Oleh:
Sonia Nabila
(P17220194050)
A. PENGERTIAN
Partus Prematurus Imminens (PPI) adalah dimana adanya ancaman kehamilan dengan
timbulnya tanda – tanda persalinan pada usia kehamilan yang belum aterm yaitu antara 20 – 37
minggu dengan berat badan lahir bayi kurang dari 2500 gram (Nisa and PS 2020)
PPI atau ancaman kelahiran prematur merupakan adanya kontraksi uterus disertai perubahan
serviks berupa dilatasi dan effacement sebelum kehamilan berusia 37 minggu serta dapat
menyebabkan kelahiran prematur (Widiana et al., n.d.)
B. ETIOLOGI
Persalinan prematur merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal di
seluruh dunia. Faktor yang menyebabkan ancaman kelahiran prematur menurut (Ariana,
Sayono, and Kusumawati 2013) yaitu ;
1. Faktor maternal
- Usia ibu ; secara fisik dan mental usia yang paling baik untuk hamil berkisar antara
20 – 35 tahun karena pada usia tersebut secara biologis memiliki alat reproduksi
wanita yang berkembang dan berfungsu secara maksimal, begitu juga kejiwaan sudah
lebih matang sehingga tidak mempengaruhi berbagai faktor penyulit seperti
keguguran, perdarahan bahkan kematian.
- Riwayat kelahiran prematur, ibu yang pernah mengalami dan memiliki kehamilan
premtur sebelumnya rentan untuk melahirkan secara prematur kembali. Wanita yang
melahirkan anak pertama prematur memiliki risiko 3 kali lipat dibanding dengan
wanita yang bayi pertamanya lahir cukup bulan.
- Riwayat abortus, kejadian abortus memiliki efek terhadap kehamilan selanjutnya baik
pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita
dengan riwayat abortus mempunyai resiko lebih tinggi terjadi persalinan prematur,
abortus berulang dan berat serta terjadi BBLR.
- Paritas, ibu bersalin dengan paritas tinggi mengalami kehamilan dan persalinan
berulang kali sehingga pada sistem reproduksi terdapat penurunan fungsi sehingga
meningkatkan resiko persalinan prematur.
- Trauma, ibu hamil yang memiliki riwayat trauma seperti terjatuh, terpukul,
pembedahan sectio ceesarea sebelumnya. Melakukan hubungan seksual dapat terjadi
trauma karena menimbulkan rangsangan pada uterus sehingga terjadi kontraksi dan
sperma yang mengandung hormon prostaglandin yang dapat merangsang kontraksi
uterus.
- Infeksi, infeksi saluran kemih sering dikaitkan dengan kejadian ketuban pecah dini
dan persalinan prematur yang disebabkan karena peningkatan hormon progesteron
sehingga ureter mengalami dilatasi dan terjadi refluks air kemih dari kandung kemih
ke dalam ureter.
- Jarak kehamilan, ibu hamil dianjurkan mengatur jarak kehamilan antara 2 – 5 tahun
karena memberi kesempatan pada tubuh ibu untuk mengembalikan organ reproduksi
seperti semula dan dapat memberikan ASI secara optimal, jika ibu hamil menyusui
bayinya tubuh akan mengeluarkan hormon oksitosin yang dapat memicu kontraksi
uterus.
2. Faktor janin
- Kehamilan kembar
- Janin mati dalam rahim (IUFD)
- Kelainan kongenital
3. Gaya hidup
- Merokok
- Menggunakan obat – obatan
- Mengonsumsi alkohol
4. Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi yang rendah menjadi salah satu faktor resiko terjadinya persalinan
prematur berkaitan dengan kondisi seperti kecenderungan untuk hamil di usia muda,
mengalami lebih banyak stress, nutrisi kurang dan tidak dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda gejala yang muncul pada kejadian persalinan prematur yaitu :
- Nyeri punggung dan adanya rasa berat di panggul
- Kejang uterus yang mirip dengan dismenorea
- Adanya perdarahan pervaginam
- Adanya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
- Adanya ketuban pecah dini (Putri 2019)
Sedangkan menurut (Kirana, Islamy, and Yonata 2020) terjadinya persalinan prematur :
- Kontraksi berulang 7 – 8 menit sekali atau 2 – 3 kali dalam 10 menit
- Nyeri punggung bagian bawah
- Perdarahan bercak
- Perasaan menekan serviks
- Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm dan
penipisan 50 – 80%
- Selaput ketuban pecah
D. PATOFISIOLOGI
Persalinan pada wanita melibatkan serangkaian peristiwa yang progesif dimulai dengan
aktivasi hypothalamic pituitary adrenal (HPA) dan peningkatan corticotropin releasing
hormone (CRH) plasenta, hal ini menyebabkan penurunan fungsi progesterone dan aktivasi
esterogen yang kemudian akan mengaktivasi CAPs, oksitosin, dan prostaglandin. Peristiwa
biologis ini akan menyebabkan pematangan serviks, kontraksi uterus, aktivasi desidua dan
membrane janin serta pada kala II persalinan akan meningkatkan oksitosin ibu. Perbedaan
mendasar antara persalinan matur dan prematur adalah aktivasi fisiologis komponen-
komponen pathway tersebut pada proses matur, sedangkan partus prematur berasal dari
proses patologis yang mengaktivasi salah satu atau beberapa komponen pathway tersebut.
CRH diketahui secara sentral dalam maturase dan persalinan manusia. Peningkatan kadar
CRH dihubungkan dengan umur kehamilan. Wanita yang mengalami persalinan prematur
memiliki konsentrasi CRH maternal yang lebih tinggi pada usia kehamilan 16 minggu dan
kadar CRH lebih cepat meningkat dari pada wanita yang melahirkan aterm.
E. PATHWAY PPI
F. KOMPLIKASI
Anak – anak yang lahir prematur memiliki resiko lebih tinggi mengalami cerebral
palsy, defisit sensorik dan kurangnya kemampuan dalam belajar dibandingkan
dengan anak yang lahir cukup bulan (Putri 2019)
Sedangkan pada ibu dapat menyebabkan infeksi endometrium lebih sering terjadi
mengakibatkan sesis dan lambatnya penyembuhan luka episiotomi. Selain itu
dapat menyebabkan :
- Distress pernafasan pada bayi
- Risiko mortalitas 4 kali lebih besar, sepsis neonatal dan perdarahan
intraventikuler 3 kali lebih besar pada bayi dengan ibu yang menderita
anmionitis.
- Terjadi ketidakmatangan sistem saraf pusat sehingga menyebabkan
gangguan refleks menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya
perdarahan otak atau serangan apneu.
- Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian
makanan dikarenakan lambung yang berukuran kecil yang memunkinkan akan
membatasi jumlah makanan atau cairan yang diberikan sehingga pemberian
susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah.
- Retinopati
- Penyakit jantung
- Sistem kekebalan tubuh pada neonatal belum sempurna.
G. PENATALAKSANAAN
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada PPI untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas neonatus preterm :
Mengahambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolitik :
- Kalsium antagonis : nifedipipn 10mg/oral diulang 2-3 kali/jam dilanjutkan
tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi jika timbul
kontraksi berulang, dosis maintenance 3 x 10 mg.
- Obat B-mimetik : seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin dan
salbutamolpenghambat produksi prostaglandin : indometasin, sulindac,
nimesulide menghambat prostaglandin dengan menghambat COXs
- Pencegahan terhadap infeksi dengan antibiotik : eritromisin per oral
diberikan 3 x 500 mg selama 3 hari, ampisilin 3 x 500mg selama 3 hari
atau menggunakan antibiotik lain seperti klindamisin.
- Magnesium sulfat diberikan secara parenteral 4 – 6 gram/iv atau
pemberian bolus selama 20 – 30 menit infus 2 – 4 gram/jam
Selain diberikan obat – obatan ibu dianjurkan untuk tirah baring dan
memperhatikan rehidrasi (Putri 2019)
H. PENCEGAHAN
a) Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur
b) Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan
kehamilan dan persalinan preterm.
c) Memberikan naihat tentang gizi saat kehamilan.
d) Meningkatkan sosial – ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan.
e) Memperhatikan usia pertama kali menikah.
f) Mencegah infeksi saluran kencing.
g) Memakai kontrasepi untuk menjarangkan anak.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a) Anamnesa
- Biodata klien.
b) Keluhan utama: ibu mengeluh perutnya terasa kenceng dan keluar darah atau lender dari
kemaluan dengan usia kehamilan 20-34 minggu.
c) Riwayat Kehamilan Ini
TM I : Pusing, mual muntah berlebihan, kurang darah, anemia meningkatkan faktor resiko
terjadinya partus prematurus iminen.
TM II : Keluhan perdarahan pada UK 20 minggu< merupakan salah satu faktor terjadinya
partus prematurus
TM III : Keluhan pengeluaran darah/lendir/air ketuban merupakan penyebab persalinan
preterm. Dapat disertai kenceng-kenceng yang semakin sering.
d) Riwayat Kesehatan
Pernah / sedang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung atau paru,
penyakit infeksi kelamin (oleh trichomonas, streptococcus, gonococcus).
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya infeksi menular dalam keluarga dapat menyebabkan persalinan preterm apabila
ibu hamil tertular infeksi. Seperti TBC, pneumonia, dll.
a) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : -
Tanda – tanda vital : TD , RR, N, T
Head to toe:
1) Kepala : hygiene rambut, keadaan rambut
2) Mata : sclera: ikterik/tidak, konjungtiva: anemis/tidak, mata: simetris/tidak
3) Leher : pembengkakan kelenjar tiroid, tekanan vena jugularis
4) Dada : pernafasan: jenis pernafasan, bunyi nafas, penarikan sela iga.
5) Abdomen : nyeri tekan pada abdomen, teraba massa/ tidak pada abdomen
6) Ekstremitas : nyeri /tidak pada ekstremitas atas ataupun bawah, tidak ada kelemahan\
7) Eliminasi / urinasi: ada/tidak konstipasi/ BAB dan susah BAK
c) Pemeriksaan diagnostic
- Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin 500 sampai 2500 gram)
- Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka itu menandakan adanya
infeksi amniosentesis yaitu radio lesitin terhadap sfingomielin (L/S) mendeteksi
fofatidigliserol (PG) untuk maturitas paru janin, atau infeksi amniotik.
3. Ansietas, ketakutan b.d krisis situasional, ancaman yng dirasakan atau aktual pada diri
dan janin.
4. Kurang pengetahuan mengenai persalinan preterm, kebutuhan tindakan dan prognosis
b.d kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber
informasi.
V. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan
lainnya. Tahapan akhir dari asuhan keperawatan yaitu evaluasi, pengisian format yang dipakai
dalam evaluasi adalah format SOAP (Wahyuni, 2016)
Format SOAP :
S : Data Subjektif Data yang didapat dari klien berupa perkembangan dari keadaan berupa apa
yang dikatakan klien, dirasakan dan yang dikeluhkan
O : Data Objektif Data yang diperoleh dari klien berupa keadaan yang bisa dilihat dan diukur
oleh perawat maupun tenaga medis lain
A : Analisis Penilaian data subjektif dan objektif mengarah lebih baik atau menurun
P : Perencanaan Rencana untuk klien dengan didasarkan dari hasil i analisa data yang berisi
kelanjutan perencanaan tindakan apabila keadaan klien menurun atau belum teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ariana, Dhina Novi, Sayono Sayono, and Erna Kusumawati. 2013. “Faktor Risiko Kejadian
Persalinan Prematur (Studi Di Bidan Praktek Mandiri Wilayah Kerja Puskesmas Geyer Dan
Puskesmas Toroh Tahun 2011).” Jurnal Kebidanan 1 (1): 33–40.
Kirana, Putu A L Amrita, Nurul Islamy, and Ade Yonata. 2020. “G4P3A0 Hamil 30 Minggu
Belum Inpartu Dengan Partus Prematurus Imminens Dan Ketuban Pecah Dini.” Medical
Profession Journal of Lampung 10 (3): 456–60.
Nisa, Kandita Mahran, and Ratna Dewi PS. 2020. “G3P2A0 Hamil 30 Minggu Belum Inpartu
Dengan Partus Prematurus Imminens Dan Riwayat Asma.” Medical Profession Journal of
Lampung 10 (1): 16–21.
Putri, Lidia Aditama. 2019. Buku Ajar Obstetri Dan Ginekologi. GUEPEDIA.
Widiana, I Kadek Oka, I Wayan Artana Putra, I Nyoman Gede Budiana, and Ida Bagus Gde
Fajar Manuaba. n.d. “KARAKTERISTIK PASIEN PARTUS PREMATURUS IMMINENS
DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 1 APRIL 2016-30 SEPTEMBER 2017.”
FORMAT PENGKAJIAN PRENATAL
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama : pasien mengatakan hamil ke 3, usia kehamilan ±8,5 bln, nyeri
perut, pusing, tidak mengerluarkan lendir & darah
2. Riwayat menstruasi :
a.Menarchea : Umur 12 th
b.Siklus ; 28 hari
c.Jumlah : 4x ganti pembalut/hari
d.Lamanya : 12 hari
e.Keteraturan : teratur
f.Dismenorhea : perut nyeri
3.Riwayat perkawinan
1.Status perkawinan : kawin
2.Perkawinan : 2 Kali
2.Dengan suami Sekarang : 30 Tahun
3.Umur pertama kali kawin : 20 Tahun
4.Riwayat KB
a. Pemeriksaan Leopold I :
- Tinggi fundus uterus (TFU) 27 Cm
b. Pemeriksaan Leopold II :
- Posisi kanan : punggung / bagian terkecil / bokong / kepala
- Posisi kiri : Punggung / bagian terkecil / bokong / kepala
d. Pemeriksaan Leopold IV :
- Seberapa jauh bagian bawah janin masuk PAP : blm masuk pap
e. Pemeriksaan DJJ
- Frekwensi : 142 x/menit
- Iramanya : Reguler /irreguler
11. Perineum dan Genetalia
Keadaan vulva perineum:
12. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas
Edema : ya / tidak, lokasi……
2. Ekstremitas bawah
Edema : ya / tidak, lokasi……
Varises : ya / tidak, lokasi……
Reflek patella: + / -
Masalah khusus…
13. Eliminasi
- Urine : kebiasaan BAK : 4-5 x/sehari, warna kuning jernih
- BAB : Kebiasaan BAB : 1x/hari, konsistensi padat
- Masalah khusus : -
-
14. Istirahat dan kenyamanan
a. Pola tidur : Kebiasaan tidur, lama 7-8 jam,.,frekuensi…
b. Pola tidur saat ini : 8 jam
c. Keluhan ketidaknyamanan : Ya / tidak, lokasi……
d. Sifat nyeri
e. Intensitas nyeri : hilang timbul
KEMUNGKINAN
DATA PENUNJANG MASALAH
PENYEBAB
DS : Nyeri akut Agen pencedera
Pasien mengatakan nyeri pada fisik (kehamilan)
perut bagian bawah
Pasien mengatakan nyeri
terasa kencang
Pasien mengatakan nyeri hilang
dan timbul
DO :
TD : 165/70 mmHg
N: 70 x/menit
S : 36,2֯C
Skala nyeri 6
Pasien tampak meringis
Mata cowong
DO :
Tekanan darah meningkat
TD : 165/70 mmHg
Tampak gelisah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (kehamilan) d.d nyeri perut yang
terasa hilang timbul, skala nyeri 6, TD : 165/70, S : 36,2, N : 70
2. Ansietas b.d krisis situasional d.d cemas akan kehamilannya karena tekanan
darah tinggi, pusing, pasien tampak gellisah
DAFTAR MASALAH
NO
TANGGAL TANGGAL
DX TANGGAL
16-11-2021 17-11-2021
I
S : S : S :
Pasien mengatakan nyeri pada pasien mengatakan rasa nyeri
perut bagian bawah berkurang
Pasien mengatakan nyeri pasien mengatakan perut sudah
terasa kencang membaik O :
Pasien mengatakan nyeri hilang pasien mengatakan nyeri sudah
dan timbul tidak hilang timbul
O : O : A :
TD : 165/70 mmHg TD : 150/136 mmHg
N: 70 x/menit N : 88 x/menit
S : 36,2֯C S : 36, 1
Skala nyeri 6 Skala nyeri 3 P :
Pasien tampak meringis Pasien sudah tidak tampak
Mata cowong meringis
Mata pasien sudah tidak
cowong
A : masalah belum teratasi A : masala teratasi sebagian
NO
TANGGAL TANGGAL
DX TANGGAL
16-11-2021 17-11-2021
II S : S : S :
Pasien mengatakan cemas akan Pasien mengatakan masih
kehamilannya karena tekanan sedikit cemas
darahnya tinggi Pasien mengatakan sudah tidak
Pasien mengatakan kadang pusing O :
merasa pusing
O :
O : TD : 150/136 mmHg
Tekanan darah meningkat Wajah pasien sudah tidak nampakA :
TD : 165/70 mmHg gelisah
Tampak gelisah
A : masalah teratasi sebagian
A : masalah belum teratasi P :
P : lanjutkan intervensi 1-3
P : lanjutkan intervensi 1-4