun
kesadaran, perdarahan

 Tujuan dilakukannya tindakan :


Tindakan ini dilakukan untuk Mengetahui tanda tanda vital klien, mencegah
komplikasi pada klien dan menilai fisik Kesehatan klien

 Pengkajian :
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masalah yang dihadapi
oleh klien dan kondisi sebelum dilakukan latihan. Hal-hal yang perlu dikaji
meliputi:
1. Tanda tanda vital
2. Status fisik secara umum
3. Kecemasan klien
4. Riwayat penyakit klien

 Persiapan :
1. Persiapan klien (cek identitas klien, menjelaskan maksud dan tujuan tindakan)
2. Persiapan Lingkungan : Menjaga privasi pasien
3. Berikan posisi nyaman pada klien

 Prosedur :
1. Perawat mencuci tangan sebelum Tindakan
2. Persiapkan alat dan scan identitas klien
3. Mengecek tanda vital klien
4. Pasangkan manset tekanan darah pada lengan lengan klien dan pompa
5. Pasangkan penjepit pada jari klien. Tekanan darah klien secara otamatis
terekap
6. Kemudian mmengukur suhu klien melalui thermometer telinga
7. Melakukan pengecekan glukosa darah dengan memberikan kapas alcohol
terlebih dahulu pada jari klien
8. Kemudian pakai alat pengukur glukosa darah pada jari klien
9. Menghitung ndenyut nadi dengan menempatkan 3 jari di atas arteri dan catat
hasilnya

Mengobservasi Perdarahan (Drain)


 Definisi :
Suatu tindakan keperawatan untuk melakukan evaluasi perdarahan pada pasien
post partum spotan atau setelah tindakan pembedahan.

 Indikasi :
1. Perdarahan pada kasus bedah
2. Perdarahan kasus non bedah

 Tujuan dilakukannya tindakan :


Tindakan ini dilakukan untuk mencegah syok dan mencegah kegawatdaruratan
maternal pada pasien.

 Pengkajian :
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masalah yang dihadapi
oleh klien dan kondisi sebelum dilakukan latihan. Hal-hal yang perlu dikaji
meliputi:
1. Tanda-tanda infeksi
2. Peningkatan suhu tubuh
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Integritas kulit dan kondisi luka
5. Jalan napas dan pernapasan
6. Riwayat pembedahan sebelumnya
7. Rasa tidak nyaman
 Persiapan :
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Cek identitas klien
3. Menjelaskan pada klien tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
4. Berikan posisi nyaman pada klien

 Prosedur :
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Dekatkan tempat pipa pada tangan, lalu jepit pipa pembuangan
3. Lepaskan saluran pembuangan, tutup pengupas saluran tuba vac dan pegang
tabung pada tangan yang lain
4. Gunakan bantalan alkohol untuk menahan selang didekat tempat keluar
5. Bungkus bantalan alkohol disekitar pipa pembuangan dan tarik untuk
mengupas tubing
6. Pasien menerapkan tindakan ulang yang telah diajarkan
7. Kosongkan saluran tiga kali sehari atau lebih jika perlu
8. Pegang bohlam dengan aman di tangan, cabut steker bagian tas bohlam dan
biarkan mengembang
9. Peras lembut cairan hingga keluar
10. Masukkan steker kedalam bohlam setelah mengsosongkan cairan
11. Remas bagian tengah umbi dan pasang kembali steker sambil tetap meremas
12. Ukur jumlah dan catat warna cairan setiap kali mengosongkan bohlam
13. Kosongkan cairan ke dalam toilet dan bilas gelas ukur
14. Cuci tangan.

Mengobservasi Kesadaran
 Definisi :
Suatu Tindakan keperawatan untuk mengetahui kemampuan kesadaran klien
termasuk di dalamnya kemampuan mata, verbal, dan motorik
 Indikasi :
1. Penilaian kesadaran pada pasien pasca operasi,
2. Pada pasien dengan keluhan system neurologik

 Tujuan dilakukannya tindakan :


Tindakan ini dilakukan untuk mengobservasi Tindakan lain pada klien,
mempercepat kesembuhan dan kesadaran klien dan mengetahui adanya
tambahan refleks tubuh klien
 Pengkajian :
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masalah yang dihadapi
oleh klien dan kondisi sebelum dilakukan latihan. Hal-hal yang perlu dikaji
meliputi:
1. Peningkatan kesadaran
2. Status kesehatan fisik secara umum
3. Kecemasan klien
4. Riwayat anestesi dan operasi

 Persiapan :
1. Persiapan klien (cek identitas)
2. Persiapan Lingkungan : Menjaga privasi pasien

 Prosedur :
1. Perawat mencuci tangan sebelum Tindakan
2. Menilai kesadaran klien dari mata dengan cara memenggil klien atau menepuk
badan Nilai 1-4, nilai berdasarkan keadaan klien
1 = Tidak ada respon sama sekali
2 = Klien membuka untuk rangsangan yang menyakitkan
3 = Klien membuka dan menutup mata
4 = Klien membuka mata secara spontan
3. Menilai tanggapan verbal dengan tanyakan pertanyaan pada klien atau
cobalah untuk memulai percakapan. Nilai 1-5, nilai berdasarkan keadaan klien
1 = Tidak menunjukan respon sama sekali
2 = Klien hanya merespon dengan suara yang tidak jelas
3 = Klien yang tidak dapat merespon percakapan atau merespon dengan kata
kata yang tanpa makna
4 = Klien membuat diskusi tetapi sedikit bingung
5 = Klien aktif dalam percakapan
4. Menilai motoric klien dengan meminta pasien untuk menggerakan kaki dan
tangan
Nilai dari 1-6, nilai berdasarkan keadaan klien
1 = Tidak ada tanggapan sama sekali
2 = Klien ekstensi oleh rangsangan yang menyakitkan
3 = Klien menunjukan fleksi abnormal saar ditekankan oleh rangsangan nyeri
4 = Klien menarik diri dari rasa sakit rangsangan saat diminta mengerakkan
tubuh
5 = Klien mencoba untuk mengidentifikasi dan memindahkan stimulus
6 = Klien mampu menggerakan kaki dan tangan secara spontan mengikuti
perintah

Mengobservasi Bunyi Usus


 Definisi :
Suatu tindakan keperawatan mendengarkan perut untuk suara usus normal yang
dihasilkan gerakan peristaltik.

 Indikasi :
1. Peningkatan gerak peristaltik
2. Peradangan pada fibrosa luar

 Tujuan dilakukannya tindakan :


Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut,
mendengarkan suara peristaltik ususn dan meneliti tempat nyeri tekan, organ-
organ dalam rongga perut, benjolan dalam perut, dan lain-lain.

 Pengkajian :
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masalah yang dihadapi
oleh klien dan kondisi sebelum dilakukan latihan. Hal-hal yang perlu dikaji
meliputi:
1. Status kesehatan klien
2. Riwayat pembedahan sebelumnya
3. Auskultasi, palpasi, dan perkusi pemeriksaan abdomen
4. Bunyi getaran/ gelombang suara
5. Nyeri perut
6. Status nutrisi

 Persiapan :
1. Cek identitas klien
2. Menjelaskan pada klien tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
3. Berikan posisi nyaman pada klien
 Prosedur :
1. Letakkan sisi diafragma stetoskop diatas kuadran kanan bawah pada area
sekum
2. Berikan tekanan yang sangat ringan
3. Dengarkan bising usus hingga sepuluh detik dan perhatikan frekuensi dan
karakternya
4. Jika bising usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksaan sistematis,
dengarkan setiap kuadran abdomen.
5. Dengarkan suara usus ditempat usus disekitar pusar atau disekitar verifikasi
aorta diseluruh arteri ginjal
6. Sarankan untuk oklusi arteriosklerotik atau anaeurisma gesekan-gesekan
diatas hati atau limpa
7. Dokumentasikan prosedur

Melatih Ambulasi
 Definisi :
Tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada klien pasca operasi berdasarkan
kebutuhannya, misalnya dari tempat tidur ke kursi roda ataupun sebaliknya, dan
membatu berjalan

 Indikasi :
Latihan ambulasi pada klien yang perlu pasca operasi

 Tujuan dilakukannya tindakan :


Tindakan ini dilakukan untuk membantu kebutuhan aktivitas, memenuhi
kebutuhan ambulasi dan mempertahankan kontrol diri klien

 Pengkajian :
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masalah yang dihadapi
oleh klien dan kondisi sebelum dilakukan latihan. Hal-hal yang perlu dikaji
meliputi:
1. Kemampuan mobilitas klien
2. Kemampuan gerak klien
3. Kecamasan klien

 Persiapan :
1. Persiapan klien : Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan Tindakan
2. Persiapan Lingkungan : Menjaga privasi klien
3. Persiapan Alat : Tongkat, Kruk, Walker

 Prosedur :
 Tongkat
1. Perawat mencuci tangan
2. Pastikan bahwa pasien tongkat di sisi yang lebih kuat dan perawat berada di
sisi lain klien
3. Memberitahu klien untuk melangkah dengan tongkat diangkat lebih dahulu
kemudian sambal menopang badan pada kaki yang lebih kuat
4. Kemudian majukan kaki yang lemah ke depan sejajar dengan tongkat dan kaki
lainnya
 Kruk
1. Cara pertama, menggerakan kruk sebelah dengan kaki yang lebih kuat secara
bersamaan ke depan
2. Setelah itu gerakan kaki yg lemah dan kruk sebelahnya dengan kaki yg kuat
menopang badan
3. Cara kedua, menggerakan kaki yg kuat dengan kedua kruk secara bersamaan
ke depan
4. Gerakan kruk sebelah lalu kaki yang kuat maju dan kruk di sisi lain dimajukan
5. Cara ketiga, gerakan kedua kruk ke depan sekitar 12 inci dan minta klien
mengangkat kaki dan mengayunkannya dengan kruk siap menopang badan
 Walker
1. Lilitkan sabuk di sekitar pinggang tempat alat bantu klien
2. Perawat berdiri pada sisi klien yang kakinya lebih lemah
3. Minta klien menggerakan alat bantu ke depan 6-8 inci
4. Lalu klien melangkah maju dengan kaki yang lebih lemah ke alat bantu jalan
yang menopang dengan kaki lainnya mengikuti dan lanjutkan dengan pola
yang sama

Anda mungkin juga menyukai