Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL PADA Ny.

I DENGAN MASALAH
NYERI AKUT G2P1A0
DI POLI KIA/KB PUSKESMAS KEDIRI

OLEH:

I WAYAN ANDIKA HARDINATA


019.02.0930

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2019/2020
LAPORAN
PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE (ANC)

I. Pengertian
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 1996).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa
Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).

II. Tujuan Pelayanan Antenatal Care


a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan
memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri
selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi
komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi dan social
(Kusmiyati, et al., 2008).

III. Pelayanan Antenatal Care


Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena
hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu hamil
yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil (Nadesul, 2006).
Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145 cm perlu
diperhatikan kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan pada saat persalinan
(Depkes RI, 1998).
2. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah
tinggi,
protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan
darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam
atau tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi. Apabila
preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan menjadi eklamsi (Mufdlillah, 2009).
3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi secara
dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundus
uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa, janin
ganda atau hidramnion (Nadesul, 2006)
4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuai jadwal).
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus. Jadwal
pemberian imunisasi TT sebagai berikut:
Interval (selang Lama
Antigen % perlindungan
waktu minimal) perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenata pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun * 80
TT1
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT2
TT4 1 tahun setelah 10 tahun 99
TT3
TT5 1 tahun setelah 25 tahun/seumur 99
TT4 hidup
Ket : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan
terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum) sumber: (Prawirohardjo, 2006).

5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan


Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet
setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)
dan asam folat 500 μg. Tablet besi sebaiknya tidak minum bersama kopi, teh karena
dapat mengganggu penyerapan (Prawirohardjo, 2006).
6. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, protein
urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi
tinggi dan atau kelompok perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria, tubercolusis, cacingan
dan thalasemia. (Meilani, et al., 2009).
7. Temu wicara (konseling)
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diri
selam hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tandatanda bahaya kehamilan dan
janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan
selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang disampaikan (Meilani, et al., 2009).

IV. Progam-progam dalam Antenatal Care


Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi
meliputi :
a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan
(PAGIN). (Depkes RI, 2009)

V. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care


Kunjugan Waktu Informasi Penting
Trimester Pertama Sebelum minggu ke 14 o Membangun hubungan
saling percaya antara
petugas kesehatan
dengan ibu hamil
o Mendeteksi masalah
dan menanganinya
o Melakukan tindakan
pencegahan seperti
tetanus neonatorum,
anemis kekurangan zat
besi, penggunaan
praktik tradisional yang
merugikan
o Memulai persiapan
kelahiran bayi dan
kesiapan untuk
menghadapi
komplikasi
o Mendorong perilakuk
yang sehat (giat,
latihan dan kebersihan,
dsb)
Trimester kedua Sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas
ditambah kewaspadaan
khusus mengenai
preeklampsia ( tanya ibu
tentang gejala – gejala
preeklapmsia, pantau TD,
evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui
proteinuria)
Trimester ketiga Antara minggu 28 – 36 Sama seperti diatas,
ditambah palpasi
abdominal untuk
mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Trimester ketiga Sama seperti diatas,
ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal,
atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran
dirumah sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ANC
1. Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami
- Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri
ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul.
Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak
normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau
ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki
panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,
selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion,
dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau
diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
 Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
 Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini kemungkinan
ada infeksi dalam kehamilan.
 Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
- Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
 Konsistensi uterus
Leopold II :
 Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala
janin Leopold III :
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih
goyang Leopold IV :
 Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk PAP

Tinggi Fundus Uteri berdasarkan minggu kehamilan

i. Tangan dan kaki


- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
- Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau
hiper

j. Pemeriksaan panggul
Panggul : genital luar
 Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna,
konsistensi, jumlah, bau)
 Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
Panggul : menggunakan spekulum
 Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks
sudah membuka atau belum
 Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
Panggul : pemeriksaan bimanual
 Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi)
dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
 Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam
vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri,
serta adanya masa.

Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :


Dari Janin :
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
 Bising rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus

Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher (VT)
(2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
 Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional
1. Risti perubahan nutrisi kurang Tujuan : 1. Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
dari kebutuhan tubuh Nutrisi terpenuhi secara R/ Memenuhi nutrisi ibu
berhubungan dengan adekuat 2. Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
perubahan nafsu makan, mual Kriteria Hasil : R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang
dan muntah (1) Menjelaskan komponen diperlukan ibu
diet seimbang prenatal 3. Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
(2) Mengikuti diet yg R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah
dianjurkan dan sebagai petunjuk
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ 4. Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
vitamin R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa
(4) Menunjukkan ↑ BB ( min menentang budaya yang dianut oleh ibu
1,5 kg pd TM I ) 5. Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan
atau BB dibawah normal meningkatkan risiko IUGR
6. Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB
yang terlalu tinggi atau rendah
7. Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan
oleh ibu
8. Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur
kehamilan
9. Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan
kebutuhan nutrisi
2. Risti defisit volume cairan Tujuan : 10. Auskultasi DJJ
berhubungan dengan Cairan terpenuhi secara R/ Mengidentifikasi keadaan janin
perubahan napsu makan, adekuat 11. Tentukan beratnya mual/muntah
mual dan muntah Kriteria Hasil : R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(1) Mengidentifikasi & 12. Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
melakukan kegiatan R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
untuk menurunkan 13. Anjurkan mempertahankan asupan cairan
frekwensi & keparahan R/ Memenuhi kebutuhan cairan
mual/muntah 14. Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake
(2) Mengkonsumsi cairan & output, Timbang BB
sesuai kebutuhan R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit,
(3) Mengidentifikasi tanda membran mukosa yang kering, penurunan BB salah
& gejala dehidrasi satu tanda dan gejala dehidrasi
3. Ketidakefektifan pola Tujuan : 1. Kaji status pernapasan
pernafasan berhubungan Pola napas efektif R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena
dengan pergeseran pergeseran diafragma
diagfragma sekunder Kriteria Hasil : 2. Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC
kehamilan (1) Melaporkan penurunan R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
keluhan sesak 3. Kaji kadar HB
(2) Mendemonstrasikan R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen
fungsi pernapasan baik dalam darah rendah, aliran darah ke otak terlambat
dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan
sehingga dapat menyebabkan ibu merasa sesak
4. Informasikan hubungan program latihan & kesullitan
pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu
ibu untuk mampu mengatur pernapasan sehingga
keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat
berkurang
5. Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan
4. Ketidaknyamanan Tujuan (1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor
berhubungan dengan Rasa nyaman terpenuhi R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang
perubahan fisik dan pengaruh Kriteria Hasil : dirasakan oleh klien
hormonal (1) Mengidentifikasi (2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama
tindakan yang pemeriksaan lanjutan
melegakan dan R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa
ketidaknyamanan
menghilangkan (3) Anjurkan pemakaian korset uterus
ketidaknyamanan R/ Menambah kenyaman ibu
(2) Melaporkan (4) Tekankan menghindari stimulasi puting
penatalaksanaan R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi
ketidaknyamanan pada rahim yang dapat menyebabkan ibu merasa
tidaknyaman
(5) Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan
terutama pada saat duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake
tinggi serat pada haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari
konstipasi yang akan menambah keparahan
hemoroid R/ Memberikan kenyaman pada ibu
(7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam
keluarga R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang
terlalu berat sehingga menyebabkan kelelahan pada
ibu
(8) Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam
tubuh selam hamil
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk


perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.

Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.

Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/

. (2008). Ante Natal Care. http://www.media-ilmu-keperawatan.com/

. (2008). http://farms-area.blogspot.com/2008/08/askep-ibu-hamil.com

. (2009). http://blog.asuhan keperawatan.com/

Anda mungkin juga menyukai