Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. A


DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
TAHUN 2022

Disusun Oleh
NAMA :
NIM :

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan
pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah
kematian maternal (matemal mortality). Menurut definisi WHO "kematian
maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan". Sebab-
sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni yang langsung
disebabkan oleh komplikasi- komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, dan
sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung, kanker, dan sebagainya
(associated causes). Angka kematian maternal (matemal modiry rate) ialah
jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000
kelahiran hidup, kini di beberapa negara malahan terhadap 100.000 kelahiran
hidup.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes)
tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 100.000 kelahiran hidup di Indonesia,
305 di antaranya berakhir dengan kematian sang ibu (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) tersebut –
305/100.000 kelahiran hidup – mendorong pemerintah untuk melakukan
intervensi struktural; salah satunya adalah dengan mencantumkan target
penurunan AKI ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2014-2019. Dalam RPJMN 2014-2019, pemerintah menargetkan
penurunan AKI dari 205/100.000 kelahiran menjadi 276/100.000 kelahiran
hidup.
Bidan merupakan care provider (penyedia layanan kesehatan) yang
memiliki peran strategis dan sangat unik dengan memposisikan dirinya sebagai
mitra perempuan di masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan
perempuan dalam menjalani siklus kehidupan reproduksinya melalui asuhan
secara holistik dan berkesinambungan atau komprehensif. Karena keunikan
profesi bidan adalah memberi pelayanan kepada pasangan ibu sampai anak
balita
2

sebagai satu kesatuan sejak masa prakonsepsi sampai masa balita.


Asuhan kebidanan berfokus pada siklus kehidupan perempuan yang normal
dan alamiah dengan “childbearing dan childrearing” sebagai fokusnya
Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi
(mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada
pencegahan dan promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan
cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan
pendidikan berpusat pada perempuan. Serta asuhan komprehensif sesuai
keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan.
Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan kehamilan pada Ny.A di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Dengan melalui asuhan tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan kesehatan
ibu dalam mempersiapkan fisik maupun mental menghadapi masa persalinan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny A di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil Ny A di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau
b. Menganalisa masalah dan diagnosa kebidanan pada ibu hamil Ny A
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
c. Melakukan tindakan segera pada ibu hamil Ny A di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau
d. Merencanakan tindakan pada ibu hamil Ny A di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau
3

e. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil Ny A di RSUD


Arifin Achmad Provinsi Riau
f. Melaksanakan evaluasi pada ibu hamil Ny A di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau
g. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Kehamilan (Trimester III)


1. Kehamilan
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi International
adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40). (Sarwono, 2016)
2. Kehamilan Bersiko
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan/ atau meninggal sebelum persalinan
berlangsung. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah satu faktor yang
penting adalah usia. Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun lebih berisiko
tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia normal (21-30
tahun).
Menurut Artikel Kemenkes 2016 tentang memelihara kesehatan
kehamilan Kehamilan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor 4
terlalu dan 3 terlambat (Kemkes, 2016) :
a. 4 (empat) Terlalu yaitu
1) Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun)
2) Terlalu tua untuk hamil (kurang dari 35 tahun)
3) Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3)
4) Terlalu dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2
tahun)
b. Terlambat yaitu:
5

1) Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis


kedaruratan
2) Terlambat tiba di fasilitas kesehatan
3) Terlambat mendapat pertolongan medis
Pada kehamilan diatas 35 tahun kondisi kesehatan yang menurun,
maka kualitas sel telur pun akan menurun sehingga dapat meningkatkan
risiko keguguran, serta kelainan/ cacat bawaan pada janin akibat kelainan
kromosom. Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat
persalinan sering terjadi pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Menurut dr.
Damar Prasmusinto, SpOG (K), melahirkan di usia 35 tahun ke atas, bayi
yang dilahirkan rentan mengalami kelainan genetik. Pada usia reproduktif
(25-35 tahun), risiko bayi alami kelainan genetik 1:1000, sedangkan pada
ibu yang berusia di atas 35 tahun, risiko itu meningkat menjadi 1:4. Selain
itu, mulai muncul berbagai keluhan kesehatan saat hamil, seperti; tekanan
darah tinggi dan diabetes yang sering memengaruhi proses persalinan
Faktor faktor inilah yang menyebabkan persalinan di usia 30-an cenderung
lebih sering dilakukan melalui operasi Caesar (Sibuea, Tendean and
Wagey, 2013)
Usia risiko tinggi adalah di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun.
Penyebab terbanyak karena pendarahan dan eklamsia atau kejang akibat
tekanan darah tinggi. Menurut beberapa penelitian, usia produktif yang
optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20-35 tahun. Risiko akan
meningkat pada usia di bawah 20 tahun maupun di atas 35 tahun.
Komplikasi seperti preeklampsia (hipertensi saat kehamilan), hamil di luar
rahim, keguguran, bayi terkena down syndrome, keracunan kehamilan,
pendarahan hebat, anemia, diabetes sampai kesulitan melahirkan sangat
menghantui ibu-ibu yang akan melahirkan di usia 40-an (Seri wahyuni,
2018). Gangguan persalinan yang paling umum adalah plasenta previa
yakni plasenta menutupi jalan lahir (Sarwono, 2016) .
6

3. Adaptasi Fisiologis Kehamilan (WHO, 2002)


Kehamilan menyebabkan perubahan baik anatomi maupu
fisiologis. Tubuh wanita beradaptasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan
dan tuntutan janin.

Tabel 2.1 tabel adaptasi fisiologi kehamilan


Areas of the body Physiological changes Women’s experience
Kenaikan awal hormon ini
Human chorionic merupakan dasar bagi banyak tes
gonadotrophin kehamilan, dan dianggap sebagai
penyebab mual kehamilan dini
Estrogen: diproduksi oleh Payudara nyeri
plasenta setelah kehamilan Amenorea (tidak ada periode
12 minggu; menekan menstruasi)
ovulasi, menghambat Rahim membesar
laktasi, mendorong
pertumbuhan payudara,
uterus, dan vagina
Progesteron: diproduksi Payudara nyeri
Sistem endokrin. oleh plasenta setelah Mencegah kontraksi uterus
kehamilan 12 minggu;
bertanggung jawab untuk
pengembangan jaringan Dapat menyebabkan varises,
payudara, melemaskan sembelit atau infeksi saluran kemih
otot polos di seluruh tubuh
Hormon perangsang tiroid:
merangsang metabolisme Feeling of warmth
melalui kerja tiroksin
Hormon perangsang Pigmen kulit menjadi gelap
melanosit: saat kehamilan
berlanjut dan kelenjar Linea nigra, chloasma, dan areola
hipofisis membesar lebih puting sekunder berkembang
banyak diproduksi
Meningkat untuk
Kenaikan berat badan sekitar 10-12
Metabolisme memenuhi tuntutan ibu
kg
dan janin
15-20% peningkatan
permintaan oksigen;
Sistem Dyspnoea (kesadaran bernafas) di
pertukaran gas lebih
Pernapasan akhir kehamilan
mudah; iga lebih rendah
menyala
7

keseluruhan sistem
mengendur terutama Mulas
karena progesteron,
meskipun organ-organ Sembelit
Sistem dalam tergencet oleh rahim
Gastrointestinal yang tumbuh dan
perubahan posisi lambung
dan aliran balik asam
lambung ke esofagus barangkali membutuhkan makanan
bagian bawah yang lebih kecil/halus
Peningkatan aliran darah
ke ginjal menyebabkan Glikosuria (gula dalam urin) dapat
peningkatan 50% dalam terjadi
filtrasi glomerulus
Sistem Urinaria progesteron menyebabkan
Dapat terjadi infeksi saluran kemih,
kekusutan ureter.
frekuensi berkemih bertambah
Progesteron memiliki efek
karena tekanan pada kandung
melemaskan otot ureter
kemih dari rahim yang tumbuh dan
yang memperlambat aliran
kepala janin.
urine
Mengubah citra tubuh
pada 12 minggu, fundus uterus
Rahim: menebal dan
terasa di atas tulang kemaluan
tumbuh dari organ panggul
pada 24 minggu, fundus uterus
dengan berat 70 g menjadi
teraba di atas umbilikus
organ perut dengan berat 1
kg pada 38 minggu, uterus menekan
xiphisternum (tepi bawah strenum
di tengah tulang rusuk

selama hamil kanalis


Sistem servikalis diisi oleh lendir
Reproduksi serviks atau sumbat lendir
serviks (operculum).
Menjelang persalinan
serviks akan menipis
Peningkatan keputihan
menyebabkan lendir darah
Vagina: telah
meningkatkan suplai darah
dan estrogen bekerja pada
sel-sel yang memproduksi
lender
8

Baik estrogen maupun


progesteron mendorong
pertumbuhan dan suplai Perubahan vaskular terlihat,
Payudara darah meningkat kolostrum mungkin dikeluarkan
Tuberkel Montgomery dari 16 minggu
menjadi lebih aktif dan
menonjol
Progesteron melembutkan Dapat menyebabkan sakit
Sistem Skeletal ligamen, yang membantu punggung, atau lordosis (tulang
dalam persalinan belakang melengkung)

4. Adaptasi Psikologis Kehamilan (Jannah, 2013)


Perubahan Psikologis Trimester III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
f. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
g. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya
h. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

5. Ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester III


a. Nocturia (Ardiansyah, 2017)
Nocturia adalah urinasi berlebihan pada malam hari. Pada akhir
kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai
tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan
metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis
ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat
pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon
9

rektosigmoid di sebelah kiri. Rahim yang tumbuh membesar akan


menekan kandung kemih.
Upaya dalam mengatasi nocturia adalah sebagai berikut banyak
minum pada siang hari. Jangan mengurangi porsi air minum di malam
hari, kecuali apabila nocturia menganggu tidur sehingga menyebabkan
keletihan. Membatasi minuman yang mengandung bahan cafein (teh,
kopi, cola). Bila tidur (khususnya malam hari) posisi miring dengan
kedua kaki ditinggikan untuk meningkatkan diuresis.
b. Nyeri punggung (Mafikasari and Kartikasari, 2015)
Nyeri punggung merupakan salah satu rasa tidak nyaman yang
paling umum selama masa kehamilan menjelang bulan ke tujuh,
banyak wanita hamil mengalami nyeri punggung.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya back
pain (nyeri punggung) pada ibu hamil diantaranya
1) Berubahnya titik berat tubuh seiring dengan membesarnya rahim.
Dengan adanya pertembuhan janin tubuh lebih condon ke depan
akibatnya tubuh akan berusaha menarik bagian punggung agar
lebih ke belakang, baguab bawah pun lebih melengkung serta otot
tulang belakang memendek
2) Postur tubuh Postur tubuh yang berubah seiring perkembangan
janin yang ada di dalam perut yang dapat merubah susunan tulang
tulang panggul seiring membesarnya rahim dan pertumbuhan janin
yang bertahap secara fisiologis.
3) Posisi tidur merupakan suatu kebiasaan di mana posisi tidur
sebelum hamil dan sesudah hamil itu harus berbeda ibu hamil
harus mampu melepaskan posisi tidur favorit dan terbiasa dengan
posisi tidur yang baru dimana perut yang semakin membesar dan
lebih mempersulit ibu hamil untuk tidur dengan nyaman
4) Meningkatnya hormone, hormone yang di lepaskan selama
kehamilan akan membuat persendian tulang panggul meregang hal
ini dapat mempertinggi resiko terjadinya back pain.
10

Beberapa upaya yang dapat di lakukan untuk mensiasati agar


tidak terjadi nyeri punggung pada ibu hamil adalah menjaga
pertambahan berat badan di dalam parameter yang di anjurkan, jangan
mengenakan sepatu tumit tinggi, mempelajari cara yang benar untuk
mengangkat benda berat, usahakan untuk tidak berdiri lama, duduk
dengan baik, tidur dengan kasur yang keras, posisi tidur yang yang
nyaman dibantu dengan guling, menggunakan kompres hangat,
kenakan bra yang dapat menyangga dengan baik hindari posisi
membungkuk yang berlebihan, mengikuti berbagai kelas olahraga dan
melakukan gerakan yang sederhana. (Mafikasari and Kartikasari,
2015)
Senam hamil dan Yoga Antenatal bertujuan melatih otot
panggul dan sekitarnya, agar menjadi lebih kuat dan elastis. Sirkulasi
darah disekitar daerah panggul menjadi lebih lancar sehingga
memudahkan ibu melakukan persalinan secara normal. Dengan latihan
pernafasan yang dilakukan selama yoga, ibu akan terbiasa melakukan
nafas pendek dan cepat dengan ritme yang teratur serta panjang dan
dalam baik saat menghirup maupun melepaskan udara. Pelatihan nafas
bisa menenangkan calon ibu untuk melalui rasa sakit dalam proses
persalinan, serta memicu sistem saraf yang memperlancar pembukaan
dan peregangan dinding vagina. (Neni Yuli Susanti, 2019)
Menambahkan efek musik dalam kegiatan latihan relaksasi
merupakan strategi untuk memfokuskan latihan relaksasi disamping
musik juga dapat menciptakan kondisi relaksasi (Ni Nengah Arini
Murni, 2014)

6. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan


Asuhan Kehamilan atau asuhan antenatal adalah upaya
preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi
luaran marernal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan.(Sarwono, 2016)
11

Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan


persalinan, meganjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan
antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota
keluarga. (Depkes RI, 2013)
Pada tahun 2016 WHO membuat rekomendasi dalam ANC
guidelines. Rekomendasi ini bertujuan meningkatkan kualitas ANC
dan meningkatkan kualitas ibu, janin dan bayi baru lahir yang terkait
dengan hasil ANC. Berikut adalah tabel perbedaan jadwal four-visit
Focused Antenatal Care (FANC) Model dengan 2016 WHO ANC
model
Tabel 2.2 Comparing ANC Schedules (WHO, 2016)
WHO FANC 2016 WHO ANC
Model Model
Trimester satu
kunjungan 1 : 8 -12 minggu Kontak 1 : up to 12 minggu
Trimester dua
kunjungan 2 : 24 - 26 minggu Kontak 2 : 20 minggu
Kontak 3 : 26 minggu
Trimester tiga
kunjungan 3 : 32 minggu Kontak 4 : 30 minggu
Kontak 5 : 34 minggu
kunjungan 4 : 36 - 38 minggu Kontak 6 : 36 minggu
Kontak 7 : 38 minggu
Kontak 8 : 40 minggu
Kembali melakukan ANC apabila diusia kehamilan 41 minggu
belum bersalin

a. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. (Kemenkes, 2017)
Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu
yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester
pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan
kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen
pelayanan sebagai berikut :
12

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;


Memeriksa BB penting untuk menggambarkan status gizi pada
awal pra kehamilan. Untuk dijadikan dasar guna mengetahui
pola pertambahan BB ibu selama kehamilan. (Kemkes, 2016)
Tabel 2.3 rekomendasi kenaikan berat badan berdasarkan
IMT (IOM, 2019)
Laju peningkatan berat
Berat badan sebelum
badan trimester 2 - 3
kehamilan Peningkatan berat
(kg/minggu)
badan total (kg)
IMT
Kategori rata-rata kisaran
(Kg/m2)
Underweight <18,5 12,5 - 18,0 0,51 0,44 - 0,58
Normal 18,5 - 24,9 11,5 - 16,0 0,42 0,35 - 0,50
Overweight 25 - 29,9 7,0 - 11,5 0,28 0,23 - 0,33
Obesitas >30 5,0 - 9,0 0,22 0,17 - 0,27

2) Pengukuran tekanan darah;


Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan
tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga
gejala preeklamsi. Tekanan darah yang normal 110/70 -
120/80 mmHg. (Sarwono, 2016)
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di
trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK (Kurang
Energi Kronis) atau kekurangan gizi. Ibu hamil dikatakan
Kurang Energi Kronis (KEK) apabila didapati LiLA <23,5 cm
hal ini berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (Elly Dwi
Wahyuni, 2017)
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
Gambar 2.1 tinggi fundus Tinggi fundus uteri dipantau
setiap pemeriksaan kehamilan,
hal ini dilakukan untuk melihat
kesesuaian antara tinggi fundus
13

uteri dengan usia kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri


ini pun menjadi salah satu indikator pengukuran taksiran
berat janin. Tinggi fundus uteri yang normal untuk usia
kehamilan 20-36 minggu dapat diperkirakan dengan rumus:
(usia kehamilan dalam minggu + 2) cm. (Depkes RI, 2013)
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus toksoid sesuai status imunisasi;
Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil
harus didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah
dosis (dan status) imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah
diperoleh selama hidupnya. Imunisasi TT dilakukuan 5 kali
selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai
interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval
minimal antar dosis TT. (Depkes, 2013)
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan;
Kebutuhan zat besi wanita hamil lebih tinggi 200 – 300% dari
wanita tidak hamil untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.
Selama hamil terjadi kehilangan basal 250 mg kebutuhna janin
dan plasenta 315 gr dan kebutuhan meningkatkan massa
hemoglobin 500 mg dibutuhkan total 1,1 gram. Pada trimester
1 belum ada kebutuhan yang drastis sehingga kebutuhan zat
besi trimester 1 sama dengan wanita dewasa yang masih
menstruasi 26 mg/hari. Pada saat melahirkan ada kehilangan
zat besi 250 mg sehingga masih tersimpan 250 mg. bila
ditambah untuk kebutuhan plasenta 315 mg maka diperlukan
550 mg. jumlah ini yang harus dipenuhi selama trimester 2 dan
3 maka diperlukan tambahan rata-rata 2,9 mg/hari selama
trimester 2 dan 3. Maka diberikan tablet tambah darah 90 butir
sediaan di Indonesia mengandung 60 mg Fe dan 0,25 asam
folat. Setiap tablet setara 200 ferosulfat, maka selama hamil
14

minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu. (Voni Silvia,


2012)
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu
hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia
kehamilan 16 minggu/4 bulan. Gambaran DJJ Takikardi berat :
detak jantung di atas 180x/menit, Takikardi ringan : antara160-
180x/menit, Normal : antara 120-160x/menit, Bradikardiringan
: antara 100-119x/menit, Bradikardi sedang : antara 80-
100x/menit, dan Bradikardi berat : kurang dari 80x/menit.
(Sarwono, 2016)
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling, termasuk keluarga berencana);
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya); dan
10) Tatalaksana kasus
b. Pemeriksan Penunjang Kehamilan (Depkes, 2013)
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan
ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk
semua ibu hamil) pada kunjungan pertama :
1) Kadar haemoglobin
2) Golongan darah ABO dan rhesus
3) Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas
dan terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes
HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB
4) Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria:
untuk ibu yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian
kedaerah endemic malaria dalam 2 minggu terakhir
15

Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:


1) Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan
ketiga) jika terdapat hipertensi
2) Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai
anemia
3) Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu
dengan riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA <
23,5 cm
4) Tes sifilis
5) Gula darah puasa
Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan
USG direkomendasikan:
1) Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15
minggu) untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak
dan jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat
2) Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali
janin
3) Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
(Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga
kesehatan tidak tersedia)
16

7. Evidance Based

Nama Judul Penelitian/ Metode Penelitian Hasil Penelitian


Penulis Penerbit / no
Jurnal
Rafika Efektivitas Jenis penelitian Quasi Experiment Hasil didapatkan
Prenatal Yoga dengan menggunakan pendekatan Non nilai mean
terhadap Equivalent Control Group. Penelitian perbedaan antara
Pengurangan ini dilaksanakan bulan April 2017 di pengukuran pre-test
Keluhan Fisik wilayah kerja Puskesmas Kamonji dan post-test
pada Ibu Hamil Kota Palu. Sampel penelitian 32 ibu kelompok kontrol
Trimester III hamil trimester III terdiri dari 16 orang sebesar -0,25;
Jurnal Kesehatan sebagai kelompok intervensi dan 16 (p=0,417>α=0,05).
Volume 9, Nomor orang sebagai kontrol yang diambil Hasil perbedaan nilai
1, April 2018 menggunakan teknikconsecutive mean antara
ISSN 2086-7751 sampling. Alat ukur berupa lembar pengukuran pre-test
(Print), ISSN kuisioner dengan wawancara sebelum dan post-test
2548-5695 (pre-test) mengenai keluhan fisik yang kelompok intervensi
(Online) dialami ibu hamil trimester III baik sebesar 3.5;
kelompok intervensi maupun (p=0,000<α=0,05).
kelompok kontrol. Prenatal yoga pada Dan hasil perbedaan
kehamilan trimester III pada kelompok selisih nilai rata-rata
Intervensi, yang dilakukan mulai keluhan fisik
gerakan pemanasan (pemanasan leher, kelompok kontrol
peregangan dan pemuntiran samping dan kelompok
tubuh, peregangan bahu dan pundak) intervensi sebesar
dilanjutkan gerakan Yoga: postur 3.75;
restorative (mudhasana/postur anak), (p=0.000<α=0,05,
postur berdiri (utkatasana/postur hasil ini terdapat
kursi, seri memutar panggul (pelvic perbedaan signifikan
rocking), postur melentur dan nilai rata-rata
menguatkan panggul (seri postur keluhan fisik
berjongkok, baddha konasana/seri responden antara
postur kupu kupu), putaran sufi, kelompok kontrol
meditasi sambil relaksasi pernafasan dan kelompok
diafragma (Sindhu, 2014). Prenatal intervensi. Simpulan
yogadilakukan waktu latihan diberikan penelitian bahwa
selama 30-60 menit ke seluruhan prenatal yoga efektif
gerakan. Setelah pelaksanaan yoga, terhadap
kemudian sesudah (post-test) diukur pengurangan
keluhan ibu hamil. Pada kelompok keluhan fisik ibu
control dilakukan pengkajian keluhan hamil trimester III
fisik ibu hamil trimester III pre-test .
dan post-test tanpa intervensi. Analisis
univariat dilakukan distribusi
frekuensi dan uji Wilcoxon dan uji
17

Mann Whitney dengan α=0,05 dan


CI95%
Ni Pengaruh Senam Jenis penelitian ini adalah penelitian 1. Ibu hamil yang
Wayan Yoga terhadap analitik. Populasi pada penelitian ini melakukan senam
Kurnia Kesiapan Fisik adalah seluruh ibu-ibu hamil yang yoga secara
Widya dan Psikologis mengikuti senam yoga ibu hamil di teratur sebanyak
Wati dalam Bidan Praktik Mandiri Lasmitasari, 25 responden
Menghadapi S.ST. Penentuan populasi didasarkan (62.5%).
Persalinan di atas semua jumlah ibu hamil trimester
2. Sebagian besar
Salasiah BPM Lasmitasari, II dan trimester III yang melakukan
kesiapan fisik
Supiyati S.ST senam yoga di Bidan Praktik Mandiri
Lasmitasari, S.ST. Jumlah populasi dan psikologis
Jurnal Kedokteran dari penelitian ini sebanyak 40 orang. ibu hamil siap
Khairiat dan Kesehatan, Variabel dalam penelitian ini adalah menghadapi
ul Vol. 14, No. 1 pengaruh senam yoga ibu hamil dan persalinan yaitu
Jannah Januari 2018 kesiapan fisik dan psikologis dalam 26 responden
ISSN : 0216 – menghadapi persalinan. Teknik (65%).
3942 e-ISSN : pengumpulan data dalam penelitian ini 3. Ada Pengaruh
2549 – 6883 berupa data primer dan data sekunder. antara senam ibu
hamil terhadap
kesiapan fisik
dan psikologis
dalam
menghadapi
persalinan p =
0.00 < α = 0.05
Dian Pengaruh Quasi-experimentalpre-testandpost-tes Asuhan kebidanan
PuspitasHypnopregnancy controlgroupdesign terhadap 16 ibu dengan
ari Terhadap hamil pada kelompok kelas hypnopregnancy
Kecemasan Ibu hypnopregnancy dan 16 pada dapat memberikan
Hamil Dalam kelompok control. Penelitian pengaruh terhadap
Ratih Menghadapi dilakukan di Klinik Asih Waluyo Jati kecemasan ibu hamil
Kumoroj Persalinan di pada bulan Oktober sampai dengan dalam menghadapi
ati Klinik Pratama November 2017. Analisa data persalinan dengan
Asih Waluyo Jati menggunakan uji chisquare. Hasil menurunkan
Bantul analisis menunjukkan bahwa kelas kecemasan sebesar
Yogyakarta hypnopregnancy berpengaruh terhadap 4,6 kali
penurunan kecemasan ibu hamil dalam dibandingkan
mempersiapkan persalinan, (p<0,05). dengan metode
konvensioanal
Maya Efektifitas Metode yang digunakan dalam Terdapat perbedaan
Shella Hipnoterapi dan penelitian ini adalah quasi experiment yang signifikan
Asmara Terapi Musik dengan menggunakan dua kelompok antara sebelum dan
Klasik terhadap pretest dan posttest, kelompok kontrol setelah
Kecemasan Ibu non-equivalent. Hipnoterapi dan terapi diberikan
18

Heni Hamil musik klasik diberikan sebanyak 8 kali hipnoterapi dan


Esti Resiko selama 2 minggu dengan durasi 15 terapi musik klasik
Rahayu Tinggi di menit. Sampel yang digunakan adalah dalam mengatasi
Puskesmas sebagai sebanyak 40 responden dalam kecemasan pada ibu
Magelang sampel menggunakan proportional hamil resiko tinggi.
Kartika Selatan random sampling teknik. Kecemasan Pada penelitian ini
Wijayanti Tahun2017 ibu hamil berisiko tinggi diukur didapatkan
dengan menggunakan daftar perbedaan
pertanyaan. Uji statistik yang kecemasan pada
digunakan adalah uji wilcoxon untuk kelompok
diukur sebelum dan sesudah hipnoterapi dan
kecemasan dan uji statistik terapi musik klasik
Kolmogorov Smirnov dengan tingkat
signifikan p = 0,013 (p = <0,05).
Hasil: Perbedaan Kecemasan setelah
hipnoterapi dan terapi musik klasik
dengan nilai p = 0,013 (p = <0,05).
19

BAB III

PENGKAJIAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


Tanggal..........................di Ruangan.............RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas (Kaji Lengkap)
Seorang ibu yang berusia 40 tahun beragama Islam datang ke RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau diantar oleh suami untuk memeriksakan
kehamilannya yang ke empat.
2. Anamnesa (Kaji Lengkap)
a. Riwayat kehamilan saat ini
- HPHT tanggal 23 Juni 2019, taksiran persalinan 30 Maret 2019.
- Gerakan Janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 20
minggu
- Perubahan yang dirasakan oleh ibu pada trimester 1 adalah lebih
sering berkemih, mudah merasa lelah, nafsu makan meningkat,
terasa gerakan janin. Perubahan yang dirasakan pada trimester 2
adalah payudara terasa lebih besar.
- ANC dilakukan di puskesmas Kecamatan cilincing sejak usia
kehamilan 20 minggu ANC yang dilakukan pada trimester 1
sebanyak 2 kali, ANC trimester 2 dilakukan sebanyak 1 kali dan
trimester ke 3 dilakukan ANC sebanyak 4 kali.
20

- Riwayat pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan


Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Cek Laboratorium HIV : NR, HbSAg : NR, Sifilis : NR Hb : 11,3


(18/11/2018) gr/dl Eritrosit : 3,6 juta/mm3
Trombosit : 255.000/ mm3; Protein urine (-) Leukosit :
8.200 /mm3, GDS = 98 md/dl
Dikonsultasikan ke Poli Gizi Ibu mendapat informasi perbaikan pola nutrisi
(18/11/2018) selama kehamilan
Dikonsultasikan ke Poli Gigi Dilakukan skrining gigi pada ibu hamil
(18/11/2018)
Cek labaroturium trimester III Hb : 12,1 gr/dl Eritrosit : 4,2 juta/mm3Trombosit
(04/03/2019) : 385.000/ mm3
Leukosit : 9.000 /mm3,
GDS= 102 md/dl protein urine : (-)
Dirujuk ke RSUK untuk USG TP : 30 Maret 2019
(18/03/2019) TBJ : 3.300 gram
Letak Plasenta : korpus posterior(dapat
lahir pervaginam)

3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang lalu


Penyulit Stat
Tahun Jenis Jenis BB/PB Ditolong Lama Kontrasepsi
No. Saat us
Persalian kelamin Persalinan Bayi Oleh Menyusui sebelumnya
Persalinan TT
3000gr Suntik 3
1. 2005 P Spontan Bidan Tidak ada 2 thn T2
49 cm bln
3400gr Tidak ber-
2. 2013 P Spontan Bidan Tidak ada 10 bulan T2
50 cm KB
3300gr Tidak ber-
3. 2014 P Spontan Bidan Tidak ada 1 thn T1
48 cm KB
2019
4.
Hamil ini

4. Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu dan keluarga


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakt jantung, ginjal, paru –
paru, liver, Diabetes, Hipertensi dan asma. Ibu tidak ada alergi dan tidak
ada riwayat operasi.
5. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan bahwa ini adalah pernikah kedua bagi ibu dan suami. ibu
pertama kali menikah usia 25 tahun, usia ibu 34 tahun data melakukan
pernikahan kedua. Ibu dan suami sudah menikah selama 6 tahun.
21

6. Pola Nutrisi
a. Ibu mengatakan makan sehari 3 kali dengan porsi nasi, lauk pauk, dan
sayur.
b. Dalam sehari ibu minum air putih lebih dari 10 gelas sedang, dan
kadang pagi hari ibu minum susu hamil
7. Aktivitas Sehari – hari
a. Ibu mengatakan tidur malam ±6 jam, pada siang hari ibu terkadang
tidur ±2 jam
b. Ibu sehari – hari mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga
8. Personal hygiene
Ibu mandi 2 kali dalam sehari dan mengganti pakaian dalam nya setiap
kali sudah terasa lembap
9. Pola Eliminasi
Ibu BAB 1 kali dalam sehari
Ibu dalam sehari bisa BAK 5 sampai 7 kali dalam sehari
10. Riwayat Psikososial
a. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang direncanakan bagi ibu dan
suami, karena mereka menginginkan anak laki-laki.
b. Susunan Keluarga yang Tinggal Serumah
Ibu mengatakan tinggal dengan suami, anak dari pernikahannya yang
terdahulu, anak dari pernikahan suami yang terdahulu dan anak dari
pernikahan ini total penghuni dalam satu rumah adalah 8 orang
11. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
Ibu mengatakan taksiran persalinan tanggal 30 Maret 2019, ibu ingin
ditolong oleh bidan di RSUD Arifin Achmad didampingi oleh suami
dengan trasnportasi motor pribadi, calon pendonor adalah keluarga

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
22

Kesadaran : Compos Menthis


2. Tanda - Tanda Vital
TD : 100/80 mmHg RR : 22x/menit
N : 78x/menit Sh : 36,50C
3. Pemeriksaan Antopometri
BB sebelum hamil: 56 Kg
BB sekarang : 63 Kg
Tinggi badan :155cm
LILA : 28 cm
IMT sblm hamil: 56 : (1,55)2 = 23,33 (Status gizi normal)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak pucat dan tidak ada edema
b. Mata : Konjugtiva merah muda, sclera tidak ikhterik, tidak ada
gangguan rabun jauh/dekat
c. Mulut : tampak merah muda, tidak ada karies pada gigi
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
e. Dada :
1) Payudara
a) Bentuk : Simetris
b) Puting susu : Menonjol
c) Aerola : Hiperpigmentasi
d) Benjolan : Tidak ada
f. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada bekas operasi, terdapat linea
nigra
2) Palpasi : TFU : 35 cm / TBJ: (35-13) x 155 = 3.410
gram
- Leopold I : Di bagian teratas perut ibu teraba bagian
janin agak bulat, lunak, tidak melenting
- Leopold II : Dibagian kiri perut ibu teraba tahanan,
datar, memanjang seperti papan.
23

Bagian kanan perut ibu teraba bagian


terkecil janin
- Leopold III : Dibagian terbawah perut ibu teraba satu
bagian janin bulat dan keras
- Leopold IV : Teraba 5/5 Belum Masuk PAP
3) Aukultasi : DJJ : 146x/menit
g. Ekstemitas
1) Atas
a) Varises : tidak ada varises
b) Oedema ka/ki : -/-
2) Bawah
a) Oedema ka/ki : -/-
b) Varises :Tidak ada varises
h. Genetalia : Tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini, tidak ada
pembengkakan kelenjar skene, tidak ada keputihan.
i. Anus
1) Haemoroid : Tidak ada

C. ASSESMENT
Diagnosa Ibu : G4P3A0 hamil 37 Minggu 5 hari, janin hidup, tunggal,
intrauteri, presentasi kepala
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan keadaan umum ibu dan hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan janin saat ini baik baik saja.
ibu mengerti dan senang dengan kondisinya saat ini.
2. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dan menyarankan ibu
untuk tidak terlalu lelah dalam malakukan pekerjaan rumah.
Ibu mengerti dan akan menjaga pola istirahatnya
24

3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasi ibu


Ibu mengerti dan akan menjaga pola makan ibu
4. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester 3 dan meminta ibu
segera datAng ke fasilitas kesehatan jika merasakan tanda bahaya
seperti, keluar darah segar dari jalan lahir, bengkak pada wajah, tangan
dan kaki, penglihatan kabur, berkurangnya gerakan janin dan keluar air
– air yang tidak tertahankan
Ibu mengerti dan akan segera datang ke fasilitas kesehatan jika
merasakan tanda seperti yang dijelaskan
5. Menganjurkan ibu untuk jalan pagi atau sore agar bayi cepat masuk
pintu atas panggul
Ibu mengerti dan akan melakukannya
6. Memberikan ibu tablet SF atau tablet penambah darah 1x1 ,Vit C 1x1
diminum pada malam hari sedangkan Kalk 1x1 diminum pada pagi
hari, B12 3x1.
ibu mengerti dan akan meminum vitamin yang diberikan dengan
teratur
7. Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan ulang pada tanggal 18
Maret 2019 ke Faskes dan membawa buku pink.
ibu mengerti dan akan datang kunjungan ulang

Rencana asuhan yang akan diberikan


1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan
rencana asuhan yang akan diberikan.
2. Menerapkan kepada ibu metode alamiah berupa terapi musik untuk
memberikan rasa nyaman, tenang, atau semangat dan gembira dalam
mempersiapkan persalinan. Serta melakukan beberapa gerakan yoga
untuk mempercepat penurunan kepala bayi.
3. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu tanda – tanda persalinan
seperti keluar lendir darah, mulas yang semakin sering dan teratur,
25

keluar air – air, dan meminta ibu untuk datang ke Puskesmas bila
mengalami tanda – tanda persalinan.
4. Mengevaluasi persiapan persalinan yang meliputi perlengkapan
persalinan, psikologi ibu dalam menghadapi persalinan serta rencana
persalinan.
5. Mengajarkan ibu cara menghitung pergerakan janin dan meminta ibu
untuk menghitung pergerakan janin
6. Memberikan konseling kepada ibu mengenai alat kontrasepsi
7. Meminta ibu untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG
dan cek darah ulang pada trimester 3

Catatan Perkembangan Kehamilan


Tanggal Hasil pemeriksaan Implementasi rencana asuhan
16 Maret Subjektif - Menginformasikan hasil pemeriksaan
2019 ibu mengeluh pegal-pegal bahwa keadaan ibu dan janin baik (ibu
dibagian punggung saat mengerti)
selesai mengerjakan - Memberitahu ibu untuk tidak berdiri
pekerjaan rumah lama, duduk dengan baik, posisi tidur
Objektif yang yang nyaman dibantu dengan
ku baik; kes compos mentis; guling (posisi sim), menggunakan
TTV = TD : 120/80; kompres hangat, hindari posisi
N :78x/mnt; RR : 20 x/mnt; membungkuk yang berlebihan (ibu akan
Sh : 36,4o C melakukan)
Pemeriksaan obstetri - Mengajarkan beberapa gerakan yoga dan
Leopod I (bokong), Leopod II diiringi terapi musik (ibu merasa rileks)
(kanan ekstremitas, kiri - Memberikan afirmasi positif kepada ibu
punggung), leopod IV selama melakukan gerakan yoga dan
(konvergen) terapi music
DJJ : 140x/mnt ; TFU : 35 cm (ibu merasa semangat dan tersentuh)
Assessment - Menginformasikan tanda-tanda
- Diagnosa ibu : G4P3A0 persalinan (ibu dapat mengulanginya)
hamil 38 minggu - Memberikan leaflet yang berisi daftar
- Diagnosa Janin : tunggal perlengkapan pribadi yang ibu harus
26

idup intrauterine presentasi persiapkan untuk persalinan (ibu


kepala menerima dengan baik)
- Masalah : pegal di - Memberitahu ibu untuk melakukan
punggung pemeriksaan ulang pada tanggal 18
- Kebutuhan : konseling Maret 2019 (ibu mengerti)
cara mengurangi pegal
pada punggung
18 Maret Subjektif - Menginformasikan hasil pemeriksaan
2019 Pegal-pegal bagian punggung bahwa keadaan ibu dan janin baik (ibu
sudah berkurang. Ibu lebih mengerti)
nyaman berisitirahat. - Merujuk ibu untuk pemeriksaan USG
Objektif trimester 3 untuk mempersiapkan
ku baik; kes compos mentis; persalinan (sudah dilakukan)
TTV = TD : 110/80; N : - Memberitahu ibu untuk tetap menjaga
76x/mnt; RR : 19 x/mnt; Sh : nutri dan hidrasi serta istirahat yang
36,4o C ; BB : 65 kg cukup (ibu mengerti)
Pemeriksaan obstetric - Mengevaluasi perlengkapan untuk
Leopod I (bokong), Leopod II bersalin (sudah disiapkan dalam satu
(kanan ekstremitas, kiri tas)
punggung), leopod IV - Mengevaluasi informasi tanda-tanda
(konvergen) persalinan (ibu mengerti)
DJJ : 148x/mnt ; TFU : 35 cm - Meresepkan SF dan Kalk karena sudah
Assessment habis (sudah dilakukan)
- Diagnosa ibu : G4P3A0 - Memberitahu ibu untuk melakukan
hamil 38 minggu 5 hari pemeriksaan ulang pada tanggal 25
- Diagnosa Janin : tunggal Maret 2019 (ibu mengerti)
hidup intrauterine
presentasi kepala
- Masalah : tidak ada
- Kebutuhan : merujuk ibu
untuk melakukan USG
24 Maret Subjektif - Menginformasikan hasil pemeriksaan
2019 ibu sering berkemih dimalam bahwa keadaan ibu dan janin baik (ibu
hari dan membuat tidur mengerti)
kurang nyenyak - Menyarankan ibu untuk menhindari
Objektif : konsumsi air sebelum tidur dan
ku baik; kes compos mentis; mengurangi konsumsi yang mengandung
TTV= TD : 100/70; kafein (ibu mengerti)
N : 76x/mnt; RR : 19 x/mnt; - Mengajarkan cara mengitung gerakan
Sh : 36,o C ; janin (ibu mengerti)
Pemeriksaan obstetric - Melakukan gerakan yoga dan diiringi
Leopod I (bokong), Leopod II terapi musik (ibu rileks)
(kanan ekstremitas, kiri - Mengevaluasi persiapan perlengkapan
punggung), leopod IV dan rencana pengasuhan (ibu sudah
(divergen) menyiapkan perlengkapan persalinan
DJJ : 148x/mnt ; TFU : 34 cm dan sudah menyiapkan kasur untuk
27

Assessment bayinya)
- Diagnosa Ibu: G4P3A0 - Menjelaskan kepada ibu alat kontrasepsi
hamil 39 minggu 1 hari yang dapat ibu gunakan (ibu masih ingin
- Diagnosa janin : Tunggal berkomunikasi dengan suaminya)
hidup intrauterine - Mengingatkan ibu tanda-tanda
presentasi kepala persalinan (ibu mengerti)
- Masalah : ibu sering - Mengingatkan ibu untuk istirahat yang
berkemih dimalam hari cukup dan tetap memenuhi nutrisi dan
tidur menjadi tidak hidrasi (ibu mengerti)
nyenyak - Mengingatkan ibu untuk memeriksakan
- Kebutuhan : penkes kehamilan tanggal 25 Maret 2019 (ibu
mengurangi berkemih mengerti)
dimalam hari
27 Maret Subjektif - Menginformasikan hasil pemeriksaan
2019 tidak ada keluhan bahwa keadaan ibu dan janin baik (ibu
Objektif mengerti)
ku baik; kes compos mentis; - Mengevaluasi gerakan janin (gerakan
TTV= TD : 120/70; janin aktif)
N : 78x/mnt; RR : 19 x/mnt; - Memberitahu ibu untuk melakukan
Sh : 36,o C ; BB : 65 kg gerakan yoga dan berjalan-jalan kecil
Pemeriksaan obstetric untuk mempercepat penuruan kepala
Leopod I (bokong), Leopod II (ibu mengerti)
(kanan ekstremitas, kiri - Mengevaluasi persiapan ibu dalam
punggung), leopod IV menghadapi persalinan (ibu tampak tidak
(divergen) cemas dan perlengkapan sudah
DJJ : 148x/mnt ; TFU : 34 cm disiapkan)
Assessment - Mengevaluasi kembali alat kontrasepsi
- Diagnosa Ibu : G4P3A0 yang ingin dipilih ibu (suami tidak
hamil 39 minggu 4 hari mengizinkan ibu menggunakan alat
- Diagnosa Janin : tunggal kontrasepsi, penulis melakukan diskusi
hidup intrauterine kepada suami, tetapi suami tetap tidak
presentasi kepala mengizikan)
- Masalah : tidak ada - Memberitahu ibu untuk tetap memenuhi
- Kebutuhan : konseling nutrisi dan hidrasi (ibu mengerti)
KB pascasalin - Mengingatkan ibu tanda persalinan (ibu
mengerti)
(Bila sampai 1 April 2019 ibu belum ada
tanda-tanda bersalin ibu akan dilakukan
tindakan selanjutnya di RS)
28

BAB IV
PEMBAHASAN

Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini


menggunakan manajemen 7 langkah varney dan dengan catatan perkembangan
menggunakan metode SOAP. Pada pembahasan Studi Kasus ini penulis mencoba
menyajikan pembahasan yang membandingkan antara teori dengan pelaksanaan
asuhan kebidanan pada ibu hamil yang diterapkan pada klien Ny.A G4P3A0.
Sehingga dapat menyimpulkan apakah asuhan tersebut telah sesuai dengan teori
atau tidak. Dalam pembahasan juga dibahas mengapa kasus yang ada (diambil
oleh mahasiswa) sesuai atau tidak sesuai dengan teori, menurut argumentasi
penulis yang didukung oleh teori-teori yang ada.
A. Kehamilan
Sebelum penulis memberikan asuhan kebidanan pada saat
kehamilan. Penulis memperkenalkan diri terlebih dahulu dan melakukan
informed consent pada ibu dalam bentuk komunikasi yang baik untuk
melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada kontak pertama kali
dengan klien.
Setelah melakukan informed consent penulis melakukan anamnesa
yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang identitas ibu, riwayat
kesehatan ibu mengenai riwayat kehamilan sekarang, riwayat obstetri,
riwayat kontrasepsi, riwayat medis lainnya dan riwayat sosial ekonomi
yang dapat digunakan dalam proses membuat keputusan klinis untuk
menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau
perawatan yang sesuai. Hal ini sesuai dengan Buku saku pelayanan
kesehatan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan 2013
1. Kehamilan Bersiko
Penulis dapat mengkategorikan kehamilan ini berisiko
berdasarkan anamnesa dilakukan pada tanggal 11 Maret 2019, klien
menyatakan bahwa ini merupakan kehamilan keempat dan usianya
sekarang 40 tahun serta kehamilan yang keempat. Menurut Artikel
Kemenkes 2016 tentang memelihara kesehatan kehamilan Kehamilan
berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat.
Ibu termasuk dalam kategori terlalu tua karena hamil diusia >35 tahun
29

serta terlalu sering karena hamil lebih dari 3 kehamilan.


Menurut kemenkes 2016 Kehamilan berisiko tinggi biasanya
terjadi karena faktor 4 terlalu, ibu masuk dalam kategori terlalu tua dan
terlalu sering hamil. Pada kehamilan diatas 35 tahun kondisi kesehatan
yang menurun, maka kualitas sel telur pun akan menurun sehingga
dapat meningkatkan risiko keguguran, serta kelainan/ cacat bawaan
pada janin akibat kelainan kromosom. Dikutip dalam jurnal Perbedaan
Luaran Maternal dan Perinatal pada Ibu Bersalin Usia Reproduksi Sehat
dan Usia Berisiko, komplikasi seperti preeklampsia (hipertensi saat
kehamilan), hamil di luar rahim, keguguran, bayi terkena down
syndrome, keracunan kehamilan, pendarahan hebat, anemia, diabetes
sampai kesulitan melahirkan sangat menghantui ibu-ibu yang akan
melahirkan di usia 40-an. Gangguan persalinan yang paling umum
adalah plasenta previa yakni plasenta menutupi jalan lahir
Maka diperlukan perencanaan kehamilan yang aman dari
sebelum kehamilan dan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Hal ini bertujuan
agar ibu hamil mampu menghadapi persalinan, masa nifas, pemberian
ASI eksklusif, dan mengembalikan kesehatan reproduksinya dengan
baik. Asuhan komprehensif seharusnya di mulai dari prakonsepsi tetapi
penulis sadar atas keterbatasan kompetensi dan waktu, maka asuhan
komprehensif dimulai sejak trimester III sampai masa nifas.
2. Kunjungan Kehamilan
WHO merekomendasikan ibu hamil melakukan kontak sebanyak 8
kali saat kehamilannya (WHO.2016). Ny A telah melakukan ANC di
faskes sejak usia kehamilan 20 minggu ANC yang dilakukan pada
trimester 1 sebanyak 2 kali, ANC trimester 2 dilakukan sebanyak 1 kali
dan trimester ke 3 dilakukan ANC sebanyak 4 kali. Total ANC yang
dilakukan 7 kali. Terdapat ketidaksesuaian antara rekomendasi WHO
dengan ANC yang dilakukan ibu. Tetapi bila standar ANC dalam Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan,
ANC dianjurkan sebanyak 4 kali selama hamil atau yang disebut juga
four-visit Focused Antenatal Care (FANC), maka terdapat kesesuaian
dengan ANC yang dilakukan ibu.
30

3. Pelayanan ANC terstandar 10 T


Dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar Rujukan melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada
sepuluh standar pelayanan yang dilakukan oleh penulis yang dikenal
dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah
sebagai berikut. (Kemenkes. 2013)
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Pada kunjungan pertama dikaji berat badan sebelum hamil
Ny. A adalah 56 kg. Berat badan ideal untuk Ny. A tergantung dari
IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. IMT Ny. A adalah
23,33 (Normal Weight) maka penambahan berat badan ideal Ny. A
selama kehamilan adalah 11 – 16,5 kg (IOM. 2009).
Pada kunjungan pertama berat badan Ny. A yaitu 63 kg, dan
pada kunjungan ketiga berat badan naik menjadi Ny. A 65 kg, pada
kunjungan kelima berat badan Ny. A naik menjadi 85 kg. Total
penambahan berat badan Ny. A selama hamil adalah 9 kg. Maka
dari asuhan yang dilakukan tersebut maka ditemukan
ketidaksesuaian antara teori dan praktik.
Asuhan yang penulis berikan mengenai pola nutrisi pada
Ny.A sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada masalah
peningkatan berat. Hal ini berkaitan dengan pola makan ibu yang
sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
31

b) Mengukur tekanan darah


Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin
dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga
gejala preeklamsi. Tekanan darah yang normal 110/70 - 120/80
mmHg (Sarwono, 2016).
Pemeriksaan ini dilakukan setiap kali ibu melakukan
kunjungan. Di dapat hasil bahwa tekanan darah Ny.A adalah tidak
pernah dibawah 110/70 mmHg dan tidak pernah lebih dari 120/80
mmHg, dan ini dianggap normal. Hal ini sesuai dengan teori.
c) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di
trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK (Kurang Energi
Kronis) atau kekurangan gizi. Ibu hamil dikatakan Kurang Energi
Kronis (KEK) apabila didapati LiLA <23,5 cm hal ini berisiko
melahirkan bayi berat lahir rendah (Elly Dwi Wahyuni, 2018)
Pemeriksaaan Lingkar Lengan Atas pada Ny. A, yang
didapati pada saat awal kehamilan adalah 28 cm dan hasil ini
merupakan normal.
d) Pengukuran Tinggi Puncak Rahim (Fundus Uteri)
Tinggi fundus uteri dipantau setiap pemeriksaan kehamilan,
hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara tinggi fundus uteri
dengan usia kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri ini pun
menjadi salah satu indikator pengukuran taksiran berat janin
(Kemenkes. 2013).
Pada kunjungan pertama, kedua, dan ketiga Ny.A
didapatkan hasil pengukuran TFU adalah 35 cm (kehamilan berkisar
37 – 38 minggu). Pada kunjungan keempat dan kelima (usia
kehamilan berkisar 39 – 40 minggu) didapatkan TFU Ny.A adalah
34 cm.
Pada usia kehamilan 36 cm TFU akan menurun dikarenakan
sudah masuknya kepala ke pintu atas panggul. Pada usia kehamilan
40 minggu memiliki TFU yang sama pada usia kehamilan 32
minggu. TFU pada usia kehamilan 32 umumnya 34 cm. Maka tidak
ada kesenjangan dengan teori. (Kemenkes. 2013)
32

e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus


toksoid sesuai status imunisasi;
Berdasarkan kasus Ny.A , ibu mendapatkan imunisasi TT
sebanyak 5 kali. Yaitu 2 kali pada kehamilan pertama dan 2 kali pada
kehamilan kedua dan 1 kali pada kehamilan ketiga. Pada kehamilan ini
ibu tidak lagi disuntik imunisasi TT Dalam buku Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan ibu
direkomendasikan 5 kali imunisasi TT seumur hidupnya. Mengingat
ibu sudah mendapatkan imunisasi TT pada kehamilan sebelumnya.
Pada kehamilan ini ibu tidak lagi mendapat suntik TT.
f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum
setiap hari, untuk mencegah terjadinya anemia dalam kandungan.
Karena kebutuhan zat besi meningkat ketika hamil. (Voni Silvia, 2012)
Ny.A di berikan tablet zat besi walaupun ibu tidak anemia. Ini
merupakan sebagai persiapan persalinan Ny.A nanti. Dimana pada saat
persalinan biasanya ibu hamil mengalami kehilangan darah yang
cukup banyak. Maka dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik
g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu
hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan
16 minggu/4 bulan. Gambaran DJJ Takikardi berat : detak jantung di
atas 180x/menit, Takikardi ringan : antara 160-180x/menit, Normal :
antara 120-160x/menit, Bradikardi ringan : antara 100-119x/menit,
Bradikardi sedang : antara 80-100x/menit, dan Bradikardi berat :
kurang dari 80x/menit (Sarwono, 2016).
33

Pemeriksaan DJJ dilakukan rutin setiap kunjungan dan didapat


hasil DJJ pada Ny.L berkisar 140x/mnt sampai 148x/mnt. Sehingga
dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana);
Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan Ny.A meliputi
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien.
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.
Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat (Kemenkes, 2013).
Setiap kunjungan temu wicara telah dilakukan seperti
memberikan penkes yang dibutuhkan Ny.A untuk kesejahteraan ibu
dan janin. Seperti memberitahu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi,
hidrasi dan istirahat yang baik, memberitahu tanda bahaya pada
kehamilan,dsb. Informasi yang dberikan juga dapat disesuaikan
dengan keluhan atau masalah pada Ny.A
i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya);
1) Pemeriksaan Hemoglobin.
Selama kehamilan Ny.A melakukan pemeriksaan Hemoglobin
sebanyak 2 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali dengan hasil
11,3 gr/dL dan pada trimester III sebanyak 1 kali dengan hasil 12,1
gr/dL. Kadar Hb Normal pada trimester pertama dan ketiga yaitu
>11.0 gr/dl, pada trimester kedua yaitu >10.5 gr/dl, (Kemenkes RI,
2013). Maka dapat disimpulkan terdapat kesesuaian antara teori
dan praktik.
34

2) Pemeriksaan Protein dan Reduksi Urine.


Pemeriksaan urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preeklampsia (Kemenkes RI, 2010). Pada Ny. A tidak ditemukan
adanya protein urine. Hali ini sesuai dengan teori.
3) Pemeriksaan Kadar Gula Darah.
Selama kehamilan Ny.A melakukan pemeriksaan Gula Darah
Sewaktu sebanyak 2 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali
dengan hasil 98 mg/dL dan pada trimester III sebanyak 1 kali
dengan hasil 102 mg/dL Hasil tersebut masih dalam normal
4) Pemeriksaan VDRL, HIV, Hepatitis.
Ny.L melakukan pemeriksaan tersebut pada saat kehamilan
trimester I dengan hasil negatif. Hal ini sesuai dengan teori
(Kemenkes RI, 2013)
j) Tatalaksana kasus
Pada kasus Ny.A, ibu belum pernah melakukan pemeriksaan USG.
Maka ibu dirujuk untuk melakukan USG pada trimester ke III untuk
perencanaan persalinan. (Kemenkes.2013)

4. Keluhan lazim dalam kehamilan trimester III


a) Nyeri Punggung
Terjadi perubahan fisik dan psikologis selama hamil, keluhan nyeri
punggung sering terjadi kepada ibu hamil. Maka penulis memberitahu
ibu untuk tidak berdiri lama, duduk dengan baik, posisi tidur yang
yang nyaman dibantu dengan guling (posisi sim), menggunakan
kompres hangat, hindari posisi membungkuk yang berlebihan.
(Mafikasari A, Kartikasari)
b) Berkemih malam hari
Frekuensi berkemih bertambah karena tekanan pada kandung
kemih dari rahim yang tumbuh dan kepala janin. Kebiasaan minum
sebelum tidur menyebabkan peluang berkemih di malam hari terjadi.
35

Berkemih malam hari diakui mengganggu kualitas tidur ibu dimalam


hari. (WHO. 2002)
Oleh sebab itu penulis menyarakan ibu untuk menghindari minum
pada malam hari dan mengurangi mengonsumsi minuman yang
mengandung kafein seperti teh dan kopi (Ardiansyah R.2015)

5. Metode Alamiah
Pada 16 Maret 2019 penulis melakukan kunjungan rumah, penulis
melakukan metode alamiah seperti gerakan yoga diiringi terapi music serta
memberikan afirmasi positif untuk mengurangi rasa cemas ibu dan
menjaga kebugaran ibu selama kehamilan. Ibu dapat melakukan beberapa
gerakan yoga dengan baik. Dan merasa semakin tenang dan semangat
menghadapi persalinan dengan terapi musik dan afirmasi positif yang
diberikan.
Manfaat senam hamil yoga pada ibu hamil yaitu dapat
meningkatkan aliran darah dan nurtrisi bagi janin secara adekuat serta
berpengaruh juga pada organ reproduksi dan panggul (memperkuat otot
perineum) ibu untuk mempersiapkan kelahiran anak secara alami. Selain
itu latihan yoga selama hamil dapat mengurangi edema dan kram yang
sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu posisi bayi
dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan,
meningkatkan energi dan memperlambat metebolisme untuk memulihkan
ketenangan dan fokus, mengurangi rasa mual, morning sicnkness dan
suasana hati,meredakan ketegangan di sekitar leher rahim dan jalan lahir,
yang berfokus pada pembukaan pelvis untuk mempermudah persalinan,
membantu dalam perawatan pasca kehamilan dengan mengembalikan
uterus, perut dan dasar panggul, mengurangi ketegangan, cemas dan
depresi selama hamil. Terdapat manfaat melakukan yoga selama
kehamilan terhadap kesiapan fisik dan psikologis dalam menghadapi
persalinan. (Ni Wayan Kurnia)
36

Dalam penelitian Pengaruh Hypnopregnancy Terhadap Kecemasan


Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Pratama Asih Waluyo
Jati Bantul Yogyakarta. Di ketahui bahwa Asuhan kebidanan dengan
hypnopregnancy dapat memberikan pengaruh terhadap kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi persalinan dengan menurunkan kecemasan
sebesar 4,6 kali dibandingkan dengan metode konvensioanal. (Dian
Puspita)
37

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut Dapat disimpulkan bahwa
begitu pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik
pada masa kehamilan,persalinan, nifas maupun bayi baru lahir, sehingga
deteksi dini resiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.
Pada studi kasus yang telah dilakukan kepada Ny. A yang meliputi
asuhan kebidanan kehamilanr yang bertujuan agar penulis mampu menerapkan
pelaksanaanya. Selama proses pelaksanaan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penulis mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny. A. Pemeriksaan
antenatal care sebanyak 5 kali dengan standar 10T, yaitu dari hasil
pengkajian dan pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan kelainan atau
komplikasi pada ibu dan bayi saat kehamilan

B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam mempelajari
Asuhan Kebidanan dan kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk
manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan
kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang
telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan
kebidanan secara maksimal terhadap klien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan
yang berkualitas. Mampu melakukan pendokumentasian secara baik dan
benar.
38

3. Bagi Pelayanan Kesehatan


Hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan
asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat

menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari mulai


kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
4. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kehamilan
b. Diharapkan dapat memberikan dukungan terutama dukungan dari segi
psikologi pada ibu dalam proses kehamilan
39

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah R. The Effectiveness of Counseling to the Knowledge of Pregnant


Women about Nocturia in Trimester III in BPS Ny Emy Mangunrejo
Village Ngadiluwih District Kediri 2015. J Ners dan Kebidanan (Journal
Ners Midwifery). 2017;3(3):198–201. Available from :
https://www.neliti.com/id/publications/232651/the-effectiveness-of-
counseling-to-the-knowledge-of-pregnant-women-about-nocturi Access on
28 May 2019

Arif Mansjoer.Kapita Selekta Kedokteran jilid Aesculapius FK UI.2007:504) 2,


Edisi III Media

Asih, Yusari,. Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta : CV. Trans Info Media

Asmara, Maya Shella,. Rahayu, Heni Esti,. WIjayanti, Kartika. 2017. Efektifitas
Hipnoterapi dan Terapi Musik Klasik terhadap
Kecemasan Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Magelang Selatan
Tahun 2017. Available from
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1389 Access on
15 June 201

BKKBN. 2013. Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB. Jakarta :


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Cunningham, Garry,. etc. 2014. Williams Obstetrics 24th edition. Mc Graw Hill
Medical

Institute of Medicine. Weigt gain during Pregnancy: reexamining the guidelines.


Washington DC: The National Academy Press; 2009

Jannah N. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Andi.

Jamil, Siti Nurhasiyah,. Dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Kementerian Kesehatan Indonesia. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan


Neonatal Esensial. Jakarta : Kemenkes RI
40

Kementerian Kesehatan Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan. Jakarta : Kemenkes RI

Kemenkes RI. 2015. Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS). Jakarta :


Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak..
Jakarta : Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.


Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Kepmenkes RI. 2007. No 369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Ni Nengah Arini Murni, Suhartono TS. Pengaruh Latihan Relaksasi Guided


Imagery and Music (GIM) Pada Kelas Ibu Terhadap Derajat Kecemasan
Ibu Hamil Menghadapi Persalinan Pertama: Studi Di Puskesmas
Meninting Kabupaten Lombok. Jurnal Kesehat Prima. 2014;I(1):1197–
206. Available from : http://jkp.poltekkes-
mataram.ac.id/index.php/home/article/view/41. Access on 25 May 2019

Nurjasmi, Emi . PERAN BIDAN DALAM UPAYA PENINGKATAN STATUS KES


& GIZI PADA1000 HPK Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Available from : http://pdgmi.org/wp-content/uploads/2016/12/Peran-
Bidan-dalam-1000-Hari-Kehidupan-KETUA-IBI1.pdf. Access on 25 May
2019

Mafikasari A, Kartikasari RI. Posisi Tidur dengan Kejadian Back Pain (Nyeri
Punggung) Pada Ibu Hamil Trimester III. Surya. 2015;07:26–34.
Available from : https://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/26-34-
Ratih-Indah-K.pdf. Access on 25 May 2019

Prawirohardjo, Sarwono. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Puspitasari, Dian,. Kumorojati, Ratih. 2019. Pengaruh Hypnopregnancy Terhadap


Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Pratama
Asih Waluyo Jati Bantul Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 8
No 1 Januari 2019. Available from https://e-journal.stikesmuh-
pringsewu.ac.id/index.php/JIK/article/download/134/129 Access on 15
41

June 201

Rafika. 2018 . Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik


pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Kesehatan
Volume 9, Nomor 1, April 2018. Available from https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/763. Access on 15 June 2019

Rosyati, Herry. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Jakarta :


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sari, Anggrita, Dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor : In.
Media.

Setiyani, Astuti,.dkk. 2016. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,
Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Kemenkes RI

Sibuea MD, Tendean HM., Wagey FW. Persalinan Pada Usia ≥ 35 Tahun di RSU
Prof. Dr.R. D. Kandou Manado. e-Biomedik (eBM). 2013;1(1):484–9.

Silva Gallo RB, Santana LS, Jorge Ferreira CH, Marcolin AC, PoliNeto OB,
Duarte G, et al. Massage reduced severity of pain during labour: A
randomised trial. J Physiother [Internet]. 2013;59(2):109–16. Available
from: http://dx.doi.org/10.1016/S1836-9553(13)70163-2 Access on 28
May 2019

Silvia, Voni. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kapatuhan ibu hamil
mengonsumsi Tablet Tambah Darah di Wilayah Puskesmas Muaralembu
Kab Kuantan Singingi Prov Riau tahun 2012. Depok : Naskah Publikasi
skripsi. available from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317207-S-
Voni%20Silvia.pdf. Access on 30 May 2019

Susanti, Neni Yuli. 2019. Pengembangan Senam Hamil dan Pengaruhnya


Terhadap Pengurangan Keluhan Nyeri Pinggang pada Ibu Hamil .
2019;VI(1):45–9. Available from http://ejournal.akbidibrahimy.ac.id/cgi-
sys/suspendedpage.cgi Access on 28 May 2019

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Auhan Kebidanan (Varney’s Midwifery) Edisi
4. Jakarta : EGC
Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Buku Ajar Kebidanan Asuha Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Kemenkes RI

Wati, Ni Wayan Kurnia,. Supiyati, Salasiah,. Khairiatul Jannah. 2018.


Pengaruh Senam Yoga terhadap Kesiapan Fisik dan Psikologis dalam
Menghadapi Persalinan di BPM Lasmitasari, S. ST Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan, Vol. 14, No. 1 Januari 2018. Available from
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/1755 Access on 15
June 2019

WHO. 2016. WHO recommendations on antenatal care for a positive


pregnancyexperience. World Heal Organ [Internet]
Available from :
https://apps.who.int/iris/bitstream/10665/250796/1/9789241549912-
eng.pdf Access on 25 May 2019

WHO. 2002. Essential Antenatal, Perinatal and Postpartum Care . WHO report.

WHO. 2013. Postnatal care of the mother and newborn 2013. World Heal
Organ[Internet]. 2013;1–72. Available
from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/97603/1/9789241506649_eng.
pdf Access on 30 May 2019

Anda mungkin juga menyukai