Ci ruangan :
DI susun oleh :
Dina Andrini
Rofiah
Novika Ana Lely H
Nyimas Siti Suraya
Ika Minarsih
Salina
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu melalui jalan lahir, serta berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan
(Ardriaansz, 2017).
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu, kala I dimulai sejak pembukaan serviks
hingga pembukaan lengkap (10 cm), kala II dari pembukaan lengkap sampai bayi
lahir, kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan kala IV dari lahirnya plasenta sampai dua
jam pertama postpartum Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10
cm) sampai dengan pengeluaran bayi. Setelah serviks membuka lengkap janin
akan segera keluar. Pada kala pengeluaran, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama, kira – kira 2 -3 menit lamanya 60-90 detik. Kepala janin telah turun masuk
ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang
menimbulkan rasa mengedan. Terjadi tekanan pada rectum, ibu merasa ingin
buang air besar, dan tanda anus terbuka (Ilmiah, 2015).
Menurut WHO dari seluruh persalinan didapatkan lebih dari 80% proses
persalinan berjalan normal dan sekitar 15-20 % terjadi komplikasi persalinan. Pada
tahun 2015 angka ibu bersalin di Indonesia mencapai 5.007.191 kasus (Susetyoaji,
2017). Berdasarkan Riskesdes tahun 2018, angka ibu bersalin di Indonesia
mencapai 79% dengan proporsi 15% di Rumah Sakit pemerintah dan 18% swasta
(Kementerian Kesehatan, 2018).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4.Manfaat
a. Bagi masyarakat
Hasil seminar ini dapat memberikan suatu pemikiran untuk masyarakat agar
dapat menanggulangi nyeri melahirkan pada persalinan normal
b. Bagi tenaga kesehatan
Hasil dari seminar ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada persalinan normal
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep
1. PENGERTIAN
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu,
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Saifuddin, 2006). Persalinan adalah proses
pergerakan keluar janin, plesenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir.
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan aterm (bukan prematur atau postmatur), mempunyai
omset yang spontan (tidak di induksi), selesai setelah 4 jam
dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus
presipitatus atau partus lama), mempunyai janin (tunggal)
dengan persentasi verteks (puncak kepala ) dan oksiput pada
bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial
(seperti forseps), tidak mencakup komplikasi (seperti
perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang normal
(Forrer, 2001).
4. FISIOLOGI PERSALINAN
Fisiologi persalinan berdasarkan (Winkjosastro, 2005)
yang menyatakan bahwa sebab-sebab terjadinya persalinan
masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-perubahan
dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar
hormon progesteron dan estrogen. Progesteron merupakan
penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini
terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin
meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus
yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot-otot
uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari
fleksus frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus
berkontraksi.
5. PATHWAY PERSALINAN NORMAL
Progesteron menurun
Uterus membesar dan tegang
dan prostaglandin
sehingga terjadi iskemi otot uterus,
meningkat sehingga
adanya tekanan pada ganglion
menimbulkan kontraksi
servikale dari fleksus frankenhauser
myometrium
di belakang servik menyebabkan
uterus berkontraksi
Perdarah
an Episiotom
i
Dx. Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit Dx. Risiko infeksi
6. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN
Berdasarkan Manuaba (2007) bahwa tanda
menjelang persalinan sebagai berikut:
a Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada
minggu 36 yang disebut lightening
b Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
c Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian
bawah dan menekan kandung kemih.
d Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
e Pemeriksaan tinggi fundus uteri semakin turun; serviks uteri
mulai lunak, sekalipun terdapat pembukaan
f Braxton Hicks semakin frekuen ditandai dengan:
- Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam
10 menit
- Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan
serviks dapat mulai muncul.
- Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.
- Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu
his semakin frekuen dan persalinan dapat dimulai.
7. PROSES PERSALINAN
Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002),
bahwa proses persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu:
a Kala I : Pembukaan serviks.
b Kala II : Kala pengeluaran janin.
c Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
d Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta
lahir. Tanda-tanda dan gejala inpartu :
a Penipisan dan pembukaan serviks.
b Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit ).
c Cairan lender bercampur darah (show) melalui
vagina. d Adanya HIS.
e His
- Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3
kali/10 menit pada akhir kala I.
- Lamanya : kurang lebih satu menit.
- Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka.
- Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.
- Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.
- Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba
dengan uterus.
- Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat
aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi
75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his
terlampau kuat, terlampau lama, atau terlampau sering dapat
menimbulkan gawat janin.
f Darah lendir
- Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat
pergeseran selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu
pembukaan seviks.
ii. Kala 2
Persalinan kala 2 sebagai berikut:
a Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan
menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap,
pembukaan 10 cm). Tanda-tanda klinik lainnya ialah nyeri his yang
sangat hebat, pasien merasa “ingin mengejan”; “darah-lendir”
bertambah banyak; selaput ketuban pecah; perasaan seperti “mau
buang air besar”; hemoroid fisiologik mulai tapak.
b Berakhir dengan lahirnya janin.
c Lamanya, pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.
d Mengejan, disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum.
Berakibat meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat
kontraksi uterus. Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka
lengkap atau dilakukan di luar his, karena regangan yang
berlebihan pada ligamentum serviks lateralis dapat menimbulkan
prolapsus uteri (turun peranakan) di kemudian hari.
e Perineum yang menggembung, terjadi pada waktu kepala janin
mencapai introitus vagina. Bertambah gembung pada setiap
kontraksi uterus, yang
dapat mengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau
dilakukan episotomi.
f Kepala mulai tampak diantara labia minora
(crowning). g Mekanisme persalinan.
iii. Kala 3
Persalinan kala 3 meliputi:
a Terjadinya ketika dimulainya setelah bayi lahir lengkap, dan
berakhir dengan lahirnya plasenta.
b Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.
c Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus
setelah lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh
darah ibu. Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak
memanjang lagi ototnya).
d Tanda lepasnya plasenta, sebagai berikut talipusat menjulur keluar,
atau kalau ditarik tidak ada tahanan, segumpal darah keluar dari
vagina
iv. Kala 4
Persalinan kala 4 terjadi ketika dua jam pertama setalah persalinan
merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke
dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk
memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil
tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan yang dapat dilakukan seorang penolong persalinan
dalam menghadapi persalinan kala 4 sebagai berikut:
- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 - 30
menit selama jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini
dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan
pasca persalinan.
- Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap
15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi dan
tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
- Anjurkan ibu untuk istirahat.
- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
- Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selain bermanfaat untuk
kedekatan bayi dan ibu serta dapat mencegah perdarahan karena
uterus berkontraksi.
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu
dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah
persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
pascapersalinan.
d pusing
b Kala II
Kala II asuhan yang dapat diberikan sebagai berikut:
1) Menjaga kebersihan ibu
2) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan
atau ketakutan ibu
3) Mengatur posisi ibu
4) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
5) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
6) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk
mengambil nafas diantara kontraksi
7) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
8) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak divulva
9) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
10)Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
11)Jika kepala telah lahir, usap dengan kasa dari lendir dan darah
12)Periksa adanya lilitan tali pusat
13)Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya
14)Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
15)Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan
bahu anterior lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.
16)Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian
dengan tangan yang lain menyusuri badan bayi sampai seluruhnya
lahir. Lakakukan penilaian selintas meliputi: apakah bayi menangis/
bernafas tanpa kesulitan, warna kulit dan bergerak aktif atau tidak.
17)Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai
pernafasannya APGAR) dalam menit pertama
18)Lakukan jepit, potong, ikat tali pusat
19)Pastikan bayi tetap hangat
c Kala III
Asuhan yang dapat diberikan pada kala III adalah:
1) Pastikan tidak ada bayi yang kedua
2) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi lahir.
3) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan
menegangkan tali pusat sementara tangan kiri dengan arah
dorsokranial mencengkram uterus.
4) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali
pusat kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai
plasenta nampak divulva lalu tangan kanan menerima plasenta
kemudian memutar kesatu
arah dengan hati-hati sehingga tidak ada selaput plasenta yang
tertinggal dalam jalan lahir
5) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase
fundus uteri untuk menimbulkan kontraksi
6) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
7) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina
hingga perineum.
8) Lakukan penjahitan jika diperlukan
d Kala IV
Asuhan yang dapat diberikan pada kala IV sebagai berikut:
1) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
3) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
4) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit
pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
a) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraksi
b) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
c) Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pertama
11. KOMPLIKASI
Berdasarkan (Hachermoore, 2001) bahwa
komplikasi dari persalinan sebagai berikut:
a. Infeksi.
b. Retensi plasenta.
c. Hematom pada vulva.
d. Ruptur uteri.
e. Emboli air ketuban.
f. Ruptur perineum .
2. Diagnosa Keperawatan
B. Saran
1. Dalam menolong persalinan berpedoman pada 58 langkah asuhan persalinan normal
serta aseptik dan antiseptik dalam penanganannya lebih memperhatikan kebutuhan
klien baik fisik dan mental yaitu dengan melakukan pengkajian menyeluruh sehinga
dapat memberikan asuhan yang komprehensif.
2. Hendaknya keluarga selalu memberikan dorongan dan semangat kepada ibu, dan selalu
membantu ibu dalam proses persalianan dan memenuhi kebutuhannya.