TINJAUAN PUSTAKA.
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah berawal dari proses ovulasi hingga partus dengan
jangka waktu hingga 280 hari (40 minggu) tidak melebihi usia 300 hari
(43 minggu ) ( Fatimah dan Nuryaningsih,2017)
Kehamilan adalah awal dari proses ovulasi hingga partus dalam
jangka waktu hingga 280 hari (40 minggu) tidak melebihi dari usia 300
hari (43 minggu). (Fatimah and Nuryaningsih) Kehamilan didefinisikan
sebagai proses fertilasi atau bertemunya spermatozoa dan ovum di tuba
falopi dan dilanjutkan terjadi implantasi , kehamilan normal umumnya
terjadi dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan 9 hari ( Hasliana
Haslan,2020)
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut, bahwa kehamilan
adalah proses menyatunya spermatozoa dan ovum saat sedang ovulasi
yang berlangsung selama 280 hari dimulai dari hari pertama haid terakhir.
2. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan di anggap sebagai waktu krisis yang di akhiri dengan
kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini
tampaknya berhubungan dengan perubahan biologis yang dialami ibu
selama kehamilan. Emosi ibu hamil cendrung labil. Reaksi yang
ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah
berubah-ubah.
Menurut Kemenkes RI (2016) ada beberapa proses terjadinya
kehamilan diantaranya yaitu :
a. Ovulasi
b. Kenaikan hormone
c. Telur berjalan ke Tuba Fallopi
7
8
d. Fertilisasi (Pembuahan)
e. Implantasi
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda tidak pasti kehamilan ( Yulizawati,2017)
1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan
ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan
perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan
persalinan.
2) Mual dan muntah (Emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual
dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.
Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat
mual dan muntah, nafsu makan berkurang
3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam.
4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasike daerah
kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah usia kehamilan 16 minggu.
5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen-progesteron dan
somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam
pada payudara. Payudara
6) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabakan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua sudah
menghilang.
7) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk BAB.
9
8) Pigmentasi kulit
a) Sekitar pipi : kloasma gravidarum
b) Keluarnya Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
menyebabkan pigmentasi pada kulit.
c) Dinding perut : Striae lividae ,Striae nigra, Linea alba makin
hitam
d) Sekitar payudara: Hiperpigmentasi areola mammae ,Puting
makin menonjol Kelenjar montgomeri menonjol Pembuluh
darah manifes sekitar payudara
9) Epulis: Hipertropi pada gusi
10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
a) Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron
terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat.
b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.
c) Penampakan pembuluh darah ini hilang setelah persalinan
b. Tanda dugaan kehamilan
1) Rahim membesar, sesuai dengan usia kehamilan.
2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda
Chadwicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks dan teraba
ballotement
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian
kemungkinan positif palsu.
c. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagianbagian janin.
3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat
kardiotokografi, alat Doppler dan dapat dilihat dengan
ultrasonografi..
10
4. Perubahan psikologis
Menurut Sunarti, 2012 perubahan psikologis yang terjadi pada ibu
hamil yaitu:
a. Perubahan Psikologis pada Trimester I (1-3 bulan).
Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesterone dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
mual muntah pada pagi hari,lemah,lelahdan membesarnya payudara.
Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Seringkali pada awal masa kehamilan ibu berharap untuk
tidak hamil.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester II (4-6 bulan).
Pada trimester ini biasanya ibu sudah merasa sehat. Tubuh ibu telah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu telah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy serta pikirannya
secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu mampu
merasakan gerakan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan naiknya libido.
c. Perubahan Psikologis Pada Trimester III (7-9 bulan)
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayainya. Ibu sering merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu
waktu. Ibu sering ,erasa khawatir kalua-kalu bayinya lahir tidak
normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
cenderung menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayi.
5. Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Kementerian Kesehatan (2015) 10 masalah ini bisa
membahayakan ibu dan bayi yaitu :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala hebat
11
f) Perubahan Metabolik
Trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,
sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau lebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing
sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg. Hasil konsepsi, uterus dan darah ibu
secara relatif mempuyai kadar protein yang lebih tinggi
dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO menganjurkan
asupan protein/hari pada ibu hamil 51 g. Terjadi kenaikan berat
badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan
sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg. kemungkinan
penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. Metabolisme basal
naik sebesar 15 sampai 20% dari semula terutama pada Trimester
III. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155
mEq/liter menjasi 145 mEq/liter disebabkan hemodilusi darah
dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. (Walyani,2015)
g) Sistem Kardiovaskular
Sejak pertengan kehamilan pembesaran uterus akan menekan
vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi
terlentang. Sehingga akan mengurangi darah balik vena ke
jantung. Akibat, terjadinya penurunan preload dan cardiac output
sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang
dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang
cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
Penekanan pada aorta ini juga akan menguragi aliran darah utero
plasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi miring.
Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi
terlentang pada akhir kehamilan. Volume darah meningkat
secara progesif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan mencapai
puncaknya pada minggu ke 32-34 dengan perubahan kecil
setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-
kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan
16
i) Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±
135 % akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti
penting dalam kehamilan. Perempuan yang mengalami
hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon
prolaktin akan meningkat 10x lipat saat kehamilan aterm.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan
menurun. Hal ini juga di temukan pada ibu-ibu yang menyusui.
j) Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah
dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan
meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan
sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak
pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.
(Sarwono prawiroharjo, 2014)
c. Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III
Menurut Marmi (2014) kebutuhan dasar ibu hamil adalah sebagai
berikut:
1) Nutrisi
Tabel 2.1 Tambahan kebutuhan ibu hamil
Protein (gr) 60 85
(Sumber Marmi,2014)
2) Kalori
Kalori yang diperlukan ibu hamil untuk setiap harinya adalah
sebanyak 2.500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat
menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor
predisposisiterjadinya preeclampsia. Kalori dapat diperoleh dari
bahan makanan yang mengandung zat pati seperti nasi, jagung,
dan ubi-ubian. Kalori diperlukan tubuh untuk sumber tenaga dan
menjaga kesehatan ibu hamil. (Marmi, 2014)
3) Protein
Protein merupakan zat pembangun yang diperlukan sekitar 70%
untuk kebutuhan janin dan kandungan. Jumlah protein yang
diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari. Sumber protein
dapat diperoleh dengan mengonsumsi makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan maupun makanan
yangberasal dari hewani seperti ikan, keju, daging, susu, dan telur.
Defisiensi protein dapat menyebabkan terjadinya kelahiran
premature, anemia dan edema selama kehamilan. (Marmi, 2014)
4) Lemak
Dibutuhkan sebagai sumber kalori untuk persiapan menjelang
persalinan dan untuk membantu penyerapan vitamin seperti
vitamin A, D, E dan K. (Marmi, 2014)
5) Vitamin
Dibutuhkan tubuh sebagai untuk memperlancar proses biologis
yang berlangsung dalam tubuh ibu hamil dan janin. Vitamin A
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan jaringan tubuh,
19
2) Hemoroid
Hemoroid sering terjadi karena konstipasi. Maka dari itu, semua
yang menyebabkan konstipasi merupakan pemicu bagi terjadinya
hemoroid. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena
dan usus besar. Ada sejumlah tindakan untuk mengurangi
hemoroid. Berikut adalah daftar yang dicatat untuk mengurangi
hemoroid:
a) Menghindari konstipasi tindakan pencegahan paling efektif
b) Menghindari keterangan selama defekasi
c) Mandi air hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tetapi juga meningkatkan sirkulasi
d) Kantong es untuk meredakan
e) Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan
dinaikkan
f) Salep analgesic dan anastetik local (Yeyah, 2011)
3) Insomia
Insomia pada wanita hamil dapat disebabkan oleh
ketidaknyamanansecara fisik karena pembesaran uterus/rahim
dan pergerakan janin. Pengangan insomia dapat terjadi secara
efektif/tidak efektif. Ada beberapa hal yang sedikitnya perlu
dilakukan oleh wanita hamil yang mengalami insomia, yaitu:
a) Mandi air hangat
b) Minum air hangat
c) Sebelum tidur tidak melakukan aktivitas yang dapat
merangsang penyebab insomia
d) Tidur dengan posisi relaksasi/rileks
e) Gunakan cara-cara yang dapat meningkatkan relaksasi/rileks
4) Keputihan (Leukorhoe)
Leukorhoe merupakan sekresi vagina yang bermula selama
Trimester I. Sekresi bersifat asam karena perubahan peningkatan
sejumlah glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat
doderlin basillus. Meskipun ini memberikan fungsi perlindungan
22
B. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses
fisiologi yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu
untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan
kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin (Jannah, 2017).
Menurut Sukarni dan Margareth (2016) persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
2. Fisiologi Persalinan
Menurut (Rukiah dkk, 2014) mengemukakan 5 sebab-sebab yang
menimbulkan persalinan yaitu :
a. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya
estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan,
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his.
b. Teori Oxcytosin
Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim.
24
c. Peregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim
sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.Pengaruh
janin Hipofise dan kadar suprarenal janin memegang peran penting
oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering lebih lama.
d. Teori prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga
aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi
miometrium.
3. Tanda-tanda persalinan
Menurut (Suririnah, 2015) ada beberapa tanda-tanda persalinan
diantaranya sebagai berikut :
a. Lendir bercampur darah
Ada lendir bercampur darah yang keluar dari vagina. Terjadi karena
sumbatan tebal pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan
lendir yang keluar berwarna kemerahan karena bercampur darah.
b. Air ketuban pecah
Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehingga air
ketuban keluar (air ketuban yang normal berupa cairan yang bersih,
jernih, dan tidak berbau)
c. Kontraksi
Kontraksi timbul secara teratur. Mula-mula kontraksi hanya
sebentar kemudian waktunya bertambah lama dan rasa nyeri
bertambah kuat. Kontraksi terjadi simetri di kedua sisi perut mulai
dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh rahim. Ada rasa nyeri
yang tidak hilang atau berkurang dengan istirahat atau elusan.
4. Perubahan psikologis ibu bersalin
a. Perubahan psikologis kala 1 yang sering terjadi:
1) Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-
kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi
yang dilahirkan dalam keadaan cacat, serta takhayul lain.
Walaupunpada jaman ini kepercayaan-kepercayaan pada
25
5. Tahapan persalinan
Menurut (Prawirohardjo dkk, 2014) tahapan persalinan dibagi
menjadi 4 kala, yaitu :
a. Kala I
Pada kala I persalinan dimulianya proses persalinan yang ditandai
dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap, fase
kala I persalinan terdiri dari fase laten dan fase aktif.
1) Fase laten
Fase laten berlangung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm.
2) Fase aktif
Fase aktif pembukaan 4 cm sampai menjadi lengkap 10 cm.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan 10 cm sampai bayi lahir. Proses ini biasa
berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kala
pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang menimbulkan rasa
mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau buang
air besar dengan tanda anus membuka.
c. Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses
pengeluaran plasenta tanda-tanda lepasnya plasenta, terjadinya
perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang,
adanya semburan darah secara tiba-tiba kala III, berlangsung tidak
lebih dari 30 menit.
d. Kala IV
Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah: sub
involusi dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang
disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, sisa plasenta.
28
Lahirnya Bahu:
22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala kea rah bawah dan distal hinggal bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
kearah atas dan distal utuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukka telunjuk diantara kedua.
g. Asuhan Bayi Baru Lahir
25) Lakukan penilaian (selintas) :
Apakah bayi cukup bulan ?
Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan ?
Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjutkan ke langkah
resusitasi pada bayi dengan asfiksia (Lihat Penuntun Belajar
Resusitasi Bayi Asfiksia).
Bila semua jwaban adalah “YA”, lanjut ke-26.
26) Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi
dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli).
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
34
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(IM) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar dan geser hingga
3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan
tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kea rah ibu
(sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari
klem pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril ada pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan tali pusat
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dadaibunya.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari putting susu atau aerola mamae ibu.
a) Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang
topi di kepala bayi.
b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusui dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu untuk
pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi
cukup menyusu dari satu payudara.
35
h. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu
masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan
meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.
3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
a. Pengertian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali
telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali
pusat, melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi
salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis
B, serta melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2014)
b. Asuhan Bayi Baru Lahir
1) Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi
tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin
sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai
bayi stabil untuk mencegah hipotermi.
2) Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di
mulut dan hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan
sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi
normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi
tidak langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
3) Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan
menggunakan kain atau handuk yang kering, bersih dan halus.
Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan
membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah
dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2
menit sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan punggung
tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi
mencari putting ibunya yang berbau sama.
49
6. Apgar Score
Tabel 2.2 penilain Apgar Score
Denyut Tidak ada <100 kali atau >100 kali atau Pulse
jantung menit menit
7. Kunjungan Neonatal
Pada masa neonatal (0-28 hari) terjadi perubahan yang sangat besar
dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada
semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan
umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai
masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat,
bisa berakibat fatal. ( kemenkes RI,2021)
54
D. Nifas
1. Pengertian
Masa nifas merupakan masa atau periode setelah persalinan hingga
40 hari setelah persalinan ( kemenkes RI 2021). Masa nifas adalah
periode di mana rahim membuang darah dan sisa- sisa jaringan ekstra
setelah bayi dilahirkan selama masa persalinan. Lama masa nifas pada
setiap wanita berbeda- beda. Umumnya masa nifas paling lama adalah 6
minggu. Pada masa nifas teejadi pengeluaran darah kotor atau lochea dari
kemaluan wanita. Padaasing- masing periode, darah nifas akan berbeda
warna dan konsistensinya seiring dengan berjalannya pemulihan rahim.
Masa nifas merupakan periode yang akan dilalui oleh ibu setelah
masa persalanin, yang dimulai dari setelah kelahiran bayi dan plasenta,
yakni setelah berakhirnya kala IV dalam persalinan dan berakhir sampai
55
2) Lokia sanguinolenta
3-7 hari post partum berwarna merah kekuningan berisi darah
dan lendir
3) Lokia serosa
Lokia ini muncul pada hari ke 7 hingga hari ke 14 pospartum.
Warnanya merah jambu kemudian kuning . Lokia ini terdiri atas
cairan serum jaringan leukosit dan
4) Lokia alba
Lokia ini muncul pada minggu ke 2 hingga minggu ke 6
postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta lebih
banyak mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lender serviks, dan serabut jaringan yang mati.
Lokia yang menetap pada periode awal postpartum
menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin
dapat disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokia
alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya
endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan
demam. Bila pengeluaran lokia tidak lancar, maka disebut
lochiastasis. Jika lokia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada
kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang
kurang sempurna yang sering disebabkan retroflexio uteri. Lokia
mempunyai suatu karakteristik bau yang tidak sama dengan sekret
menstrual. Bau yang paling kuat pada lokia serosa dan harus
dibedakan juga dengan bau yang menandakan infeksi. Lokia
disekresikan dengan jumlah banyak pada awal jam postpartum yang
selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai lokia rubra,
sejumlah kecil sebagai lokia serosa, dan sejumlah lebih sedikit lagi
lokia alba. Umumnya jumlah lokia lebih sedikit bila wanita
postpartum berada dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini
terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas manakala
wanita dalam berbaring dan kemudia akan mengalir keluar manakala
60
i. tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat. ibu dikatakan
memiliki pengetahuan baik apabila dapat menyebutkan minimal tiga
tanda bahaya pada masing-masing kelompok di atas (Suparmi et al.,
2018)
7. Kunjungan Masa Postnatal
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal empat kali
dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan, yaitu pada
enam jam sampai dengan dua hari setelah persalinan, pada hari ketiga
sampai dengan hari ke tujuh setelah persalinan, pada hari ke delapan
sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, dan pada hari ke 29 sampai
dengan 42 hari setelah persalinan ( Kemenkes RI,2021)
Menurut Siti Saleha (2009) dalam buku Asuhan Kebidanan Masa
Nifas (2014) kunjungan masa nifas perlu dilakukan yaitu:
a. 6- 8 jam setelah persalinan
1) Mencegah terjadinya perdarahan masa postnatal akibat atoni uteri
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan
memberikan rujukan apabila perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling kepada ibu atau keluarga mengenai cara
mencegah perdarahan masa post natal karena atonia uteri
4) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu
5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dengan bayi
baru lahir
6) Menjaga bayi tetap sehat dan mencegah hipotermia
7) Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu
dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b. 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal dan
tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau tanda kelainan
pasca melahirkan.
68
E. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen.
(Ratu maharani dkk,2018). KB adalah merupakan salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat
perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran. KB
merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk
69
b. Implan
Implan merupakan batang plastik berukuran kecil yang lentur,
seukuran batang korek api, yang melepaskan progestin yang
menyerupai hormon progesteron alami di tubuh perempuan.
Jenis implan:
1) Implan Dua Batang: terdiri dari 2 batang implan mengandung
hormon Levonorgestrel 75 mg/batang. Efektif hingga 4 tahun
penggunaan (studi terkini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki
efektivitas tinggi hingga 5 tahun).
2) Implan Satu Batang (Implanon) : terdiri dari 1 batang implan
mengandung hormon Etonogestrel 68 mg, efektif hingga 3 tahun
penggunaan (studi terkini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki
efektivitas tinggi hingga 5 tahun).
Keuntungan :
1) Klien tidak perlu melakukan apapun setelah implan terpasang.
2) Mencegah kehamilan dengan sangat efektifKurang dari 1
kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan implan pada
tahun pertama (1 per 1.000 perempuan).
3) Merupakan metode kontrasepsi jangka panjang untuk 3 hingga 5
tahun, tergantung jenis implan.
4) Tidak mengganggu hubungan seksual
5) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
6) Kesuburan dapat kembali dengan segera setelah implan dilepas.
7) Mengurangi nyeri haid
8) Mengurangi jumlah darah haid sehingga dapat mencegah anemia
defisiensi besi
Keterbatasan :
1) Tidak ada perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS).
2) Membutuhkan tenaga kesehatan yang terlatih secara khusus
untuk memasang dan melepas. Klien tidak dapat memulai atau
menghentikan pemakaian implan secara mandiri.
74
d. Pil
1. Pil Kombinasi
Pil yang mengandung 2 macam hormon berdosis rendah - yaitu
progestin dan estrogen-seperti hormon progesteron dan estrogen
alami pada tubuh perempuan yang harus diminum setiap hari.
Keuntungan :
a) Dapat mengontrol pemakaian
b) Mudah digunakan
c) Mudah didapat, misalnya di apotek atau toko obat
d) Penghentian dapat dilakukan kapan pun tanpa perlu bantuan
tenaga kesehatan
e) Tidak mengganggu hubungan seksual
f) Banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia)
g) Tidak terjadi nyeri haid,
h) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil
dihentikan
i) Membantu mencegah Kanker Endometrium, Kanker
Ovarium, Kista ovarium Penyakit Radang Panggul, Anemia
Defisiensi Besi Mengurangi nyeri haid, nyeri ovulasi,
masalah perdarahan menstruasi dan jerawat
Keterbatasan:
a) Mahal
b) Harus diminum setiap hari secara teratur
c) Mengurangi ASI pada perempuan menyusui
2. Pil Progestin
Pil yang mengandung progestin saja dengan dosis yang sangat
rendah seperti hormon progesteron alami pada tubuh perempuan.
Sangat dianjurkan untuk ibu menyusui karena tidak mengganggu
produksi ASI
Cara Kerja :
a) Mencegah ovulasi,
79
Keuntungan:
a) Dapat memprakarsai penggunaannya
b) Memiliki tekstur yang lembut dan lembab, yang terasa lebih
alami dibanding kondom lateks pria saat berhubungan
seksual
c) Membantu melindungi dari kehamilan dan IMS, termasuk
HIV
d) Pada sebagian perempuan, cincin di bagian luar
meningkatkan stimulasi seksual
e) Dapat digunakan tanpa berkonsultasi dengan penyedia
layanan kesehatan
f) Dapat dimasukkan lebih dahulu sehingga tidak mengganggu
hubungan seksual
g) Tidak mengurangi sensasi seksual
h) Tidak harus segera dilepas setelah ejakulasi
Keterbatasan:
Memerlukan latihan untukcara pemakaian yang benar.
Yang Boleh Menggunakan Kondom Perempuan:
Semua perempuan dapat menggunakan kondom perempuan
kecuali mereka dengan reaksi alergi berat terhadap lateks
semestinya tidak menggunakan kondom perempuan berbahan
lateks.
f. Tubektomi
Prosedur bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan secara
permanen pada perempuan yang tidak ingin anak lagi
Jenis:
1) Minilaparotomi dengan membuat insisi kecil pada perut. Tuba
fallopi ditarik ke irisan untuk dipotong dan diikat.
Jenis:
a) Minilaparotomi Suprapubik : pada masa interval
b) Minilaparotomi Subumbilikus : pada pasca persalinan
82
Keuntungan:
1) Aman dan nyaman
2) Sangat efektif
3) Permanen
4) Laki-laki mengambil tanggung jawab untuk kontrasepsi –
mengambil alih beban perempuan
5) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
Keterbatasan:
1) Tidak segera efektif (WHO menyarankan kontrasepsi tambahan
selama 3 bulan setelah prosedur, kurang lebih 20 kali ejakulasi)
2) Komplikasi minor seperti infeksi, perdarahan, nyeri pasca
operasi. Tekanan tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi
perdarahan dan nyeri dibandingkan teknik insisi
3) Harus dilakukan oleh dokter umum yang terlatih untuk
vasektomi atau Dokter Spesialis Bedah dan Dokter Spesialis
Urologi.
h. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode keluarga berencana sementara yang mengandalkan
pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan ataupun minuman apa pun lainnya. MAL dapat
dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1) Ibu belum menstruasi bulanan.
2) Bayi disusui secara penuh (ASI Eksklusif) dan sering disusui
lebih dari 8 kali sehari, siang dan malam.
3) Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Cara Kerja:
Mekanisme kerja utama dengan cara mencegah pelepasan telur dari
ovarium (ovulasi). Sering menyusui secara sementara mencegah
pelepasan hormon alami yang dapat menyebabkan ovulasi
Keuntungan
1) Tidak memberi beban biaya untuk keluarga berencana atau untuk
2) makanan bayi
84
3) Efektivitasnya tinggi
4) Segera efektif
5) Tidak mengganggu hubungan seksual
6) Tidak ada efek samping secara sistemik
7) Tidak perlu pengawasan medis
8) Tidak perlu obat atau alat
9) Bayi mendapat kekebalan pasif
10) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal
11) Mengurangi perdarahan pasca persalinan
12) Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi
Keterbatasan:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan
2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
3) Efektif hanya sampai dengan 6 bulan
i. Metode Sadar Masa Subur
Seorang perempuan mengetahui kapan periode masa suburnya dari
waktu mulai dan berakhirnya siklus menstruasi. Pasangan secara suka
rela sanggama pada masa subur perempuan.
Jenis metode Sadar Masa Subur:
1) Metode berbasis kalender: meliputi mencatat hari dari siklus
menstruasi untuk mengidentifikasi kapan mulai dan berakhirnya
masa subur. Contoh: Standard Day Methods, yang menghindari
hubungan seksual pada hari ke 8 sampai 19 siklus menstruasinya
dan Metode Ritme Kalender.
2) Metode berbasis gejala: bergantung dari pengamatan tanda
kesuburan.
a) ekresi serviks: Ketika seorang perempuan mengamati atau
merasakan sekresi serviks, kemungkinan klien subur. Klien
mungkin hanya merasa vaginanya sedikit basah.Suhu tubuh
basal: Suhu tubuh istirahat seorang perempuan sedikit
85
dosis ke 12
jam
kemudian
h. Meningkatkan penerimaan
i. Menjamin pilihan yang cocok
j. Menjamin penggunaan cara yang efektif
k. Menjamin kelangsungan yang lama.
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan
kepada pelaksana kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun
keuntungannya adalah:
a. Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
c. Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif. (Ratu Matahari
dkk, 2018)