Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Konsep Teori Keluarga Berencana


1.1.1 Pengertian
Keluarga berencana adalah suatu program yang dicanangkan oleh pemerintah
untuk mengatur jarak kelahiran anak sehingga dapat tercapai keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera (Arum dan Sujiyatini, 2011).
Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketabahan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera
Kontrasepsi berasal dari kata” kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti
“melawan”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan sel telur yang matang dengan sel
sperma yang menyebabkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari
atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma tersebut (Hartanto, 2012).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Hanifa
Winkjosastro, 2015).
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara
ataupun menetap dan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan obat/alat atau dengan operasi (Arif Mansjoer, 2011).

1.1.2 Tujuan Keluarga Berencana


1.1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
1.1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
1.1.3 Manfaat KB untuk Kesehatan
1. Untuk ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat manfaat
berupa:
a. Perbaikan kesehatan dengan jalan mencegah kehamilan yang berulang kali
dalam waktu yang terlalu pendek dan mencegah keguguran yang
menyebabkan kurang darah, mudah terserang penyakit infeksi dan kelelahan.
b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaknya yang lain, untuk istirahat,
menikmati waktu luang serta dapat melakukan kegiatan lainnya.
2. Untuk anak yang dilahirkan
a. Tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan sehat.
b. Sesudah lahir, akan mendapat pemeliharaan dan makan yang cukup karena
kelahirannya memang diharapkan.
3. Untuk anak-anak yang lain
Memberi kesempatan mereka untuk:
a. Perkembangan fisik yang lebih baik, karena setiap anak memperoleh
makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
b. Perkembangan mental dan sosial yang lebih baik, dan waktu yang lebih
banyak diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber
pendapatan keluarga tidak habis hanya untuk mempertahankan hidup saja.
4. Untuk ayah/suami
Memberikan kesempatan pada ayah untuk:
a. Meningkatkan kesehatan fisiknya.
b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena berkurangnya kecemasan
dan mempunyai lebih banyak waktu luang keluarga.
5. Untuk seluruh keluarga
a. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan social dari setiap anggota keluarga.
b. Meningkatkan kesejahteraan keluarga.
c. Keharmonisan keluarga lebih terjaga.
1.1.4 Sasaran Keluarga Berencana
1. Ibu dengan penyakit kronis.
2. Usia ibu < 20 tahun atau > 30 tahun dengan jumlah anak > 3 orang.
3. Ibu yang sudah pernah melahirkan > 5 x melahirkan.
4. Ibu dengan riwayat persalinan yang buruk.
5. Keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang memadai.
1.1.5 Macam-macam Metode Kontrasepsi
1. Kontrasepsi Sederhana
a. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis
sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat
senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu
mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa
mencapai saluran genital wanita. Sekarang sudah ada jenis kondom untuk
wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-21%.
b. Coitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama
dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi.
Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif
sehat untuk digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain,
risiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi.
c. KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar
utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3
cara, yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
d. Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma
mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma
4-8% kehamilan.
e. Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina,
sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet
vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif
apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.
2. Kontrasepsi Hormonal
a. Pil KB
Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya
terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan
ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur,
mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk
kedalam rahim, dan menipiskan lapisan endometrium. Mini pil dapat
dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya
berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.
b. Suntik KB
Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3
bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat
terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan,
pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.
c. Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya
dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung
levonogestrel. Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5
tahun, kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya
sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%.
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang
dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang
batangnya hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan
getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim
endometrium belum siap menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi
sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista,
dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi,
angka kegagalannya 1%.
3. Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap)
a. Tubektomi
Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara
mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur
ke rahim), efektivitasnya mencapai 99 %.
b. Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi
keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas
defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama,
efektifitasnya 99%.

1.2 Konsep Teori KB Suntik


1.2.1 Pengertian
Suntik merupakan salah satu alat kontrasepsi yang disarankan oleh
pemerintah melalui program KB. Suntik KB adalah obat suntik yang berisi zat yang
dapat mencegah lepasnya sel telur dari indung telur, mengentalnya lendir mulut
rahim sehingga sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim dan menipiskan selaput
lendir rahim sehingga calon janin tidak dapat tertanam dalam rahim (BKKBN, 2016).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya
hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik. (Sarwono,
2011).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh
dalam jangka waktu tertentu kemudian masuk ke pembuluh darah diserap sedikit
demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya
kehamilan (Saiffudin, 2014).
Akseptor KB adalah peserta keluarga berencana (Family Planning
Participant) yaitu pasangan usia subur di mana salah seorang menggunakan salah
satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program
maupun non program (Depkes, 2013).
1.2.2 Jenis KB Suntik
Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan/1 bulan, contoh: Cyclofem
2. Suntikan/3 bulan, contoh:
a. Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA)
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)
1.2.3 Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik
1. Keuntungannya antara lain:
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f. Sedikit efek samping.
g. Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause.
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
2. Kerugiannya antara lain:
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti: siklus haid yang memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali.
b. Pasien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntik).
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B, atau infeksi virus HIV.
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau
kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan
obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
h. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
i. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang
(densitas).
j. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, dan
jerawat.
1.2.4 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik
1. Mencegah ovulasi.
2. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma menjadi
terganggu.
3. Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
1.2.5 Efek Samping Kontrasepsi Suntik
1. Amenorrhea
2. Perdarahan hebat atau tidak teratur Spooting yanng berkepanjangan (> 8 hari)
atau perdarahan sedang.
3. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
1.2.6 Indikasi dan Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik
1. Indikasinya antara lain:
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara ataupun yang telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah melahirkan.
f. Setelah abortus atau keguguran.
g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
h. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau anemia bulan sabit.
i. Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbitirat) atau obat
tuberculosis (rifampisin).
j. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
k. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
l. Anemia defisiensi besi.
m. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi.
2. Kontraindikasinya antara lain:
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi.
1.2.7 Waktu Mulai Menggunakan Suntikan
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila sebelumnya ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal secara benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat
segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi yang lain lagi, kontrasepsi yang akan
diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan
diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
7. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
1.2.8 Patofisiologi
Keluarga berencana merupakan tindakan yang membantu pasangan suami
istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Dalam pemilihan metode KB, perlunya pemberian
informasi yang tepat sehingga tidak terjadi kegagalan dalam penggunaan KB. Tujuan
KB salah satunya adalah norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS),
ketidaktahuan peserta KB tentang indikasi, kontra indikasi, efek samping,
keuntungan dan kerugian suatu metode KB dapat menyebabkan umpan balik yang
gagal dan adanya kondisi kebutuhan dan pemilihan. Kegagalan pada pemakaian
metode KB atau kemungkinan terjadinya kegagalan akibat pemasanagn atau
pemakaian dapat menyebabkan kecemasan.

mengatur interval
mendapatkan kelahiran diantara kehamilan mengontrol waktu
yang memang sangat saat kelahiran
diinginkan
menghindari menentukan
kehamilan yang jumlah anak
Akseptor KB
tidak diinginkan dalam keluarga

Suntikan progestin Ketidaktepatan


penggunaan alat
KB

Peralatan yang
digunakan tidak
Alat KB tidak
terjamin
cocok
keseterilannya

Kemungkinan terjadi
Kondisi kebutuhan, kegagalan akibat
tindakan dan pemasangan /
pemilihan pemakaian KB
Nyeri akut

1.3 Tinjauan Asuhan Keperawatan Ansietas


1.3.1 Pengkajian
a. Riwayat menstruasi
Frekuensi, siklus dan lama haid terakhir
b. Riwayat kontrasepsi
Metode yang pernah digunakan dan alas an penghentian
Metode yang terakhir digunakan dan pemakaian terakhir
c. Riwayat obstetri
Tipe kelahiran gender
Lama gestasi komplikasi
Lama persalinan Berat lahir
kesehatan anak-anak saat ini dan tempat tinggalnya
perasaan tentang kehamilan terdahulu atau pengalaman melahirkan
d. Riwayat pembedahan
Masalah gynekologi termasuk HPV, herpes, gonorhoe, sifilis
Penyakit organic
Pembedahan, kecelakaan, hospitalisasi
Masalah psikiatri, termasuk penyakit jiwa, depresi, ansietas, mania, serangan
panic
Obat-obatan (saat ini dan masa lalu)
e. Riwayat keluarga
Risiko penyakit genetic, termasuk latar belakang etnis
f. Riwayat obstetric, termasuk riwayat keguguran, kembar, preeklamsi
Hubungan kekerabatan
g. Kebiasaan tidak sehat (merokok, mengkonsumsi alcohol, obat-obatan)
h. Riwayat social
Tempat lahir Situasi hidup Status perkawinan
Pekerjaan Pendidikan
Sumber pendukung Sumber stress
1.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

Nyeri akut (D.0077)


Definisi :Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
Gejala dan Tanda mayor Penyebab
1. Subjektif 2. Agens cedera fisiologi ( mis.,
1. Mengeluh nyeri inflamasi, iskimia, neoplasma)
2. Objektif 3. Agens cedera kimiawi( mis.,
1. Tampak meringis terbakar, bahan kimia iritan)
2. Bersikap proktektif 4. Agens cedera fisik ( mis.,abses,
(mis.waspada, posisi mengindari amputasi, terbakar, terpotong,
nyeri) mengangkat berat, prosedur
3. Gelisah operasi, trauma, latihan fisik
4. Frekuensi nadi meningkat berlebihan)
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda minor
1. Objektif
1. Tekanan darah
meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri
sendiri
7. Diaforesis

1. Rencana Asuhan Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN: Nyeri akut berhungan dengan agens


pencedera fisik
SIKI
Manajemen Nyeri (I.08238)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensoik atau emosial yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.

Tindakan (Observasi) Tindakan (Teraupetik)


1. Identifikasi lokasi, 6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
karakteristik, durasi, mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
frekuensi, kualitas, intensitas hypnosis, akupresur, terapi musik,
nyeri biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
2. Identifikasi skala nyeri teknik imajinasi terbimbing, kompres
3. Identifikasi respon nyeri non hangat/dingin, terapi bermain)
verbal 7. Kontrol lingkungan yang memperberat
4. Identifikasi factor yang rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
memperberat dan pencehayan, kebisingan)
memperingan nyeri 8. Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Identifikasi pengetahuan dan 9. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri
keyakinan tentang nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
6. Identifikasi pengaruh budaya nyeri
terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri Tindakan (Kolaborasi)
pada kualitas hidup 1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
8. Monitor keberhasilan terapi perlu
komplementer yang sudah
dibeikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Tindakan (Edukasi)
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

SLKI : Tingkat nyeri................................................................Kode: (I.08066 )


Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan beintensitas
ringan hingga berat dan konstan.
Menurun Cukup Sedang Cukup Menin
menuru meningk gkat
n at
1 2 3 4 5
Kemampuan
menuntaskan aktivitas
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5

Meringis 1 2 3 4 5
Sikap proktektif 1 2 3 4 5

Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri 1 2 3 4 5
sendiri
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
depresi(tertekan)
Peasaan takut 1 2 3 4 5
mengalami cedera
berulang
Anoreksi 1 2 3 4 5
Perineum terasa 1 2 3 4 5
tertekan
Uterus teraba 1 2 3 4 5
membulat
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik


memburuk membaik
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Pola napas 1 2 3 4 5
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Proses 1 2 3 4 5
berpikir
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi 1 2 3 4 5
berkemih
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Pola tidur 1 2 3 4 5

2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan


pemaikain alat KB
Ansietas D.0080
Definisi : kondisi emosi dan pengakaman subjektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman
Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi sistem keluarga
8. Hubungan orangtua – anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan ( temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan ( mis. Toksin, polutan, dan lain-laion)
12. Kurang terpapar informasi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan 2. Tampak tegang
akibat dari kondisi yang 3. Sulit tidur
dihadapi
3. Sulit berkonsentrasi

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi napas meningkat
2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berbahaya 4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit kronis progresif ( mis. Kanker, penyakit autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang

Tingkat Asietas L.09093


Definisi: kondisi emosi dan pengalaman subjektif terhadap objek tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memunkinkan individu melkukan tindakan
untuk menghadapi anacaman
Ekspektasi: Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
meningkat menurun
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kebingunan
Verbalisasi 1 2 3 4 5
khawatir
akibat
kondisi yang
dihadapi
Perilaku gelisah 1 2 3 4 5
Perilaku tegang 1 2 3 4 5
keluhan pusing 1 2 3 4 5
Anoreksia 1 2 3 4 5
Palpitasi 1 2 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
pernapasan
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Sukup Membaik
Memburuk Membaik
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
keberdayaan
Kontak mata 1 2 3 4 5
Pola berkemih 1 2 3 4 5
Orientasi 1 2 3 4 5

Reduksi Ansietas l. 09314

Definisi : meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subjektif terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman

Tindakan
Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan nonverbal)
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi rasa kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating
Edukasi
- Jelaskan prosedur , termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien , jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi
- Latiha kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiasietas, jika perlu

1.3.3 Evaluasi
a. Pasien mengungkapkan kenyamanan dan tidak terjadi kecemasan
b. Pasien memiliki pengetahuan tentang keluarga berencana dan mampu memilih
alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Arum, dan Sujiyatini. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta:


Mitra Cendikia
BKKBN. (2016). Unit Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN
Depkes RI. (2013). Infodatin: Pusat Data dan lnformasi Keluarga Berencana. Jakarta:
HR Rasuna Said
Hartanto, Hanafi. (2012). Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi (KB). Jakarta: Pustaka
Sinar
Mansjoer, Arif. (2011). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBP – SP
Saifuddin. B A. Affandi. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa. (2015). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Jakarta:PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta :
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta : PPNI

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
______________________________________________________________________
_____

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS II


(PADA KASUS KB)

NAMA MAHASISWA : Muhammad Bulan Sadana


NIM : 01.2.18.00666
SEMESTER : 4

Tanggal masuk RS/Poliklinik/Puskesmas : -


Nomor register : -
Diagnosa masuk : G1 P1 A0 Dengan KB suntik 3 bulan
Tanggal Pengkajian : 4 juni 2020
Jam : 09.00

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. IDENTITAS (BIODATA)
Nama pasien : Ny. A Nama Suami : Tn.A
Umur : 27 Tahun. Umur : 28 Tahun.
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA. Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : IRT. Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan : -. Penghasilan : Rp 1000.000.
Alamat kantor : -. Alamat kantor : -
Alamat rumah :Ds Tiru, Kec Gurah Alamat rumah : Ds Tiru, Kec Gurah
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri, nyeri seperti tertusuk tusuk benda tajam di perut
bagian bawah, skala nyeri 5, nyeri bertambah saat aktifitas, dan nyeri berkurang
saat istirahat sejak 2 hari yang lalu..........................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

3. ALASAN KUNJUNGAN SAAT INI


( )Kunjungan Pertama ( ) Kunjungan Rutin
(0) Kunjungan Ulang

4. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 13 tahun. Haid Sebelumnya : 24 januari 2020.
HPHT : 26 februari 2020. Lama : 5-7 hari.
Lama : 7 hari. Banyaknya : 2-3 korteks /hari.
Banyaknya : 2-3 korteks /hari . HPL/HTP : -
Siklus : 28 hari.
Teratur/tidak : Teratur.
Disminorhoe : Ya.
Flour albes : Normal.
Jumlah : Tidak banyak.
Warna/bau : merah kecoklatan

5. RIWAYAT KEHAMILAN
ANC TM I : Berapa kali : Sering.
Keluhan : Mual dan muntah.
Terapi : Minum air hangat.
TM II : Berapa kali : Sering .
Keluhan : Keinginan untuk kencing.
Terapi : mengontrol asupan cairan.
TM III : Berapa kali : Tidak sering.
Keluhan : Tidak ada keluhan.
Terapi : Minum Air hangat.

Obat-obatan yang di konsumsi selama hamil : Promafit.


Penyuluhan yang didapat : Perawata payudara, cara menyusui,pemenuhan
gizi.

6. POLA MAKAN DAN MINUM


Makan : Sehari 3 kali.
Minum : kurang lebih 8 gelas air putih/hari
Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) : Tidak pernah
merasakan ngidam.

7. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


Istirahat : 7 jam
Tidur : malam 5 jam, siang 2 jam
Seksualitas : Normal.

8. POLA ELIMINASI
BAB : Sehari 1 kali.
BAK : Sehari 4-5 kali

9. RIWAYAT KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : IUD,kondom.
Rencana kontrasepsi yang akan datang : KB suntik.
Keluhan : Pasien merasa kurang nyaman dengan KB yang di gunakan
sekarang.
10. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
Tgl/Bln Tempat Usia Jenis Penyulit Anak
N Penolon Nifa
Kehamila Persalina Kehamila Persalina Kehamila Ket.
o g JK BB PB s
n n n n n

320
26/08/201 38 Nor
1. klinik Normal Bidan Tidak ada P 0 42
4 minggu mal
gr

11. RIWAYAT PENYAKIT YANG SEDANG DIDERITA : Tidak ada

12. RIWAYAT PENYAKIT YANG LALU : Tidak ada

13. RIWAYAT PENYAKIT KETURUNAN : Tidak ada.

14. PERILAKU KESEHATAN


- Minum alkohol / obat-obatan : Tidak pernah.
- Jamu yang sering digunakan : Tidak pernah.
- Merokok, makan sirih, kopi : Kopi sering
- Ganti pakaian dalam : Sehari 2 kali
15. RIWAYAT SOSIAL
Apakah kehamilan ini direncanakan / diinginkan : Direncanakan.
Jenis kelamin yang direncanakan : Laki-laki.
Status perkawinan : Sudah menikah
Jumlah : 1.
Lama perkawinan : 3 tahun.
Jumlah keluarga yang tinggal serumah : 1 keluarga.
Susunan keluarga yang tinggal serumah :

Jenis Umur/ Hubungan


No. Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin Tahun Keluarga
1. Laki-laki 28 Kepala SMA Pedagang
keluarga

2. Perempuan 27 Istri SMA IRT


3. Perempuan 1 Anak Belum
sekolah
16. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas : Dapat
berjalan dengan baik.

17. Keadaan Psikososial


Hubungan dengan keluarga : Baik.
Hubungan dengan masyarakat : Baik, dapat bergaul dengan masyarakat
Riwayat Kesehatan

a. Penyakit yang pernah dialami ibu :


Tidak ada
b. Pengobatan yang didapat :-
c. Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya, Sebutkan: tidak ada
d. Riwayat Lingkungan
a) Kebersihan :
Pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih dan nyaman.
b) Bahaya :
Pasien mengatakan lingkungan rumah nyaman.
c) Lainnya sebutkan: Tidak ada.

e. Aspek Psikososial (Imogene M. King)


a) Ideal diri:
Pasien mengatakan mampu mengekspresikan diri sesuai dengan
harapannya.
b) Gambaran diri:
Pasien mengatakan bisa menerima keadannya baik pada saaat
hamil/tidak hamil.
c) Identitas diri:
Pasien mengatakan merasa kurang percaya diri untuk menjadi ibu.
d) Harga diri:
Pasien mengatakan merasa kurang percaya diri untuk menjadi ibu.
e) Peran diri:
Pasien mengatakan masih belum maksimal sebagai ibu terutama
dalam merawat anak.
f. Fungsi Peran (Imogene M. King)
a) Pengambilan keputusan :
Pasien mampu secara sadar dan aktif dalam berpartisipasi untuk
mengambil sebuah keputusan.
b) Hubungan pasien dengan keluarga
Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan sanak
saudara.
c) Hubungan dengan pasangan (suami)
Pasien mengataan memiliki hubungan yang harmonis dengan suami
d) Hubungan pasien dengan pasien lain
Pasien kooperatif dengan pasien lain
e) Hubungan pasien dengan perawat dan tenaga kesehatan lain.
Pasien kooperatif dengan petugas kesehataan.
f) Peran Konsultasi kesehatan :
Untuk membantu bertukar pikiran terhadap pasien sehingga mendapat
HE yang jelas.
g) Jenis pertolongan yang diinginkan :
Pertolongan jasmani dan spiritual.
h) Peran Spiritual:
Memotivasi klien untuk lebih dekat dengan Tuhannya, ketika pasien
merasa cemas agar tenang.
g. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Pola Nutrisi
a) Frekuensi makan: 3 x/hari
b) Nafsu makan : (o) baik ( ) tidak nafsu makan, alasan:
kesehatan jasmani didalam kandungan
c) Jenis makanan rumah :
Nasi , buah buahan, sayur sayuran, daging, telur, susu
d) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan :
udang
b. Pola Eliminasi
BAK
a) Frekuensi : 5 x/hari
b) Warna : kuning tidak pekat
c) Keluhan saat BAK : tidak ada keluhan
BAB
a) Frekuensi : 1 x/hari
b) Warna : kuning kecoklatan
c) Bau :khas dan tajam
d) Konsistensi :padat normal
e) Keluhan : tidak ada keluhan
c. Pola Personal Hygiene
Mandi
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Sabun : ( 0 ) ya ( ) tidak
Oral Higyene
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Waktu : ( 0 ) Pagi ( ) Sore ( 0 ) Setelah
makan
Cuci rambut
a) Frekuensi : 1 x/hari
b) Shampo : ( 0 ) ya ( ) tidak
d. Pola Istirahat dan Tidur
a) Lama tidur : ± 7 jam/ hari, siang : 2 jam, malam: 5 jam
b) Kebiasaan sebelum tidur :
Nonton televisi
c) Keluhan :
Sering terbangun saat tidur
e. Pola aktifitas dan latihan
a) Kegiatan dalam pekerjaan : mengasuh anak, memasak
b) Waktu bekerja : -
c) Olah raga: ( ) ya ( 0 ) tidak
Jenisnya : tidak ada
Frekuensi :tidak ada
d) Kegiatan waktu luang : main Hp, nonton Tv
e) Keluhan dalam aktifitas : mudah lelah
f. Pola Kebiasaan Yeng Mempengaruhi Kesehatan
a) Merokok : tidak
b) Minuman keras : tidak
c) Ketergantungan obat : tidak
h. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Status emosional baik.
GCS 4-5-6 , pasien tampqk menyeringai, mengeluarksn keringat, gelisah,
memengangi area yang nyeri, tegang.
Kesadaran : composmetris
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/90 mmHg Nadi : 90 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt Suhu : 37,5 0 C
Berat badan : ....54......... kg TB : ...157.................. cm
b. Kepala
a) Bentuk:
Normal tidak ada benjolan
b) Rambut:
Persebaran rambut merata bersih tidak ada ketombe.
c) Kulit kepala:
Tidak ada lesi
d) Keluhan:
Tidak ada keluhan
c. Mata
a) Kelopak mata : Ada kantung mata
b) Konjunctiva :Anemis
c) Sklera : Putih tidak ada ptekie
d) Pupil :Isokor
e) Akomodasi : Kedua mata terfokus kedepan saat memandang objek
f) Keluhan : Tidak ada keluhan
d. Hidung : Simetris, tidak ada lesi, dan secret
a) Reaksi alergi :Tidak ada
b) Sinus : Tidak ada
c) Keluhan : Tidak ada.
e. Telinga : Simetris tidak ada serumen
f. Mulut dan Tenggorokan
a) Rongga mulut: Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
b) Lidah : Tidak ada gangguan , merah muda
c) Tonsil : Tidak ada peradangan.
d) Kesulitan menelan: Tidak ada
g. Dada dan Axilla
a) Inspeksi :Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, pergerakan
dinding ada normal.
b) Palpasi: vocal vremitus : Teraba simetris antara kanan dan kiri
c) Perkusi : Pada 12 titik, terdengar sonor pada paru paru pekak pada
jantung
d) Auskultasi : S1 dan S2 Tunggal lub dub
h. Abdomen
a) Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi.
b) Auskultasi : Bising usus 18x/menit
c) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah
d) Perkusi : Terdengar suara pekak di region 1 dan timpani di 2-9
i. Genito urinary
a) Perineum/vulva: Tidak memakai kateter,
b) Vesika urinaria: Tidak ada retensi urine
j. Integumen
a) Turgor kulit : Baik
b) Warna kulit : Sawo matang
c) Kesulitan dalam pergerakan: Tidak ada
d) Lainnya sebutkan: capillary refill time (CRT): <3 detik
k. Ektremitas
a) Tangan kiri : tidak ada nyeri tekan dan krepitasi
b) Tangan kanan : tidak ada nyeri tekan dan krepitasi
c) Kaki kiri : tidak ada nyeri tekan dan krepitasi
d) Kaki kanan : tidak ada nyeri tekan dan krepitasi

i. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium:
Hb : ....... gr/dl
Leukosit : .........
Hematokrit : .........
Netrofil : ...........
Limfosit : .............
b. Terapi yang didapat:
........................................................................................................................
....... ................................................................................................................
...............

Kediri, .4 juni 2020


Mahasiswa

MUHAMMAD
BULAN SADANA
....................................
..................
ANALISA DATA

Nama Pasien :Ny A


Umur :27 Tahun
Nomor Register :

DATA OBYEKTIF MASALAH


NO PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF KEPERAWATAN

1 DS :Pasien mengatakan nyeri, Agens cidera fisik Nyeri akut


nyeri seperti tertusuk tusuk
benda tajam di perut bagian
bawah, skala nyeri 5, nyeri
bertambah saat aktifitas, dan
nyeri berkurang saat istirahat
sejak 2 hari yang lalu
DO : - pasien tampak
menyeringai
- Pasien tampak
memengang area
nyeri
TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit
DS : Pasien mengatakan
2 merasa cemas dan khawatir Kekahawatiran mengalami Ansietas
saat akan di lakukan suntik kegagalan.
KB sejak 3 hari yang lalu.

DO :- Pasien tampak cemas


- Pasien tampak panik
- Pasien tampak
tegang
TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny.A


UMUR : 27 Tahun
NO. REGISTER :

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
1. 4/06/20 Nyeri akut berhubungan
dengan agens cidera fisik
yang di tandai dengan Pasien
mengatakan nyeri, nyeri
seperti tertusuk tusuk benda
tajam di perut bagian bawah,
skala nyeri 5, nyeri
bertambah saat aktifitas, dan
nyeri berkurang saat istirahat
sejak 2 hari yang lalu
pasien tampak menyeringai,
pasien tampak memengang
area nyeri,
TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit

2. 4/06/20 Ansietas berhubungan


dengan kekhawatiran
mengalami kegagalan yang
di tandai dengan pasien
mengatakan merasa cemas
dan khawatir saat akan di
lakukan suntik KB sejak 3
hari yang lalu.
Pasien tampak cemas
pasien tampak panik
pasien tampak tegang
TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A


Umur :27 Tahun
Nomor Register :

Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan
dengan agens cidera fisik
2. Ansietas berhubungan
dengan kekhawatiran
mengalami kegagalan

1. SLKI : Tingkat nyeri (Kode L. 08066)


a. Meringis Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
b. Gelisah Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
c. Keluhan nyeri Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
d. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
e. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
f. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
g. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
h. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
i. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
j. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
k. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................

2. SLKI : Tingkat ansietas (Kode L.09093)


a. Perilaku gelisah Dipertahankan/ditingkatkan pada 4.
b. Perilaku tegang Dipertahankan/ditingkatkan pada 4.
c. Verbalisasi khawatir akibat Dipertahankan/ditingkatkan pada 4.
kondisi yang di hadapi
d. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada .......................
e. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada .......................
f. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada .......................
g. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada .......................
h. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada .......................
i. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada .......................
j. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada .......................
k. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................

3 SLKI........................................................................................................... (Kode...............)
.
a. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
b. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
c. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
d. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
e. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
f....................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
g. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
h. ..................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
i. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
j. ...................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
k.. .................................................... Dipertahankan/ditingkatkan pada ...........................
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien :Ny.A


Umur :27 Tahun
Nomor Register :

N
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI (SIKI)
O
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens Manajemen Nyeri (I.08238)
cidera fisik yang di tandai dengan Pasien O : Identifikasi lokasi karateristik,
mengatakan nyeri, nyeri seperti tertusuk durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
tusuk benda tajam di perut bagian bawah, nyeri
skala nyeri 5, nyeri bertambah saat T : Berikan teknik non farmakologis
aktifitas, dan nyeri berkurang saat untuk mengurangi rasa nyeri
istirahat sejak 2 hari yang lalu E :Ajarkan teknik non farmakologis
pasien tampak menyeringai, untuk mengurangi nyeri
pasien tampak memengang area nyeri, C : kolaborasi pemberian analgesik
TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit

Ansietas berhubungan dengan


2. Reduksi Ansietas (I.09314)
kekhawatiran mengalami kegagalan yang
O : Monitor tanda-tanda ansietas
di tandai dengan pasien mengatakan
(verbal dan non verbal)
merasa cemas dan khawatir saat akan di
T : Gunakan pendekatan yang
lakukan suntik KB sejak 3 hari yang lalu.
tenang dan meyakinkan
Pasien tampak cemas
E : -Latih teknik relaksasi
pasien tampak panik
- Jelaskan prosedur, termasuk
pasien tampak tegang
sensasi yang mungkin
TTV :
dialami.
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. A


UMUR : 27 Tahun
NO.REGISTER :

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1 1 1. Mengobservasi tanda tanda vital
04/06/2020 TTV :
09.00 Wib TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit
10.00 Wib 2. Identifikasi lokasi karateristik, durasi,
frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
-Lokasi : bawah perut
-Karateristik : hilang timbul
10.30 Wib 3. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
- Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
11.00 Wib 4. Memonitor kepuasan pasien teknik
kolaborasi napas dalam

2 2 04/06/2020 1. Mengobservasi tanda tanda vital


09.00 Wib TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit
09.20 Wib 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
non verbal)
- Verbal : pasien bertanya tentang
KB suntik
- Non verbal : pasien
tampak,tegang,panik
10.00 Wib 3. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
10.30 Wib 4. -Latih teknik relaksasi
- Misalnya : Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi ansietas

- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi


yang mungkin dialami
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. A


UMUR : 27 Tahun
NO.REGISTER :

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1 1
05/06/2020 1. Mengobservasi tanda tanda vital
10.00 Wib TTV :
TD :120/70 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 88 x/menit
RR :22x/menit
11.00 Wib 2. Identifikasi lokasi karateristik, durasi,
frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
11.30 Wib 3. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
- Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
12.00 Wib 4. Memonitor kepuasan pasien teknik
kolaborasi napas dalam

2 2 05/06/2020 1. Mengobservasi tanda tanda vital


10.00 Wib TTV :
TD :120/70 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 88 x/menit
RR :22x/menit
11.00 Wib 2 Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
non verbal)
- Verbal : pasien tampak bertnanya
tanya tentang KB suntik
- Non verbal : pasien tampak
gelisah,tegang,panik
11.30 Wib 3 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
12.00 Wib 4: -Latih teknik relaksasi
- Misalnya : Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi ansietas

- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi


yang mungkin dialami
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Ny. A


UMUR : 27 Tahun
NO REGISTER :

NO NO.DX JAM EVALUASI


1 1 04/06/20 S :.Pasien mengatakan nyeri, nyeri seperti tertusuk tusuk
09.00 wib benda tajam di perut bagian bawah, skala nyeri 5, nyeri
bertambah saat aktifitas, dan nyeri berkurang saat istirahat
sejak 2 hari yang lalu

O : - pasien tampak menyeringai


- Pasien tampak memengang area nyeri
TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit

A :masalah belum teratasi


P :intervensi dilanjutkan
-Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
-Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri :
kolaborasi pemberian analgesik

2 2 04/06/20
S : pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir saat akan
09.00 wib di lakukan suntik KB sejak 3 hari yang lalu.

O :- Pasien tampak cemas


- Pasien tampak panik
- Pasien tampak tegang
TTV :
TD :120/90 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR :20x/menit

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan
Latih teknik relaksasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami.
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Ny. A


UMUR :27 Tahun
NO REGISTER :
NO NO.DX JAM EVALUASI
1 1 05/06/20 S : Pasien mengatakan masih nyeri, nyeri hilang timbul seperti
10.00 wib tertusuk tusuk benda tajam di perut bagian bawah, skala nyeri 4,
nyeri bertambah bila dibuat aktifitas, nyeri berkurang jika dibuat
istirahat .
O:
TTV
TD :120/70 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 88x/menit
RR :22x/menit

A :masalah teratasi sebagian


P :intervensi dilanjutkan
-Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
-Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
nyeri : kolaborasi pemberian analgesik

2 2 05/06/20 S : Pasien mengatakan cemas sudah berkurang


O:
10.00 wib TTV
TD :120/70 mmHg
Suhu : 37,5 0 C
Nadi : 88 x/menit
RR :22x/menit

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai