Disusun Oleh:
WIDIA BUNGA SITA
NIM. P17311173048
Asuhan Kebidanan Komprehensif Antenatal Care Pada Ny “S” GII P1001 Ab000 Uk 36-37
Minggu T/H/I Dengan Kehamilan Resiko Rendah Di Pmb Anik Rohanjarwati, Amd. Keb
Mahasiswa,
1.2.Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan khususnya asuhan antenatal
care secara komprehensif berdasarkan standar pelayanan kebidanan
1.2.2 Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan anamnesa
b. Mahasiswa mampu melakukan skrening skor poedji rochjati
c. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan head to toe
d. Mahasiswa mampu melakukan konseling
e. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian
1.3.Metode Penulisan
1.3.1 Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada pasien
1.3.2 Wawancara
Melakukan tanya jawab secara langsung pada pasien
1.3.3 Studi pustaka
Semua bahan yang digunakan dalam pembahasan ini diambil dari beberapa
referensi/buku yang berhubungan dengan asuhan kehamilan
1.3.4 Studi kasus
Semua bahan dalam pembahasan ini berdasarkan kasus yang benar-benar ada dan
benar – benar dipraktikan secara langsung
1.4.Sistematika Penulisan
Halaman judul
Lembar pengesahan
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Tujuan
1.3.Metode pengumpulan data
1.4.Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep teori
2.2 Konsep asuhan kebidanan kehamilan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosis atau Masalah Aktual
3.3 Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Rencana Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan
(Sulistyawati, 2011).
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan
pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan komposmentis (kesadaran
maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar)
(Sulistyawati, 2011).
b. Tanda-tanda vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu (
Sulistyawati, 2011).
1) Tekanan darah
Tekanan darah dalam batas normal, yaitu 100/70-130/90 mmHg. Wanita yang
tekanan darahnya sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin
mengalami hipertensi kronis atau jika wanita nulipara dengan sistolik > 120
mmHg, berisiko mengalami preeklampsia (Marmi, 2014).Preeklampsia
didefinisikan sebagai adanyapeningkatan tekanan darah pada ibu hamilsebesar
140 mmHg untuk tekanan sistolik,dan 90 mmHg untuk tekanan
diastolik,pada ibu hamil dengan usia kehamilandiatas 20 minggu. Preekampsia
dapat berlanjut menjadi eklamsia denganadanya peningkatan tekanan
darahhingga lebih dari 160 mmHg untuk sistolik, dan 110 mmHg untuk
diastolik.
2) Denyut Nadi
Nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100
denyut per menit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi > 100 dmp.
Periksa adanya eksoftalmia dan hiperrefleksia yang menyertai (Marmi, 2014).
3) Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36-37,5oC. Bila suhu tubuh lebih dari 37oC
perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli, 2011).
4) Pernafasan
Untuk mengetahui sistem pernafasan, normalnya 16-24 kali per menit
(Romauli, 2011).
c. Antropometri
1) Tinggi badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Tinggi badan
harus diukur pada saat kunjungan awal. Batas normal tinggi badan ibu hamil
adalah ≥ 145 cm (Marmi, 2014). Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari
145 cm tergolong risiko tinggi (Romauli, 2011).
2) Berat badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 15 kg selama hamil
atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/ minggu (Manuaba, 2012). Ibu
yang menurut kategori BMI berada pada rentang obesitas lebih berisiko
mengalami komplikasi kehamilan. Komplikasi tersebut antara lain dibetes
gestasional, hipertensi akibat kehamilan, dan distosia bahu (Cooper, 2009).
3) Lingkar lengan atas (LiLA)
Standar minimal ukuran LiLA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah
23,5 cm. Jika LiLA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang
Energi Kronis (KEK) (Jannah, 2012). Selain itu merupakan indikator kuat
status gizi ibu yang kurang/ buruk, sehingga beresiko untuk melahirkan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Romauli, 2011).
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak. Rambut yang
mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu (Romauli,
2011).
2) Muka
Tampak cloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigmentasi yang
berlebihan, tidak sembab. Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan adanya
kelumpuhan (Romauli, 2011). Edema pada muka atau edema seluruh tubuh
merupakan salah satu tanda gejala adanya preeklampsia (Saifuddin, 2009).
3) Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal berwarna merah muda, bila pucat
menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan
ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitis.
Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya preeklampsia (Romauli,
2011).
4) Mulut
Pemeriksaan pada mulut perlu dilihat adakah sariawan, bagaimana
kebersihannya dan dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitis
yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu
perawatan mulut agar selalu bersih (Romauli, 2011).
5) Gigi
Adanya caries atau keropos yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat
hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis atau hiperemesis
gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi (Romauli,
2011).
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ditemukan
bendungan vena jugularis (Romauli, 2011). Kelenjar tiroid sedikit membesar
selama hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun
perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan
setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti (Marmi, 2011).
7) Dada
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe pada ketiak, bentuk dada simetris, ada
hiperpigmentasi puting susu dan gelanggang susu, puting susu menonjol dan
bersih, kolostrum sudah keluar, pernafasan teratur, tidak ada retraksi inter
kostae, tidak ada wheezing dan ronchi. Murmur jantung sistolik ditemukan
pada 90% wanita hamil. Murmur terjadi karena tekanan darah ibu selama
hamil meningkat secara mencolok (Marmi, 2011).
8) Payudara
Adanya hiperpigmentasi areola, puting susu bersih dan menonjol. Pada
minggu ke-12 kolostrum mulai keluar dari papila mammae pada pasien
multigravida yang telah mantap menyusui pada masa kehamilan sebelumnya.
Wanita primigravida baru akan memproduksi kolostrum pada masa akhir
kehamilan (Romauli, 2011).
9) Abdomen
Pembesaran abdomen ke depan atau ke samping (pada ascites abdomen
membesar ke samping), pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas
luka, tampak gerakan janin (Marmi, 2011). Pada kulit dinding perut akan
terjadi perubahan warna menjadi kemerahan dan kusam, yang disebut striae
gravidarum livide. Pada multipara selain striae kemerahan, juga sering
ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
sebelumnya dan disebut striae alba. Pada kebanyakan perempuan kulit di garis
pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan, yang disebut
dengan linea nigra (Romauli, 2011).
10) Genetalia
Pemeriksaan alat genetalia eksterna terdiri dari inspeksi vulva untuk
mengetahui pengeluaran cairan atau darah dari liang senggama, perlukaan
pada vulva/labium mayus, dan pertumbuhan abnormal (kondiloma akuminata-
lata, kista bartholini, abses bartholini, fibroma labium mayus). Pada palpasi
vulva akan teraba tumor pada vulva, teraba benjolan atau penebalan labium
mayus, dan teraba pembengkakan kelenjar Bartholini (Manuaba, 2012).
Leukorea (keputihan) merupakan sekresi vagina dalam jumlah besar dengan
konsistensi kental atau cair yang dimulai dari trimester I, sebagai bentuk dari
hiperplasi mukosa vagina (Marmi, 2011).
11) Anus
Tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus (Romauli, 2011).
12) Ekstremitas
Pada ibu hamil trimester III sering terjadi edema pada muka, tangan, dan
disertai proteinuria serta hipertensi perlu diwaspadai adanya pre eklampsia
(Marmi, 2011). Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah karena penekanan
uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita duduk atau berdiri dan
penekanan pada vena cava inferior saat ia berbaring (Varney, 2008).
e. Pemeriksaan khusus
1) Palpasi
Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan cara meraba. Tujuannya untuk
mengetahui adanya kelainan dan mengetahui perkembangan kehamilan
(Romauli, 2011). Pemeriksaan palpasi tersebut meliputi:
a) Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada
pada bagian fundus (Sulistyawati, 2009).
Menurut Sulistyawati(2009), langkah-langkah pemeriksaan Leopold
I yaitu: Pemeriksa menghadap pasien.Kedua tangan meraba bagian fundus
dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.Meraba bagian fundus. Jika
teraba bulat melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala.
Namun jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah
digerakkan maka itu adalah bokong.
Tabel 2.6 Pemantauan Tumbuh Kembang Janin (Nilai Normal)
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan simfisis-pusat
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus
xiphoideus
(px)
40 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px).
Sumber: Sulistyawati. 2011. AsuhanKebidananPadaMasaKehamilan
b) Leopold II
Untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu.
Langkah-langkah pemeriksaan Leopold II yaitu:Kedua tangan pemeriksa
berada di sebelah kanan dan kiri ibu.Ketika memeriksa sebelah kanan,
maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri ke arah kanan.Raba perut
sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada
di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian terkecil,
teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian
kecil janin (Sulistyawati, 2009).
c) Leopold III
Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. Langkah-
langkah pemeriksaan Leopold III yaitu: Tangan kiri menahan fundus uteri.
Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit
digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka pertimbangankan apakah
janin dalam letak melintang.Pada letak sungsang (melintang) dapat
dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri
akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini
ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).Tangan kanan meraba bagian
bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah digoyangkan,
berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul) (Sulistyawati, 2009).
d) Leopold IV
Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk mengetahui
apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. langkah-langkah
pemeriksaan Leopold IV yaitu: Pemeriksa menghadap kaki pasien.Kedua
tangan meraba bagian janin yang ada di bawah.Jika teraba kepala,
tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan di bagian
bawah.Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala
belum masuk panggul.Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu)
berarti kepala sudah masuk panggul (Sulistyawati, 2009).
2) Auskultasi
Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160 denyut per
menit (Rumauli, 2011). Bila bunyi jantung kurang dari 120 per menit atau
lebih dari 160 per menit atau tidak teratur, maka janin dalam keadaan asfiksia
(kekurangan oksigen). Cara menghitung detak jantung janin dilakukan dengan
interval 5 detik, mulai dengan angka nol, jumlah perhitungan 3x5 detik
dikalikan empat dan dalam 5 detik umumnya antara 10-13 denyutan dalam
batas normal (Marmi, 2011).
3) Tafsiran Berat Janin (TBJ)
Menurut Manuaba (2012), TFU menentukan berat janin dalam uterus.
Untuk menentukan berat janin dalam uterus dapat digunakan rumus Johnson:
Berat janin = (TFU - 12) x 155 gram. Jika kepala janin telah masuk PAP,
pengurangannnya/rumusnya menjadi; Berat janin = (TFU – 11) x 155 gram.
TBJ normal untuk trimester III disajikan pada tabel 2.7 sebagai berikut :
Tabel 2.7 Berat Badan Janin Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia kehamilan (bulan) Berat janin (gram)
7 1000
8 1800
9 2500
10 3000
Sumber: Manuaba dkk. 2012. Ilmu Kebidanan. Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.
4) Pemeriksaan panggul
Menurut Marmi (2011), persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak
tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk
dan ukuran-ukuran panggul. Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat
berlangsung biasa, pengukuran panggul diperlukan. Pemeriksaan panggul
dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Pemeriksaan panggul bagian luar
(1) Distansia spinarum yaitu jarak spina iliaka anterium superior kanan
dan kiri dengan ukuran normal sekitar 23-25 cm.
(2) Distansia kristarum yaiitu jarak terjauh antara krista iliaka terjauh
kanan dan kiri dengan ukuran normal 26-29 cm.
(3) Konjugata eksterna (boudelaque) yaitu jarak antara tepi atas simpisis
dan proesus lumba V, dengan ukuran normal 18-20 cm.
(4) Lingkar panggul di ukur melingkar mulai dari pinggir atas sympisis,
pertengahan SIAS trochanter mayor, ruas tulang lumbal ke V kembali
lagi ke tempat yang sama.
b) Pemeriksaan panggul dalam
Pemeriksaan dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu. Dengan
pemeriksaan dalam kita dapat kesan mengenai bentuk panggul.
Didapatkan hasil normal bila promontorium tidak teraba, tidak ada tumor,
linea innominata teraba sebagian, spina iskhiadika tidak teraba,
os.sacrum mempunyai inklinasi ke belakang dan sudut arkus pubis >
90°.
5) Perkusi refleks patella
Normanyal bila tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk.
Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
pre-eklamsia. Bila reflek patella negative kemungkinan pasien mengalami
kekurangan B1 (Romauli, 2011).
f. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
a) Haemoglobin
Pemeriksaan dan pengawasan Haemoglobin (Hb) dapat dilakukan
dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat
digolongkan sebagai berikut : Tidak anemia jika Hb 11 g%, anemia ringan
jika Hb 9-10 g%, anemia sedang jika Hb 7-8, anemia berat jika Hb < 7 gr%
(Manuaba, 2012).
b) Golongan darah
Golongan darah ABO dan faktor Rhesus (Rh). Ibu dengan rhesus
negatif beresiko mengalami keguguran, amniosentesis, atau trauma uterus,
harus diberi anti-gammaglobulin D dalam beberapa hari setelah
pemeriksaan. Jika titrasi menunjukkan peningkatan respons antibodi, harus
dilakukan pemeriksaan yang lebih sering dalam rangka merencanakan
penatalaksanaan pengobatan oleh spesialis Rhesus (Cooper, 2009).
2) Pemeriksaan urin
a) Protein urine
Pemeriksaan urine dilakukan pada kunjungan pertama dan setiap
kunjungan TM III. Cara menilai hasil: tidak ada kekeruhan (-), ada
kekeruhan ringan tanpa butir-butir (+), kekeruhan mudah terlihat dengan
butir-butir (++), kekeruhan jelas dan berkeping-keping (+++), sangat keruh
berkeping besar atau bergumpal (++++) (Romauli, 2011).
b) Reduksi urin
Pemeriksaan reduksi urin bertujuan untuk menentukan glukosa dalam
urin. Cara menilai hasil : negative (-) jika tetap biru atau kehijauan, positif
(+) jika hijau kekuningan keruh, positif (++) jika kuning keruh, positif
(+++) jika jingga atau lumpur keruh, positif (++++) jika merah bata keruh
(Romauli, 2011).
c) Ultrasonografi (USG)
Menurut Romauli (2011), Penentuan usia kehamilan dengan USG
menggunakan 3 cara :
(1) Dengan mengukur diameter kantung kehamilan (GS =
Gestationalsac) untuk kehamilan 0-12 minggu.
(2) Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI = Groun Rum Length)
untuk umur kehamilan 7-14 minggu.
(3) Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untukkehamilan lebih
dari 12 minggu.
d) Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan
aktivitas janin. Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ,
variabilitas dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin (Marmi,
2011).
e) Skrining Poedji Rochyati
Berdasarkan kartu skor Poedji Rochyati disimpulkan bahwa dikatakan
kehamilan resiko rendah jumlah skor = 2, kehamilan resiko tinggi jumlah
skor = 6, kehamilan resiko sangat tinggi jumlah skor > 12.
f) Skrining Poedji Rochyati
Berdasarkan kartu skor Poedji Rochyati disimpulkan bahwa dikatakan
kehamilan resiko rendah jumlah skor = 2, kehamilan resiko tinggi
jumlah skor = 6, kehamilan resiko sangat tinggi jumlah skor > 12.
g) Pemeriksaan IMT
Overweight dan obesitas bisa diketahui dengan mengukur indeks
massa tubuh (IMT), yaitu dengan mengukur berat badan dan tinggi badan.
IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh ini adalah indikator
yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi
overweight dan obesitas pada orang dewasa. Berdasarkan klasifikasi Indeks
Massa Tubuh (IMT) menurut kriteria Asia Pasifik, seseorang dikatakan
overweight jika memiliki IMT 23-24,9 dan seseorang dikatakan obesitas
jika memiliki IMT ≥ 25. Sedangkan menurut Depkes RI, Seseorang
dikategorikan overweight jika BMI > 25 dan obesitas jika BMI > 27.
(Kemenkes RI,2013).
Menurut Cunningham dalam Saifuddin (2011) rekomendasi penambahan
berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh yaitu dapat
dilihat dalam tabel 2.8 :
Tabel 2.8 Rekomendasi penambahan berat badan berdasarkan indeks massa
tubuh
Kategori IMT Rekomendasi
(kg)
Rendah < 19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber : Saifuddin, Abdul Bari. 2011
Rumus IMT
IMT= Berat Badan (kg) : Tinggi Badan (m)²
2.2.2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar diatas data yang telah dikumpulkan yaitu dengan diagnosa
kebidanan (Varney dkk, 2007 ). Masalah yaitu berhubungan dengan bagaimana wanita
itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya (Sulistyawati, 2009).
2.2.3. Identifikasi Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi,
pencegahan jika memungkinkan, menunggu dengan waspda penuh, dan persiapan
terhadap semua keadaan yang mungkin muncul. (Varney dkk, 2007).
2.2.4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Data mengindikasikan situasi kedaruratan, yang mengharuskan bidan mengambil
tindakan cepat (Varney dkk, 2008).
2.2.5. Intervensi
Diagnosa kebidanan , usia kehamilan, janin hidup, tunggal, intrauterin, situs bujur,
habitus fleksi, posisi puka/puki, presentasi kepala/bokong, kesan jalan lahir normal,
keadaan umum ibu dan janin baik (Manuaba, 2012).
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan. Kriteria:
a. Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis.
b. Tanda-tanda vital normal (TD:100/70-130/90 mmHg, N:76-88 x/menit, S:36,5 –
37,5ºC, RR:16-24 x/menit).
c. Pemeriksaan laboratorium.
d. Hb ≥ 11 gr%, protein urine (-), reduksi urine (-).
e. DJJ 120-160 x/menit, kuat, irama teratur
f. TFU sesuai dengan usia kehamilan.
g. Situs bujur dan presentasi kepala.
3.1.Pengkajian
A. Subjektif
a) Identitas
Nama klien : Ny. S Nama Suami : Tn. H
Umur : 23 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Asrikaton Alamat : Asrikaton
b) Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
c) Keluhan utama
Ibu mengatakan sering kram perut
d) Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun
seperti diabetes melitus, hipertensi, TBC, penyakit jantung, malaria, liver, HIV dan
sipilis.
e) Riwayat menstruasi
HPHT : 20 Juli 2020 HPL : 27 April 2021
Siklus menstruasi : 28 hari Usia menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 7 hari Dismenorhea : Ya
f) Riwayat obstetri
3
1 - - - - - v - - - - - v - - - - - - v L v - - v - Pil
kg
2 Hamil Ini
g) Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit ginekologi
seperti endometriotis, kanker, prolaps, mioma.
h) Riwayat KB
Ibu menggunakan kotrasepsi jenis suntik 3 bulan selama 3 tahun dan kontrasepri
jenis pil selama 1 tahun.
i) Pola kebutuhan sehari – hari
1) Pola makan
Sebelum hamil ibu makan nasi 1 ½ entong nasi, sayur, dan lauk 3 kali/hari.
Saat hamil ini makan 1 ½ entong nasi,sayur dan lauk 3 kali/hari
2) Pola minum
Ibu minum lebih dari 8 gelas/hari (air putih), tidak mengkonsumsi jamu, kopi
dan alkohol.
3) Pola eliminasi
BAK : -+ 6-7 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
4) Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur 7 jam pada malam hari dan tidak tidur 2 jam di siang
hari
5) Pola aktivitas
Bersih – bersih rumah
j) Psikologis, sosial, budaya, dan spiritual
1) Psikologis : Ibu dan suami merencanakan kehamilan dan sangat menantikan
kehamilan ini.
2) Sosial : Ibu dan suami beserta keluarga terdekat sangat senang dengan
kehamilan ini.
3) Spiritual : Dalam agama ibu tidak ada anjuran tertentu yang dapat
membahayan ibu dan janin.
4) Budaya : Dikeluarga tidak ada tradisi tertentu yang membahayakan ibu
dan janin.
B. Objektif
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 51 kg BB sebelum hamil : 39 kg
Tinggi badan : 151 cm Suhu : 36,6 0C
Nadi : 80 x/menit Pernafasan : 20 x/menit
Tekanan darah : 90/70 mmHg Lingkar lengan: 23,5 cm
IMT : 22 (Normal) UK: 36-37 minggu
1. Pemeriksaan fisik
Rambut : bersih dan tidak terdapat infeksi kulit kepala
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Muka : tidak terlihat bengkak, tidak ada chloasma
Mulut : bibir tidak kering, tidak tampak pucat dan tidak ada
caries gigi
Leher : tidak teraba bendungan vena jugularis dan pembesaran
kelenjar thyroid
Dada : simetris, terdapat hiperpigmentasi sekitar areola, puting
susu menonjol, tidak terdapat retraksi, kolostrum belum
keluar
Abdomen
Inspeksi : membesar sesuai usia kehamilan, tidak terdapat bekas
luka operasi sesar, strie dan linea nigra.
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak, tidak
bulat, kurang melenting, kesan bokong
Leopold II : Teraba keras, datar, memanjang di sebelah kiri
Ibu, kesan punggung
Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting, kesan kepala,
sulit digerakkan tanda sudah masuk PAP
Leopold IV : Sebagian kecil sudah masuk PAP
DJJ : 148 kali/menit
Mc. Donald : 28
TBJ : (28-11) x 155 gram = 2635 gram
Skor KSPR :2
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 3 Maret 2021, dengan hasil:
Golongan darah : B+ HIV : non reaktif
Hb : 13,0 g/dl HbsAg : non reaktif
Albumin : negatif Shypilis : non reaktif
Reduksi : negatif
3. Program terapi
Vitamin C, Asamfolat dan tablet tambah darah diminum 1x1
3.2.Identifikasi Diagnosis atau Masalah Aktual
DX : GII P1001 Ab000 UK 36-37 minggu T/H/I punggung kanan letak kepala
dengan kehamilan resiko rendah.
DS : Kehamilan ini merupakan kehamilan kedua, anak pertama sehat, dan tidak
pernah abortus. Hari pertama haid terakhir 20 Juli 2020
DO :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak, tidak
bulat, kurang melenting, kesan bokong
Leopold II : Teraba keras, datar, memanjang di sebelah kiri
Ibu, kesan punggung
Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting, kesan kepala,
sulit digerakkan tanda sudah masuk PAP
Leopold IV : Sebagian kecil sudah masuk PAP
DJJ : 148 kali/menit
Mc. Donald : 28 cm
TBJ : (28-11) x 155 gram = 2635 gram
Skor KSPR : 2
3.6.Implementasi
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, serta memberikan persetujuan untuk
tindakan selanjutnya
Berat badan 51 kg, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, TD 90/70 mmHg, LILA 22 cm,
TB 151, suhu 36,6 0C
b. Menjelaskan kepada ibu tanda – tanda bahaya yang harus di waspadai selama
kehamilan seperti mual muntah terus menerus, sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, keluar gumpalan darah dari vagina, jika terdapat tanda tersebut dianjurkan
kepada ibu hamil untuk memeriksakan keadaannya di fasilitas kesehatan terdekat.
c. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup apabila melakukan aktivitas yang
melelahkan
d. Memberikan KIE untuk meningkatkan nutrisi bagi ibu hamil seperti makan sayur
hijau, kacang-kacangan serta buah – buahan.
e. Memberikan KIE untuk rutin mengonsumsi vitamin
f. Memberikan KIE tentang P4K (program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi)
g. Mengajurkan ibu periksakan diri secara rutin
h. Menganjurkan ibu menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin seperti pijat
oyok, merokok, minum jamu atau alcohol
i. Memberi KIE ibu untuk mengatasi kram perut
j. Memberi KIE ibu tentang ketidaknyamanan pada TM III
k. Melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
3.7.Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi maka dilakukan evaluasi, hasilnya :
S : ibu mengatakan mengerti, paham dan akan mengikuti anjuran yang telah
diberikan
O : K/U : baik TB : 151 cm
BB : 51 kg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,6 0C
Palpasi : TFU 29 cm, letkep, puka, T/H/I
LILA : 22 cm
KSPR : 2
A: GI P0000 Ab000 UK 36-37 minggu T/H/I punggung kanan letak kepala dengan
kehamilan resiko rendah.
P : Sesuai intervensi yang telah dilakukan pada implementasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 3 April 2021 telah dilakukan pengkajian pada Ny.”S” dengan diagnosa GII
P1001 Ab000 UK 36-37 minggu janin tunggal, hidup, intrauteri, punggung kanan, letak kepala
dengan kehamilan resiko rendah. Setelah dilakukan pengkajian serta pemeriksaan ditemukan
masalah pada Ny.”S” yaitu ibu sering mengalami kram perut dalam teori yang dikemukakan
oleh sari tahun 2015 yang mengatakan bahwa kram perut adalah salah satu rasa tidak nyaman
yang paling umum selama kehamilan. Kram perut dapat terjadi karena adanya tekanan pada
otot punggung ataupun pergeseran pada tulang punggung sehingga menyebabkan peregangan
ligamen.
Secara umum, kram perut bisa disebabkan oleh beberapa kondisi yang dialami oleh ibu
hamil. Beberapa penyebab umum kram perut saat hamil, antara lain:
a). Perubahan ukuran rahim
Saat hamil, perkembangan janin di dalam kandungan akan membuat ukuran rahim semakin
membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Untuk mendukung perkembangan rahim,
jaringan ikat atau ligamen yang menghubungkan tulang panggul dan rahim akan meregang
sehingga rahim terasa kencang.
b). Tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh darah
Ibu hamil secara otomatis merasakan peningkatan tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh
darah. Hal ini kerap memicu rasa nyeri terlebih saat sedang batuk atau beraktivitas fisik.
c). Posisi rahim
Kram pada salah satu atau dua sisi perut biasanya dirasakan terutama saat bergerak. Saat
janin tumbuh, rahim akan cenderung miring ke kanan atau ke kiri. Ligamen yang
menyokong sisi rahim ini bisa menjadi kencang atau mengalami kontraksi. Hal ini
memungkinkan Anda merasakan kram lebih sering di perut saat hamil.
d). Gas yang berlebihan di dalam perut
Meningkatnya hormon progesteron menyebabkan otot dinding saluran pencernaan lebih
rileks dan lebih lambat mencerna makanan. Saat makanan lebih lama berada di usus besar,
makin banyak gas yang diproduksi. Kadang gas tersebut tak hanya terasa di perut, namun
juga dapat menjalar di bagian punggung dan dada.
e). Setelah berhubungan seks
Berhubungan seks dan orgasme dapat menyebabkan kram perut saat hamil, yang kerap
diikuti dengan sakit pinggang ringan. Hal ini terjadi karena vagina dan rahim mengalami
sensasi seperti berdenyut saat orgasme dan dapat meninggalkan rasa kram perut setelahnya.
Meski tergolong normal, kram perut saat hamil bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Untuk
membantu mengatasinya, ada beberapa hal yang yang dapat dilakukan:
a). Hindari melakukan gerakan tiba-tiba saat kram perut melanda, bungkukkan badan ke arah
sumber sakit untuk membantu meredakan nyeri. Jangan lupa, minum air yang cukup,
karena dehidrasi bisa memicu timbulnya kontraksi palsu (Braxton hicks).
b). Jika rasa sakit karena gas berlebih di saluran cerna, cobalah untuk menggerakkan tubuh
atau melakukan olahraga ringan. Kemudian, akhiri dengan mandi air hangat. Hindari
konsumsi makanan dan minuman yang menghasilkan gas berlebih, seperti kacang, kubis,
dan minuman bersoda.
c). Bila kram perut saat hamil terjadi setelah berhubungan seks, cobalah untuk memijat
punggung dengan lembut. Selanjutnya, lakukan hubungan seks yang lembut dan perlahan.
d). Kram perut saat hamil terutama di trimester terakhir dapat disebabkan oleh kontraksi palsu.
Jika hal ini terjadi, berbaringlah untuk meredakan nyeri. Jika nyeri terasa di bagian kiri,
berbaring ke arah kanan atau sebaliknya. Kemudian posisikan kaki lebih tinggi dari posisi
kepala, misalnya dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal.
Bidan juga memberikan KIE ketidaknyamanan pada Trimester III seperti : Nyeri
punggung bawah, Kram perut, Sesak nafas, Edema dependen, Peningkatan frekuensi berkemih,
Nyeri ulu hati, Konstipasi, Kram tungkai, Insomnia (Varney, 2007)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada Ny.S dengan diagnosa GII P1001 Ab000 UK 36-37 minggu janin tunggal, hidup,
intrauteri, punggung kanan, letak kepala dengan kehamilan resiko rendah, ditemukan
masalah pada Ny.S yaitu ibu sering mengalami kram perut. Kram perut bisa disebabkan
oleh beberapa kondisi diantaranya disebabkan oleh peningkatan aliran darah, masalah
pada lambung, rahim yang mengembang, orgasme, dan peregangan ligamen. Kram
perut dalam teori yang dikemukakan oleh sari tahun 2015 yang mengatakan bahwa
kram perut adalah salah satu rasa tidak nyaman yang paling umum selama kehamilan.
5.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang bidan harus memahami bagaimana
melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara komprehensif, sehingga dapat
melakukan asuhan sesuai dengan pedoman antenatal terpadu.
DAFTAR PUSTAKA