Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF ANTENATAL CARE

PADA NY “S” GII P1001 Ab000 UK 36-37 MINGGU T/H/I


DENGAN KEHAMILAN RISIKO RENDAH
DI PMB ANIK ROHANJARWATI, Amd.Keb

Disusun guna memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis

Disusun Oleh:
WIDIA BUNGA SITA
NIM. P17311173048

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANAN TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Komprehensif Antenatal Care Pada Ny “S” GII P1001 Ab000 Uk 36-37
Minggu T/H/I Dengan Kehamilan Resiko Rendah Di Pmb Anik Rohanjarwati, Amd. Keb

Mahasiswa,

Widia Bunga Sita


NIM. P17311173048

Dan disetujui serta disahkan oleh:

Pembimbing Pendidikan, Pembimbing Klinik,

Nur Eva Aristina, SST., M.Keb Anik Rohanjarwati, Amd. Keb


NIP. 198403152009122002 NIP. 197212161992032007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Angka morbiditas dan mortalitas ibu di indonesi masih tergolong tingi. Menurut
Ketua Komite Ilmiah International Conference on Indonesia Family Planning and
Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI
Indonesia yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup (Susiana, 2019). Penyebab tingginya
morbiditas dan mortalitas karena beberapa faktor diantaranya perdarahan, infeksi, dan
eklamsia, 3 hal tersebut tahun demi tahun bergantian menduduki peringkat pertama
penyebab angka kematian tertinggi di indonesia. Selain itu terdapat faktor tidak
langsung terjadinya mortalitas pada ibu yang dikenal dengan istilah 4 terlambat yaitu
terlambat mendeteksi ibu hamil resiko tinggi, terlambat mencapai fasilitas kesehatan
rujukan, terlambat mendapatkan pertolongan, dan terlambat dalam pengambilan
keputusan.
Hal – hal diatas dapat dicegah secara dini karena pada umumnya kehamilan
berkembang secara normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui
jalan lahir, namun terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
pelayanan atau asuhan kehamilan merupakan faktor penting untuk memantau dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi tanda bahaya suatu kehamilan.
Meminimalisir angka kematian ibu menjadi tugas penting seorang bidan. Untuk
dapat melakukan hal tersebut seorang bidan wajib memahami, mempelajari dan
mempraktikkan secara langsung pada ibu hamil baik pada trimester I, II maupun
trimester III dengan berbagai kasus yang ditemukan dilapangan.

1.2.Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan khususnya asuhan antenatal
care secara komprehensif berdasarkan standar pelayanan kebidanan
1.2.2 Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan anamnesa
b. Mahasiswa mampu melakukan skrening skor poedji rochjati
c. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan head to toe
d. Mahasiswa mampu melakukan konseling
e. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian

1.3.Metode Penulisan
1.3.1 Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada pasien
1.3.2 Wawancara
Melakukan tanya jawab secara langsung pada pasien
1.3.3 Studi pustaka
Semua bahan yang digunakan dalam pembahasan ini diambil dari beberapa
referensi/buku yang berhubungan dengan asuhan kehamilan
1.3.4 Studi kasus
Semua bahan dalam pembahasan ini berdasarkan kasus yang benar-benar ada dan
benar – benar dipraktikan secara langsung

1.4.Sistematika Penulisan
Halaman judul
Lembar pengesahan
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Tujuan
1.3.Metode pengumpulan data
1.4.Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep teori
2.2 Konsep asuhan kebidanan kehamilan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosis atau Masalah Aktual
3.3 Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Rencana Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1. Pengertian Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
proses ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi, dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Manuaba, 2012). Kehamilan trimester III merupakan trimester akhir
kehamilan pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu
dimana periode ini adalah waktu untuk mempersiapkan persalinan.
2.1.2. Tanda-tanda Kehamilan
Untuk dapat menegakan kehamilan di tetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda-tanda dan gejala dalam kehamilan (Manuaba, 2012), yaitu
sebagai berikut :
1. Tanda Dugaan Kehamilan
a. Amenorea (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff
dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan
perhitungan rumus Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu
dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah
satu pada tahunnya.
b. Mual (Nause) dan muntah (Emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron yang menyebabkan pengeluaran asam lambung
yang berlebihan. Mual dan muntah pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam
batas yang fisiologis, keadaaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu
makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam.
d. Payudara tegang
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan
deposif lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.
2. Tanda Kemungkinan Hamil
a. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
b. Pada pemeriksaan dapat dijumpai (Prawirohardjo, 2011) :
1) Tanda Hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri (Rahim) menjadi lebih panjang
dan lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.
2) Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah sehingga makin tampak dan kebiru biruan karena pengaruh estrogen.
3) Tanda Piscaseck yaitu adanya perlunakan dan pembesaran pada unilateral pada
tempat implantasi (Rahim).
4) Kontraksi Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada Rahim yang disebabkan
karena adanya rangsangan pada uterus .
c. Teraba ballotement.
d. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
3. Tanda Pasti Hamil
a. Gerakan janin dalam Rahim
b. Terlihat dan teraba gerakan dan teraba bagian-bagian janin
c. Denyut Jantung Janin didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiotografi, alat
Doppler, dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu
rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.
2.1.3. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan TM III
1. Uterus
Saat kehamilan memasuki trimester III tinggi fundus uteri telah mencapai 3 jari Diatas
umbilikus atau pada pemeriksaan Mc Donald sekitar 26 cm. Pada kehamilan 40
minggu, fundus uteri akan turun kembali dan terletak tiga jari di bawah procesus
xifoideus (px) oleh kepala janin yang turun dan masuk ke dalam rongga panggul
(Bobak,dkk,2005).
2. Serviks
Pada akhir kehamilan sering terjadi kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton
hicks). Itmus uteri menjadi bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah
rahim yang lebih lebar dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah
dimasuki dengan satu jari pada akhir kehamilan.
3. Payudara
Pada masa akhir kehamilan kolostrum dapat keluar dari payudara. Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolactin inhibiting hormone (Bobak,dkk,2005).
4. Sistem Kardiovaskuler
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior dan
aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang, penekanan ini akan mengurangi
darah balik vena menuju jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan
cardiac output sehingga menyebabkan hipotensi (Saifuddin, 2010).
5. Sistem Pencernaan
Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus berkurang. Usus
besar bergeser ke arah lateral atas dan posterior, sehingga aktivitas peristaltik menurun
yang mengakibatkan bising usus menghilang dan konstipasi umumnya akan terjadi
(Saifuddin, 2010).
6. Sistem Perkemihan
Keluhan sering kencing akan sering muncul pada akhir kehamilan, karena kepala janin
mulai turun ke Pintu Atas Panggul (PAP) mendesak kandung kemih. Desakan ini
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh (Bobak,dkk, 2005).
2.1.4. Perubahan Psikologis pada Kehamilan TM III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan peenuh kewaspadaan.
Pada periode ini wanita mulai menyadari dari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi sebagai makhluk
yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehairan sang bayi.
(Varney,2008).
2.1.5. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Menurut Dewi dan Sunarsih (2014) kebutuhan fisik ibu hamil yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik
Dapat seperti biasa tingkat aktivitas ringan sampai sedang. Jika duduk/berbaring
dianjurkan untuk dikurangi.Istirahat harus cukup minimal 15 menit tiap 2 jam.
Olahraga dapat ringan sampai sedang, sebaiknya dipertahankan jangan sampai denyut
nadi melebihi 140x/menit.Jika ada gangguan/keluhan yang dapat membahayakan
(misalnya perdarahan), maka aktivitas fisik harus dihentikan.Hindari pekerjaaan yang
membahayakan, terlalu berat, atau berhubungan dengan bahan kimia, terutama pada
usia kehamilan muda.
2. Kebersihan Tubuh/Personal Hygiene
Perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembapan kulit dan kemungkinan
menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Bagian tubuh lain yang sangat
membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celana
dalam secara rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan (Sulistyawati, 2009).
Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi.
Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
(Sulistyawati, 2009).
3. Eliminasi
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,
terutama trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi
karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih
sehingg kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran
janin yang menyebabkan desakan pada kantong kemih. Konsitipasi terjadi karena
adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot
polos, selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih (Sulistyawati,
2009).
4. Senggama/coitus
Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi perdarahan atau
keluar cairan dari kemaluan, maka harus dihentikan (abstention). Jika ada riwayat
abortus sebelumnya, koitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, dimana
diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Pada
3-4 minggu terakhir menjelang persalinan sebaiknya dihentikan (Dewi dan Sunarsih,
2014).
5. Nutrisi
Menurut Saifuddin (2009), nutrisi yang perlu ditambahkan pada saat kehamilan:
a. Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500
kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia. Jumlah pertambahan
berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
b. Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari. Sumber
protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau
hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan
kelahiran prematur, anemia dan oedema.
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otak dan rangka. Sumber
kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium bikarbonat
(Sukarni, 2013).
d. Zat besi
Pemberian zat besi dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat
besi 60 mg) dan asam folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapan. Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen
melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi
hemoglobin normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg/hari terutama setelah trimester kedua. Sumber zat besi terdapat dalam sayuran
hijau, daging yang berwarna merah dan kacang-kacangan. Kekurangan zat besi
pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
e. Asam folat
Asam folat merupakan kelompok vitamin B paling utama selama masa kehamilan
karena dapat mencegah cacat tabung syaraf (neural tube defects). Ibu hamil harus
meningkatkan asupan folat sebelum dan pada awal kehamilan dan mencegah dari
10 kasus cacat tabung syaraf. Asam folat penting untuk pertumbuhan tulang,
jaringan tisu dan darah, karena ketiadaan amino cuka mencegah bayi mengalami
kelainan (Margareth ZH, 2013).
2.1.6. Ketidak nyamanan pada Kehamilan
Pada masa kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang membutuhkan
suatu adaptasi. Dalam proses adaptasi tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyaman
(Romauli, 2011). Ketidak nyamanan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sering Buang Air Kecil, cara mengatasinya yaitu kurangi asupan karbohidrat murni,
makanan yang mengandung gula, kopi, teh, dan soda (Romauli, 2011).
b. Striae gravidarum, cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan emolien topical
atau antipruritik jika ada indikasinya (Romauli, 2011).
c. Hemoroid, cara mengatasinya yaitu makan makanan yang berserat, buah dan
sayuran serta banyak mengkonsumsi minum air putih dan sari buah. Melakukan
senam hamil untuk mengatasi hemoroid (Romauli, 2011).
d. Keputihan, cara mengatasinya yaitu dengan mandi setiap hari, menggunakan
pakaian yang terbuat dari bahan katun, serta mengkonsumsi buah dan sayur
(Sulistyawati, 2009).
e. Keringat bertambah, cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan pakaian yang
tipis, longgar, dan tingkatkan asupan cairan dan mandi secara teratur (Sulistyawati,
2009).
f. Napas sesak, cara mengatasinya yaitu merentangkan tangan diatas kepala serta
menghirup napas panjang dan mendorong postur tubuh yang baik (Sulistyawati,
2009).
g. Perut kembung, cara mengatasinya yaitu hindari makanan yang mengandung gas,
mengunyah makanan secara teratur dan lakukan senam secara teratur. (Sulistyawati,
2009).
h. Pusing atau sakit kepala, cara mengatasinya yaitu bangun secara perlahan dari posisi
istirahat dan hindari berbaring dalam posisi terlentang. (Sulistyawati, 2009).
i. Sakit punggung, cara mengatasinya yaitu posisi atau sikap tubuh yang baik selama
melakukan aktivitas, hindari mengangkat barang berat, gunakan bantal ketika tidur
untuk meluruskan punggung. (Sulistyawati, 2009).
j. Varises, cara mengatasinya yaitu istirahat dengan menaikkan kaki setinggi 450 atau
meletakkan satu bantal dibawah kaki untuk membalikkan efek gravitasi, jaga agar
kaki tidak bersilangan dan hindari berdiri atau duduk terlalu lama. (Sulistyawati,
2009).
2.1.7. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masaawal sekali
kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting
disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah pendarahan implantasi, dan
ininormal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
pertandadari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal
atau mungkinsuatu tanda adanya infeksi.Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak
normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atauperdarahan dengan nyeri.
Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidaknormal adalah merah, banyak, dan kadang -
kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasanyeri. Perdarahan semacam ini bias
berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Depkes RI, 2012).
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan
berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan
adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan
tes lakmus (nitrazintest) merah menjadi biru (Saifuddin, 2009).
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang
dalamkehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia.
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah.
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2009). Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam
tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-gejala
penyakit. Padainfeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadiselama kehamilan, persalinan dan masa nifas.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal
ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
placenta, infeksi saluran kemih atauinfeksi lainnya .
g. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidak
nyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan
suatumasalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkinmenemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebatdalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia.
h. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah
11gr % pada trimester I dan III, <10,5 gr% pada trimester II. Nilai tersebut dan
perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester
II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2009).
i. Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama kehamilan.
Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang pada
umumnya dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Sehubungan dengan adanya
ketonemia, penurunan berat badan, dan dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat
terjadi disetiap trimester dengan tingkat keparahan yang bervariasi (Varney,2007).
2.1.8. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
1. Pengertian
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai alat
skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko ibu hamil, yang
selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi komplikasi
obstetrik pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi antara
checklist dari kondisi ibu hamil / faktor risiko dengan system skor. Kartu skor ini
dikembangkan sebagai suatu tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat
digunakan oleh tenaga non profesional (Depkes RI, 2010).
2. Sistem Skor
Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat ringannya faktor risiko
kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga. Skor dengan nilai 2, 4, dan 8 merupakan
bobot risiko dari tiap faktor risiko. Sedangkan jumlah skor setiap kontak merupakan
perkiraan besar risiko persalinan dengan perencanaan pencegahan.
Kelompok risiko dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)
c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)
3. Faktor Resiko
Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor risiko pada
penilaian KSPR yaitu:
a. Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetrik)
1) Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau kurang
2) Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥ 35 tahun
3) Primi Tua Sekunder : jarak anak terkecil >10 tahun
4) Anak terkecil < 2 tahun : terlalu cepat memiliki anak lagi
5) Grande multi : terlalu banyak memiliki anak, anak ≥ 4
6) Umur ibu ≥ 35 tahun : terlalu tua
7) Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, belum pernah melahirkan
normaldengan bayi cukup bulan dan hidup,curiga panggul sempit.
8) Pernah gagal kehamilan
9) Persalinan yang lalu dengan tindakan
10) Bekas operasi sesar
b. Kelompok Faktor Risiko II
1) Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, dan penyakit lain.
2) Preeklampsia ringan
3) Hamil kembar
4) Hidramnion : air ketuban terlalu banyak
5) IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : bayi mati dalam kandungan
6) Hamil serotinus : hamil lebih bulan (≥ 42 minggu belum melahirkan)
7) Letak Sungsang
8) Letak Lintang
c. Kelompok Faktor Risiko III
1) Perdarahan Antepartum : dapat berupa solusio plasenta atau plasenta previa
2) Preeklampsia berat/eklampsia.
2.1.9. Asuhan Kehamilan/ Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
ibu hamil atau bayinya dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu,
mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan kesehatan (Sulistyawati, 2009).
1. Tujuan umum :
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2. Standart pelayanan antenatal 10 T Menurut Kemenkes RI (2016):
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Test laboratorium (rutin seperti Hb, GDA, Protein Urin, golongan darah dan
khusus seperti HIV, TBC, PMS)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pascsalin.
3. Kunjungan Kehamilan
Kunjungan Kehamilan Menurut Marmi (2011), kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilanyaitu:
a. Kunjungan I pada TM I(UK 16 minggu) dilakukan untuk penapisan dan
pengobatan anemia, perencanaan persalinan, pengenalan komplikasi akibat
kehamilan dan pengobatan.
b. Kunjungan II pada TM II (UK 24-28 minggu) dan Kunjungan III pada TM III
(UK 32 minggu) dilakukan untuk komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan,
penapisan preeklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan,
MAP, dan mengulang perencanaan persalinan.
c. Kunjungan IV pada TM III (UK 36 minggu sampai persalinan) dilakukan untuk
mengenali adanya kelainan letak dan presentasi mengenali tanda-tanda
persalinan. dan persiapan persalinan

2.2. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Kehamilan


2.2.1. Pengkajan Data
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama istri dan suami
Untuk menetapkan identitas pasti pasien karena mungkin memiliki nama yang
sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda (Manuaba, 2012).
2) Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat,dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahun (Romauli, 2011).
3) Pekerjaan
Pekerjaan rutin (pekerjaan rumah tangga) dapat dilaksanakan. Bekerja sesuai
dengan kemampuan, dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan
(Manuaba, 2012).
4) Pendidikan
Sebagai dasar bidan untuk menentukan metode yang paling tepat dalam
penyampaian informasi mengenai teknik melahirkan bayi. Tingkat pendidikan
ini akan sangat mempengaruhi daya tangkap dan tanggap pasien terhadap
instruksi yang diberikan bidan pada proses persalinan (Sulistyawati, 2011).
5) Agama
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual
terhadap pasien dan keluarga sebelum dan pada saat persalinan (Sulistyawati,
2011).
6) Penghasilan
Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan kehamilan dapat
menimbulkan berbagai masalah kebidanan (Manuaba, 2012).
7) Tempat tinggal
Ibu yang tinggal di daerah yang terkena radiasi dapat berpengaruh pada janin
yaitu sebelum umur 18 minggu kehamilan radiasi dapat menyebabkan kematian
janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya (Manuaba, 2012).
b. Keluhan utama
Menurut Varney (2008), keluhan ringan ringan pada kehamilan adalah edema
dependen, nokturia, konstipasi, sesak nafas, nyeri ulu hati, kram tungkai, nyeri
punggung bawah. Pada ibu hamil trimester III, keluhan-keluhan yang sering
dijumpai yaitu:
1) Nausea
Nausea kerap terjadi di pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih
parah di pagi hari. Nausea merupakan masalah umum yang dialami oleh lebih
dari sebagian hingga tiga perempat wanita hamil (Varney, 2008).
2) Keletihan
Keletihan dialami pada trimester pertama yang diakibatkan oleh
penurunan drastis laju metabolisme dasar dan peningkatan progesteron yang
memilki efek menyebabkan tidur. Keletihan dapat meningkatkan intensitas
psikologis yang dialami wanita pada saat ini (Varney, 2008).
3) Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi
kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama. Sekresi ini bersifat asam
akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam
laktat oleh basill (Varney, 2008).
4) Peningkatan frekuensi berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat
peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan berat pada uterus ini
membuat istmus menjadi lunak (tanda Hegar), menyebabkan antefleksi pada
uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung
kemih (Varney, 2008).
5) Konstipasi
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah
progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau
bagian presentasi juga dapat menurunkan motilitas pada slauran gastrointestinal
sehingga menyebabkan konstipasi (Varney, 2008).
6) Hemoroid
Hemoroid sering didahuli oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua
penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron juga
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran
uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum
pada vena hemoroid. Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan
mengakibatkan kongesti pada vena panggul (Varney, 2008).
7) Kram tungkai
Uterus yang membesar memberi tekanan baik pada pembuluh darah
panggul, sehingga mengganggu sirkulasi, atau pada saraf sementara saraf ini
melewati foramen orburator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah
(Varney, 2008).
8) Edema dependen
Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah (Varney, 2008).
9) Varises
Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan
tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.Varises yang terjadi selama
kehamilan menonjol pada area kaki dan vulva (Varney, 2008).
10) Dispareunia
Nyeri saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah penyebab
selama kehamilan. Faktor-faktor psikologis dapat menyebabkan dispareunia
karena pemahaman yang salah dan kekhawatiran akan menyakiti jabang bayi
meskipun kekhawatiran ini tidak beralasan kecuali terdapat perdarahan vagina
atau pecah ketuban (Varney, 2008).
11) Insomnia
Insomnia pada wanita hamil disebabkan karena kecemasan,
ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama
kehamilan dan pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif (Varney,
2008).
12) Sesak napas
Sesak napas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada
trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah mengalami pembesaran hingga
terjadi penekanan diafragma. Selain itu, diafragma kana mengalami elevasi
kurang lebih 4 cm selama kehamilan (Varney, 2008).
13) Nyeri punggung bagian atas
Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat
peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat (Varney,
2008).
14) Nyeri punggung bagian bawah
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area
lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya
seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan
akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya (Varney,
2008).
c. Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah dialami (yang lalu)
Wanita yang mempunyai riwayat kesehatan buruk atau wanita dengan
komplikasi kehamilan sebelumnya, membutuhkan pengawasan yang lebih
tinggi pada saat kehamilan karena hal ini akan dapat memperberat kehamilan
bila ada penyakit yang telah diderita ibu sebelum hamil. Penyakit yang diderita
ibu dapat mempengaruhi kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan
mempengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah hipertensi,
penyakit jantung, diabetes melitus, anemia dan penyakit menular seksual
(Marmi, 2011).
2) Penyakit yang pernah dialami (Sekarang)
a) Diabetes militus-tergantung insulin (IDDM)
Wanita muda dengan diabetes tipe I secara umum tampak dengan
keluhan jelas poliuria, termasuk keinginan untuk berkemih selama malam
hari, meningkatnya haus, lapar dengan penurunan berat badan yang
berhubungan, dan kelemahan atau keletihan. Mereka dengan diabates tipe II
mungkin
juga mengeluh haus, sering berkemih, dankelemahan, tetapi yang lebih
tampak adalah adanya infeksi jamur vagina berulang, gatal, infeksi kulit,
penglihatan kabur, atau bahkan neuropati ferifer. Wanita dengan riwayat
janin besar dan kehilangan janin yang tidak dapat dijelaskan
sebaknyadipertimbangkan berada pada keadaan beresiko (Varney, 2008).
b) Hipertensi
Wanita yang memiliki hipertensi kronis berisiko mengalami pre
eklampsia, persalinan prematur dan melahirkan bayi yang mengalami
retardasi pertumbuhan. Pemisahan prematur plasenta (abrupsio plasenta),
yang berpotensi mencetuskan morbiditas dan mortalitas ibu serta janin
cenderung terjadi (Varney, 2008).
c) Hepatitis B
Kekhawatiran yang muncul saat seorang wanita hamil mengidap
penyakit hepatitis B ialah bayi akan terinfeksi saat dilahirkan dan meninggal
akibat karsinoma hepatoseluler atau sirosisatau menjadi carrier kronis yang
berpotensi menularkan penyakit ke orang lain (Varney, 2008). 15% akan
menimbulkan komplikasi usia muda dalam bentuk hepatoma dan sirosi
hepatis (Manuaba, 2012).
d) Penyakit jantung
Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas wanita penderita penyakit
jantung dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, perlu diperlukan konseling
prakonsepsi dengan memperhatikan resiko masing-masing penyakit. Pasien
dengan kelainan jantung derajat 3 dan 4 sebaiknya tidak hamil dan dapat
memilih cara kontrasepsi AKDR, tubektomi atau vasektomi pada suami
(Saifuddin, 2009).
e) HIV/AIDS
HIV adalah retrrovirus RNA yang lebih suk menyerang limfosit T-helper
(sel CD4) juga tipe sel lainnya. Banyaak faktor yang memengaruhi risiko
penularan selama kehamilan dan melahirkan. Muatan virus yang meeningkat,
perkembangan klinis penyakit, infeksi dengan PMS, hepatitis C dan penyakit
lain, penyalahgunaan zat, merokok, banyak pasangan seksual dan hubungan
sekssual tanpa pelindung, kelahiran preematur(Varney dkk, 2007).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Diabetes meskipun tidak diturunkan secara genetik, memiliki
kecenderungan terjadi pada anggota keluarga yang lain, terutama jika mereka
hamil atau obesitas. Hipertensi juga memiliki komponen familial, dan
kehamilan kembar juga memiliki insiden yang lebih tinggi pada keluarga
tertentu. Beberapa kondisi, seperti anemia sel sabit, lebih banyak terjadi pada
ras tertentu (Cooper, 2009).
Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi salah satunya oleh faktor genetik
atau keturunan (Saifuddin, 2010). Bayi dengan cacat lahir dapat diwariskan dari
keluarga. Keguguran 3 kali atau lebih pada keturunan tingkat pertama (orang
tua, saudara kandung, anak) menunjukkan translokasi kromosom. Retardasi
mental pada anggota keluarga dapat berupa penyakit mental yang diturunkan,
sindrom Xrapuh adalah yang paling sering terjadi. Retardasi mental cenderung
terjadi ketika 2 atau lebih anggota keluarga mengalami gangguan ini.
d. Riwayat Kebidanan
Data ini penting untuk diketahui oleh bidan sebagai data acuan untuk
memprediksi jalannya proses persalinan dan untuk mendeteksi apakah ada
kemungkinan penyulit selama proses persalinan (Sulistyawati, 2011).
1) Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa bersalin,
namun dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh
dari riwayat menstruasi antara lain :
a) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita
Indonesia pada usia sekitar 12- 16 tahun (Sulistyawati, 2011).
b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari
(Sulistyawati, 2011).
c) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah yang dikeluarkan. Kita dapat
mengetahuinya dengan mengajukan pertanyaan berapa kali ganti pembalut
dalam sehari (Sulistyawati, 2011).
d) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang akan dirasakan ketika
menstruasi misalnya sakit yang sangat, pening sampai pingsan, atau jumlah
darah yang banyak. Keluhan yang disampaikan pasien dapat menunjuk kepada
diagnosis tertentu (Sulistyawati, 2011).
Mochtar (2011), menjelaskan bahwa wanita harus mengetahui tanggal hari
pertama haid terakhi (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari
Naegele:
TTP=(hari HT+7) dan (bulan HT-3) dan (tahun HT+1)
Marmi(2014), menambahkan jika tahun pada HPHT tidak dapat dikurangi
satu maka, cara cepat (rumus) menentukan tafsiran persalinan (siklus haid ± 35
hari) adalah Tanggal + 14 dan bulan + 9.
2) Riwayat Obstetrik
Jumlah kehamilan terdahulu pada perempuan (graviditas) perlu dicatat,
serta hasil akhir kehamilan tersebut-bayi hidup, bayi lahir mati, kehamilan
multipel, keguguran dan sebagainya (Sunarsih, 2014).
3) Riwayat Ginekologi
Riwayat ginekologik lengkap harus meliputi data mengenai
pembedahan panggul sebelumnya, usia saat pertama kali berhubungan kelamin,
jumlah mitra seksual, riwayat biakan positif untuk Neisseria gonorrhoeae atau
bakteri atau virus penyakit menular seksual lainnya, riwayat terapi atas dugaan
infeksi tuba atau panggul, dan berbagai penyakit menular seksual lain (Sunarsih,
2014).
4) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
a) Kehamilan yang lalu
Bila kehamilan yang lalu dijumpai keadaan kehamilan dengan
komplikasi atau penyakit, pernah mengalami keguguran, persalinan premature,
kehamilan mati dalam rahim. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan mempunyai
resiko yang lebih tinggi, sehingga perlu dikirim ke rumah sakit/ rujuk (Manuaba,
2012).
b) Riwayat Persalinan dan Nifas yang lalu
Pada multigravida dikaji tentang persalinannya yang lampau, sebagai
gambaran koordinasi antara 3P (power, passage, passanger). Bila pada
persalinan yang lampau persalinan spontan, bayi hidup, dan aterm, ini
menunjukkan koordinasi ketiga P berjalan baik (Manuaba, 2012).
Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit seperti perdarahan post partum
dan infeksi nifas. Maka diharapkan nifas saat ini juga tanpa penyakit. Ibu
menyusui sampai usia anak 2 tahun. Terdapat pengeluaran lochea rubra sampai
hari ketiga berwarna merah. Lochea serosa hari keempat sampai kesembilan
warna kecoklatam. Lochea alba hari kesepuluh sampai kelimabelas warna putih
dan kekuningan. Ibu dengan riwayat pengeluaran lochea purulenta, lochea
stasis, infeksi uterin, rasa nyeri berlebihan memerlukan pengawasan khusus.
Dan ibu meneteki kurang dari 2 tahun. Adanya bendungan ASI sampai terjadi
abses payudara harus dilakukan observasi yang tepat (Manuaba, 2012).
c) Riwayat kehamilan sekarang
Menurut Saifuddin (2009), anamnesis riwayat kehamilan anatara lain:
perdarahan pervaginam, mual dan muntah, masalah/kelainan pada kehamilan
sekarang.
5) Riwayat Kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi Estimated Date of Deliver(EDD) dan karena penggunaan
metode lain dapat membantu “menanggali kehamilan”. Riwayat penggunaan
IUD terdahulu meningkatkan risiko kehamilan ektopik, dan tanyakan kepada
klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan
serta keluhan yang dirasakan (Marmi, 2014).
6) Pola aktivitas sehari-hari
a) Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yangmengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal.
b) Eliminasi
1) Buang Air Kecil (BAK)
Peningkatan frekuensi berkemih pada TM III paling sering dialami
oleh wanita primigravida setelah lightening. Lightening menyebabkan
bagian presentasi (terendah) janin akan menurun masuk kedalam
panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih
(Marmi, 2011).
2) Buang Air Besar (BAB)
Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltik yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan hormon
progesteron.Konstipasi juga dapat terjadi sebagai akibat dari efek
samping penggunaan zat besi, hal ini akan memperberat masalah pada
wanita hamil (Marmi, 2011).
c) Istirahat
Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan.
Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu
yang sangat lama. Ibu hamil tidur malam kurang lebih sekitar 8 jam setiap
istirahat dan tidur siang kurang lebih 1 jam (Marmi, 2011).
d) Aktivitas
Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga
dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan
normal. Senam hamil dimulai pada usia kehamilan sekitar 24-28 minggu.
Beberapa aktivitas yang dapat dianggap sebagai senam hamil yaitu jalan-
jalan saat hamil terutama pagi hari (Manuaba, 2012). Jangan melakukan
pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat
menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Saifuddin, 2009).
e) Personal Hygiene
Kebersihan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya. Jika ibu
mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan
dirinya, maka bidan harus memberi bimbingan mengenai cara perawatan
kebersihan diri sedini mungkin. Beberapa keebiasaan yang dilakukan
dalam perawatan kebersihan diri diantaranya adalah mandi, keramas,
mengganti baju dan celana dalam, dan kebersihan kuku (Romauli, 2011).
Sedangkan menurut Varney dkk (2007) dan Prawirohardjo (2009), yaitu:
(1) Pakaian yang baik untuk wanita hamil ialah pakaian yang enak
dipakai tidak boleh menekan badan. Pakaian yang mudah
disesuaikan, dan longgar (Varney, 2008).
(2) Sepatu atau sandal hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit
pinggang akan bertambah (Varney, 2008).
(3) Perawatan gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan.
Pada trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme
(hipersalivasi atau produksi liur yang berlebihan) sehingga
kebersihan rongga mulut harus tetap terjaga. Sementara pada
trimester tiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin. Maka dianjurkan untuk selalu menyikat gigi
setelah makan karena ibu hamil sangat rentan dengan cariees dan
gingivitis (Prawirohardjo, 2011).
(4) Pemeliharaan payudara
Membersihkan payudara dengan air hangat dan handuk yang lembut
lalu mengeringkan hati-hati. Menggunakan bra penyokong untuk
mencegah dan mengurangi nyeri punggung bagian atas serta dapat
menyamankan nyeri tekan akibat payudara membesar (Varney,
2007).
(5) Kebersihan genetalia
Kebersihan vulva harus dijaga betul-betul dengan lebih sering
membersihkannya, mengganti rutin celana dalam, membersihkan
dengan arah dari depan ke belakang setelah buang air (Varney, 2008).
f) Riwayat seksual
Menurut Manuaba (2012), hubungan seksual disarankan untuk
dihentikan bila terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai
rasa nyeri, terjadi perdarahan saat hubungan seksual, terdapat pengeluaran
cairan (air) yang mendadak, hentikan pada mereka yang sering mengalami
keguguran, persalinan sebelum waktunya, mengalami kematian dalam
kandungan sekitar dua minggu menjelang persalinan. Pada umumnya
koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati.
Pada akhir kehamilan jika kepala sudah masuk rongga panggul, koitus
sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan
perdarahan.
g) Riwayat ketergantungan
(1) Merokok
Merokok selama kehamilan berkaitan dengan keguguran,
perdarahan vagina, kelainan prematur, dan BBLR (2500 gram lebih
ringan dari bayi yang tidak merokok) (Romauli, 2011).
(2) Alkohol
Penggunaan alkhohol selama kehamilan seringkali menimbulkan
perkembangan janin abnormal yang disebut sindrome allkohol janin
(SAJ). SAJ ditandai dengan keterlambatan peryumbuhan sebelum dan
seteelah lahir, dan cacat pada anggota gerrsk, jantung dan wajah yang
merupakan ciri anak-anak yang lahir dari ibu pecandu alkohol
(Roumali, 2011).
(3) Obat terlarang seperti heroin, kemudian metadon, kanabis, kokain, dan
amfetamin bila digunakan secara berlebihan pada kehamilan berkaitan
dengan keguguran, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, lahir
mati, dan abnormalitas (Cooper, 2009).

2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan
(Sulistyawati, 2011).
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan
pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan komposmentis (kesadaran
maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar)
(Sulistyawati, 2011).
b. Tanda-tanda vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu (
Sulistyawati, 2011).
1) Tekanan darah
Tekanan darah dalam batas normal, yaitu 100/70-130/90 mmHg. Wanita yang
tekanan darahnya sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin
mengalami hipertensi kronis atau jika wanita nulipara dengan sistolik > 120
mmHg, berisiko mengalami preeklampsia (Marmi, 2014).Preeklampsia
didefinisikan sebagai adanyapeningkatan tekanan darah pada ibu hamilsebesar
140 mmHg untuk tekanan sistolik,dan 90 mmHg untuk tekanan
diastolik,pada ibu hamil dengan usia kehamilandiatas 20 minggu. Preekampsia
dapat berlanjut menjadi eklamsia denganadanya peningkatan tekanan
darahhingga lebih dari 160 mmHg untuk sistolik, dan 110 mmHg untuk
diastolik.
2) Denyut Nadi
Nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100
denyut per menit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi > 100 dmp.
Periksa adanya eksoftalmia dan hiperrefleksia yang menyertai (Marmi, 2014).
3) Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36-37,5oC. Bila suhu tubuh lebih dari 37oC
perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli, 2011).
4) Pernafasan
Untuk mengetahui sistem pernafasan, normalnya 16-24 kali per menit
(Romauli, 2011).
c. Antropometri
1) Tinggi badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Tinggi badan
harus diukur pada saat kunjungan awal. Batas normal tinggi badan ibu hamil
adalah ≥ 145 cm (Marmi, 2014). Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari
145 cm tergolong risiko tinggi (Romauli, 2011).
2) Berat badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 15 kg selama hamil
atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/ minggu (Manuaba, 2012). Ibu
yang menurut kategori BMI berada pada rentang obesitas lebih berisiko
mengalami komplikasi kehamilan. Komplikasi tersebut antara lain dibetes
gestasional, hipertensi akibat kehamilan, dan distosia bahu (Cooper, 2009).
3) Lingkar lengan atas (LiLA)
Standar minimal ukuran LiLA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah
23,5 cm. Jika LiLA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang
Energi Kronis (KEK) (Jannah, 2012). Selain itu merupakan indikator kuat
status gizi ibu yang kurang/ buruk, sehingga beresiko untuk melahirkan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Romauli, 2011).
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak. Rambut yang
mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu (Romauli,
2011).
2) Muka
Tampak cloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigmentasi yang
berlebihan, tidak sembab. Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan adanya
kelumpuhan (Romauli, 2011). Edema pada muka atau edema seluruh tubuh
merupakan salah satu tanda gejala adanya preeklampsia (Saifuddin, 2009).
3) Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal berwarna merah muda, bila pucat
menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan
ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitis.
Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya preeklampsia (Romauli,
2011).
4) Mulut
Pemeriksaan pada mulut perlu dilihat adakah sariawan, bagaimana
kebersihannya dan dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitis
yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu
perawatan mulut agar selalu bersih (Romauli, 2011).
5) Gigi
Adanya caries atau keropos yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat
hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis atau hiperemesis
gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi (Romauli,
2011).
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ditemukan
bendungan vena jugularis (Romauli, 2011). Kelenjar tiroid sedikit membesar
selama hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun
perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan
setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti (Marmi, 2011).
7) Dada
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe pada ketiak, bentuk dada simetris, ada
hiperpigmentasi puting susu dan gelanggang susu, puting susu menonjol dan
bersih, kolostrum sudah keluar, pernafasan teratur, tidak ada retraksi inter
kostae, tidak ada wheezing dan ronchi. Murmur jantung sistolik ditemukan
pada 90% wanita hamil. Murmur terjadi karena tekanan darah ibu selama
hamil meningkat secara mencolok (Marmi, 2011).
8) Payudara
Adanya hiperpigmentasi areola, puting susu bersih dan menonjol. Pada
minggu ke-12 kolostrum mulai keluar dari papila mammae pada pasien
multigravida yang telah mantap menyusui pada masa kehamilan sebelumnya.
Wanita primigravida baru akan memproduksi kolostrum pada masa akhir
kehamilan (Romauli, 2011).
9) Abdomen
Pembesaran abdomen ke depan atau ke samping (pada ascites abdomen
membesar ke samping), pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas
luka, tampak gerakan janin (Marmi, 2011). Pada kulit dinding perut akan
terjadi perubahan warna menjadi kemerahan dan kusam, yang disebut striae
gravidarum livide. Pada multipara selain striae kemerahan, juga sering
ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
sebelumnya dan disebut striae alba. Pada kebanyakan perempuan kulit di garis
pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan, yang disebut
dengan linea nigra (Romauli, 2011).
10) Genetalia
Pemeriksaan alat genetalia eksterna terdiri dari inspeksi vulva untuk
mengetahui pengeluaran cairan atau darah dari liang senggama, perlukaan
pada vulva/labium mayus, dan pertumbuhan abnormal (kondiloma akuminata-
lata, kista bartholini, abses bartholini, fibroma labium mayus). Pada palpasi
vulva akan teraba tumor pada vulva, teraba benjolan atau penebalan labium
mayus, dan teraba pembengkakan kelenjar Bartholini (Manuaba, 2012).
Leukorea (keputihan) merupakan sekresi vagina dalam jumlah besar dengan
konsistensi kental atau cair yang dimulai dari trimester I, sebagai bentuk dari
hiperplasi mukosa vagina (Marmi, 2011).
11) Anus
Tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus (Romauli, 2011).
12) Ekstremitas
Pada ibu hamil trimester III sering terjadi edema pada muka, tangan, dan
disertai proteinuria serta hipertensi perlu diwaspadai adanya pre eklampsia
(Marmi, 2011). Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah karena penekanan
uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita duduk atau berdiri dan
penekanan pada vena cava inferior saat ia berbaring (Varney, 2008).
e. Pemeriksaan khusus
1) Palpasi
Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan cara meraba. Tujuannya untuk
mengetahui adanya kelainan dan mengetahui perkembangan kehamilan
(Romauli, 2011). Pemeriksaan palpasi tersebut meliputi:
a) Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada
pada bagian fundus (Sulistyawati, 2009).
Menurut Sulistyawati(2009), langkah-langkah pemeriksaan Leopold
I yaitu: Pemeriksa menghadap pasien.Kedua tangan meraba bagian fundus
dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.Meraba bagian fundus. Jika
teraba bulat melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala.
Namun jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah
digerakkan maka itu adalah bokong.
Tabel 2.6 Pemantauan Tumbuh Kembang Janin (Nilai Normal)
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan simfisis-pusat
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus
xiphoideus
(px)
40 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px).
Sumber: Sulistyawati. 2011. AsuhanKebidananPadaMasaKehamilan
b) Leopold II
Untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu.
Langkah-langkah pemeriksaan Leopold II yaitu:Kedua tangan pemeriksa
berada di sebelah kanan dan kiri ibu.Ketika memeriksa sebelah kanan,
maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri ke arah kanan.Raba perut
sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada
di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian terkecil,
teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian
kecil janin (Sulistyawati, 2009).
c) Leopold III
Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. Langkah-
langkah pemeriksaan Leopold III yaitu: Tangan kiri menahan fundus uteri.
Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit
digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka pertimbangankan apakah
janin dalam letak melintang.Pada letak sungsang (melintang) dapat
dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri
akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini
ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).Tangan kanan meraba bagian
bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah digoyangkan,
berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul) (Sulistyawati, 2009).
d) Leopold IV
Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk mengetahui
apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. langkah-langkah
pemeriksaan Leopold IV yaitu: Pemeriksa menghadap kaki pasien.Kedua
tangan meraba bagian janin yang ada di bawah.Jika teraba kepala,
tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan di bagian
bawah.Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala
belum masuk panggul.Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu)
berarti kepala sudah masuk panggul (Sulistyawati, 2009).
2) Auskultasi
Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160 denyut per
menit (Rumauli, 2011). Bila bunyi jantung kurang dari 120 per menit atau
lebih dari 160 per menit atau tidak teratur, maka janin dalam keadaan asfiksia
(kekurangan oksigen). Cara menghitung detak jantung janin dilakukan dengan
interval 5 detik, mulai dengan angka nol, jumlah perhitungan 3x5 detik
dikalikan empat dan dalam 5 detik umumnya antara 10-13 denyutan dalam
batas normal (Marmi, 2011).
3) Tafsiran Berat Janin (TBJ)
Menurut Manuaba (2012), TFU menentukan berat janin dalam uterus.
Untuk menentukan berat janin dalam uterus dapat digunakan rumus Johnson:
Berat janin = (TFU - 12) x 155 gram. Jika kepala janin telah masuk PAP,
pengurangannnya/rumusnya menjadi; Berat janin = (TFU – 11) x 155 gram.
TBJ normal untuk trimester III disajikan pada tabel 2.7 sebagai berikut :
Tabel 2.7 Berat Badan Janin Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia kehamilan (bulan) Berat janin (gram)

7 1000
8 1800
9 2500
10 3000
Sumber: Manuaba dkk. 2012. Ilmu Kebidanan. Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.
4) Pemeriksaan panggul
Menurut Marmi (2011), persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak
tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk
dan ukuran-ukuran panggul. Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat
berlangsung biasa, pengukuran panggul diperlukan. Pemeriksaan panggul
dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Pemeriksaan panggul bagian luar
(1) Distansia spinarum yaitu jarak spina iliaka anterium superior kanan
dan kiri dengan ukuran normal sekitar 23-25 cm.
(2) Distansia kristarum yaiitu jarak terjauh antara krista iliaka terjauh
kanan dan kiri dengan ukuran normal 26-29 cm.
(3) Konjugata eksterna (boudelaque) yaitu jarak antara tepi atas simpisis
dan proesus lumba V, dengan ukuran normal 18-20 cm.
(4) Lingkar panggul di ukur melingkar mulai dari pinggir atas sympisis,
pertengahan SIAS trochanter mayor, ruas tulang lumbal ke V kembali
lagi ke tempat yang sama.
b) Pemeriksaan panggul dalam
Pemeriksaan dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu. Dengan
pemeriksaan dalam kita dapat kesan mengenai bentuk panggul.
Didapatkan hasil normal bila promontorium tidak teraba, tidak ada tumor,
linea innominata teraba sebagian, spina iskhiadika tidak teraba,
os.sacrum mempunyai inklinasi ke belakang dan sudut arkus pubis >
90°.
5) Perkusi refleks patella
Normanyal bila tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk.
Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
pre-eklamsia. Bila reflek patella negative kemungkinan pasien mengalami
kekurangan B1 (Romauli, 2011).
f. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
a) Haemoglobin
Pemeriksaan dan pengawasan Haemoglobin (Hb) dapat dilakukan
dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat
digolongkan sebagai berikut : Tidak anemia jika Hb 11 g%, anemia ringan
jika Hb 9-10 g%, anemia sedang jika Hb 7-8, anemia berat jika Hb < 7 gr%
(Manuaba, 2012).
b) Golongan darah
Golongan darah ABO dan faktor Rhesus (Rh). Ibu dengan rhesus
negatif beresiko mengalami keguguran, amniosentesis, atau trauma uterus,
harus diberi anti-gammaglobulin D dalam beberapa hari setelah
pemeriksaan. Jika titrasi menunjukkan peningkatan respons antibodi, harus
dilakukan pemeriksaan yang lebih sering dalam rangka merencanakan
penatalaksanaan pengobatan oleh spesialis Rhesus (Cooper, 2009).
2) Pemeriksaan urin
a) Protein urine
Pemeriksaan urine dilakukan pada kunjungan pertama dan setiap
kunjungan TM III. Cara menilai hasil: tidak ada kekeruhan (-), ada
kekeruhan ringan tanpa butir-butir (+), kekeruhan mudah terlihat dengan
butir-butir (++), kekeruhan jelas dan berkeping-keping (+++), sangat keruh
berkeping besar atau bergumpal (++++) (Romauli, 2011).
b) Reduksi urin
Pemeriksaan reduksi urin bertujuan untuk menentukan glukosa dalam
urin. Cara menilai hasil : negative (-) jika tetap biru atau kehijauan, positif
(+) jika hijau kekuningan keruh, positif (++) jika kuning keruh, positif
(+++) jika jingga atau lumpur keruh, positif (++++) jika merah bata keruh
(Romauli, 2011).
c) Ultrasonografi (USG)
Menurut Romauli (2011), Penentuan usia kehamilan dengan USG
menggunakan 3 cara :
(1) Dengan mengukur diameter kantung kehamilan (GS =
Gestationalsac) untuk kehamilan 0-12 minggu.
(2) Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI = Groun Rum Length)
untuk umur kehamilan 7-14 minggu.
(3) Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untukkehamilan lebih
dari 12 minggu.
d) Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan
aktivitas janin. Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ,
variabilitas dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin (Marmi,
2011).
e) Skrining Poedji Rochyati
Berdasarkan kartu skor Poedji Rochyati disimpulkan bahwa dikatakan
kehamilan resiko rendah jumlah skor = 2, kehamilan resiko tinggi jumlah
skor = 6, kehamilan resiko sangat tinggi jumlah skor > 12.
f) Skrining Poedji Rochyati
Berdasarkan kartu skor Poedji Rochyati disimpulkan bahwa dikatakan
kehamilan resiko rendah jumlah skor = 2, kehamilan resiko tinggi
jumlah skor = 6, kehamilan resiko sangat tinggi jumlah skor > 12.
g) Pemeriksaan IMT
Overweight dan obesitas bisa diketahui dengan mengukur indeks
massa tubuh (IMT), yaitu dengan mengukur berat badan dan tinggi badan.
IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh ini adalah indikator
yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi
overweight dan obesitas pada orang dewasa. Berdasarkan klasifikasi Indeks
Massa Tubuh (IMT) menurut kriteria Asia Pasifik, seseorang dikatakan
overweight jika memiliki IMT 23-24,9 dan seseorang dikatakan obesitas
jika memiliki IMT ≥ 25. Sedangkan menurut Depkes RI, Seseorang
dikategorikan overweight jika BMI > 25 dan obesitas jika BMI > 27.
(Kemenkes RI,2013).
Menurut Cunningham dalam Saifuddin (2011) rekomendasi penambahan
berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh yaitu dapat
dilihat dalam tabel 2.8 :
Tabel 2.8 Rekomendasi penambahan berat badan berdasarkan indeks massa
tubuh
Kategori IMT Rekomendasi
(kg)
Rendah < 19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber : Saifuddin, Abdul Bari. 2011

Rumus IMT
IMT= Berat Badan (kg) : Tinggi Badan (m)²
2.2.2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar diatas data yang telah dikumpulkan yaitu dengan diagnosa
kebidanan (Varney dkk, 2007 ). Masalah yaitu berhubungan dengan bagaimana wanita
itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya (Sulistyawati, 2009).
2.2.3. Identifikasi Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi,
pencegahan jika memungkinkan, menunggu dengan waspda penuh, dan persiapan
terhadap semua keadaan yang mungkin muncul. (Varney dkk, 2007).
2.2.4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Data mengindikasikan situasi kedaruratan, yang mengharuskan bidan mengambil
tindakan cepat (Varney dkk, 2008).
2.2.5. Intervensi
Diagnosa kebidanan , usia kehamilan, janin hidup, tunggal, intrauterin, situs bujur,
habitus fleksi, posisi puka/puki, presentasi kepala/bokong, kesan jalan lahir normal,
keadaan umum ibu dan janin baik (Manuaba, 2012).
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan. Kriteria:
a. Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis.
b. Tanda-tanda vital normal (TD:100/70-130/90 mmHg, N:76-88 x/menit, S:36,5 –
37,5ºC, RR:16-24 x/menit).
c. Pemeriksaan laboratorium.
d. Hb ≥ 11 gr%, protein urine (-), reduksi urine (-).
e. DJJ 120-160 x/menit, kuat, irama teratur
f. TFU sesuai dengan usia kehamilan.
g. Situs bujur dan presentasi kepala.

Intervensi asuhan kehamilan menurut Varney dkk (2007)


1) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
R/Bila ibu mengerti keadaannya, ibu bisa kooperatif dengan tindakan yang
diberikan.
2) Jelaskan tentang ketidaknyamanan dan masalah yang mungkin timbul pada ibu
hamil
R/Ibu dapat beradaptasi dengan keadaan dirinya.
3) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil meliputi nutrisi, eliminasi,
istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas, hubungan seksual, perawatan
payudara, dan senam hamil.
R/Dengan memenuhi kebutuhan dasar ibu hamil, maka kehamilan dapat berlangsung
dengan aman dan lancar.
4) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yang mengindikasikan
pentingnya menghubungi tenaga kesehatan dengan segera.
R/Mengidentifikasi tanda bahaya dalam kehamilan, supaya ibu mengetahui
kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan keadaan
darurat.
5) Jelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan.
R/Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan
pada saat persalinan serta meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima
asuhan yang sesuai dan tepat waktu (Marmi, 2011).
6) Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan.
R/Mengidentifikasi kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk mempersiapkan
persalinan dan kemungkinan keadaan darurat.
7) Pesankan pada ibu untuk kontrol ulang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu bila ada
keluhan.
R/Memantau keadaan ibu dan janin, serta mendeteksi dini terjadinya komplikasi.
2.2.6. Implementasi
Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh. Langakah ini dapat dilakukan
sebagian oleh orang tua, bidan anggota tim kesehatan lain. Bidan bertanggung jawab
unttuk memasstikan bahwa implementasi benar-benar dilakukan (Varney dkk, 2007).
2.2.7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang
dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhuan ibu, seperti
yang telah diidenttifikasi (Varney dkk, 2007). Bidan melakukan evaluasi secara
sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian
dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil
evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi
harus ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
Menurut Kepmenkes RI (2007), Pencatatan dilakukan setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku
KIA) dan di tulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP yaitu sebagai berikut:
S : Adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa .
O : Adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan .
A : Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P :Adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komperehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evalusasi/follow up dan rujukan.
Langkah implementasi, evaluasi dan dokumentasi di atas berlaku atau dilakukan
juga untuk semua asuhan yaitu asuhan kebidanan pada kehamilan, bersalin, nifas,
neonatus dan keluarga berencana.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari /Tanggal : Sabtu/ 3 April 2021
Jam : 09.30 WIB
Tempat : PMB Anik Rohanjarwati
Oleh : Widia Bunga Sita

3.1.Pengkajian
A. Subjektif
a) Identitas
Nama klien : Ny. S Nama Suami : Tn. H
Umur : 23 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Asrikaton Alamat : Asrikaton
b) Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
c) Keluhan utama
Ibu mengatakan sering kram perut
d) Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun
seperti diabetes melitus, hipertensi, TBC, penyakit jantung, malaria, liver, HIV dan
sipilis.
e) Riwayat menstruasi
HPHT : 20 Juli 2020 HPL : 27 April 2021
Siklus menstruasi : 28 hari Usia menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 7 hari Dismenorhea : Ya
f) Riwayat obstetri

RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN KB


HASIL
KOMPLIKASI KEADAAN
KOMPLI PERSALINAN TEMPAT PERSALINAN PENOLONG KEADAAN SEL
PERSALINAN ANAK
KASI
I D
A N P B K
K R N O B S S H
B I O A I M B
E A I P B U D F H K D P E E A M I
H O U R S L S R L D A
P P K P M L E P T L / R H K A D
T R F M U A C S A A T
B S M S A L K P E L L A A I T U
S D A T M N I
H S R T T T I P
I L A
I

3
1 - - - - - v - - - - - v - - - - - - v L v - - v - Pil
kg

2 Hamil Ini

g) Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit ginekologi
seperti endometriotis, kanker, prolaps, mioma.
h) Riwayat KB
Ibu menggunakan kotrasepsi jenis suntik 3 bulan selama 3 tahun dan kontrasepri
jenis pil selama 1 tahun.
i) Pola kebutuhan sehari – hari
1) Pola makan
Sebelum hamil ibu makan nasi 1 ½ entong nasi, sayur, dan lauk 3 kali/hari.
Saat hamil ini makan 1 ½ entong nasi,sayur dan lauk 3 kali/hari
2) Pola minum
Ibu minum lebih dari 8 gelas/hari (air putih), tidak mengkonsumsi jamu, kopi
dan alkohol.
3) Pola eliminasi
BAK : -+ 6-7 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
4) Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur 7 jam pada malam hari dan tidak tidur 2 jam di siang
hari
5) Pola aktivitas
Bersih – bersih rumah
j) Psikologis, sosial, budaya, dan spiritual
1) Psikologis : Ibu dan suami merencanakan kehamilan dan sangat menantikan
kehamilan ini.
2) Sosial : Ibu dan suami beserta keluarga terdekat sangat senang dengan
kehamilan ini.
3) Spiritual : Dalam agama ibu tidak ada anjuran tertentu yang dapat
membahayan ibu dan janin.
4) Budaya : Dikeluarga tidak ada tradisi tertentu yang membahayakan ibu
dan janin.
B. Objektif
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 51 kg BB sebelum hamil : 39 kg
Tinggi badan : 151 cm Suhu : 36,6 0C
Nadi : 80 x/menit Pernafasan : 20 x/menit
Tekanan darah : 90/70 mmHg Lingkar lengan: 23,5 cm
IMT : 22 (Normal) UK: 36-37 minggu

1. Pemeriksaan fisik
Rambut : bersih dan tidak terdapat infeksi kulit kepala
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Muka : tidak terlihat bengkak, tidak ada chloasma
Mulut : bibir tidak kering, tidak tampak pucat dan tidak ada
caries gigi
Leher : tidak teraba bendungan vena jugularis dan pembesaran
kelenjar thyroid
Dada : simetris, terdapat hiperpigmentasi sekitar areola, puting
susu menonjol, tidak terdapat retraksi, kolostrum belum
keluar
Abdomen
Inspeksi : membesar sesuai usia kehamilan, tidak terdapat bekas
luka operasi sesar, strie dan linea nigra.
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak, tidak
bulat, kurang melenting, kesan bokong
Leopold II : Teraba keras, datar, memanjang di sebelah kiri
Ibu, kesan punggung
Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting, kesan kepala,
sulit digerakkan tanda sudah masuk PAP
Leopold IV : Sebagian kecil sudah masuk PAP
DJJ : 148 kali/menit
Mc. Donald : 28
TBJ : (28-11) x 155 gram = 2635 gram
Skor KSPR :2
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 3 Maret 2021, dengan hasil:
Golongan darah : B+ HIV : non reaktif
Hb : 13,0 g/dl HbsAg : non reaktif
Albumin : negatif Shypilis : non reaktif
Reduksi : negatif
3. Program terapi
Vitamin C, Asamfolat dan tablet tambah darah diminum 1x1
3.2.Identifikasi Diagnosis atau Masalah Aktual
DX : GII P1001 Ab000 UK 36-37 minggu T/H/I punggung kanan letak kepala
dengan kehamilan resiko rendah.
DS : Kehamilan ini merupakan kehamilan kedua, anak pertama sehat, dan tidak
pernah abortus. Hari pertama haid terakhir 20 Juli 2020
DO :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak, tidak
bulat, kurang melenting, kesan bokong
Leopold II : Teraba keras, datar, memanjang di sebelah kiri
Ibu, kesan punggung
Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting, kesan kepala,
sulit digerakkan tanda sudah masuk PAP
Leopold IV : Sebagian kecil sudah masuk PAP
DJJ : 148 kali/menit
Mc. Donald : 28 cm
TBJ : (28-11) x 155 gram = 2635 gram
Skor KSPR : 2

3.3.Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial


Tidak ada
3.4.Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
3.5.Rencana Intervensi
a. Sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, serta memberikan persetujuan untuk
tindakan selanjutnya.
R/ ibu kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
b. Menjelaskan kepada ibu tanda – tanda bahaya yang harus di waspadai selama
kehamilan seperti mual muntah terus menerus, sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, keluar gumpalan darah dari vagina
R/ ibu dapat cepat – cepat pergi ke fasilitas terdekat untuk mendapat pertolongan
c. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup apabila melakukan aktivitas yang
melelahkan
R/ aktivitas berlebihan dapat membahayakan ibu hamil mengalami kram perut
d. Menganjurkan ibu rutin mengonsumsi vitamin
R/ nutrisi diperlukan ibu hamil untuk tumbuh kembang janin
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan nutrisi ibu hamil
R/ Pemertahanan nutrisi ibu hamil diperlukan untuk tumbuh kembang janin
f. Libatkan orang terdekat dalam pemantauan nutrisi ibu hamil
R/ Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menguatkan ibu hamil
g. Memberikan KIE tentang senam hamil
R/ Senam hamil dapat melatih pernafasan saat persalinan
h. Memberikan KIE tentang P4K (program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi)
R/ ibu dapat segera mendapat tindakan jika ada kegawatdaruratan
i. Mengajurkan ibu periksakan diri secara rutin
R/ mengetahui kondisi dan mendeteksi dini resiko pada ibu hamil
j. Menganjurkan ibu menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin.
R/ agar ibu dan janin sehat kehamilan berlangsung
k. Menganjurkan kepada ibu hamil untuk menmabah konsumsi air putih
R/ Kram perut pada TM III dapat disebabkan karena dehidrasi
l. Memberikan KIE bahwa pada TM III akan sering mengalami kontraksi Braxton-
Hicks/kontraksi palsu
R/ Memasuki trimester ketiga pada masa kehamilan, kontraksi Braxton-Hicks
semakin sering terjadi dan juga lebih intens
m. Melakukan dokumentasi
R/ arsip digunakan untuk memantau kesehatan ibu dan bayi

3.6.Implementasi
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, serta memberikan persetujuan untuk
tindakan selanjutnya
Berat badan 51 kg, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, TD 90/70 mmHg, LILA 22 cm,
TB 151, suhu 36,6 0C
b. Menjelaskan kepada ibu tanda – tanda bahaya yang harus di waspadai selama
kehamilan seperti mual muntah terus menerus, sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, keluar gumpalan darah dari vagina, jika terdapat tanda tersebut dianjurkan
kepada ibu hamil untuk memeriksakan keadaannya di fasilitas kesehatan terdekat.
c. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup apabila melakukan aktivitas yang
melelahkan
d. Memberikan KIE untuk meningkatkan nutrisi bagi ibu hamil seperti makan sayur
hijau, kacang-kacangan serta buah – buahan.
e. Memberikan KIE untuk rutin mengonsumsi vitamin
f. Memberikan KIE tentang P4K (program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi)
g. Mengajurkan ibu periksakan diri secara rutin
h. Menganjurkan ibu menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin seperti pijat
oyok, merokok, minum jamu atau alcohol
i. Memberi KIE ibu untuk mengatasi kram perut
j. Memberi KIE ibu tentang ketidaknyamanan pada TM III
k. Melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.

3.7.Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi maka dilakukan evaluasi, hasilnya :
S : ibu mengatakan mengerti, paham dan akan mengikuti anjuran yang telah
diberikan
O : K/U : baik TB : 151 cm
BB : 51 kg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,6 0C
Palpasi : TFU 29 cm, letkep, puka, T/H/I
LILA : 22 cm
KSPR : 2
A: GI P0000 Ab000 UK 36-37 minggu T/H/I punggung kanan letak kepala dengan
kehamilan resiko rendah.
P : Sesuai intervensi yang telah dilakukan pada implementasi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 3 April 2021 telah dilakukan pengkajian pada Ny.”S” dengan diagnosa GII
P1001 Ab000 UK 36-37 minggu janin tunggal, hidup, intrauteri, punggung kanan, letak kepala
dengan kehamilan resiko rendah. Setelah dilakukan pengkajian serta pemeriksaan ditemukan
masalah pada Ny.”S” yaitu ibu sering mengalami kram perut dalam teori yang dikemukakan
oleh sari tahun 2015 yang mengatakan bahwa kram perut adalah salah satu rasa tidak nyaman
yang paling umum selama kehamilan. Kram perut dapat terjadi karena adanya tekanan pada
otot punggung ataupun pergeseran pada tulang punggung sehingga menyebabkan peregangan
ligamen.
Secara umum, kram perut bisa disebabkan oleh beberapa kondisi yang dialami oleh ibu
hamil. Beberapa penyebab umum kram perut saat hamil, antara lain:
a). Perubahan ukuran rahim
Saat hamil, perkembangan janin di dalam kandungan akan membuat ukuran rahim semakin
membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Untuk mendukung perkembangan rahim,
jaringan ikat atau ligamen yang menghubungkan tulang panggul dan rahim akan meregang
sehingga rahim terasa kencang.
b). Tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh darah
Ibu hamil secara otomatis merasakan peningkatan tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh
darah. Hal ini kerap memicu rasa nyeri terlebih saat sedang batuk atau beraktivitas fisik.
c). Posisi rahim
Kram pada salah satu atau dua sisi perut biasanya dirasakan terutama saat bergerak. Saat
janin tumbuh, rahim akan cenderung miring ke kanan atau ke kiri. Ligamen yang
menyokong sisi rahim ini bisa menjadi kencang atau mengalami kontraksi. Hal ini
memungkinkan Anda merasakan kram lebih sering di perut saat hamil.
d). Gas yang berlebihan di dalam perut
Meningkatnya hormon progesteron menyebabkan otot dinding saluran pencernaan lebih
rileks dan lebih lambat mencerna makanan. Saat makanan lebih lama berada di usus besar,
makin banyak gas yang diproduksi. Kadang gas tersebut tak hanya terasa di perut, namun
juga dapat menjalar di bagian punggung dan dada.
e). Setelah berhubungan seks
Berhubungan seks dan orgasme dapat menyebabkan kram perut saat hamil, yang kerap
diikuti dengan sakit pinggang ringan. Hal ini terjadi karena vagina dan rahim mengalami
sensasi seperti berdenyut saat orgasme dan dapat meninggalkan rasa kram perut setelahnya.

Meski tergolong normal, kram perut saat hamil bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Untuk
membantu mengatasinya, ada beberapa hal yang yang dapat dilakukan:
a). Hindari melakukan gerakan tiba-tiba saat kram perut melanda, bungkukkan badan ke arah
sumber sakit untuk membantu meredakan nyeri. Jangan lupa, minum air yang cukup,
karena dehidrasi bisa memicu timbulnya kontraksi palsu (Braxton hicks).
b). Jika rasa sakit karena gas berlebih di saluran cerna, cobalah untuk menggerakkan tubuh
atau melakukan olahraga ringan. Kemudian, akhiri dengan mandi air hangat. Hindari
konsumsi makanan dan minuman yang menghasilkan gas berlebih, seperti kacang, kubis,
dan minuman bersoda.
c). Bila kram perut saat hamil terjadi setelah berhubungan seks, cobalah untuk memijat
punggung dengan lembut. Selanjutnya, lakukan hubungan seks yang lembut dan perlahan.
d). Kram perut saat hamil terutama di trimester terakhir dapat disebabkan oleh kontraksi palsu.
Jika hal ini terjadi, berbaringlah untuk meredakan nyeri. Jika nyeri terasa di bagian kiri,
berbaring ke arah kanan atau sebaliknya. Kemudian posisikan kaki lebih tinggi dari posisi
kepala, misalnya dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal.
Bidan juga memberikan KIE ketidaknyamanan pada Trimester III seperti : Nyeri
punggung bawah, Kram perut, Sesak nafas, Edema dependen, Peningkatan frekuensi berkemih,
Nyeri ulu hati, Konstipasi, Kram tungkai, Insomnia (Varney, 2007)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada Ny.S dengan diagnosa GII P1001 Ab000 UK 36-37 minggu janin tunggal, hidup,
intrauteri, punggung kanan, letak kepala dengan kehamilan resiko rendah, ditemukan
masalah pada Ny.S yaitu ibu sering mengalami kram perut. Kram perut bisa disebabkan
oleh beberapa kondisi diantaranya disebabkan oleh peningkatan aliran darah, masalah
pada lambung, rahim yang mengembang, orgasme, dan peregangan ligamen. Kram
perut dalam teori yang dikemukakan oleh sari tahun 2015 yang mengatakan bahwa
kram perut adalah salah satu rasa tidak nyaman yang paling umum selama kehamilan.

5.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang bidan harus memahami bagaimana
melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara komprehensif, sehingga dapat
melakukan asuhan sesuai dengan pedoman antenatal terpadu.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019.Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI.
Dewi dan Sunarsih. 2014. Asuhan kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Handayani, Sri. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Manuaba, Ida Bagus. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan KB untuk
pendidikan bidan. Jakarta : EGC.
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marmi. 2011. Intranatal Care. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.2014.Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Mochtar, Rustam.
2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, Abdul Bari.2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBP-SP.
Sulistyawati,Ari.2009.AsuhanKebidananPadaMasaKehamilan.Jakarta:SalembaMedika.
Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya Penanganannya.
Varney, Helen., J.M. Kriebs, dan C.L. Gegor. 2007. BukuAjarAsuhanKebidanan.Edisi 4.
Volume 1. Jakarta. EGC.
Varney, Helen., J.M. Kriebs, dan C.L. Gegor. 2008. BukuAjarAsuhanKebidanan.Edisi 4.
Volume 2. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai